Share this picture
HTML
Forum
IM
Recommend this picture to your friends:
ImageFap usernames, separated by a comma:



Your name or username:
Your e-mail:
  • Enter Code:
  • Sending your request...

    T'nAflix network :
    ImageFap.com
    You are not signed in
    Home| Categories| Galleries| Videos| Random | Blogs| Members| Clubs| Forum| Upload | Live Sex


    wsktaj3's profile
    julia perez

    Saya kebetulan bekerja sebagai sutradara ,memang tidak setenar,dimas jay,ataupun rizal mantovani, tapi tidak sedikit juga artis bisa terkenal karena saya yang menyutradarai video klipnya.

    Mungkin hari itu, hari yang tidak akan bisa saya lupakan, seorang Julia perez ingin saya menjadi sutradara video klip kamasutranya, tidak banyak komentar, saya pun langsung menyetujuinya.dua minggu kemudian, saya pun memulai petualangan saya, saat itu belum ada kru yang datang, hanya saya dan jupe, kami berbasa-basi sebentar, hingga dia pun pamit untuk berganti baju, Terus terang saya sering horni bila membayangkan tubuh mulus dan montok jupe. Hingga muncul niat isengku untuk mengintip jupe saat sedang berganti pakaian. Kebetulan aku memang sudah merencanakan ini sejak lama, ada lubang besar yang aku persiapkan untuk melihat tubuhnya yang montok. Saat aku mengintip, aku langsung terpana, karena kulihat jupe saat itu sedang mulai berganti baju. Perlahan dia mulai membuka bagian atasannya, hingga tersembul bukit kembar yang berukuran 36 C yang putih dan montok yang masih dibungkus oleh bra hitam. Kemudian dia melepas celana jeans ketatnya hingga dia kini hanya mengenakan bra dan celana dalam. Sesaat dia berdiri melihat tubuhnya sendiri didepan kaca, tampaknya dia sedang mengamati tubuhnya sendiri. Kemudian dia mulai melepas bra-nya dan mencuatlah dadanya yang montok itu dengan pentil hitam yang terlihat jelas. Saat itu kontol ku sudah menegang dengan sempurna dan aku pun mulai mengocok kontolku sendiri.

    Tetapi ternyata saat itu bukan saya saja yang konak berat, ternyata jupe pun demikian, karena terlihat dia duduk didepan kaca dan mulai meremas-remas buah dadanya sendiri. Perlahan tangannya pun menelusup kebalik celana dalamnya dan mulai menggosok-gosok mekinya yang masih terbungkus celana dalam itu. "rejeki nomplok" kataku dalam hati karena bisa melihat jupe. Salah satu artis hot sedang masturbasi. Pemandangan itu berlangsung cukup lama, hingga tiba-tiba pintu ruang ganti jupe terbuka. Terlihat jupe cukup kaget dan buru-buru menutup tubuhnya dengan pakaian yang tergantung didekatnya. "Oh.. maaf kirain ga ada orangnya..." ternyata yang masuk adalah kabul. Oia aku lupa bilang,klo model prianya mas Kabul, yang biasa dipangggil tessy. Tapi anehnya dia tidak langsung keluar, tapi malah bengong ngeliatin jupe yang bugil. "Mas tessy, malah bengong, keluar cepetan!" ujar jupe. Tapi entah kenapa Tessy malah menutup pintu dan menguncinya dari dalam. "waduh mbak jupe, badannya seksi banget..." kata tessy sambil membuka pakaiannya sendiri hingga telanjang dan kontolnya yang hitam legam terlihat jelas. "Saya sudah tau apa yang mbak jupe lakukan... sini tak puasin sekalian ama kontolku mbak..." dan ternyata kontol tessy cukup besar dan sudah gaceng dengan sempurna

    "Apa yang mas lakukan... cepet keluar, atau saya teriak!!" ujar jupe. Tapi tessy malah menubruk jupe hingga mereka mepet ke dinding dan tessy langsung melancarkan serangannya dengan mencium jupe dengan brutal. seraya membekap mulut jupe dengan tangannya. jupe mulai berontak, tapi itu pun tak lama, karena perlahan jupe mulai melenguh dan mendesah ketika tessy menghisap kedua susunya secara bergantian. Tangan jupe mulai bergerak memeluk tessy dan mencari kontol tessy dan mulai mengocoknya. Tessy mulai paham bahwa jupe sudah menikmati permainannya, dia mulai membuka bekapan mulutnya dan menggantinya dengan cupangan di susunya.

    Sungguh pemandangan yang kontras, melihat tubuh montok jupe berhimpitan dengan tubuh kasar tessy. Untuk beberapa lama, jupe dan tessy saling berpagutan dengan rakusnya, hingga akhirnya jupe jongkok dihadapan tessy. Jupe meraih kontol tessy, mengocoknya dan menyepongnya dengan liar. Tampaknya nafsu sudah menguasai jupe. Untuk beberapa lama, Jupe mengulum, menjilat dan menghisap kontol tessy sedangkan tessy mulai kewalahan dengan perlakuan yang diberikan Jupe, tessy mulai bergerak maju mundur mengentot mulut Jupe yang seksi. Beberapa kali Jupe tersedak karena ukuran kontol tessy yang cukup besar dan panjang.

    Kini permainan berganti, Jupe didudukan di kursi, dan tessy mulai jongkok dan membuka celana dalam Jupe secara paksa hingga munculah vagina mulus dengan bulu yang tercukur rapi. Tanpa buang-buang waktu lagi, tessy mulai menjilati memek Jupe. Permainan lidah tessy ternyata hebat juga, terbukti terliat Jupe beberapa kali terserang orgasme yang hebat.

    "Udah mas, masukin aja.. keburu dipanggil main (syuting)" bisik Jupe ke tessy. Tessy pun menuruti keinginan Jupe, perlahan tapi pasti, tessy menggosok-gosokan di permukaan vagina Jupe hingga si artis bitchy itu pun mendesis keenakan "buruan mas... masukin..." desis Jupe. dan blesss kontol tessy yang berurat tersebut menerobos liang vagina Jupe yang sudah memerah. Kemudian tessy mulai mengocok vagina secara perlahan seakan-akan tessy ingin Jupe menikmati senti demi senti kont**nya yang besar, panjang dan berurat itu. Jupe melenguh setiap kali tessy memaju mundurkan kontolnya.

    Tessy mulai memompa dengan cepat ".. ah mass... saya mau nyampe nih.. " desah Jupe. tessy tidak terpengaruh, dia tetap memompa Jupe dengan cepat hingga akhirnya Jupe mengejang dan merapatkan kakinya untuk menekan pantat tessy agar kontol tessy terbenam lebih dalam lagi. Jupe mengalami orgasme yang entah keberapa kali. Sementara tessy sepertinya mulai merasakan ada serangan nikmat yang hendak keluar dari tubuhnya. Tessy mengganti posisi Jupe hingga Jupe menungging dan kemudian memompanya kembali dalam doggy style, menerima serangan yang bertubi-tubi Jupe mulai merasakan nafsunya kembali muncul. "Jupe saya mau kkkeluar....." ujar tessy "saya juga mass.... cepetan..." dan "Ahhhhshshshshssshsh"... tessy memuncratkan maninya dalam vagina Jupe... dan kemudian ambruk diatas tubuh Jupe yang saat itu masih menungging yang juga sudah kembali mencapai orgasmenya...

    Beberapa saat tessy, memeluk jupe dari belakang, kelelahan. terlihat keringat mereka membanjiri tubuh mereka hingga tubuh mereka terlihat mengkilap. Setelah beberapa lama, kemudian mereka bangkit dan mengenakan bajunya masing2. Kemudian tessy pun keluar setelah memastikan bahwa diluar kondisinya aman.

    Jupe kemudian mengelap tubuhnya dan vaginanya yang basah oleh semburan sperma tessy. setelah itu mulai mengenakan kostum. Tak sadar karena keasyikan ngocok, kontol ku pun memuncratkan air mani dengan derasnya, dan aku pun berjanji dalam hati, esok giliran aku yang mengentot sang bitchy girl…ato para kru2 ku yang akan ku izinkan untuk memerkosa Jupe….karena masih banyak waktu untuk itu semua……
     
      Posted on : Apr 17, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks SMA

    Kisah ini terjadi ketika aku duduk di kelas 2 SMA. Aku bersekolah di salah satu SMA swasta yang terbaik di kotaku. Setiap hari sabtu, kami diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pramuka. Pertama kali mengikuti kegiatan pramuka, aku dan beberapa teman sempat melihat ada seorang kakak pembina yang menarik. Wajahnya sih memang tidak terlalu cakep. Tapi tubuhnya yang tinggi dan atletis itu sering kali membuat kami berdecak kagum bahkan tak jarang menelan ludah.

    Kebetulan aku menjadi ketua regu, dan setiap kali usai latihan aku harus melaporkan atau pun membantu kakak pembina untuk membereskan segala sesuatunya. Karena reguku sering mengikuti perlombaan Pramuka antar sekolah maka secara tidak langsung hubunganku dengan kakak-kakak pembina pun semakin dekat. Namun kakak yang satu itu sebut saja namanya Andre, dia adalah orang yang sangat cuek Setiap selesai latihan aku selalu ikut bergabung dengan kakak-kakak pembina yang lain untuk sekedar bersendau gurau ataupun untuk mempersiapkan materi atau menyusun acara.Aku seirng mencuri-curi pandang pada Kak Andre yang selalu diam seolah tidak pernah merasakan sikapku yang selalu diam-diam memperhatikannya. Dalam hatiku mulai tumbuh perasaan yang lain terhadap Kak Andre. Sampai aku berjanji dalam hati, aku harus bisa menaklukannya. Memang untuk menaklukan hati cowok di sekolahku bukan suatu masalah buatku. Karena aku termasuk memiliki wajah dan body yang di atas rata-rata. Selain itu aku di kenal sebagai siswi yang aktif dan memiliki banyak kelebihan.


    Tak terasa sudah satu semester berlalu. Setiap kali usai kegiatan Pramuka aku selalu memperhatikan Kak Andre. Tapi dia tidak menunjukan adanya perubahan sikap. Aku semakin penasaran tentunya. Sehabis penerimaan raport semeter satu. Sekolah mengadakan perkemahan selama 4 hari 2 malam di bumi perkemahan Pacet, Mojokerto. Dan kegiatan ini adalah kegiatan wajib yang harus diikuti semua siswa tanpa terkecuali.Pada hari yang di tentukan, kami semua berkumpul di sekolah dan berangkat ke perkemahan dengan mengendarai bus-bus yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah. Sesampainya di sana, kami langsung menempati lokasi sesuai dengan denah lokasi yang ditentukan. Masing-masing regu mendapat 1 tenda besar dan 1 tenda sedang. Sedangkan di POSKO terdapat tenda super besar 2 buah yang di gunakan untuk berjaga oleh kakak-kakak pembina. Selain itu di beberapa sektor juga terdapat tenda-tenda kecil untuk tempat kakak-kakak pembina berjaga sehingga tidak ada yang bisa melintas dari perkemahan putra ke perkemahan putri dan sebaliknya.Hari pertama acara berlangsung dengan lancar.

    Semua sesuai dengan jadwal dan yang direncanakan.Hari kedua juga demikian. Di setiap acara aku juga selalu memperhatikan Kak Andre. Aku juga masih tidak merasakan adanya perubahan dari sikapnya. Pada hari ketiga aku kebagian jadwal mencuci. Sore itu aku turun membawa semua yang perlu dicuci, aku berjalan ke sungai dekat situ.Ditemani salah seorang anggota reguku aku pun mencuci. Sore itu tiba-tiba mendung gelap sekali. Aku langsung menyuruh anak buahku untuk kembali ke tenda karena aku ingat tenda dalam keadaan setengah terbuka habis dibersihkan dan anak buah yang lain sedang mengikuti kegiatan. Aku bilang pada Dian, “Sudah, kamu kembali ke tenda saja dan tunggu aku di sana.. keliatannya akan hujan.” Sementara Dian berlari-lari kecil meninggalkanku, aku melanjutkan mencuci yang tinggal sedikit lagi.

    Tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda, hujan langsung turun dengan derasnya. Aku pun berlari hendak menuju ke tenda. Karena terburu-buru dan jalanan menjadi licin karena hujan, aku terpeleset. Spontan aku berteriak. Tiba-tiba ada cahaya senter menerpa wajahku. Aku tidak dapat melihat siapa yang berada tepat di depanku, aku jadi takut. Tiba-tiba kudengar suara, “Sedang apa kamu Ria?” suara itu begitu kukenal. Sebelum aku ingat suara itu milik siapa, pria itu mendekatiku. Lalu dia membantuku berdiri. Karena kakiku terkilir aku berteriak kesakitan, “Aduh..” sambil terduduk lagi. Pria itu pun berjongkok di sebelahku baru aku sadar ternyata dia Kak Andre. Aku tercengang dan jadi salah tingkah.Kemudian kami saling bertatapan sejenak. Begitu dekat wajah kami. Kami saling berpandangan. Mata kami saling menatap begitu dalamnya, sementara hujan deras tetap membasahi kami berdua. Tiba-tiba aku merasakan ada tangan mengusap lembut pipiku. Menyibakan rambutku yang basah dan menutupi sebagian wajahku. Usapannya begitu lembut. Aku benar-benar tak menyangka. Kak Andre yang selama ini kulihat begitu cuek dan seolah tak peduli dengan keadaan sekitarnya bisa begitu lembut. Dan tanpa banyak bicara dia menggendongku. Sambil berlari menerobos hujan dan kegelapan malam. Kami sampai di tenda posko. Rupanya Kak Andre sedang berjaga di posko dekat dengan tempatku mencuci. Dia membawaku masuk ke dalam tenda.

    Aku terduduk di sana dan sedikit menangis, aku merintih karena kakiku kurasakan sangat sakit. Kemudian Kak Andre mengambil minyak dari dalam tas yang ada di sana. Dia menggosok kakiku yang terkilir sambil dipijat-pijat. Aku sempat memekik beberapa kali. Tapi kemudian kurasakan sakitnya berkurang. Aku pun mengatakan, “Sudah Kak.. sudah mendingan,” suaraku memecah kesunyian berbaur bersama suara hujan yang makin deras dan kilat yang bersautan.Kemudian Kak Andre duduk di sebelahku. Kami saling bercerita. Aku benar-benar tidak menyangka pria yang selama ini sangat cuek dan tidak peduli itu bisa bercerita panjang lebar. Tiba-tiba dia memegang tanganku. Sambil menatapku dalam-dalam, dia mengatakan kalau dia suka dan sayang padaku. Bagaikan disambar petir yang begitu dahsyat mendengar perkataannya. Aku sangat terkejut juga sangat senang mendengarnya. Apalagi ketika Kak Andre mengatakan bahwa dia ternyata sudah cukup lama suka padaku hanya saja karena pengalamannya sering ditolak maka dia tidak berani mengungkapkannya.

    Aku beranikan diri bersandar di pundaknya. Ternyata Kak Andre pun memelukku. Aku tak sadar apa yang terjadi sampai ketika aku sadar mulut kami telah saling berciuman dengan dahsyat. French kiss yang begitu lembut tapi penuh dengan gelora. Belum pernah kurasakan sebelumnya. Sementara tangan Kak Andre mengusap-usap rambutku yang basah. Lalu turun ke pipiku. Dan lidah kami saling berpagutan. Aku merasakan bibir Kak Andre merambat turun. Dia menciumi leherku. Tubuhku merinding seketika saat kurasakan hangat nafasnya mengalir di leherku begitu kontras dengan dinginnya udara malam itu. Tangan Kak Andre kurasakan menyentuh bahuku. Lalu perlahan turun dan memegang kedua bukitku, diusapnya kedua bukitku yang bersembunyi di balik baju pramukaku. Perlahan di lepasnya kancing bajuku satu persatu. Kemudian direbahkannya aku. Aku sadar, kutahan tangan Kak Andre yang mendorongku.”Jangan Kak nanti ada yang lihat..” kataku. Tapi Kak Andre menggeleng, “Tenang.. tidak ada yang kemari kok, aku jamin.” Lalu Kak Andre mencium bibirku, sambil tangannya bergerilya di dadaku. Diusap, diremasnya dengan mesra kemudian dia mencium leherku. Aku mendesah, ciumannya turun ke dadaku, dikulumnya dan dihisap, “Uhhmm.. benar-benar nikmat..” rasa hangat mengalir dalam tubuhku. Sambil tangannya meremas-remas buah dadaku, Kak Andre terus mengisap dan menjilat buah dadaku bergantian yang kanan dan kiri.Kemudian dia melepaskan bajunya. Aku sungguh tercengang melihat tubuhnya yang kekar itu. Tangannya yang kekar, bahunya yang bidang, dadanya yang berotot, perutnya yang sixpack, tak sanggup aku menahan air ludahku untuk tak mengalir saat melihatnya. Kemudian dia melepaskan celana panjangnya sehingga sekarang hanya memakai celana dalam saja.Kak Andre kembali mengisap kedua bukitku. Sambil tangannya bergerilya, makin lama makin turun, mengusap pahaku. Tangannya bisa bergerilya dengan bebas karena aku masih menggunakan rok Pramuka. Perlahan kurasakan tangannya naik, berusaha menyentuh celana dalamku dan melalui sela-selanya dia mengusap kemaluanku. “Aahh..” sungguh sensasi yang luar biasa, dia mengusap-usap klitorisku, karena tangannya terhambat kemudian dia menarik dan melepaskan celana dan rokku.

    Tangannya terus bermain-main di dalam kemaluanku yang kurasakan sudah sangat basah. “Uhhmm..” rasanya aku sudah tak mampu menahan gelora nafsuku lagi. Kak Andre menarik tanganku, mendekati kemaluannya yang sudah berdiri dengan tegak hingga menyembul dari celana dalamnya. Aku benar-benar terbelalak dan terpesona melihatnya. Langsung saja kuusap-usap dan kupermainkan kemaluan Kak Andre.Tiba-tiba kurasakan ada barang basah di kemaluanku. Ternyata Kak Andre memainkan lidahnya. Dijilatnya kemaluanku dan diisap sambil sesekali dia menusuk-nusukan lidahnya bergantian dengan tangannya ke dalam lubang vaginaku. Nafsuku telah bergelora. Aku jadi teringat blue film yang pernah kutonton. Perlahan namun pasti kumasukan kemaluan Kak Andre ke dalam mulutku. “Uhhmm..” Kak Andre mengerang. Aku jilat kepala penis Kak Andre sambil kukocok-kocok batang kemaluannya kuhisap sesekali, sementara Kak Andre tetap mempermainkan kemaluanku dengan lidahnya.Kami mengambil posisi 69, berdampingan. Kocokanku dan hisapanku makin kuat. “Uhhmm.. nikmat sekali Sayang..” Kak Andre mendesah. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kak Andre mengeluar-masukan jarinya bergantian dengan lidahnya ke dalam kemaluanku. “Uhh Kak.. aku tak tahan lagi.. aku mau sampai Kak..” kurasakan ada sesuatu membasahi kemaluanku dan Kak Andre mengisapnya kuat-kuat kemudian ditelan semuanya. Lalu Kak Andre memutar badan, dia mencium bibirku dengan ganas. Dia menindihku. Kakiku dibukanya dan dia mempermainkan kepala kemaluannya di klitorisku sambil tetap berciuman denganku. Aku merasakan di bawah sana sudah semakin basah.Tiba-tiba, “Bless..” dan, “Aacchh..” aku memekik, badanku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Kak Andre membiarkan kemaluannya tetap tertancap di dalam tanpa bergerak sedikit pun sampai badanku melemas. Kupeluk erat Kak Andre sambil meneteskan air mata. Kak Andre mengusap air mataku dan menciumiku. Dia bertanya apakah sakit? Aku hanya mengangguk kemudian menggeleng. Aku benar-benar tidak tahu apakah itu sakit atau kenikmatan yang luar biasa. Kak Andre kembali mencium sambil memelukku.Tiba-tiba nafsuku bergelora kembali setelah sempat terhenti. Kuciumi Kak Andre makin ganas. Perlahan namun pasti Kak Andre menggoyangkan badannya maju mundur dan kemaluannya bergerak keluar masuk. Pertama, perlahan-lahan, makin lama gerakan makin cepat. “Uhh..” aku benar-benar tidak tahan, kemaluan Kak Andre yang begitu panjang, keras dan besar benar-benar membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    “Uhhm Kak.. aku tak tahann.. aku mau keluar Kak..” Kak Andre bergoyang makin cepat lalu kurasakan kembali kemaluanku basah. 2-0 sudah untuk Kak Andre.Kemudian aku bangun, aku membalikkan badanku. Sekarang Kak Andre memasukan kemaluannya dari belakang. Aku melihat di dalam tenda bayangan tubuhku dengan Kak Andre sangat indah, hal ini membuatku makin terangsang. Aku memutar kepalaku dan mencium Kak Andre sambil Kak Andre meremas bukitku. Sementara kemaluannya masih terjepit di dalam kemaluanku, begitu luar biasa sensasi yang kurasakan.Lalu Kak Andre bergoyang dengan cepat. “Uhhmm..” nikmat sekali kurasakan, seolah kemaluan Kak Andre begitu terjepit di dalam kemaluanku. Kak Andre bergoyang makin cepat, makin cepat. Kemaluannya serasa menyodok-nyodok rahimku. “Ohh God..” aku tak tahan lagi, kepalaku bergeleng ke kanan ke kiri tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa. Goyangan Kak Andre makin cepat, keluar masuk, keluar masuk, kepala terasa mulai pusing. Aku mencengkeram besi yang menopang tenda. “Ah.. Aku tak tahan Kak.. keluarkan cepat,” kataku.Tiba-tiba kurasakan tubuhku mengejang dengan dahsyat. “Kakk..” rintihku. Dan, “Crott.. crott..” Air mani Kak Andre kurasakan menembak rahimku begitu hangat mengalir deras dalam rahimku. Tubuhku lunglai lemas. Kak Andre menciumku dan mengatakan kalau dia sangat sayang padaku. Aku pun tertidur sampai kemudian Kak Andre membangunkanku ketika hujan sudah berhenti, maka aku pun kembali ke tendaku sendiri dengan membawa kenangan yang tak terlupakan.Hubungan mesum kami terus berlanjut sejak saat itu. Begitu selesai kuliahnya, Kak Andre melamarku untuk menjadi istrinya. Kini kami hidup bahagia dengan 2 orang anak balita yang tampan dan lucu-lucu.

     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks sophie navita

    Sophie Navita setengah memaksa membawa Burhan ke kamar hotelnya, Burhan mengelus elus pada rok Sophie Navita yang basah itu. Sophie Navita sampai tergelak Burhan mulai terangsang, tak kalah nakal Sophie Navita pun gantian meremas kontol Burhan yang sudah ngaceng itu, kedua manusia dimabuk asmara birahi itu turun dari atap hotel kemudian menuju ke sebuah kamar, Sophie Navita tak henti hentinya meremas kontol Burhan yang hanya memakai celana kolor tanpa celana dalam, selepas Sophie Navita menutup pintu, Burhan langsung di dorongnya ke ranjang, sehingga Burhan langsung rebahan. Sophie Navita dengan nakal menyunggingkan senyumnya yang sangat bernafsu untuk dikawini malam itu. Perlahan lahan Sophie Navita membuka pakaiannya, memeknya benar benar memerah karena dioral sendiri ketika melihat Magdalena di kawini di lantai atap gedung hotel “Sayaang .. aku dah nggak tahan nich .. bayangi kontolmu ngobok obok memek Lena .. kamu pasti lemes khan ? “ ujar Sophie Navita dengan melemparkan gaun tipis itu, terlihat kemulusan tubuh Sophie Navita ini, memeknya penuh dengan jembut, buah dada benar benar kenyal dan keras dilanda nafsu tak tertahankan itu, apalagi kontol Burhan yang ngaceng bak tugu monas itu sampai membuat Sophie Navita meneteskan air liurnya tidak tahan. “Nggak tahan ya Mbak Sophie ?” goda Burhan dengan gemes “Duuh .. kamu benar benar kurang ajar sayaaaang … sudah tau aku ngebet pengin dientotin kamu malah godain aku .. payah .. “ jawab Sophie Navita dengan naik ke ranjang kemudian mengangkangi Burhan yang tiduran dengan berganjal bantal. “Kamu diam aja kalo lemes, Mbak Sophie yang ewein kamu .. memekin kontolmu “ sahut Sophie Navita dengan tersenyum nakal, lepas tersenyum air liurnya kembali menetes dan ditertawakan oleh Burhan. “Sialaan kau sayaaaaaaaaaang .. awas yaaa .. aku ngebet dikawini kamu malah tertawain aku .. dasar kontol “ maki Sophie Navita tidak tahan memegang kontol itu dan diarahkan ke lubang memeknya yang memerah itu. “Uuuuuuuuuuuh .. dasar lonte kau Mbak Sophie .. kirain aku ayam langsung dikangkangi “ keluh Burhan dengan mengelus elus paha Sophie Navita yang benar benar mulus itu. “Huuuuuuusss .. enak aja Mbak Sophie dibilang lonte .. kamu khan sudah ngasih satu anak .. aku ini istrimu sayaaaaaaaaaang .. ayo deh sayaaang .. kasih anak kedua deh .. yang ganteng kayak kamu ..” ujar Sophie Navita dengan menekan ke bawah membua Burhan sampai meringgis “Aaaaaaaaaaaauh Mbaaaaaaaak aaaaaaaaaaah .. memekmu nakaaaaaaaaal “ lenguh Burhan tidak tahan sempitnya memek Sophie Navita yang tidak dioral semau maunya “Biariiiin .. kontol nakaaaaaaaaal .. suka ngawini artis artis .. awas yaaa .. kalo absen ngawini Mbak Sophie “ ledek Sophie Navita tidak tahan dengan mata jalang menatap Burhan. Tenang tenang saja presenter jalang nan nakal Sophie Navita ini, kontol itu dipaksakan masuk lebih dalam, sampai sampai membuat Burhan yang sudah kelelahan harus melayani nafsu bejat Sophie Navita ini. Sophie Navita semakin bergairah menggarap Burhan yang sudah 3 kali diperas kontolnya oleh Semok Tina Talisa, Mona Ratuliu dan Magdalena. Burhan sampai diam dan menunggu gerakan Sophie Navita menekan terus. “Uuuuuuuuuuuh .. kontolmu benar benar membuat Mbak Sophie melayaaaaaang sayaaaaaaaaaang ……… mmmmmmmmmmmhhh … oooooooh … kontolmu aaaaaaaah … benaar benaar menggesek dinding memek Mbak Sophie .. sayaaaaaaang aaaaaaaaaauh .. kamu diaaaaam aaaaaaaaah .. akan kubangkitkan gairahmu lagi .. masih ada dua artis yang harus kau garaaaaaaaaaap .. Nafa dan Maia menunggumu sayaaaaaaaang .. “ lenguh Sophie Navita yang mulai kedodoran merasakan sesaknya kontol Burhan itu. “Kok tahuuuuuuu ..aaaaaaaaaaauuuuuuuh .. uuuuuuuh Mbaaaaaaak aaaaaaaah .. Mbak Sophie .. kontolku aaaaaaaaaah .. tahaaaaaaaan sayaaaaaaaaang .. Mbaaaaaaaaaaak “ lenguh Burhan tidak tahan dengan kenakalan Sophie Navita yang merapatkan kakinya agar kontol Burhan dijepit dengan kuat.

    “Rasain lu .. enak aja nggak ngasih jatah ke aku .. tanggung akibatnya “ ancam Sophie Navita yang sudah mulai nikmat merasakan kontol itu masuk ke dalam memeknya yang basah.

    “Iyaaa iyaaaaaa aaaaaaah .. aku akan selalu mengawini Mbak Sophie .. aku janji .. Mbak aaaaaaaaah .. kakimu lebarin donk .. sakit tauk .. kontolku bisa impoten “ kata Burhan dengan kata kata tak karuan.
    “Hihihihihi .. bocah nakaaaaaaaaal .. suka ngawini istri orang sembarangan … masak istri para artis kau kontoli, kau hamili dan nggak mau tanggung jawab “ ledek Sophie Navita dengan gemas sambil menghujamkan selakangannya agar kontol itu mentok dalam memeknya yang basah
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ erang Burhan dengan badan mulai meliuk liuk tidak tahan himpitan memek Sophie Navita yang sempit itu
    “Naaaaaaaaah rasaiin sekaraaaaaaaaaaang … “ goda Sophie Navita dengan gemas sambil mengelus elus bagian atas memeknya yang menggelembung dimasuki kontol besar itu.
    “Sialaaaaan kau Mbaak Sophie.. awas ya kalo ngancam ancam aku kayak gitu .. nggak aku kawini lagi besok “ balas Burhan membuat Sophie Navita menjadi tergelak.
    “Mana berani kamu nggak ngontoli aku ? pasti pengin .. kalo Pongky pergi kamu pasti ke rumah, nyodok nyodok memekku sampai aku ketagihaan .. hihihihi .. nakal sekali kau, sayaaaaaaaaang .. siap ya sayaaaaaaaang .. kamu diam saja .. biar Mbak Sophie yang bangkitin gairahmu .. “ ujar Sophie Navita dengan mencoba menaikan selakangannya yang setengah seret itu.
    Dengan mata terpejam, Sophie Navita naik turun dengan pelan pelan, lenguhan Sophie Navita mulai terdengar
    “Uuuuuuuuuh aaaaaaaaaaaauh .. uuuh …mmmmhh .. kontolmu aaaaaaaaah .. kok seret banget sayaaaaaaaang .. duuuh memekku sakit aaaaaaaaaaaaaaaaauh mmmmmmmmmmhhh .. “ lenguh Sophie Navita dengan wajah semakin penuh dengan keringat, badannya mulai gemetar merasakan gesekan di memeknya yang benar benar menggesek penuh kerapatan itu
    “Rasain .. rasaaaaaaaaaaaaaain kau Mbak Sophie .. lonte sok ngatur … “ maki Burhan dengan meremas buah dada Sophie Navita yang sekal dan montok itu.
    “Iyaaaaaaaa aaaaaaaaaaah mmmmmmmmmmmhh …………ouuuuuuuuuuuugh .. aduuuh memekku bisa gosoooooong nih aaaaaaaaaaaaaaaaaauh ssssssssssssssh ssssssssshh hhh .. “ desis Sophie Navita tak karuan dengan naik turun walau tidak cepat, belum beberapa lama Sophie Navita sudah tak karuan lenguhan dan erangannya.
    “Lontekuu .. Sophie Navita .. lonteku sayaaaaaaaaang … makanya jangan maksa gitu aaaaaaaaaah “ ledek Burhan sampai membuat Sophie Navita terbelalak, matanya kemudian memandang ke bawah melihat bagaimana kontol besar itu keluar masuk memeknya, gesekan yang seret itu memang membuat Sophie Navita menjadi tidak tahan.
    Sophie Navita kemudian berhenti pada tarikan ke atas, kemudian tangannya diludahi dan kontol itu diusapnya dengan air liurnya.
    “Biar lancar sayaaaaaaaaaaang … oke deh .. Sophie Navita siap jadi lontemu .. “ goda Sophie Navita dengan menekan ke bawah tiba tiba membuat Burhan mendelik, belum sempat delikan itu berhenti Sophie Navita naik kembali menggoyang
    “Ayo germooo artis … “
    “Enak aja ngajak ajak .. Mbak Sophie yang memekin aku .. aku nggak mau ngontoli “ sahut Burhan dengan meremas buah dada membusung milik presenter nakal ini.
    “Iyaaaaaaaa aaaaaaaaaah .. aaaaaaaaaaaauh uuuuuuuuuh .. kontolmu mulai lancaaar sayaaaaaaaang .. oooooooooh mmmmmmmmmmmhhh .. nikmatnya .. aku genjot sayaaaaaaaang .. aku memekin kamu .. kamu diam ajaaaaaaaaaa “ sahut Sophie Navita dengan naik turun, gerakan Sophie Navita semakin cepat selepas memeknya lancar dimasukin kontol itu, erangan demi erangan Sophie Navita yang naik turun itu semakin liar, genjotan demi genjotan liar Sophie Navita turun naik menghujam dan menelan kontol itu sampai mentok di bagian terdalam memeknya yang basah.
    Sophie Navita semakin tidak tahan, genjotan demi genjotan itu sampai membuat memek Sophie Navita menyempit dengan cepat
    “Sayaaaaaaaang aaaaaaaaaah nggak kuaaaaaaaaaaat kamuuuuu nakaaaaaaaaaal aaaaaaah “ erang Sophie Navita dengan tak karuan, matanya merem melek naik turun, dadanya dibusungkan sambil naik turun, tangan Burhan meremas remas terus susu Sophie Navita itu.
    “Ooooooooooouh .. mmmmmmmmmmmmhhh aaaaaaaaaauh sssssssssssssssh sssssshhhh ssssssshh hhhhhh .. aaaaaaaaaauh … mmmmmmmmhhh mmmmmmmmmmfhhh .. aduuuuuuuuh .. aaaaaaaah “ erang Sophie Navita tak karuan
    Dengan hujaman lima kali, Sophie Navita mencapai klimaks, badannya sampai tergetar hebat, pada hujaman terakhir Burhan bangun, tangan kanannya meremas buah dada Sophie Navita dengan keras dan tangan kirinya meremas pantat Sophie Navita yang bahenol itu, Sophie Navita menegang kemudian berkelojotan mencapai klimaks
    “Aakuuuuuuuu aaaaaaaaaaaah sampaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaai “ erang Sophie Navita dengan lemas terkapar memeluk Burhan, dibenamkannya kepala Sophie Navita ke pundak Burhan dan diam dengan nafas ngos ngosan.
    “Tenaaaaang aaaaaaaaaaah ssssssssssshh sssssssssssshh hhhh “ bisik Burhan dengan mengelus elus punggung mulus Sophie Navita yang penuh dengan keringat birahi. Sophie Navita tidak menjawab dan hanya diam. Burhan membiarkan Sophie Navita menikmati sisa sisa orgasme, cairan orgasme Sophie Navita memeleh keluar di sela sela kontol Burhan yang terjepit.
    Tak lama kemudian Sophie Navita menarik kepalanya, kemudian tersenyum dan memagut Burhan yang telah mengawini dengan sukses di ranjang hotel itu.
    “Kapan kamu ngajak Mbak Sophie kencan di Bali ?” tanya Sophie Navita dengan penuh harap
    “Hmmm .. ngawini Mbak Sophie nggak usah make kencan .. gaya ayam kok make plesiran “ ledek Burhan
     “Aaaaaaaaaaaaaaah jangan gitu donk .. aku khan puas banget dikawini sama kamu .. harus ada timbal balik donk .. “ rengek Sophie Navita.
    “Nanti saja .. aku pengin genjot Mbak Sophie dulu .. ganti gaya yaaaaaaaaaa .. “ ajak Burhan
    “Oke deeeeeeeeeeh .. aku balik ya ?” tanya Sophie Navita dengan gemes, kemudian memutarkan badanya, Burhan merasakan gesekan memek Sophie Navita yang memutar itu, Sophie Navita sampai meringgis kesakitan, matanya terpejam dan bibirnya tergigit dengan kuat
    “Uuuuuuuuuuuuuuuuuuh .. kontol edaaaaaaaaaaaan “ maki Sophie Navita merasakan kontol itu tergesek gesek di dinding memeknya itu.
    Selepas Sophie Navita berputar, Burhan memeluk tubuh Sophie Navita kemudian direbahkan sehingga Sophie Navita kini menindih Burhan dengan dada berada di atas, Burhan memegang kedua bukit kembar milik Sophie Navita berlawanan, tangan kiri di buah dada sebelah kanan dan sebaliknya
    “Duuuh .. kamu aaaaaaaaaah .. aku nggak tahan kamu suka remes susuku sayaaaaaaaaaang .. nakaaaaaal aaaaaaaaaah “ keluh Sophie Navita yang memang kurang suka dengan gaya toketnya diremes remes sambil memeknya dikontoli keluar masuk.
    Setelah Sophie Navita merebah dengan punggung bersandar pada Burhan, Burhan langsung meremas buah dada milik Sophie Navita sehingga sontak Sophie Navita tidak tahan dengan menggelinjang tak karuan
    “Shiiiiiiit aaaaaaaaaaaaaaah uuuuuuuh mmmmmmmmmh.. No .. Nooooo aaaaaaaaaah duuuuuuuuuh .. duuuuuuh .. memekku sakit .. aaaaaaaduuh … sayaaaaaaaaaaang “ erang Sophie Navita tidak kuat melawan gerakan Burhan yang kini pegang kendali mengawini Sophie Navita itu
    “Kukawini Mbak Sophie .. rasain yang minta dikawinin “ ledek Burhan dengan menggerakan kontolnya keluar masuk memek Sophie Navita yang menjerit jerit tidak tahan dikawini dalam posisi seperti itu
    “Iyaa aaaaaaaah ini perkawinan kita sayaaaaaaaang .. aku rela dikawini .. teruus yaaaaaaaaang .. teruuuuuuus kontoooooooool .. puaskan kamu .. Mbak Sophie siaaaaaaaap “ jawab Sophie Navita dengan mata merem melek merapat di kepala Burhan itu, Burhan mencium pipi Sophie Navita dengan tetap bergerak menggenjot memek Sophie Navita yang semakin lancar dikawini itu.
     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks farah quinn dan olla ramlan

    Kami berdua terlelap dalam mimpi masing masing, kurasakan kehangatan tubuh Olla Ramlan yang kupeluk di sofa empuk itu. Aku tidak menyangka kalo hari sudah menginjak pukul 7 pagi, kurasakan hembusan nafas teratut Olla Ramlan yang masih erat memelukku dengan kontolku tertancap dalam kehangatan memeknya itu, kurasakan kontolku benar benar sakit dalam jepitan memeknya itu, terasa lengket sekali karena lendirku sudah mengering, aku lalu membangunkan Olla Ramlan yang masih terpulas di buai mimpi indah itu, Olla Ramlan menggeliat, matanya terasa berat untuk dibuka, namun tak lama kemudian membuka matanya, kutarik kepalanya, dan kusaksikan cantiknya wanita ini di pagi hari dengan senyum yang cantik, dengan malu malu janda doyan kontol itu menunduk karena merasakan memeknya merasa ada yang mengganjalnya, namun kembali Olla Ramlan justru merebahkan kepalanya di pundakku lagi, namun aku tetap menarik kembali kepalanya yang berambut panjang itu.

    “Tante bangun donk .. dah siaaang nih .. “ bisikku, namun Olla Ramlan tetap diam sambil memejamkan matanya

    “Ntar nanti aku kontoli lagi deh .. aku akan berikan kepuasan lagi setelah aku bercinta dengan Mbak Terry dan Mbak Faraah .. please .. sayaaang .. tanteku sayaaang .. tanteku sayaaang .. tanteku yang doyan kontol .. bangun deeh .. ayo Tante Olla Ramlan yang haus kontol … “ bisikku dengan kata kata vulgar membuat Olla Ramlan tersenyum lalu membuka matanya

    “Oh yaa ? janji ya .. awas kalo bohong nggak ngasih jatah sama Tante Olla ” tanya Olla Ramlan dengan tersenyum, Olla Ramlan kemudian menaikan selakangannya, terasa sekali kontolku luar biasa seret, sampai Olla Ramlan tertahan sambil menggigit bibirnya

    “Huuuuuuuh .. sayaaang .. susah nyabut kontolmu .. hihihihihi .. biarin di dalam aja ya “ goda Olla Ramlan dengan tergelak

    “Ya ampun tante … tante kok norak sih .. please .. janji deh aku kawini ntaaar “ bisikku lagi membuat Olla Ramlan menyeringai, lalu Olla Ramlan turun naik pelan pelan, kurasakan kontolku terasa luar biasa sakitnya, aku lalu mengeluarkan ludah ke telapak tanganku, kuoles oleskan ke memek Olla Ramlan yang menjepit kontol, sekalian batang kontolku juga aku basahi

    “Sayaaaaang aaaaaaaaaaaaah .. saaaaakit .. lain kali kalo kita tidur jangan begini .. mosok narik aja bikin keringeten .. “

    “Lha Tante Olla yang nyuruh kontolku masuk sambil tidur .. ayo deh tanteee .. “ ajakku yang dijawab dengan keluhan sakit Olla Ramlan sampai tak kuat, aku kemudian memeluknya dan menggulingkan ke tindihanku, kupagut sebentar, lalu aku berusaha menarik kontolku, perlahan lahan kontolku mulai terserabut, namun Olla Ramlan dengan nakal menahan bokongku, aku hanya tersenyum, Olla Ramlan pun tersenyum

    “Kau milikku .. aku cemburu kalo kau bercinta dengan Mbak Terry atau Chef mesum itu .. “ sahut Olla Ramlan dengan mengerling nakal ke arah selakangan kami, aku pun tetap menarik kontolku dan menahan kedua tangan Olla Ramlan, dan kontolku pun lepas, aku kemudian keluar dari ranjang, namun aku terkejut, ketika mendengar gelas dibanting dari meja itu.

    “Praaaaaaaaaaaaaak “

    Aku berbalik dan kulihat Olla Ramlan merasa kecewa, aku kemudian mendekati dan bersimpuh padanya

    “Maafkan aku Tante .. “ ucapku dengan nada lembut

    “Tante suka padamu .. Tante Olla merasa sepi jika kau tidak ada dalam pelukan tante … “ ucap Olla Ramlan dengan memandangku, kupegang kedua tangannya

    “Tenang Tante .. aku akan selalu mengeloni Tante Olla .. janji deh … Tante atur aja kapan Tante Lolitha dataang yaaa .. aku bereskan kedua betina itu .. habis mereka kugenjot .. baru kembali Tante Olla bersamaku mengadu birahi .. mau ya Tan .. aku kawini nanti .. “ ucapku sambil menatap ke wajah cantik janda presenter maniak kontol doyan kawin itu. Olla Ramlan tersenyum dan menciumi pipiku dengan mesra

    “Baik, sayaaaaang .. keponakan tante jangan nakal ya .. “ ucap Olla Ramlan dengan membiarkan aku pergi keluar dari ruangan itu dengan bertelanjang, Olla Ramlan kulihat kembali rebahan di sofa, aku pun menutup pintu, aku masuk ke kamar mandi yang tidak jauh dari ruangan itu, aku mandi agar merasa segar, badanku terasa sangat segar, kulihat kontolku ngaceng membayangkan Farah Quinn dan Terry Putri yang sebentar lagi akan aku genjot memeknya. Lepas mandi dengan bertelanjang aku keluar kamar mandi, lorong keluar itu masih ada pintu, kubuka dan memang arahnya ke dapur, kudengar bau harum masakan, kulihat seorang wanita menyiapkan makanan walau belum jadi, pakaiannya benar benar merangsangku, memakai rok pendek dan tidak memakai celana dalam, belum lagi bagian bagian atas cuma berupa kaos tanpa bra dan kulihat cetakan punting susunya, aku mendekat dan kupeluk, sontak Farah Quinn menjadi tersenyum namun aku menampakan wajahku di sampingnya, Farah Quinn tersenyum, tanganku yang memeluk nakal itu meremas buah dadanya

    “Pagi Mbak Faraaah .. aku pingin minum susu .. “ godaku sambil meremas pelan buah dada besar itu, aku semakin agresif berpindah ke bawah dan masuk ke dalam kaosnya, kontolku kutempelkan di belahan selakangannya sampai membuat Farah Quinn menjadi mendelik

    “Yaa aaamppun .. pagi sayaaang … pagi pagi kontolmu dah naakaaaaaaal “ balas Farah Quinn dengan merapatkan kakinya sehingga kontolku terjepit.

    “iih .. kamu habis kawin sama aku kemana yang ? kucari ndak ada tuh .. “ tanya Olla Ramlan dengan memejamkan sebentar merasakan puntingnya aku puntir dan buah dada kirinya aku remas dengan lembut

    “Kawin sama Tante Olla .. di ruang bioskop .. “ bisikku pelan

    “Idih .. nakal ndak ngajak ajak .. jahat kamu .. “ ucap Farah Quinn dengan nada kecewa

    “Sekarang aku mau mengawini Mbak Faraaah … kontolku sudah ngaceng sayaaaaang “ ucapku dengan meremas bersilangan kedua bukit kembarnya yang montok itu.

    “Jangan sekarang sayaaang .. aku belum siap .. ini nyiapin makan .. “ tolak Farah Quinn dengan menahan tanganku

    “Kelihatan makanan masakanmu enak Mbak Farah .. tapi aku lebih suka menikmati kemolekan dan kemontokan tubuh Mbak Farah .. “ ucapku dengan tenang dan membuat Olla Ramlan seperti tidak suka, kulirik sebentar ke arah pintu, kulihat Olla Ramlan lewat dan bersembunyi membawah kamera, kamera itu diletakkan tepat di belakang kami, kutahan kepala Farah Quinn agar tidak melihat Olla Ramlan, lepas itu aku kemudian membalikan tubuh Farah Quinn, dan kulumat bibirnya, Farah Quinn pun membalas lumatanku, dari lumatan itu perlahan lahan turun ke pagutan demi pagutan, Farah Quinn menikmati pagutan

    “Hhhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmm … “ suara yang keluar dari mulut Farah Quinn yang mulai terangsang akan aksiku meremas remas buah dadanya dari depan, belum lagi tangan kiriku menekan nekan dan mengelus memeknya yang mulai membasah, pagutan demi pagutan kami lakukan dengan lembut. Tangan Olla Ramlan pun tidak tinggal diam memegangi kontolku dan diremas remas serta dikocok kocok pelan. Bibir kami saling bertaut. Lidah kami saling bertubukan, kami saling menghisap untuk mendapatkan rangsangan birahi yang membuat kami menikmati romantisnya bercinta di pagi hari. Kutarik kepalaku dan kupegang pundak Farah Quinn

    “Maukah Mbak Farah bercinta denganku .. “ tawarku yang disambut dengan remasan di kontolku, aku kemudian menaikan kaos Olla Ramlan dan kulihat susunya benar benar montok, Olla Ramlan tidak menjawab dan hanya tersenyum padaku

    “Lakukan dengan lembut sayaaaaaaaaang .. jangan main kasar yaa .. aku ingin yang lembut ..lakukan sayaaaang .. hamili aku .. hamili aku sekalian .. keluarkan manimu di dalam memekku .. “ ajak Farah Quinn tak tahan lagi akan rangsangan pada memeknya yang kuelus elus dan kutekan tekan untuk merangsangnya.

    “Kita pindah ke kamar sayaaaaaaaang “ ajak Farah Quinn dengan mendorongku

    “Tidak Mbaaak .. kita di sini saja .. aku akan memberikan kepuasan yang lembut .. naiklah ke meja itu .. berikan memek Mbak Farah untuk kuoral .. dan akan kuberikan kontolku untuk kau emut .. “ kataku dengan menarik tubuh montok Farah Quinn yang berambut panjang

    “Ooh saaaaaayaaaaaaang .. please aaaaaaaaah .. aku dulu yang ingin merasakan kontolmu .. kamu yang duduk di kursi .. Mbak Farah akan mainin kontol besarmu .. “ dorong Farah Quinn ke belakangku, aku pun duduk kursi empuk itu.

    “Susu kok besar gini nih “ ucapku sambil meremas kuat buah dadanya itu membuat Farah Quinn menahan tanganku

    “Please .. ngeremes susuku yang lembut sayaaaaaaang … rasakan susuku dengan rileks .. rasakan sayaaang .. rasakan dengan sepenuh hatimu .. rasakan kekenyalan susu Mbak Farah .. uuuuuuh .. yaaang sayaaaaaang .. aaaaaaaaaaaaah .. teruus remees .. aaaaaaauh ssssssssssssssssssh ssssssssssssssh hhh .. mmmmmmmmmmmmmmmmhhh “ Farah Quinn mendesis desis dalam posisi menduduki aku di kursi itu, perlahan wanita chef mesum itu melorot kebawah kemudian berjongkok di depanku, kepalanya menatap ke kontolku yang terpegang tangannya

    “Kontol kok besar begini .. ck ck ck ck .. sayang .. kamu boleh kawini Mbak Farah .. tapi lakukan dengan romantis .. jangan liar yaaa .. “ pinta Farah Quinn dengan mengelus elus kontolku kemudian kontolku diciumi.

    “Tapi .. setelah ini aku ingin melihat Mbak Farah memasak dengan telanjang .. aku suk banget sama susumu ini Mbak “ ucapku sambil kembali meremas buah dadanya yang besar nan montok itu.

    “Aaaaaaaaaaaaaaauh .. pelaan yaang .. remesnya .. sakit tauuuuuu” cekal Farah Quinn di telapak tanganku, Chef nakal ini kembali berdiri dan memajukan dadanya, aku pun kemudian menyusu ke puntingnya itu, Farah Quinn menahankan tangannya ke pundaku dan menikmati tanganku nakal meremas buah dadanya dan sebelah kiri aku hisap hisap dengan pelan

    “Teruuus yaaaaaaaaang .. teruuuuuuuuuuuus . iseeeeeeeep .. yang sebelaaah ngiri .. “ rintih Farah Quinn merasakan isapanku itu, aku kemudian berpindah punting itu, kuhisap dan sebelahnya aku kembali remas remas, kuisap kuisap kemudian aku menjilati bongkahan montok itu. Kunikmati setiap mili bagian susunya itu, kurasakan kekenyalan dan kemontokannya, tubuh kami cepat sekali berkeringat. Farah Quinn sampai mendongak merasakan tanganku nakal meremas susunya dan kumasukan jari tanganku ke dalam memeknya yang basah itu, Farah Quinn menunduk kemudian sambil meringgis keenakan, perlahan lahan tubuh molek itu melorot dan jongkok di depanku.

    “Aku suka menggenjot Mbak Farah di dapur .. rasanya luar biasa nikmat … biarkan aku ngentotin Mbak Farah di sini .. “ ajakku yang disambut dengan senyum Farah Quinn dengan memandang ke kontolku yang ngaceng besar ini.

    “Genjotinlah aku .. aku sudah rela kau apain, sayaaang .. tapi aku ingin kembali merasakan kontolmu ini .. aku senang dengan kontol besarmu ini .. aku mainin ya sayaaaaaaaaaang .. “ ucap Farah Quinn dengan mendekatkan kepalanya naik sedikit, bagian pantatnya ikut naik, dengan menungging itu Farah Quinn kemudian menjilati kontolku perlahan lahan, aku mengelus elus paha mulusnya memberikan rangsangan, bahkan pantatnya yang sekal itu tak luput dari jarahan tanganku yang nakal.

    Kontolku dijilati oleh lidah Farah Quinn dengan naik turun, rambutnya sampai ke depan, aku kemudian menyingkirkan rambut itu ke belakang, kutahan dan kupegang kedua bukit kembarnya yang menggantung sangat merangsan itu, kuremas sampai tangan Farah Quinn berusaha mencegah, namun lidahnya tetap menjilati kontolku sampai di samping siku selakanganku, aku sampai tengadah merasakan nikmatnya itu.

    Jilatan demi jilatan itu membuat kontolku basah

    “Sssssssssssssssssssssssh sssssssssssssssssh hhhh .. “ desisku sambil tengadah dan mata terpejam, kurasakan kontolku kemudian dimasukan dalam mulut Farah Quinn dengan perlahan lahan, aku kemudian menurunkan kepalaku dan kugeser ke samping dan ingin melihat bagaimana betina chef maniak kontol ini memasukan kontolku, kulihat sesak sekali, kurasakan gesekan giginya itu.

    Perlahan lahan Farah Quinn melakukan kuluman pada kontolku dengan perlahan lahan, aku menjadi nikmat luar biasa merasakan kontolku perlahan lahan keluar masuk mulut Farah Quinn itu, kurasakan gesekan demi gesekan gigi itu, walau terasa ngilu di kontolku namun ada rasa nikmat luar biasa.

    Farah Quinn benar benar menikmati setiap emutan pada kontolku, bahkan ketika aku meremas pantatnya itu Farah Quinn sampai mengeram tersumpal kontolku

    “Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmh “ eram Farah Quinn yang mulutnya tersumpal kontolku, kontolku dikeluarkan dan Farah Quinn menghela nafas

    “Hmmm .. nik .. nikmaaaaaaatnya kontooolmuuuuuuuu … ssssssssssssssssh ssssssssssssssh hhhh “ desis Farah Quinn yang kemudian memasukan kembali kontolku lebih dalam, kepalanya naik turun melakukan oral pada kontolku, aku sampai terpejam, menit demi menit aku dikerjai oleh Farah Quinn itu, tidak ada keliaran dari diri Farah Quinn yang bermain main dengan kontolku itu.

    Tubuh Farah Quinn kemudian berjongkok setelah mengeluarkan kontolku, bibirnya penuh dengan air liurnya, kulihat kontolku basah tak karuan akibat air liur Farah Quinn.

    “Aaaakuu akan memasak untukmu dengan telaanjaaang, sayaaaaaang .. aku janji .. tapi kawini aku dulu dengan kontolmu .. kau boleh menontonku dengan telanjang … biar aku juga bisa ngelirik ke kontolmu yang ngaceng … hmmmmmmmmm .. aku begitu rindu dengan kontolmu ini .. ketika kita main bareng Donna Harun … “ ucap Chef Farah Quinn dengan tersenyum dan kemudian menjilati lagi kontolku sampai di buah zakarku, aku merasa geli lidah Farah Quinn menekan nekan ke telurku, kepala Farah Quinn naik turun menjilati ke samping batang kontolku, kepalanya ditarik dan kulihat Farah Quinn wajahnya penuh dengan air liur.

    “Aku iri .. kamu tadi pagi kawin sama tantemu itu .. aku ngintip .. aku iri .. kawini aku .. buat aku merintih rintih .. mengerang erang seperti Tante Olla .. “ ucap Farah Quinn yang membuatku terkejut

    “Aku akan membuatmu seperti tanteku yang nakal itu … teruslah sayaaaaang .. nikmati kontolku .. rasakan enaknya bermain dengan kontol .. aku tahu Mbak Farah memang haus kontol .. ayolah sayaang .. benamkan kontolku dalam mulut Mbak Farah lagi .. lakukan kuluman lagi “ ajakku dengan menarik kepala Farah Quinn, Farah Quinn pun membuka mulutnya, memasukan kontolku dan dilakukan keluarmasuk, kurasakan nikmatnya, kakiku sampai merinding merasakan kuluman nakal setengah menyedot nyedot batang kontolku yang sesak tersumpal dalam mulut Farah Quinn.

    Kurasakan sepongan kecil kecil sampai membuatku menggelinjang tak karuan, kaki sampai terangkat, namun lengan Farah Quinn langsung menahan ke dengkulku, sehingga aku kembali menjejak ke lantai, kurasakan sepongan demi sepongan itu, kurasakan kontolku tergesek gesek gigi Farah Quinn, kontolku kemudian dimasukan ke sebelah pipi kanan Farah Quinn, kurasakan aku benar benar tidak tahan

    “Sudaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaaaah .. jangaan sampai muncraaaaaaaat .. gantian donk .. aku mainin memek Mbak Faraaaaaaaaah “ ucapku sambil menarik kepala Farah Quinn, Farah Quinn pun mengeluarkan kontolku, kepala Farah Quinn kemudian naik dan kusaksikan wajah mesum chef ini penuh dengan keringat dan air liurnya sendiri. Kepala menggeleng geleng menatap ke kontolku yang penuh air liurnya itu.

    “Lakukan yang lembut pada memekku, sayaaaaaaang .. buat aku merintih rintih seperti tantemu itu .. lakukan sayaaaaaaaaaang … aku mundur yaaaaaaaaa “ ucap Farah Quinn dengan mundur dan tepat di belakangnya meja, Farah Quinn kemudian menggeser, kaki kirinya dinaikan ke meja, sehingga bagian memeknya yang basah itu sangat merangsang

    “Aayoo sayaaaaaaaang .. jangan hanya kau pandangi tubuhku .. lihat .. memek Mbak Farah rindu kau oral .. ayo sayaaaaaaaang .. pacarmu siap nih .. jangan buat aku merengek .. rengek .. aku ndak tahan sayaang . please aaaaaaaaah “ ucap Farah Quinn tidak tahan lagi. Aku tersenyum namun belum juga beranjak

    “Cepetan aaaaaaaah … memekku dah basah tak karuaaaaaaaaan “ ucap Farah Quinn dengan nada tak tahan lagi, aku pun kemudian berdiri dan kemudian bersimpuh di bawah selakangan Farah Quinn yang penuh jembut itu, kuusap usap memeknya, Farah Quinn melihatku dengan tersenyum, kepalaku dielus elus dengan mesra

    “Lakukan sayaaang .. jilati .. hisap memek Mbak Faraaah sebelum kau genjotin .. “ ucap Farah Quinn dengan meremas buah dada montoknya sendiri. Aku menatap ke memeknya yang basah setengah memerah itu, kusikan jembutnya yang rapi itu dan kuelus elus sampai membut Farah Quinn mendongak sambil mendesis

    “Ssssssssssssssssssssssh ssssssssssssssssssssh hhhh .. teruus yaaang .. lidahmuu .. jilatin memekku .. yaaaaaang yaaa .. jilati oooooooooh .. aduuh sayaaaang .. pelanin jilataaanmuu aduuh yaaaaaaaaang .. enaaaaknyaaaa .. aaaaaaaaaaaaaaauh sssssssssssssh sssssssssssssh hhh .. mmmmmmmmmmmmmmmhh eeeeeeeeehh .. nnngg nggg .. duuuuh …. Teruus yaaang teruus .. lubangku .. kau tusuk maaake lidahmuu yaaaa yaaaa “ rintih Farah Quinn dengan mengangkang di atasku itu, kunikmati lubang memeknya itu yang siap kugenjot dengan kontolku.

    “Memeekmu sungguh merangsangku Mbaaak .. apalagi susumu yang montok besar itu .. iih .. nggak tahan .. pengin juga ngeremes .. “ ucapku dengan kembali menjilati lubang memeknya ke atas kemudian turun kembali berkali kali sampai membuat Farah Quinn mendesis desis kembali, Farah Quinn kemudian membungkuk

    “Silakaaaaaaan remeees sayaaaaaaaaaang .. ayo teruus .. aaaaaaaaaaaaauh .. mmmmmmmmmmhhh “ lenguh Farah Quinn dengan membungkuk, Farah Quinn kemudian menarik kursi dekat meja dan digeser di belakang, Farah Quinn kemudian membungkuk tangannya menahan ke kursi, buah dada bergelantungan tepat di kepalaku itu remas, tanganku naik dan memegangi sekalnya buah Farah Quinn itu. Kurasakn tetesan keringat birahi Farah Quinn menerpa ke pundakku, dengan bertekan ke kursi itu, lenguhan dan erangan Farah Quinn menjadi jadi seiring lidahku nakal mengorek lubang kawinnya itu

    “Ooooooooooh nooooooooo .. sayaaaaaang aaaaaaaaaaah aaaaaaaaaauh mmmmmmmmmhh .. teruus yaaaaaaang .. teruus .. lebarin memekku .. lebarin .. biaar kontolmu bisa masuk .. iya aaaaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaauh “ lenguh Farah Quinn merasakan aku membelah kedua daging memeknya itu, lubangnya mulai membesar seiring lidahku menjilati dan menghisap pelan pelan

    “Teruuus aaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. oooooooooooooh aaaaaaaaaaaaauh mmmmmmmmmmmmh sssssssssssssssssssshh sssssssssssssssssh hhhh “ desis Farah Quinn tak karuan dengan menggeleng geleng, rambutnya sampai tergerai di depan kepalanya itu, kusentil sentil klitorisnya itu sampai membuat Farah Quinn menggelinjang, tangan kananku ke atas meremas buah dadanya, sedang tangan kiri mengelus elus pahanya yang mulus membuat Farah Quinn menggeleng geleng tak karuan merasakan rangsangan birahi.

    “Teruuuuuuuuuuuuus enaaaaaaaaaaaaaak .. hisaaaaaaaap lagi ………aaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. aduuuuuuuh yaaaaaaaang sayaaaaaaaaang .. aaakuu . ooh my baby .. duuuh .. aaaku sukaaa .. terus yaaang .. lebarin lagi .. kontolmu besaaaaaaaaaaar …aduuh .. yaang sayaaaaaaaaaaaang .. aaaku nggak kuaaaaaat aaaaaaaaah .. jangan buaaat aku orgasme .. “ erang Farah Quinn tak karuan merasakan lidah dan bibirku mengorek lubang vaginanya yang kian memerah seiring kenakalan lidah dan bibirku itu.

    Cucuran keringat membasahi tubuh kami yang dimabuk asmara kawin itu, aku semakin terangsang dengan posisi Farah Quinn yang menungging di atasku itu, perlahan lahan kuhentikan jilatan demi jilatan itu, kulepas remasan buah dadanya itu, Farah Quinn membuka matanya lebar lebar

    “Hmmm .. kau mau genjot Mbak Farah ?” tanya Olla Ramlan dengan masih berposisi sangat merangsang dan menantang untuk digenjot itu.

    “Iyaaa .. tetaplah dalam posisi begitu ya Mbaaak .. tapi turunin selakangan Mbak Faraah … “ ajakku dengan berdiri lewat bawah pantatnya itu, kuremas pantatnya yang sekal menungging itu

    “Iiih .. nakaaaaal aaaaaaaah .. awas ya kamu .. awas kalo nggak ngasih sperma di dalam .. cepet .. hamili Mbak Faraaah .. seperti kamu menghamili tantemu yang nakal itu .. hihihihi “ ucap Farah Quinn dengan mengerling padaku sambil tersenyum

    “Duuuh .. cakep cakep begini .. susumu itu lho Mbaaaaak .. aku nggak tahan ingin ngeremes teruuus “ ucapku dengan penuh nafsu memandang tubuh montok nungging dengan merangsang di meja.

    Kukocok kontolku dulu, melihatku yang mengocok kontol itu membuat Farah Quinn menjadi terkejut

    “Biaar aku kocokin sayaaang .. nggak tahan lihat kamu ngocok kontolmu sendiri .. “ ucap Farah Quinn dengan menurunkan kakinya dan cepat cepat bersimpuh dan memegang kontolku, kontolku kemudian dikocok kocok oleh tangan lentik Farah Quinn sambil bibirnya dijilati oleh lidahnya

    “Aaaaaaaaaaaaauh Mbaaaaaaaak aaaaaaaaaaaaaaaaah .. aaaaaaaaaaaauhh ssssssssssssssssh ssssssssshh hhhh .. teruus Mbaaaaaaaaak .. enaaknya .. jangan cepat ngocoknya .. pelaaanin ..aaaaaaaaaaauh yaa Mbaaak enaaaknya kocokanmu .. aaakuu sukaaaaaaaa .. “ erangku dengan badanku miring membungkuk ke meja.

    “Tak kusangka .. aku bisa menikmati kontolmu .. sayaaang .. malam nanti kamu kudu ke kerumahku .. aku kawini aku di rumah . aku pengin kita mengadu cinta di tempat tidur .. berikan aku kepuasan birahi lagi ya .. aku pengin digenjot sama kamu .. mau ya yaaang uuuuuh .. kontolmu keras yaa “ ucap Farah Quinn dengan tersenyum memandangku yang meringgis

    “Iyaa yaaaaaaaaaaaa “ ucapku sambil merem melek keenakan dikocok dan diremas remas kontolku oleh Farah Quinn itu. Saking bernafsu Farah Quinn, kontolku kemudian dimasukan lagi dan disepong sepong kuat sampai membuatku berdiri tegak, kurasaka sepongan itu

    “Sudaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaah “ erangku dan Farah Quinn pun dengan nakal menyepong kontolku sampai keluar suara

    “Creeeeeeeeeeeeeeeeep “

    Farah Quinn kemudian tersenyum berdiri dan melumat bibirku, kubalas lumatan itu, air liur kami saling bercampur, Farah Quinn mengelap bibirnya kemudian membelakangiku, kaki kirinya dinaikan, kursi di depannya di balik, sehingga tangan Farah Quinn memegang sandaran kursi itu, tubuhnya kemudian membungkuk

    “Wuuih .. merangsang banget kau Mbaaak .. tak sabaran aku menggenjot Mbak Farah Quinn .. tahaan ya Mbaaak .. kontolku siap mengawini dirimu .. merintihlah .. mengeranglah sayaaaaaang “ rayuku dengan meremas pantatnya terlebih dahulu, Farah Quinn pun menggoyang pantatnya dengan nakal

    “Kau suka yaaa ?” tanya Farah Quinn dengan mengerling nakal ke belakang

    “Sukaaaa wuih .. siapa nggak suka bisa menikmati tubuh montok chef mesum doyan kontol ini “ pujiku menikmati remasan di pantat Farah Quinn itu. Mataku melirik ke samping dan kutangkap kepala Terry Putri sedang melihatku sambil menggosok gosok memeknya itu, Terry Putri sudah telanjang bulat memamerkan kemontokan susunya

    “Tunggulah kau Mbak Terry “ ucapku dalam hati dan kemudian memegang kontolku, kuarakan ke memek Farah Quinn yang menungging itu, perlahan kutekan sampai membuat Farah Quinn menjerit kecil

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaauh sesaaaaaaaaaaaaaaaaak aaaaaaaaauh mmmmmmmmmh ooh noo .. pelaaaaanin .. tekaaan yang kuaaat tapi pelaaaaaaan aaaaaaaaaauh mmmmmmmmmmmhh “ lenguh Farah Quinn tak karuan dengan menggeleng geleng itu, kutahan kontolku, kutarik dan kutekan lagi, kontolku mili demi mili masuk memek Farah Quinn yang sangat basah itu. Kupegang pinggangnya ketika kontolku memaksa masuk ke dalam memek Farah Quinn yang sesak itu, kurasakan jepitan itu meremas kontolku, kurasakan kehangatan dinding memeknya yang hangat, Farah Quinn sampai terpejam menempelkan kepalanya di kursi itu.

    “Teruus yaaang yang dalaaam .. hamili aaakuu .. kawini aaakuu .. entotin aaaaaakuu ooooooooooooh sayaaaaaaaaaaaaang enaaknya teruus yaaang .. maajuu mundurnya pelaan dulu aaaah .. aaaaaaaaaauh ooooooooooh aaaaaaaaaaaaauh sssssssssssssssssssh ssssssssssshh hhh .. huuuuuuuuuuh .. enaaaknya .. kontolku hangaaaaaaaaaaat .. ayo sayaaang teruuus .. amblasin kontolmuu ooh kontol .. kontol .. enaknya kontol .. huuh tempekku sakit .. eeeh nikmaaat ooh sayaaaaaang teruus yaaang .. genjotin pelaan pelaaan .. biaaar kontolmu amblas .. kontol kaaaaaaaaaaaaauuu “ erang dan lenguh Farah Quinn tak karuan merasakan penetrasi dengan cara kusodok sodok pelan, memeknya menjepit kontolku dengan ketat, kurasakan otot otot dinding memeknya meremas kontolku dengan nikmat.

    “Yaaaaaaaaang sayaaaaaaaang .. kontolmu enaaaaaaaaaaaaaaaak .. kontolmu aaaaaaaaah .. Mbaaak sukaa .. Mbak dikawin nanti di rumah lagi .. aduuh sayaaaaaang .. kok makin enaaaaaaaak nih .. ya ampuun ampuun sayaaaaaaaaaaaang rasanyaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah enaaaaaaak oooooooooooh teruus sayaaaaaaaaaaaang teruus yaaa .. genjotin .. amblasin .. hujaman dulu .. hujaaman “ seru Farah Quinn tak karuan dengan tubuh penuh cucuran keringat itu, kutarik dan kuhujamkan dengan keras sehingga kontolku hangat dalam memek Farah Quinn itu disertai jeritan kami

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ jerit kami nyaris bersamaan, kudiamkan kontolku sebentar

    “Biarkan Mbak Farah nikmati kontolmu sebentaaar .. duuuh rasaaanyaa aaaaaaaaaaah .. luaar biasaa yaaang .. sayaang .. aku betah dientotin sama kamu .. bentaaar aaaaaaaaaaaaaaah oooooooooh .. nikmatnya kontolmu .. kontolmu .. kontolmu .. kontolmu .. kooontoooolmuuuuuuuu .. ooh kontolmu .. teh big size .. sesaaaaaaaaaaaak .. memekku terasa dibor .. sayaaang diaam duluu yaaa .. oooooooooooooooh … thank yoou .. makasih sayang kalo kamu mau ML sama akuu . saayaaang silakan genjot .. ayo sayaaang aku ikut geraaaaaaaaaaak “ ajak Farah Quinn.

    Perlahan lahan aku menggenjot dari belakang itu, kurasakan remasan nan hangat di kontolku dalam memek Farah Quinn

    “Yaa aaaaaaaaaauh enaaknya memek kamuu, sayaaaaaaaang .. ooh nooooooo aaaaaaaaaaauh mmmmmmmmmhh aaaaauh aah uuh aah uuh aah uuh .. aaaaaaaauh uuuh “ ucapku dengan menyodok dari belakang memek Chef Farah Quinn yang mesum ini

    “Remees sussuku sayaaaaaaaaang “ ajak Farah Quinn, tanganku pun maju dan memegang bukit kembarnya itu, kuremas dengan lembut sampai membuat Farah Quinn terpejam erat merasakan sodokan demi sodokan selakanganku, kusaksikan kontolku keluar masuk memeknya mulai lancar

    “Teruuus sayaaang .. aku sukaa .. aku sukaaaaaa .. aaaaaaaaaaauh aaauh uuuuh aaaah uuh aaah uuuh “ lenguh Farah Quinn dengan mengerang erang dan melenguh lenguh tak karuan, rintihan demi rintihan bersahutan. Farah Quinn sampai menggelinjang merasakan remasan di buah dadanya oleh tanganku itu, kami terus berpacu

    “Sayaang .. lakukan memutaaar … yaaaa .. enaak yaaaaaaaaang “ pujiku Farah Quinn merasakan selakanganku mengebor ke memutar, Farah Quinn sampai tersenyum, berkali kali aku melakukan bor ke arah kanan dan kiri, kemudian kugenjot lagi

    “Genjot laaagi .. genjot lagii aaaaaaaaaaaaauh enaaaknya “ seru Farah Quinn dengan nafas memburu itu.

    Suara bunyi benturan selakanganku dengan pantat Farah Quinn semakin merdu, belum lagi suara gesekan kontolku dengan memek chef Farah Quinn menambah nafsuku untuk menggenjot itu

    “Clep ! clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep clep ! clep ! clep”

    Entah berapa kali aku menggenjotnya dengan nada yang kontasn itu sampai membuat Farah Quinn merem melek keenakan melenguh lenguh, merintih rintih tak karuan, genjotan demi genjotan itu sampai aku tertahan sebentar dan kuhujamkan sampai membuat Farah Quinn menahan ke kursi dengan kuat

    “Aaaaaaaaaaaauh siaaaaaaaaaalaaaaaan .. teruus yaaang .. ganti gayaa aaaaaaaah .. ganti gayaaaaaa “ teriak Farah Quinn tak karuan menahan ke pahaku dan ditekan ke belakang, kutarik kontolku keluar dari memeknya itu.

    “capek kalo nungging teruus .. nggak nyamaan .. aku duduk ya sayaaang .. kamu berdiri “ ucap Farah Quinn dengan naik duduk di meja.

    “Mbak Terry ngintip nggak tahaaaaaaan “ bisikku yang disambut senyum Farah Quinn.

    Farah Quinn melebarkan pahanya, aku maju ke depan, kupegang kontolku dan kumasukan dengan paksa di memek Farah Quinn itu, Farah Quinn sampai meringgis kesakitan merasakan kontolku itu masuk dengan paksa sampai mentok di bagian terdalam memek basahnya itu, kedua kakinya kemudian menjepit pinggangku namun memberikan ruang bagiku untuk menggenjotnya

    “Lakukan dengan lembut sayaaaaaaaaaang .. silakan sayaang .. kawinin Mbak Farah Quinn .. buat aku menggelepar .. penuh kepuasaan “ ucap Farah Quinn dengan merangkulkan tangannya memeluk ke leherku.

    “Tanganmu megang susuku sayaaang .. remesin sesukamu .. tapi jangan liaaaaaar yaa .. sayaaang uuh .. tanganmu nakaal sekaaaaaali .. aku ini istri oraaaang .. enak aja kamu ngajak kawin sama akuu .. hihihihi sayaaang aaaku cuma godain kamu .. walaau kau bukan suamiku .. tapi aku suka sama kontolmu .. ayo sayaaang genjotin .. aku nggak tahaaaaaan maau sampai .. yaa aaaayoooooo “ ajak Farah Quinn dengan melumat bibirku.

    Luar biasa panas persetubuhanku dengan Farah Quinn ini, kugenjot genjot memeknya dengan pelan membuat kami saling beradu dan bertaut bibir, air liur kami sampai merembes ke leher kami, pagutan demi pagutan kami lakukan sambil saling bergerak menyodok nyodok, kurasakan kontolku diremas luar biasa ketat dalam memek Farah Quinn, Farah Quinn menarik kepalanya tidak tahan akan pagutan dan lumatanku itu

    “Sssssssssssssssssssssh ssssssssssssssssssssh hhhh .. teee teeruus yaaang sayaaaaaaang oooh enaaknya .. sayaaang aaakuu nggak kuaaaaaaaaat aaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh oooooooooohh .. gimana dengaaanmuuu “ desis Farah Quinn tak karuan, aku terus maju mundur menggenjotnya.

    “Hampir .. hampir.. aaaaaaaaaauh enaaknya .. hangat memek Mbaaak Faaaraaaaaaaah “ erangku dengan maju mundur di selakanganku

    “Kaaaloo gitu cepetaaaaan aaaaaaaaaah .. ndaak kuaaaaaaaat “seru dengan mendongak.

    Aku pun menggenjo dengan cepat sampai kami saling bersahutan melenguh dan mengerang tak karuan, genjotan demi genjotan cepat itu kulakukan, tubuh kami sudah berlumuran keringat birahi entah berapa liter, namun kami terus saling memacu itu, kurasakan kontolku sudah ingin muntah sperma, kurasakan memek Farah Quinn menjepit semakin kuat

    “Dikiiiiiiiit lagi aaaaaaaaaaaaaaaauh aaaaaaaah teruus yaaang cepetaaaaaaan .. cepetaaaaaan .. ooh kontol .. kontooooooooooooool “ erang Farah Quinn tak karuan, rambutnya berantakan tak karuan, kulumat dan kuhujamkan kontolku, kuremas remas susunya yang kenyal itu.

    Hujaman demi hujaman, genjotan demi genjotan itu membuat memek Farah Quinn menjepit kuat, dengan mencakar ke pundakku, Farah Quinn mendongak membentuk busur panah dan kurasakan memeknya menjepit kuat, dua kali hujaman memeknya langsung jebol mengucurkan cairan panas disertai erangan panjang Farah Quinn

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Farah Quinn dengan membusung kemudian tak lama luruh berkelonjotan dan kudorong ke belakang dan telentang.

    Aku menggenjotnya dengan cepat ditengah Farah Quinn berkelonjotan mendapatkan orgasmenya, aku juga tidak tahan lagi, dadaku panas, kuhujamkan dalam dalam kontolku dan aku pun tegang tak karuan memuncak mendaki puncak birahi

    “Craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaat “

    Kusemburkan sperma menembak ke dalam rahim Farah Quinn yang terkapar di atas meja makan itu, piring sampai berjatuhan, kurasakan tubuhku ringan terbang bak kapas, kepalaku berputar putar nikmat luar biasa, aku pun rubuh ke depan dengan kepalaku terdampar di atas belahan buah dada Farah Quinn. Tubuh kami sampai ngos ngosan kehabisan nafas, aku benar benar lelah mengawini chef mesum ini, kami diam menikmati sisa sisa orgasme kami, Farah Quinn meremasi kepalaku dan kemudian mengelus elus

    “Trim sayaaaang .. tak akan kulupakan cinta kita yang dashyat ini .. trim ya sayaaang .. jangan bosen sama Mbak Faraaah .. nanti malam ya sayaaang “ ucap Farah Quinn dengan bangun, aku pun ikut bangun, kutarik kontolku, kontolku yang lembek itu perlahan lahan terserabut dari memek Farah Quinn yang penuh lendir kental itu. Aku mundur dan duduk di kursi itu, Farah Quinn masih duduk di meja, memandang ke memeknya yang mengeluarkan lendir kental warna putih spermaku itu. Tanpa risih Farah Quinn membiarkan memeknya, kemudian turun, menahan badannya sebentar. Kemudian memelukku dengan menduduki aku, menciumi aku di wajahku

    “Makasih yaang .. sayaaang .. aku akan masakin makanan buat kamu … saksikan Chefmu memasak dengan telanjang bulaaat .. cuci sana kontolmuu .. biar Mbak Farah bernafsu sama kontolmu lagi “ goda Farah Quinn dengan memagutku mesra, Farah Quinn kemudian berdiri, aku pun berdiri, kutepok pantatnya itu.

    “Nakaaaaaaaaal “ semprot Farah Quinn, aku cepat ke kamar mandi dan kubasuh kontolku, aku bertemu dengan Terry Putri itu, namun kutahan badannya

    “Jangan ganggu aku nonton chef itu masak dengan telanjang .. nanti gliranmu “ ucapku pada Terry Putri, Terry Putri pun tersenyum, namun menggigit bibirnya tidak tahan menyaksikan kontolku ngaceng lagi.

    Aku kembali ke dapur, ya ampun .. pemandangan luar biasa .. tubuh Farah Quinn ternyata sudah mengguyur badannya dengan air, setengah basah itu, chef Farah Quinn layaknya membawakan cara memasak, namun kali ini tanpa sehelai benangpun melakukan adegan memasak tanpa baju, aku duduk sambil megangi kontolku

    “Kontolmu jatahnya Mbak Terry .. kamu hanya nyaksiin Farah Quinn masak … sayaang iih .. kontolmu ngaceng ya “ kata Farah Quinn dengan melirik nakal ke kontolku itu, Farah Quinn masak dengan cara ngawur karena tidak konsen, sering salah memasukan bumbu, namun Farah Quinn tergelak

    “Mana bisa aku masak kalo mataku lihat kontolmu payah aaaaaaaaah “ sungut Farah Quinn dengan tergelak nakal itu. Wanita haus seks ini masak tak karuan entah apa jadinya, namun dengan gaya khasnya yang merangsang itu akhirnya selesai memasak. Aku menunggu sampai tak sabaran, sambil menduduki pahaku, sepiring makanan bikin chef mesum itu disuapkan ke mulutku

    “Ini makan protein .. agar manimu lebih banyaaak .. sudah ya sayaang .. sana main sama Mbak Terry .. en terima kasih kasih telah mengenjotku .. sip .. thank ya sayaaaaaaaaaaang “ ucap Farah Quinn sambil menciumi pipiku dan kemudian memagutku, Farah Quinn kemudin berdiri, ketika aku hendak beranjak, Farah Quinn meremas kontolku dengan nakal. Aku tersenyum dan kupeluk dan kuelus elus punggungnya itu

    “Nanti malam aku kawini Mbak Farah lagi “ bisikku yang disambut dengan senyum Farah Quinn penuh arti.

    “Kutunggu dengan sangat sangat sayaaaaaaaaang “ bisik Farah Quinn dengan pelan.

    Aku meninggalkan Farah Quinn itu, aku masuk ke ruangan tengah, tangan Terry Putri melambai lambai padaku dari kamar itu, Olla Ramlan keluar dari ruang depan dengan bertelanjang namun cuek padaku, aku pun langsung mengejar Terry Putri yang telanjang bulat membuka pintu, aaaah .. kenikmatan apalagi dengan presenter yang suka mendesah basah ini.
     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks pevita pearce

    Artis cantik muda Indonesia Pevita Pearce ini banyak sekali dicari tentang cerita seks yang satu ini. Wajah cantik, body aduhai tentunya menjadi daya tarik sensual tersendiri dari Pevita.


    Dengan umur yang tidak terlalu terpaut jauh dari Marshanda, mereka berdua bisa dibilang masih satu angkatan di dunia entertainment Indonesia. Sudah banyak beredar foto-foto seksi dan hot dari Pevita, namun sedikit yang mengangakat tentang kehidupan seks artis cantik berikut ini.



    Cerita Seks Hot Pevita Pearce
    15 September 2012

    to : Sayang
    isi : aku sayang banget sama kamu, sekarang dan nanti. Love you Vit :*
    grrr grrr grrr. Hp ku bergetar

    from : Sayang
    isi : iya aku juga sayang sama kamu vino .

    5 bulan sebelumnya

    6 April 2012

    2 tahun aku jomblo, bukan karena aku homo atau berperilaku seks menyimpang, terus terang saat ini aku sedang menekuni dunia fotografi yang aku geluti 2 tahun belakangan ini. entah kenapa di dalam suatu blitz dan lensa ada sesuatu yang menarik perhatianku, membuatku lebih tenang, rileks dan enjoy. Sama seperti ayahku tertarik dengan pulpen dan lembaran kertas.
    Saat ini aku tergabung dengan photo up. Suatu ekstrakurikuler untuk menyalurkan hobi menjepret kamera di sekolahku. Semenjak aku menginjak kelas 2, aku semakin menekuni dunia ini, bukan kerena faktor komersil atau dikelilingi model model cantik seperti kebanyakan fotografer. Ini murni karena aku ingin menyalurkan minatku, apalagi jika hasil jepretan-jepretanku dapat menuai pujian serta kritik dari seseorang. Lebih dari materi yang kudapatkan, aku memperoleh kepuasan.



    Seringkali foto fotoku dimuat di mading sekolah, tapi namanya anak SMA lebih suka melihat foto Sora Aoi daripada foto keindahan alam

    yang kusentuh dengan sedikit editan. Jadi hanya sedikit para siswa yang sengaja melihat fotoku.



    Minggu ini beberapa fotoku terpilih oleh pembimbing photo up untuk mejeng di mading sekolah. Foto burung Lovebird yang sedang kontes

    terpilih untuk kutempel.



    Sehabis pulang sekolah, aku menuju ke mading sekolah yang berada di dekat pintu gerbang untuk memajang hasil jeperetan kameraku. Setelah
    menempel foto, tiba tiba ada cewek yang berlari kecil sambil memanggil ke arahku.


    “Kakak kakak,” panggilnya.


    “Aku ?” tanyaku, sambil menunjuk diriku.


    “Iya, kak Vino kan?”


    “Iya, ada apa ya?” tanyaku heran.


    “Kakak yang suka foto-foto itu kan ?”


    “Iya, ada apa sih ?” Aku semakin kebingungan.


    “Itu tuh, temenku pengen kenalan,” sambil menunjuk temannya yang berada di atas motor di depan pintu gerbang.


    “Kok ga turun ?”


    “Malu kali kak, hehehe.”


    “Sini ta, katanya pengen kenalan,” lambainya pada cewek yang satu.


    Akhirnya si cewek tersebut turun. Cewek semi blasteran berambut gelombang semi pirang, bertubuh proporsional, memakai rok sedikit di
    atas lutut. Kulihat di nametagnya PEVITA PEARCE. Sambil menunduk malu dia menjulurkan tangan.


    “Vita .”


    “Vino… ” balesku


    “Eh aku balik dulu ya” sela si cewek satunya pergi yang terakhir kuketahui namanya adalah Nikita.


    “Tadi emang bener mau kenalan sama aku?” aku memulai pembicaraaan.


    “Eh eng .. gaaa, eh iyaaa ding, tau tuh si Niki rese” tunjuknya ke belakang ke arah Niki pergi.


    Mukanya yang imut, memerah seiring tingkah lakunya yang kaku dan salah tingkah.


    “Kelas berapa ?” tanyaku lagi.


    “Aku X3 kak. ” jawabnya singkat.


    “Ooohh.” Jawabku dingin, aku bingung, ga tau cara mendekati wanita.


    Kami terdiam sesaat. Hening, tak tau apa yang mau di bicarakan.


    “Kakak ikut photo up ya ?” tanyanya memecah keheningan.


    “Iya, kamu ikut juga?”


    “Ah engga, aku cuman seneng liat foto-foto kakak aja” katanya sambil menunduk malu.


    “Liat foto fotoku apa liat fotoku” sambil memberi penekanan pada kata terakhir.


    “Ah apaan sih, kak” jawabnya sambil senyum sembari menunduk.


    Damn ! mukanya semakin memerah. Duh manisnya, mungkin seperti ini wajah
    sinta dalam pewayangan, Nyai Dasima dari Kemayoran. Hmm sempurna!


    “Eh, kapan kapan mau hunting foto bareng sama aku?” mencoba untuk menyepik


    “Ah, emang kapan kak ?”tanyanya memastikan.


    “Ntar aku kabarin lagi deh”jawabku ngasal


    “Iyaa, ntar di kabarin aja kak”


    “Oh iya, aku minta nomer yang bisa dihubungin dong?”


    “Eh Pin BB aja ya, soalnya aku jarang ada pulsa. hihihi” cengirnya.


    “Boleh boleh, kebetulan juga paket BB ku juga lagi aktif. hehe”


    “Ini kak, 22BACCxx”


    “Sip oke deh Vit, aku balik dulu ya. byee,” jalanku menuju parkiran motor.


    Jalanku menuju ke rumah mantap seolah dijanjikan masa depan cerah. Membayang kan berdiri di samping gadis manis berparas anggun. Vita.



    Ya dan mulai saat itu aku sering BBMan, telfonan. Di sekolah aku juga udah bersikap biasa dengan dia. Bahkan kami mulai sering ngobrol

    berdua, di kantin atau ketemuan di dekat mading sekolah pas aku memasang foto.


    Seminggu setelah kejadian itu, aku janji ketemuan di deket mading sehabis pulang sekolah.


    “Vita sini” panggilku melihat dia celingak-celinguk mencariku


    “Oh rupanya disini toh, aku cariin juga kak.” Sedikit kesal rupanya dia setelah mencariku.


    “Hahahaha,” aku hanya tertawa melihat dia sedikit memnyunkan muka.


    “Emang kenapa kak, nyuruh aku kesini?”


    “Mmhh, nanti malem ada acara ngga?”


    “Kenapaa?” jawabnya menunduk malu seolah mengerti maksud pertanyaaanku


    “Jalan yuk?” ajakku.


    “Hah? Kemana emang kak?”


    “Mau tau banget apa mau tau aja ? hahhaha”


    “Ihhhh kakak nyebelin.” sambil berusaha mencubitku


    “Yaudah pokoknya nanti malem jam 7 aku tunggu di parkiran Ramayana ya? byee” salamku ke Pevita.


    Malam itu, kaos Damn I Love Indonesia, dipadu dengan jeans skinny Peter Says Denim, tak lupa parfum Bvlgari mengiringi langkahku bersama

    Piaggio LX 150. Maklum sudah terlalu lama engga jalan sama wanita, jadi ku maksimalkan dandananku.


    Sesampainya di parkiran mall, aku parkirkan motorku, menunggu Vita, selama itu aku menghisap A Mildku, tak sampai 10 menit dia datang

    menaiki varionya.


    “Motornya parkirin sini aja vit, kita jalan ke luar yuk ?” ajakku.


    “Mau kemana lagi sih kak ?” tanyanya sambil malu-malu.


    “Udah ikut aja, muter-muter aja kok.”


    Sesaat setelah Vita membonceng, ku lajukan motorku keliling kota, di jalan kita bercanda canda, tertawa persis seperti Donita dan

    Marchel Candrawinata di film Pupus ketika scene di pasar malam.


    Beribu cahaya bintang tak mampu menerangi jiwaku yang gulita selain pesonamu


    Berhentilah skuterku ke tukang nasi goreng gila di pinggir taman kota. Aku pesan 2 nasi goreng pedas, bersama pasangannya, teh botol

    Sosro. Kita ngobrol soal kesibukan masing-masing. Saling bertukar cerita, diselingi candaan ringan. Kebahagiaan kami terus berlarut

    sampai akhirnya waktu yang membunuh segalanya.

    “Kak, pulang yuk ? Udah jam 10 nih” kata kata Vita menyadarkanku akan waktu yang telah larut.

    “Oh iya, lupa ntar mallnya keburu tutup ya, kan motornya di taruh di parkiran mall”


    “Iya, aku takutnya juga itu kak”jawabnya sedikit cemas.


    “Yaudah yuk buruan dihabisin minumnya” kataku sambil menunjuk teh botol yang baru diminum sedikit.

    Laju motorku, kupacu ke mall, mall sudah sepi, tapi beruntung mallnya belum tutup. Kuantar Vita mengambil motor ke basement.

    “Kak aku pulang yaa? dadaaa” kata Vita sambil melambaikan tangannya.

    “Iya, ati ati Vita yaaa, salam buat keluarga. hehehe”


    Hari hari kulalui dengan ceria, canda dan tawa mengiringi kebahagiaan kami. Sebulan sudah aku kenal dengan Vita. Dia mewarnai hari

    hariku sebulan terkhir, menggantikan posisi kekasih lama Canon EOS 600D. Beda dengan kameraku yang menunggu sentilan jariku untuk

    mengambil gambar pada moment yang tepat, Pevita Pearce, dia terlihat selalu cantik dan tepat di jepretan mata dan memory otakku.



    24 Mei 2012

    Siang itu, jam istirahat aku telah janjian dengan Vita di kantin sekolah. Sudah sebulan lebih aku kenal dengan Vita. Dan selama itu aku
    merasakan kenyamanan di dekatnya. jadi siang ini kuputuskan untuk menembak dia. sebenernya ingin menunggu tanggal 8 Juli, tepat hari

    ulang tahunnya, tapi rasanya terlalu lama jika harus menunggu. Aku takut untuk menunggu waktu tersebut, aku tau Vita juga pasti bingung

    dengan hubungan kita saat ini. Aku ga mau menyianyiakan kesempatan yang belum tentu datang lagi.

    ‘Wanita memang suka coklat dan bunga, tapi wanita lebih suka kepastian’ begitu kata Sudjiwo Tedjo.




    To : Pevita
    Isi : dimana Vit ? aku udah di kantin budhe
    Tak lama kemudian, grrr grrr grrrr, hp ku bergetar


    From : Pevita
    Isi : iya ini lagi jalan ke kantin kak.
    “Vita siniii” teriakku sambil melambai kepada Vita



    “Iya, kenapa kak?” tanyanya sambil mendudukkan pantatnya ke bangku depanku.


    “Aku boleh ngomong engga Vit?” tanyaku sambil berharap harap cemas.

    “GA BOLEH”


    “Yaaahh” kataku sambil menggaruk garuk kepalaku yang tidak gatal.

    “Ya bolehlah kaaaaaaak, masa mau ngomong ga boleh sih” jawabnya sambil sedikit tersenyum


    “Hehehehe, iyaaa”



    “Mau ngomong apa sih? Jangan ngomong mau nembak aku. hahahaha”

    Ha? kok dia tau ya? ah terus bagaimana kalau udah di skak mate gini? Tapi kepalang tanggung lah, biar basah sekalian saja.

    “Haha. emang, selama sebulan lebih kita udah kenal, sering BBMan, SMSan, telfonan sampe berjam jam. Pergi jalan, gila gilaan bersama.

    Aku ngrasa mulai cocok dan nyaman sama kamu Vit,” ungkapku sambil memgang tangannya.

    “Ha?” dia melongo seakan tak percaya apa yang barusan kukatakan.


    “Mau ngga kamu jadi pacar aku Pevita Pearce?” tanyaku penuh harap.

    Hening . . . . sunyi. . . . . seakan gurau tawa siswa siswi lain tak terdengar lagi.


    Lalu dia jawab. “ENGGAK !”


    “Ha? ” Aku melongo, perkiraanku meleset ! Anjing !

    “ENGGA BISA NOLAK KAMUUUU!!!” katanya sambil tersenyum bahagia.


    Ini moment paling berharga selama 2 tahun, karena selama ini aku seolah menerima kutukan dari Tuhan menjadi jomblo abadi. Saat itu juga

    kontak hp yang semula bertuliskan ‘Pevita’ langsung ku ubah menjadi ‘Sayang’, status facebook yang semula ‘single’ menjadi ‘engaged’. BB

    yang tadinya buat BBMan kalo pas paket aktif, sekarang udah bisa dipake telfonan berjam jam. Tiba tiba seperti ada yang menghiasi

    hidupku dengan berbagai spektrum warna yang tak terbayang indahnya.



    Pevita Pearce, dirimu bagaikan pelangi yang mengartikan cerahnya dunia setelah masa kelam yang teramat lama menggelayut di jiwaku.


    Sky is blue and so are weCan you feel it, see it
    Love is full all around us
    Can you feel it, see it
    Call my name ( don’t ever doubt us , I’m here with you)
    Feel the pain
    Everyday is the best day for usCan you feel the atmosphere
    Everyday is the best day for us
    To say I need you
    I have to tell you my love is so true
    Make me so blue
    All so brand new


    cerita sex pevita pearce xxx hot




    7 Juli 2012


    Besok adalah hari ulang tahunnya. Selama kita jadian suka duka sudah kita lewati bersama, dari yang bercanda-canda di sekolah, jalan-

    jalan ke mall, makan di nasi goreng, saling cemburu, sampe berantem di kantin sekolah. Ya begitulah namanya orang berpacaran. Tidak

    selalu jalan yang kita lalui itu lurus. Rencanannya nanti malem tepat pergantian hari aku akan mengajak Vita keluar, melihat bintang,

    mengucapkan ‘Happy Birthday’ sambil memberi hadiah sekedarnya.


    Sepulang sekolah, aku langsung pulang. Pikirku nanti saja lah aku BBM buat ngajakin dia jalan. Soalnya kalo ketemu langsung pasti ribet,

    dia kebanyakan nanya. Kucari kontak yang bernama Pevita Pearce, lalu ku chat
    .

    • Nanti malem keluar yuk sayang?
    • Kemana ? kayanya ga bisa deh.
    • Yaaaaah ? emangnya kenapa ?
    • nanti malem mau keluar sama keluarga. Next time aja yah sayang? Gpp kan?
    • Yaaah, yaudah deh gpp.
    • Besok ajaa ya ketemunyaaaa cayaaaaaaang? Jangan cembeyut yaah?
    • Oke deh.
    • Sampai besok sayaaaang pinoooo. Muaaaaahhhhh .
    • Iyaa sayaaaang
    Jujur, saat itu aku diselimuti rasa kecewa yang luar biasa, bayangkan, bagaimana tidak, rencana yang aku persiapkan secara matang,

    ternyata mentah di tengah jalan. Sumpah seharian itu moodku menjadi berubah, males ngapa-ngapain, bahkan untuk keluar kamar saja ogah

    ogahan. Lalu aku tertidur, sampai malam harinya.


    Aku bangun sekitar pukul 10 malam. Dengan masih terkantuk-kantuk, aku berusaha membuka mata, melihat BBku, wihh, 14 panggilan tak

    terjawab yang semuanya dari Vita. Dan puluhan chat BBM dari Vita yang dari sore belum kubalas karena ketiduran. Tiba tiba muncul ide

    jahilku untuk memberi kejutan padanya, sekalian saja aku kerjain pada nanti jam 12 pas.


    11.59PM jam di BBku, ku coba untuk menelfon Vita.

    Tuuuut…. tuuuuut…. tuuuutt….


    “Halo ? daritadi kamu kemana aja sih? Di telfonin juga. Aku takut tau. Kalo gamau diperhatiin yaudah, nyebelin deh” cerocos Vita

    “Surprise selamat ulang taun ya Sayaaaaaang. hehehe”.


    “Aaaaaaahhh nyebeliiiiiinnnnnnnnnn,” teriak Vita gemas.


    “Hahaha, jangan marah marah dulu dong sayang,”kataku mencoba menjelaskan.


    “Ya aku kira kamu yang marah, gara-gara tadi kamu ngajakin jalan tapi aku ga bisa. Huh!” dengusnya.


    “Engga kok, aku sengaja nyiapin sureprise buat kamu. Hehehe.”

    “Ga lucuuuuuuu tauk ! ih.”


    “Hahahaha” aku tertawa mendengar kata omelannya.


    Lalu obrolan itu akhirnya bersambung sampai berjam-jam. Tak terasa mata pun sudah kembali menggelayut. Lalu kita pun menyudahi

    pembicaraan non formal kita.


    8 Juli 2013


    Setelah selesai mandi, aku pun mengenakan seragam, rasanya masih ngantuk telfonan dengan Vita sampai berlarut-larut. Ku check BBku ada 1

    sms.


    From : Sayang
    Isi : Sayang, kamu bisa kerumahku ga? Aku capek banget lagi males
    sekolah, orang rumah juga pada sepi, pada pergi. Sorry sayang paket BBku
    abis, bales sms aja ya.
    To : Sayang
    Isi : iyaa, rumah kamu dimana? Kan aku belum pernah ke rumah kamu.
    Tidak sampai 5 menit, Bbku kembali bergetar


    From : sayang
    Isi : deket sekolah kok, depan sekolah ada gang, masuk aja terus ntar kanan jalan sekitar 500meter ada rumah pagar hitam.
    To : sayang
    Isi : oke, im coming honey ^^ see you bebh
    From : sayang
    Isi : miss you bebh, im waiting you
    Oh iyaa, mawar merah dan jam tangan Fossil sebagai hadiah ulang taunnya tak lupa aku bawa, harganya lumayan si untuk ukuran anak
    sepertiku. Duit hasil menabung ludes kupakai untuk membeli jam tangan ini. Uang hasil tabungan ku semenjak pacaran memang kupakai untuk

    membelikan kado spesial buat Vita.


    Cinta sejati memang mahal harganya. Sesampainya di rumah Vita, aku mengetuk pintu,
    tok tok tok

    “Vitaaa Vitaaaa,” panggilku seperti anak kecil yang mengajak main temannya.
    “Iya sebentar,” jawabnya dari dalam rumah.
    Aih gadis lucu dengan rambut pirang yang digerai, terlihat
    manyunggingkian bibirnya menyambut kedatanganku. Baby doll putih menemaninya menambah kesan lucu dan seksi pada dirinya.
    “Ayo sini masuk sayaaaang” ajak Vita
    “Eh i.. iyaaa” jawabku, sambil tertegun melihat dirinya.
    “Apaan itu di tangan kamu?”tanyanya ketika melihat mawar yang aku pegang.
    “Ini, ada bunga buat kamu”
    “Ihh makasih yaaaah, lho ini apa Sayang ?” sambil melihat heran jam tangan Fossil yang masih disertai tempatnya.
    “Tau tuh beli bunga di kasih itu tuh. Hehe,” aku berkilah.
    “Ah boong iih, jam ini kan mahaaaaal terus susah lagi dapetinnya,” balasnya dengan manyun.
    “Iya, sesusah ngedapetin hati kamu” jawabku sok romantis.
    “Udah berapa cewek yang udah kamu gombalin dengan kata kata kaya gitu?” sindirnya.
    “Cuman kamu seorang tuan putri. Hahaha”
    “Boong bangeeeeeeet,” katanya sambil mencubit perutku.
    “Eh orang rumah pada kemana?” tanyaku melihat kekosongan rumahnya.
    “Pada pergi ke rumah pakdhe, sepupu aku ada yang mau nikahan, jadinya pada kesana buat bantu bantu seserahan gitu”
    “Ooohhh,” aku mengerti.
    “Duduk dulu gih sayaang,” dia mempersilahkan.
    Lalu kami duduk berdua di ruang tamu, ngobrol santai, bercanda sambil cubit cubitan layaknya orang kasmaran. Tebak tebakan, ngomongin

    film, musik dan yang lain, tak terasa hampir 2 jam kita bercanda, tanpa di sangka tubuhku langsung di peluk sama Pevita. kusambut

    pelukannya.
    “Terima kasih sayaaaaaaaang yang udah nemenin hari hariku, yang udah
    ngasih surprise spesial buat aku, muaaaaaaaah ” dia mengecupkan bibir seksinya.
    Pelukannya makin erat seiring rasa sayang yang semakin mendalam, kita berdua sama sama saling menghayati, mencoba mendalami rasa sayang

    dan cinta yang bersemi diantara kita berdua. Lalu tiba-tiba dia mendongak ke atas melihatku, pandangan yang sayu dan sendu seakan

    berkata, “Aku milikmu sayaaaaang, hari ini jadikan aku wanita seutuhnya”.
    Tanpa berpikir dua kali aku langsung menciumnya. Dan dia membalas ciumanku aku tak mau kalah, aku melumat habis bibir seksinya.
    “Mmmhhhh . . . . . . .” erangnya tak jelas.
    Tangannya mengusap punggungku, akupun balik mengusap punggungnya. Tanganku menyelusup ke dalam baby doll putihnya. Mencoba mencari muara
    dimana kenikmatan ini akan dimulai, segenggam payudara mengkal yang baru mekar menyambut gapaian tanganku. Kutelusuri tali penyangga

    payudara tersebut sampai ke pungung, dan ‘srrt’ terlepas lah BH yang dikenakan Pevita.
    Aku angkat kaos yang masih melekat di tubuhnya, hanya beberapa detik baby doll, dan BH putih sudah kabur dari tempatnya. Tanpa menunggu

    lama, aku pun melupakan bibir seksinya tadi. langsung kuserbu payudara tersebut. Kulumat dan kuremas habis, sungguh kenyal, sangat

    padat. Ku remas lembut, kiri dan kanan. Ku plintir putingnya yangg berwarna merah itu, tampak Pevita seperti menahan sesuatu ,
    “Enak sayaaaaang? ” tanyaku.
    ” Heem ” wajahnya yang memerah seolah memerintahku untuk melanjutkan lumatanku pada payudaranya.
    Kembali ku mulai aksiku, ku remas kembali bukit kembarnya, ku plintir plintir putingnya.
    ” Auuhhhh ahhh ah, terus sayaaaaaang ” dia melenguh merasakan nikmat yg kuberikan, kurasakan semakin keras dan besar putingnya .
    “Iya sayang, disitu ahhh ” rintihnya lagi ,
    Aku berusaha membuka celana yang di pakainya. Langsung kutarik sekaligus celana dalam hitamnya. Terpampang sebuah perut yang rata,

    dimana di bawahnya terdapat gundukan bukit putih yang indah yang baru ditumbuhi rambut halus.
    Tidak menunggu lama ku elus pokek itu, Pevita mengerang dan melenguh, saat kuraba pokek tersebut, hangat dan basah. Ku ikuti naluriku

    , ku kocok kocok pokeknya, semakin basah ! ku elus lagi pokeknya, lalu kuraba terdapat daging kecil di atas labia mayoranya.

    kudapatkan klitorisnya, lalu aku gosok, sesekali aku cubit pelan.
    ” Awwh ah terus sayaaaaaaang. Mmmmhhhhhhhhh. Aaaaaahhhhhhhhhhhh”
    Pevita melenguh keras sekali! Beruntung rumah yang kosong dapat memberiku keleluasaan baginya untuk menjerit. Kuberi jeda buat dia untuk

    beristirahat. Aku yang masih mengenakan pakaian lengkap, mulai membuka pakaianku, hanya celana dalam yang kusisakan, aku tak mau harus

    membukanya sendiri.

    Aku mau dia yang membukakannya, kucium lagi bibirnya. “Mmhhhh …..” dia belum membalas. begitu aku masukkan lidahku ke mulutnya, langsung

    dia melumat habis bibirku, membalas ciumanku. ciumanku turun ke lehernya, belakang telinga.
    “Hmmmm, teruuus sayaaaaang”
    “Enak sayang?”

    “Iya disitu sayaaaaaang,” lenguhnya ketika aku memulai menelusuri payudaranya. Entah disadari atau tidak, pelan pelan dia menyusupkan

    tangannya ke celana dalamku. Secepat kilat celana dalamku sudah berada di mata kaki. Perlahan dia turun mulai menciumi leher dan dadaku.
     sedikit menggigit putingku.
    “Adduuuuuuuuuhhhhhhh ….” ceracauku
    “Slepp” penisku langsung ditelan dimulutnya.

    Kutata rambutnya, kupegang dengan tangan. kutarik sedikit rambutnya kebelakang. Aku ingin melihat wajahnya saat melahap penisku. Manis,

    cantik, pipinya yang mengembung menerima sodokan penisku menambah imut wajah sang
    pelangi. “Lama ih sayang keluarnya,” protesnya sambil melepas kulumannya pada penisku. “Iya ni, ga tau, rasanya enak banget tapi ga mau

    keluar,” jawabku ngasal. Aku langsung duduk bersender pada kursi tamu. mungkin diapun ngerti apa yang kumaksud. langsung dia berdiri,

    jongkok dihadapanku, dielusnya sebentar kepala penisku, lalu diarahkan ke pokeknya.
    “Iisssssshhh….” desahnya saat penisku mulai mendesak pokeknya.
    “Hhmmmmm..” didiamkannya sebentar di pokeknya. Lalu digoyangkannya pantatnya maju mundur.

    “Enaaaaaakk sayaaaaaang ?” tanyanya.
    “Heeeeeem, lebih cepaaaat sayang.” perintahku sambil meremas pantat semoknya.
    “Iyaaa teruuusss, baguuuusssss…” tambahku.
    Lima menit kemudian aku minta untuk rubah gaya.
    “Lepas dulu bentar sayaaaang.” pintaku
    “Se.. sebentaaaar, aku mau keluaaaaaar”
    “Aaaahhhhhhhh, isssssssshhhhhhh” desahnya seiring kontolku dibasahi oleh cairan cintanya.
    Tanpa menunggu lama aku menaruh dia di pinggiran meja, dengan tengkurap, kaki terjuntai kebawah, aku berusaha membuka kakinya.

    Kusorongkan kontolku tepat di pokeknya.
    “Aduuuuuh, pelan dikit sayang, masih ngiluuuu,” protesnya.
    “Ssshhhhhh, ahhh ahhh ahhh…” kupompa penisku maju mundur tak menghiraukan protesnya.
    Setelah berapa lama, aku merasakan akan ada yang keluar dari dalam tubuhku.
    “A.. aku pengen keluar saaaaaaa…..” jeritku tertahan.

    “Aku keluaaaaaaaaaaaarrrrrrr lagiiiii” dia mendahului orgasmeku .
    Dia menarik diri dengan maju ke tengah meja. Aku kaget, serasa mati gaya. tapi tiba tiba.
    “Cepet sini keluarin di mulut aja,” seketika itu dia langsung mengulum penisku.
    Hanya dengan beberapa kuluman aku pun sampai pada klimaks.

    “Aaaahhhhhh, “ beberapa semprotan membasahi bibirnya, dia menyimpannya sesaat sebelum mengeluarkan penis dari mulutnya.
    Diambilnya celana dalamku, lalu ditumpahkannya spermaku di celana dalamku. akupun duduk di kursi tamu masih dengan tubuhku yang

    telanjang, sesaaat setelah membersihkan mulutnya serta pokeknya yang sedikit telah mengering dengan tissue. Lalu dia menyandarkan

    tubuhnya di sisiku, meletakkan kepalanya di dadaku. Lalu kami menghabiskan hari itu, dengan mencoba berbagai gaya, berbagai posisi dan

    berbagai pose. Alangkah indahnya jika ini di abadikan dengan Canon EOS 600D ku. Uhh, lelah rasanya hari ini.

    “Eh makan dulu yuk sayang?” ajak Pevita.
    “Makan dimana emang?” tanyaku
    “Di rumah ada ayam sama sosis tuh.”
    “Sosis yang mana nih? Aku juga punya sosis loh. hehe” sambil melirik ke bawah.
    “Ih, sayang bokeeeeep banget.”
    “Hahahahhahaha” tawa kami menghiasi seisi rumah.

    Selesai acara masak memasak bareng, Pevita menaruh lauk di meja makan, dan mengambilkanku nasi, duh calon ibu rumah tangga yang baik.

    “Pintar melayani pacar, lahiriah maupun batiniyah.” batinku.
     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks luna maya & cut tari

    Di sebuah kamar apartemen yang terlihat cukup lebar, seorang wanita cantik nampak sedang terduduk di atas ranjang. Tangan kanannya nampak sedang meraba-raba pokeknya sendiri yang permukaannya tertutupi oleh bulu-bulu tipis berwarna hitam. Memang saat ini bagian bawah tubuh wanita tersebut tidak tertutup apapun lagi, karena celana pendek coklat maupun celana dalam putih polos yang semula dikenakannya kini tergeletak di sampingnya. Sedangkan tangan kiri wanita tersebut juga terlihat sibuk memilin-milin sendiri puting payudara kirinya. Tubuh atas wanita tersebut memang saat ini masih terbalut kaos ketat berwarna kuning, namun posisi bra putih yang dikenakakannya kini sudah bergeser dari posisinya semula.
    Wanita cantik itu bernama Cut Tari. Ia berumur 31 tahun, dia seoarang artis dan presenter. Saat ini Cut Tari memang sedang dilanda birahi karena memang sebentar lagi dirinya akan mendekati masa menstruasi. Masa-masa seperti ini bagi seorang wanita seperti Cut Tari memang menjadi saat dimana libido sedang tinggi-tingginya, apalagi ketika menonton video bokep Ariel - Cut Tari. Sebagai seorang janda, tentunya Cut Tari tidak memiliki pasangan yang bisa ia ajak menyalurkan hasrat birahinya. Maka dari itu masturbasi pun menjadi satu-satunya cara yang paling efektif sebagai penyaluran birahinya saat ini.
    Kedua mata Cut Tari nampak terpejam mencoba untuk menghayati rabaan demi rabaan yang ia lakukan sendiri pada tubuhnya. Sesekali desahan kecil terdengar dari mulut wanita cantik tersebut, ketika rabaannya menyentuh puting dan klitorisnya sendiri. Namun ketika semua usahanya ini hampir memperoleh” hasil”, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di depan pintu kamar apartemen Cut Tari.
    “Tok… tok… tok…!”.
    “Sial!”, runtuk Cut Tari di dalam hati. “Kenapa mesti di saat seperti ini ada tamu yang datang ke apartemenannya, benar-benar sial!”, runtuk wanita itu lagi.
    “Tok… tok… tok…! Sha…!!”, suara ketokan di pintu kenbali terdengar, kini ditambah dengan suara teriakan seorang wanita.
    “Sebentar…!”, teriak Cut Tari.

    Dengan segera wanita cantik tersebut mengancingkan kembali kaitan branya dan mengenakan celana dalamnya.
    “Ya, sebentar!”, teriak Cut Tari lagi sambil merapikan posisi celana pendek dan kaosnya.

    Setelah merapikan pakaian dan sedikit mengusap-usap wajahnya di depan cermin yang terlihat sedikit memerah akibat menahan nafsu, wanita itu pun kemudian membuka pintu.
    “Haii… lama amat sih bukanya?”, di depan pintu berdiri seorang wanita yang tak kalah cantik jika dibandingkan dengan Cut Tari. Wanita itu seumuran dengan Cut Tari dan merupakan temen satu kampusnya. Wanita itu bernama Luna Maya.
    “Eh iya, sorry tadi lagi di kamar mandi sih”, Cut Tari mencoba menutupi aktifitas yang tadi ia lakukan di dalam kamar.
    Ternyata Luna Maya tidak sendiri. Di belakangnya berdiri seorang laki-laki berperawakan tinggi dan berwajah tampan. Rambut laki-laki itu tercukur rapi. Dari penampilannya terlihat ia cukup perlente. Mungkin ia adalah pacar Luna Maya, pikir Cut Tari dalam hati.




    “O iya, ini Ariel cowok gue”, Luna Maya memperkenalkan laki-laki yang berada di belakangnya tersebut.
    “Ariel”, laki-laki itu kemudian menyodorkan tangan kanannya.
    Cut Tari pun membalasnya, “Cut Tari”. Kedua tangan mereka pun saling berjabatan tangan.
    “Kok tumben nih? Ada apa Vi?”, tanya Cut Tari kepada sahabatnya.
    “Gue mau ngomong bentar ama lu dong”.
    Cut Tari mengerutkan keningnya.
    “Riel, lu tunggu di sini aja dulu ya”, Luna Maya berucap ke arah laki-laki tersebut. Laki-laki itu pun hanya mengangguk.

    Lalu Luna Maya menarik tangan Cut Tari untuk masuk ke dalam kamar apartemennya. Di dalam mereka duduk di atas ranjang.

    “Ada apa sih Vi?”, Cut Tari kembali mengulangi pertanyaannya.

    Luna Maya menetakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, menandakan agar Cut Tari menurunkan volume suaranya. Ia pun kemudian berbisik, “Gini Sha, gue mau pinjem kamar lu bentar dong”.

    “Ah? Buat apa?”, bisik Cut Tari penuh kecurigaan.

    “Gue mau gituan ama cowok gue”, Luna Maya berkata sambil memberikan isyarat tangan dengan memasukkan ibu jarinya diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

    Cut Tari benar-benar tersentak melihat isyarat tangan sahabatnya tersebut. Tanda tersebut sering ia lihat setiap kali Luna Maya ingin menyamarkan kata “making love”. Bukan tanda itu yang mengejutkan Cut Tari, karena ia tahu benar kalau memang sahabatnya ini sudah sering melakukan perbuatan terlarang tersebut dengan pacar-pacarnya. Yang membuatnya terkejut adalah kenapa ia memilih kamar apartemennya ini untuk berbuat mesum.

    “Gila lu ya? Nggak boleh!”, bentak Cut Tari sambil tetap berbisik.

    “Please Sha, gue udah nggak tahan nih, memiaw gue udah basah banget”.

    “Ngapain lu nggak cari hotel aja?”.

    “Nggak sempet, ntar lagi cowok gue musti ke bandara, ini juga sama sekali nggak direncanain kok tiba-tiba dateng gitu aja waktu dia grepein gue di bioskop”.

    “Aduh gimana ya?”, sebenarnya Cut Tari ingin mengatakan tidak, namun melihat ekspresi wajah Luna Maya yang begitu memelas ia pun menjadi bingung harus memberi jawaban apa.

    “Please Sha, cowok gue cuma sehari ini aja bisa transit di sini, ntar malem dia musti keluar kota lagi jadi waktu gue ama dia cuma bentar banget nih”.

    “Kalau ntar ada yang liat gimana? Kan gue malu juga tiba-tiba di kamar apartemen gue ada cowoknya?”, tempat apartemen Cut Tari ini memang hanya menerima penghuni apartemen wanita, sehingga aturan tentang menerima tamu laki-laki memang diatur sedikit ketat.

    “Sepi gini kok? Lagian gue nggak bakal lama kok, sueeer!!!”, Luna Maya mengacungkan jari tengah dan jadi telunjuknya bersamaan.

    Cut Tari tambah bingung mendengar kata-kata sahabatnya ini.

    “Lu tu bener-bener gila tau nggak?”, ucap Cut Tari masih tetap berbisik.

    “Please Sha, please…”.

    Cut Tari kembali mengerutkan keningnya, menandakan kebingungan yang sedang melanda dirinya saat ini.

    “Please Sha”, kembali Luna Maya memelas.

    “I… iya deh”, ucap Cut Tari ragu. Ia sendiri tidak tahu kenapa kata-kata persetujuan tersebut bisa keluar dari mulutnya.

    “Thanks Sha, lu emang temen gue yang paling baik”.

    Luna Maya langsung memonyongkan bibirnya hendak mencium sahabatnya ini, namun dengan segera Cut Tari menghentikan perbuatannya tersebut. “Horny sih horny, tapi lu jangan sosor gue kayak gitu dong!”.

    “Hehehe… sorry abis kalo lagi horny gue emang suka lupa diri sih”.

    “Trus gue musti kemana dong?”, Cut Tari kembali bingung. Tentu saja ia harus bingung, karena jika kamarnya sedang “dipakai” oleh sahabatnya ini tentunya ia tidak bisa berada di tempat yang sama juga bersama mereka.

    “Lu kemana kek, makan kek, nonton kek, nih gue kasi lu ongapartemen deh”.

    Luna Maya mengeluarkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan dari dompetnya. Wanita cantik ini memang tergolong cukup beruntung untuk bidang keuangan. Memiliki orang tua seorang pengusaha sukses tentunya membuat isi dompetnya hampir tidak pernah apartemenong, bahkan kalau tidak boleh dibilang berlebih.

    “Hhhmm… kemana ya?”.

    Cut Tari nampak mengerutkan dahinya.

    Melihat sahabatnya belum juga beranjak dari tempatnya, langsung saja Luna Maya mengajukan protes, “Udah ah lu pikirin sambil jalan aja! Dah kebelet nih!”.

    “Eh… iya… iya…”, Cut Tari langsung beranjak dari atas ranjang, disusul kemudian oleh Luna Maya.

    Mereka berdua kemudian melangkah menuju pintu.

    “Ya udah kalo gitu gue keluar bentar ya Vi”, Cut Tari melambaikan tangan ke arah sahabatnya yang kini terlihat berdiri di depan pintu kamar apartemennya.

    “OK, ati-ati ya Sha”, Luna Maya melempar sebuah senyum penuh makna, yang mana hanya mereka berdua yang mengerti.

    Sebelum beranjak, Cut Tari melempar senyum kecil juga ke arah laki-laki yang diakui sebagai pacar oleh sahabatnya tersebut. Laki-laki itu pun kemudian membalas dengan senyuman kecil pula. Lalu Cut Tari berjalan menuju tempat parkir dimana semua sepeda motor para penghuni apartemen terparkir

    Setelah tiba di samping sepeda motornya, sekilas wanita cantik itu menengok kembali ke arah kamar apartemennya. Tidak terlihat lagi Luna Maya dan cowoknya disana. Bahkan kini pintu kamar apartemennya sudah tertutup rapat. Luna Maya memang pernah bercerita tentang cowok barunya, namun ia belum bertemu dengan pacar baru sahabatnya tersebut secara langsung. Apakah cowok ini yang dimaksud oleh sahabatnya tersebut? Ia sama sekali tidak tahu.

    Hampir beberapa menit Cut Tari berdiri disamping sepeda motornya. Mengetahui kalau saat ini mungkin sahabatnya sedang bercinta di dalam kamar apartemennya, justru membuat gairah di dalam dirinya yang tadi sempat muncul kini kembali bergejolak. Tak terasa pokeknya kembali berdenyut-denyut dan payudaranya terasa mengeras seperti yang ia alami beberapa menit yang lalu ketika melakukan masturbasi. Tiba-tiba di saat itu pula di dalam otak wanita cantik itu terbersit sebuah ide gila untuk mengintip kegiatan sahabatnya tersebut di dalam kamar. Tidak etis memang mengintip sahabat sendiri yang sedang bercinta, namun gejolak nafsu Cut Tari yang sudah tidak bisa tertahan lagi menghilangkan semua pikiran waras di dalam otaknya.

    “Sha, lu nggak boleh ngelakuin itu, itu sama aja lu itu mempermalukan sahabat lu sendiri!”, suara kata hati malaikat di dalam diri Cut Tari berteriak-teriak di telinga kanannya.

    “Halah… liat dikit emang kenapa? Itu juga kan kamar lu Sha? Siapa suruh ngent*t di kamar orang!”, di saat yang sama suara kata hati iblis di dalam dirinya pun juga tidak mau kalah terdengar menggema di telinga kirinya.

    “Tetep nggak boleh Sha, lu harus menghargai privasi orang dong!”.

    “Tai kucing tuh privasi! Sedeng asyik ngent*t gitu paling juga mereka nggak bakal sadar lu intipin Sha!”.

    “Nggak boleh!”.

    “Boleh!”.

    Nggak bisa!”.

    “Bisa!”.

    Suara hati malaikat dan iblis kini terus menggema di dalam kepada Cut Tari, seakan-akan mencoba memberikan “nasehat” jalan terbaik yang harus ia lakukan saat ini.

    “Udah… udah… udah… pada bisa diem nggak sih?”, Cut Tari menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berteriak di dalam batinnya. Kepalanya terasa mau pecah mendengar kata hatinya sendiri yang terus berteriak-teriak di dalam kepalanya secara bergantian. Setelah suara-suara itu tidak terdengar lagi di kepalanya, Cut Tari menarik nafasnya panjang dan berdiam diri sesaat. Akhirnya wanita cantik itu pun memilih untuk mengendap-endap menuju kamar apartemennya sendiri. Saat ini sisi iblis Cut Tari pastilah sedang tertawa lantang penuh kemenangan.

    Jika saja ada yang melihat Cut Tari sedang berjalan mengendap-endap menuju kamar apartemennya sendiri seperti saat ini, tentu akan menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan. Bersyukur sore ini tempat apartemen Cut Tari nampak begitu sepi, karena memang diakhir pekan rata-rata penghuni apartemen kembali ke rumah mereka masing-masing untuk bersua dengan keluarga. Sedangkan untuk penghuni apartemen yang tidak kembali ke rumah seperti Cut Tari kini sebagian besar sedang melaksanakan aktifitas mereka masing-masing di luar apartemenan. Cut Tari sendiri masih berada di apartemenannya karena kebetulan siang tadi ia harus mengambil kuliah tambahan sehingga akhirnya memilih tetap tinggal di apartemenan.

    Di depan jendela kamarnya, Cut Tari mencoba mencari celah yang terbuka diantara tirai yang tertutup. Memang ada sedikit celah yang tersisa, namun tidak cukup lebar untuk bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Beberapa kali dari dalam kamar terdengar tawa cekikikan kecil dan suara desahan manja. Suara tawa itu pastilah suara Luna Maya bersama pacarnya. Cut Tari masih terus berusha mendongak-dongakkan kepalanya di depan jendela, sampai tiba-tiba…
    “Duaar!!!”, tirai penutup jendela tersebut tersibak dan muncullah wajah Luna Maya dari balik jendela.

    Wajah Cut Tari langsung terlihat merah padam karena ketahuan mengintip.

    Belum hilang rasa terkejut Cut Tari, dengan santainya Luna Maya menutup kembali tirai tersebut dan kemudian wanita cantik itu keluar dari kamar dengan tubuh hanya berbalut handuk hijau milik Cut Tari.

    “Daripada lu ngintipin gue, mending lu gabung aja”.

    Cut Tari begitu tersentak mendengar kata-kata sahabatnya tersebut. Saat ini ia merasa seperti tersambar petir puluhan ribu volt.

    “Vi, nggak! Jangan!”, Cut Tari berusaha bertahan ketika Luna Maya menarik tangan kanannya untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar.

    “Udah… hayo!”.

    “Nggak Vi!”.

    “Hayo dong…!”, Luna Maya terus memaksa.

    Setelah cukup lama saling menarik tangan masing-masing akhirnya Cut Tari pun tidak kuat lagi melawan tarikan sahabatnya itu. Ia pun tertarik masuk ke dalam kamar.

    “Aaakkhh…!”, begitu masuk ke dalam kamar Cut Tari langsung berteriak dan menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.

    Bagaimana tidak berteriak. Di atas ranjangnya kini terlihat seorang laki-laki sedang terduduk santai dengan hanya mengenakan kaos tanpa tambahan apapun lagi sebagai penutup bagian bawah tubuhnya. Di bagian selangkangan laki-laki tersebut mengacung tegak sebuah batang yang berukuran sangat besar.

    “Halah, gaya lu tu kayak baru pertama kali aja ngeliat tongkol hehe…”, Luna Maya dengan santainya berkata seronok kepada sahabatnya tersebut setelah menutup pintu kamar.

    Wajah Cut Tari semakin memerah mendengar kata-kata Luna Maya tersebut. Memang benar apa yang dikatakan sahabatnya ini, karena peler bukanlah hal asing bagi mereka berdua. Namun dalam hal ini jelas berbeda. Laki-laki yang kini terbaring di ranjangnya jelas-jelas baru saat ini ia jumpai untuk pertama kalinya. Tentu akan sangat aneh apabila tiba-tiba saja di saat itu juga ia harus melihat peler laki-laki yang baru saja ia kenal tersebut.

    Luna Maya dengan santainya berjalan mendekati ranjang kemudian naik ke atasnya. Ia lalu mencium bibir laki-laki tersebut sambil memeluknya.

    “Riel, Cut Tari mau gabung bareng kita nih, boleh ya?”.

    Laki-laki itu hanya tersenyum kecil, “Boleh kok”.

    Luna Maya membalas dengan senyuman pula. Dikecupnya sekali lagi bibir pacarnya tersebut, kemudian beranjak turun dari ranjang dan kembali mendekati Cut Tari. Cut Tari sendiri masih terlihat berdiri mematung dengan ekspresi penuh kehampaan.

    “”Ayo dong!”, kembali Luna Maya menyeret tangan Cut Tari mendekat menuju ranjang.

    “Nggak Vi, gue nggak mau”.

    “Halah, jangan malu-malu gitu ah! Norak tau…”.

    “Nggak Vi, bener gue nggak bisa”, Cut Tari terus berusaha bertahan.

    Luna Maya pun akhirnya hanya melengos dan melepaskan tangan Cut Tari setelah tidak mampu memaksa kembali sahabatnya tersebut untuk mendekati ranjang.

    “Ya udah, kalo gitu lu disini aja”.

    Luna Maya kembali berjalan menuju ranjang. Sebelum naik ke atas ranjang ia melepaskan handuk yang melilit tubuhnya. Terlihatlah kini tubuh sintal itu hanya terbalut celana dalam putih beraksen garis-garis pink. Rupanya sebelum memergoki Cut Tari tadi, mereka berdua sudah sempat melepaskan beberapa lembar pakaian yang mereka kenakan. Pakaian-pakaian tersebut kini ada yang tergeletak di atas ranjang ataupun di lantai kamar. Wanita cantik itu lalu merangkak naik ke atas ranjang dan kembali memeluk tubuh pacarnya.

    “Lanjut yuk!”.

    Mereka berdua pun berciuman panas sambil beradu lidah. Tangan Ariel pun dengan cekatan meremas-remas payudara montok Luna Maya. Keduanya begitu menikmati percumbuan mereka seolah-olah di dalam kamar hanya ada mereka berdua, tanpa memperdulikan kehadiran Cut Tari di sana. Tak hanya meremas, kini puting payudara kanan Luna Maya sudah berada sepenuhnya di dalam kuluman Ariel. Luna Maya pun akhirnya terpaksa remas-remas sendiri payudara kirinya karena tangan Ariel saat ini sibuk mengobok-obok selangkangannya yang masih tertutupi celana dalam. Selangkangan yang sebelumnya telah basah itu pun kini nampak semakin basah.

    “Aaahh… oooh…”, Luna Maya sengaja mendesah sesensual mungkin sambil menatap ke arah Cut Tari yang masih berdiri di dekat pintu. “Ooohh… aaah…”, kini Luna Maya memasang ekspresi wajah penuh kenikmatan seolah-olah menikmati betul kuluman di payudaranya dan permainan tangan Ariel di selangkangannya. Luna Maya tersenyum kecil ketika melihat Cut Tari yang sudah mulai nampak berdiri gelisah sambil menggesek-gesekkan kedua pahanya.

    “Ntar Riel, gue mau ngelepas CD dulu nih”.

    Ariel pun menghentikan remasan tangannya, namun tidak kuluman mulutnya.

    “Udah dong, berhenti bentar aja”, Luna Maya berusaha melepaskan kuluman Ariel di payudaranya yang sudah terlihat dipenuhi beberapa bercak-bercak merah.

    Ariel pun menurut, namun bukan berarti payudara montok itu bisa terbebas begitu saja. Di saat Luna Maya berusaha melorotkan celana dalam yang dikenakannya, remasan tangan kanan Ariel masih tetap bertengger di gundukan daging kenyal tersebut.

    “Udah!”, ucap Luna Maya setelah meletakkan kain mungil penutup selangkannya tersebut di sampingnya. Wanita cantik itu pun kini yang ganti angresif memeluk tubuh Ariel dan mencium bibir laki-laki tersebut dengan ganas. Tak hanya itu kini jari-jari mungil Luna Maya juga secara bersamaan dengan telaten mengocok-ocok batang peler Ariel yang telah menegang.

    Luna Maya memang sengaja mengatur posisi tubuhnya agar menghadap ke arah Cut Tari. Sambil berciuman dan bermain lidah, Luna Maya tetap intens sesekali melirik ke arah sahabatnya tersebut. Kini Cut Tari sudah tidak mampu lagi menutupi gairah birahi yang menyerangnya akibat melihat live show yang terjadi di hadapannya. Tangan Cut Tari mulai bergerak merabai dadanya sendiri, sambil tetap menggesek-gesekkan kedua pahanya. Senyum Luna Maya pun semakin lebar karena berhasil memancing gairah Cut Tari.

    “Riel, lu ML ama Cut Tari dulu ya, ntar baru ama gue”, bisik Luna Maya di telinga pacarnya.

    “Dia kan tadi udah nggak mau Vi?”, sahut Ariel ditengah remasan tangannya di payudara pacarnya tersebut.

    “Udah, ntar gue yang ngatur deh”.

    “Emang lu nggak cemburu Vi, gue ML ama temen lu?”.

    “Nggaklah, kan gue yang nyuruh, lagian itung-itung sekalian gue ngasi bonus ke lu juga ke Cut Tari”.

    “OK deh, asal lu nggak apa-apa aja”.

    Luna Maya pun membuka kaos Ariel sehingga kini mereka berdua pun telah benar-benar dalam keadaan telanjang. Kemudian setelah mencium bibir pacarnya tersebut, Luna Maya pun beranjak turun dari ranjang dan kembali menghampiri Cut Tari. Ariel sendiri terlihat mengambil posisi terbaring santai di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar.

    “Sha, ayo dong kita bareng yuk”.

    “Nggak Vi”, kembali Cut Tari menolak.

    “Ayo dong, gue tau lu sekarang udah horny kan?”, desak Luna Maya lagi.

    “Gue malu Vi”.

    “Napa musti malu? Kan ada gue disini?”.

    “Iya sih…”.

    “Sha, gue tau lu udah lama banget nggak ML sejak lu putus ama cowok lu, gue cuma mau bantu lu nyalurin birahi lu”.

    “Tapi itu kan cowok lu Vi?”.

    “Halah, lu nggak enak ama gue? Kan gue yang nyuruh lu? Cowok gue juga asyik-asyik aja kok, lagian kucing mana sih yang nolak kalo di kasi ikan? Hehe”.

    Cut Tari tidak tahu harus berkata apa lagi. Apa yang dikatakan Luna Maya tadi memang benar adanya. Sudah hampir setahun ia tidak lagi bisa merasakan hangatnya persetubuhan. Apalagi kini mendekati tanggal-tanggal krusial menjelang menstruasi, dimana gairah dan hormon kewanitaannya mulai memuncak tak terkendali. Ingin sekali rasanya ia melepaskan semua beban birahi di dalam dirinya ini dengan bercinta bersama seorang laki-laki. Tapi kalau dia harus menyalurkannya dengan cara bersetubuh bersama pacar sahabat baiknya sendiri, hal ini tentu sesuatu yang benar-benar di luar akal sehat. Namun di sisi lain, bukankah justru sahabat baiknya inilah yang memintanya untuk melakukan persetubuhan? Jadi siapakah sebenarnya yang gila dalam hal ini?

    “Ayo Sha…”, Luna Maya menarik tangan Cut Tari dan kali ini wanita cantik itu nampak tidak melakukan perlawanan lagi.

    Ketika kedua wanita itu berdiri di pinggir ranjang, Ariel hanya tersenyum kecil ke arah Cut Tari. Di dalam hati kecilnya, laki-laki tersebut cukup mengagumi kecantikan dan keindahan tubuh Cut Tari. Dalam hal ini tentu ia sangat mensyukuri karena bisa memacari Luna Maya yang memiliki fantasi sensual yang liar, sehingga sebentar lagi mungkin ia akan segera bisa menikmati tubuh sahabat pacarnya ini tanpa perlu melakukan perselingkuhan di belakang pacarnya.

    “Riel, lu rangsang dikit Cut Tari gih!”.

    Ariel pun berdiri dan mendekati Cut Tari. Tubuh Cut Tari terlihat bergetar ketika seorang laki-laki dalam keadaan telanjang bulat kini berlahan mendekatinya. Cut Tari sempat melirik nakal ke arah batang peler Ariel. Batang tegang itu terlihat sangat besar untuk membuatnya bergidik dan membuat selangkangannya terasa senut-senut. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan menyerangnya jika batang besar itu harus masuk ke dalam dirinya.

    “Vi…”, Cut Tari memegang tangan sahabatnya, ketika Ariel semakin mendekat.

    “Udah, anggep aja Ariel itu cowok lu”.

    “Tapi Vi…”, belum sempat Cut Tari melanjutkan kata-katanya Ariel sudah keburu memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya.

    Cut Tari pun gelagapan dibuatnya, walaupun ia sama sekali tidak menolak bibir Ariel yang kini terus menyerang bibirnya. Awalnya Cut Tari terlihat kikuk, namun beberapa saat kemudian ia pun mulai membalas pagutan bibir Ariel. Apalagi ketika kemudian wanita cantik itu merasakan sentuhan lembur Luna Maya di pundaknya, Cut Tari pun tidak malu lagi membalas permainan lidah Ariel di mulutnya. Cut Tari yang memang sejak semula telah terbakar nafsu birahi membuat Ariel tidak perlu terlalu bekerja keras untuk membangkitkan sisi liar wanita cantik tersebut.

    Luna Maya sendiri kini masih berdiri di belakang Cut Tari sambil meremas-remas payudara sahabatnya tersebut dari balik kaos. Kemudian dengan cekatan kedua tangan wanita tersebut masuk ke dalam kaos Cut Tari. Berlahan jari-jari Luna Maya bergerak membuka kaitan bra berwarna putih tanpa renda yang dikenakan sahabatnya. Kini remasan tangan Luna Maya pun dapat langsung merasakan kelembutan dan kekenyalan payudara Cut Tari.

    Diserang dari dua arah seperti ini membuat Cut Tari kian melambung. “Aaah… oooh…!”, cuma lenguhan dan desahan yang keluar dari mulut wanita cantik tersebut, ditengah lumatan bibir Ariel.

    Saking terbelenggunya oleh nafsu membuat Cut Tari sama sekali tidak melawan ketika Ariel menggiringnya berbaring di ranjang. Bahkan saking terbuainya oleh cumbuan pacar sahabatnya tersebut, Cut Tari sama sekali tidak menyadari kalau kini tubuh atasnya saat ini sudah sama sekali tidak tertutup apapun. Luna Maya melemparkan kaos berikut dengan bra milik Cut Tari sehingga kedua potong pakaian tersebut kini tergeletak di lantai. Hal ini membuat Ariel menjadi leluasa mengulum dan menghisap kedua payudara milik Cut Tari. Payudara wanita cantik itu memang tidaklah terlalu besar, tidak sebesar milik Luna Maya, namun ukurannya pas untuk tubuhnya yang berukuran cukup mungil.

    Ketika kedua payudara Cut Tari kini sepenuhnya berada di dalam “kekuasaan” Ariel, maka bibir lembut wanita cantik itu pun kini berganti menjadi milik Luna Maya. Kedua wanita cantik tersebut terlihat begitu eksotis ketika saling mengulum, menjilat dan bertukar air liur. Mereka berdua sesungguhnya bukanlah lesbian, namun desakan birahi yang kini menguasai kedua wanita tersebut membuat mereka lupa kalau mereka sesungguhnya adalah makhluk sejenis.

    Ketika kedua wanita itu terlihat asyik saling kulum dan saling jilat, di bawah sana ciuman Ariel sudah merambat turun sampai ke perut Cut Tari yang rata. Sambil tetap mencium pusar Cut Tari, kedua tangan laki-laki tersebut terlihat memegang ujung celana pendek wanita cantik tersebut. Sesaat kemudian celana pendek itu telah melorot turun dan akhirnya terlepas. Ariel kemudian menciumi kedua paha mulus Cut Tari dan akhirnya ciuman tersebut bermuara di celana dalam putih wanita tersebut yang sudah terasa basah. Kain mungil tipis menerawang itulah yang kini hanya menjadi pembatas antara lidah Ariel dengan pokek Cut Tari.

    “Hhhmm… hhmm…!”, hanya itu yang keluar dari mulut Cut Tari yang kini sedang dicumbui oleh Luna Maya. Wanita cantik itu harus beberapa kali menggerakkan pantatnya menahan geli akibat permainan lidah Ariel yang beberapa kali menyentuh klitorisnya. Ini berarti celana dalam Cut Tari sudah berhasil dienyahkan oleh laki-laki tersebut.

    Cut Tari benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa. Bibir dan payudaranya terus menerus dipermainkan oleh Luna Maya, sementara di saat yang bersamaan pokek dan klitorisnya jura terus dipermainkan oleh Ariel. Terasa sekali kalau di bawah sana sudah semakin basah dan becek, sedangkan payudara dan putingnya sendiri terasa demikian menegang. Permukaan kasar lidah Ariel begitu nikmat dirasakan Cut Tari ketika menari-menari bebas diantara bulu-bulu tipis basah yang ada disana. Saat ini wanita cantik itu sudah benar-benar melayang akibat gelora nafsu birahinya sendiri.

    Melihat Cut Tari yang sudah siap tempur, Ariel lalu menghentikan jilatannya. Laki-laki itu beranjak dari posisinya samping mengocok-ngocok batang pelernya sendiri yang sudah semakin menegang. Laki-laki itu merasa batang pelernya belum cukup tegang untuk memberikan kenikmatan kepada dua orang wanita yang bersamanya saat ini. Ia pun menyuruh Luna Maya menghentika ciuman bibirnya dan lalu mengarahkan batang pelernya ke dalam mulut Cut Tari yang masih terbaring pasrah. Kini batang peler tersebut udah terkocok keluar masuk ke dalam mulut mungil Cut Tari. Cut Tari nampak cukup gelagapan menerima kocokan peler besar Ariel di dalam mulutnya. Ujung peler laki-laki tersebut terasa beberapa kali menyentuh kerongkongannya. Karena takut tersedak, wanita cantik itu pun memilih untuk mengganti posisinya menjadi terduduk.

    Posisi ketiga insan yang sedang dimabuk birahi itu pun berganti. Kini Ariel duduk di ujung ranjang, dimana batang pelernya nampak sedang dijilati oleh dua orang wanita cantik. Ariel saat ini benar-benar merasa seperti seorang raja yang sedang dilayani dengan penuh cinta oleh selir-selirnya. Ketika batang peler itu amblas ke dalam mulut Cut Tari, Luna Maya pun kemudian mencium bibir Ariel sambil merabai dada bidang pacarnya tersebut. Cukup lama keduanya saling lumat, sebelum ciuman Luna Maya mulai turun ke leher dan dada Ariel. Lalu Luna Maya pun menyorongkan payudara kanannya ke mulut Ariel untuk dilumatnya. Ariel pun dengan senang hati melumat dan menjilati payudara montok milik pacarnya tersebut. Memang payudara Luna Maya lebih besar ukurannya dibandingkan milik Cut Tari, namun kedua payudara wanita cantik tersebut sama-sama memiliki daya tarik mereka sendiri.

    “Aaah…!”, Luna Maya mendesah pelan ketika Ariel sedikit menggigit puting payudaranya, setelah pacarnya tersebut kembali membuat beberapa cupangan dipemukaan daging montok tersebut.

    Kini terlihat kedua wanita itu telah berganti posisi. Kini Luna Maya yang nampak mengulum batang peler Ariel sedangkan Cut Tari bergantian mencumbu bibir dan dada Ariel. Laki-laki tersebut benar-benar tidak percaya kalau Cut Tari ternyata begitu liar ketika terbakar birahi. Jika dilihat sekilas tadi, dari segi penampilan luar semula Ariel melihat Cut Tari seperti seorang wanita lugu dan polos. Sama sekali tidak terlintas di benaknya tadi kalau wanita cantik, sahabat pacarnya ini pernah memiliki pengalaman bercinta sebelumnya. Namun kini Ariel begitu terbuai dengan permainan Cut Tari yang tak kalah menggairahkan dengan permainan cinta pacarnya, Luna Maya.

    “Ooohh… ooohh…”, Ariel hanya bisa mendesah penuh kenikmatan mendapatkan pelayanan dari kedua wanita cantik tersebut.

    “Riel, mulai masukin ya? Udah tegang banget nih”, Luna Maya menghentikan kuluman dan kemudian memelas ke pacarnya untuk mulai melakukan penetrasi.


    “OK deh, siapa duluan nih?”.

    “Cut Tari aja deh”.

    Cut Tari sama sekali tidak berkomentar mendengar percakapan pasangan kekasih tersebut. Yang dia tahu saat ini dirinya memang sangat ingin segera disetubuhi, entah duluan atau belakangan sama sekali tidak masalah baginya.

    Ariel pun menuruti kata-kata pacarnya. Laki-laki itu pun membaringkan tubuh Cut Tari di ranjang dan kemudian membuka kedua paha wanita tersebut lebar-lebar. Sejenak Ariel menelan ludah. Di hadapannya kini terpampang indah sebuah pokek wanita muda yang begitu mempesona. Entah berapa peler yang pernah memasuki lubang kenikmatan tersebut, Ariel sama sekali tidak ambil pusing. Yang jelas sebentar lagi batang pelernya akan bisa menikmati pokek ranum milik sahabat pacarnya tersebut. Wajah Cut Tari terlihat memerah karena malu melihat tatapan nanar Ariel ke arah pokeknya.

    Tak sabaran merasakan nikmatnya pokek Cut Tari, dengan segera Ariel menghujamkan batang pelernya ke dalam lubang kenikmatan tersebut.

    “Aaaahhh…!!”, baik Ariel maupun Cut Tari memiawik penuh kenikmatan.

    Ariel merasakan sensasi kenikmatan yang dasyat ketika memasukkan batang pelernya ke dalam pokek Cut Tari. Memasukkan peler ke dalam pokek seorang wanita yang belum pernah kita setubuhi sebelumnya memang selalu membawa sensasi tersendiri. Begitu pula dengan Cut Tari, yang memang sudah sekian lama tidak dapat lagi merasakan hujaman peler di dalam pokeknya. Lesakan peler Ariel terasa seperti siraman air ditengah kegersangan hidupnya selama ini. Ariel pun tak membuang-membuang waktu untuk secepatnya menghujam-hujamkan batang pelernya. Batang peler Ariel mengocok pokek Cut Tari dengan kencang, sedangkan Reisaha sendiri terlihat begitu menikmati kocokan tersebut.

    Luna Maya yang harus menunggu giliran untuk disetubuhi, terlihat mencium bibir Cut Tari yang kini terguncang-guncang hebat. Luna Maya juga meraba-raba payudara Cut Tari yang nampak terguncang tak kalah hebat.

    “Gimana Sha? Enak?”, bisik Luna Maya nakal di telinga sahabatnya.

    “Aaah… e… enak Vi”, ucap Cut Tari gemetar.

    “Nikmat kan tongkol cowok gue? Hehe”.

    “I… iya”.

    Luna Maya tersenyum kecil mendengar kata-kata Cut Tari. Wanita itu pun lalu melumat payudara Cut Tari sambil tangannya merabai klitoris sahabatnya, membantu Ariel yang semakin gencar menghujam-hujamkan batang pelernya.

    “Vi lu nunging gih, giliran lu yang gue ent*t sekarang”.

    Luna Maya pun menurut. Ia lalu mengambil posisi nunging di samping Cut Tari yang terbaring terlentang. Ariel lalu mencabut batang pelernya dari dalam pokek Cut Tari dan ganti memasukkannya ke dalam pokek pacarnya.

    “Aaakkhh…!”, Luna Maya melenguh kencang. Wanita itu memejamkan matanya sambil meremas erat sprei.

    Batang peler Ariel yang langsung menghujam kencang ke dalam pokeknya cukup memberikan rasa sakit yang luar biasa. Tapi di satu sisi sensasi yang ditimbulkan antara campuran rasa sakit dan kenikmatan justru semakin membangkitkan birahinya. Lubang kenikmatan yang semula sempat mengering, kini mulai basah kembali dialiri cairan cinta. Ditengah genjotan Ariel, Luna Maya menggigit bibirnya. Wanita itu begitu merindukan genjotan peler besar pacarnya ini. Hampir dua minggu lamanya mereka harus berpisah karena Ariel harus tugas ke luar daerah. Kali ini pun mereka hanya bisa bertemu sehari sebelum malam nanti Ariel harus berangkat kembali ke tempat tugasnya.

    Ketika Luna Maya mendapat giliran disetubuhi, Cut Tari giliran merabai tubuh Luna Maya. Payudara, paha, pinggang dan bagian-bagian tubuh sensitif lainnya secara bergiliran menerima rabaan dan sentuhan Cut Tari. Bahkan tidak hanya menyentuh, Cut Tari juga menciumi dan menjilati sekujur tubuh Luna Maya, guna membantu sahabatnya ini menikmati persetubuhan yang kini ia lakukan bersama pacarnya.

    “Giliran lu lagi Sha”, ucap Ariel ditengah genjotannya di pokek Luna Maya.

    Seperti layaknya Luna Maya tadi, Cut Tari pun begitu saja menuruti kata-kata Ariel. Apakah ini bertanda kalau kedua wanita cantik tersebut telah sepenuhnya ditaklukkan oleh Ariel dengan kocokan peler besar dan panjangnya? Mungkin saja, karena kedua wanita cantik itu terlihat bak budak seks yang sedang melayani majikannya. Kini Cut Tari pun menungging di samping Luna Maya, seakan-akan menyerahkan sepenuhnya pokeknya untuk pacar sahabatnya tersebut. Ariel meremas-remas pantat sekal Cut Tari sebelum melepaskan pelernya dari dalam pokek Luna Maya.

    “Aaakhh…”, kini peler Ariel kembali menghujam-hujam kencang ke dalam pokek Cut Tari.

    Luna Maya pun kembali mencium bibir Ariel sambil merabai lembut tubuh pacarnya tersebut. Ariel pun harus membagi konsentrasi antara menggenjoti pokek Cut Tari dengan permainan lidah Luna Maya di dalam mulutnya. Keduanya memberikan sensasi kenikmatan tersendiri bagi Ariel.

    Gaya doggie ini tidak berlangsung lama karena Luna Maya menyuruh Cut Tari untuk mengambil posisi woman on top. Kini Ariel berbaring di atas ranjang, dimana Cut Tari berada di atas tubuhnya dan menggoyang-goyangkan pinggulnya. Hal ini membuat batang peler Ariel yang menancap di dalam pokek Cut Tari terasa terjepit dengan kencang. Posisi seperti ini memudahkan Luna Maya untuk bergantian mengulum bibir Ariel maupun Cut Tari. Tak hanya bibir mereka, Luna Maya juga bergantian menjilati dada keduanya. Sambil bergoyang kini Cut Tari pun harus membagi konsentrasi antara kuluman bibir Luna Maya dan remasan tangan Ariel di kedua payudaranya.

    “Hhhmm… hhmmm… hhhmmm…”, desahan tertahan keluar dari kedua mulut wanita cantik tersebut yang kini terlihat masih berciuman panas. Sedangkan Ariel ditengah dera rasa nikmat akibat jepitan pokek Cut Tari, terlihat begitu kagum melihat pemandangan dua wanita cantik yang kini sedang bercumbu ria di hadapannya. Sungguh fenomena yang sangat eksotis dan indah.

    Ketika tiba giliran kembali untuk berganti posisi, Luna Maya pun agaknya memilih untuk menggunakan gaya woman on top juga. Begitu batang peler tersebut terlepas dari pokek Cut Tari, Luna Maya langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Cairan cinta Cut Tari begitu terasa di lidahnya ketika Luna Maya mengulum dan mengocok batang peler Ariel dengan mulutnya. Sedangkan Cut Tari hanya meremas-remas pantat sekal Luna Maya.

    Kemudian Luna Maya mengambil posisi mengangkang diatas tubuh pacarnya. Sejenak wanita manis itu mengatur posisi peler Ariel, agar pas ketika terhujam nanti. Setelah merasa pas Luna Maya pun menurunkan tubuhnya dan batang peler itu pun menghujam kencang masuk ke dalam duburnya. Luna Maya memang tidak mengarahkan batang peler Ariel ke dalam pokeknya, namun ke dalam duburnya. Rupanya wanita cantik itu ingin memberikan pelayanan anal seks untuk pacarnya.

    “Oooohh…!!!”, Ariel berteriak merasakan pelernya melesak masuk ke dalam pantat pacarnya tersebut. Jepitan dubur memang berbeda dengan jepitan pokek. Sensasi yang ditimbulkannya pun jauh berbeda. Sebuah variasi yang luar biasa dalam percintaan mereka saat ini.

    “Aaaahh… aaahh…”, Luna Maya dan Ariel sama-sama mendesah, berteriak dan melenguh secara bergantian. Mereka seakan-akan lupa kalau mereka kini sedang bercinta di apartemenan Cut Tari, dimana kemungkinan ada penghuni apartemen yang akan mendengar teriakan mereka.

    Cut Tari sendiri kini nampak meraba-raba pokek dan klitoris Luna Maya. Sejenak ia membasahkan tangan kanannya dengan liur kemudian kembali melanjutkan aktifitasnya mengobok-obok pokek Luna Maya. Pokek Luna Maya memang saat ini sedang menganggur karena yang sedang sibuk menerima genjotan peler Ariel adalah duburnya. Sedangkan Ariel yang terlihat begitu menikmati aksi Luna Maya yang terlihat turun naik di atas tubuhnya, kini sibuk pula memainkan pokek Cut Tari yang juga menganggur dengan jari-jarinya. Beberapa kali jari-jari tangan Ariel menghujam-hujam masuk ke dalam lubang pokek Cut Tari, sehingga membuat pemiliknya juga mendesah-desah penuh kenikmatan.

    Menerima genjotan peler di duburnya serta permainan jari-jari Cut Tari di pokek dan klitorisnya, membuat Luna Maya terlihat segera akan mencapai klimaks. Dan benar saja tak lama kemudian Luna Maya melenguh kencang, menandakan pencapaian puncak permainan. “Aaaakkhh…!!!”, lenguh Luna Maya sambil mendongakkan kepala dan memejamkan matanya.

    Luna Maya pun mencabut batang peler Ariel dari dalam pokeknya dan sejenak berbaring di ranjang menikmati sensasi kenikmatan yang baru saja menderanya. Kesempatan ini digunakan Ariel untuk kembali menghujamkan batang pelernya ke dalam pokek Cut Tari. Laki-laki itu pun membaringkan Cut Tari di ranjang dan dengan segera mengocok kembali lubang kenikmatan milik wanita cantik tersebut. Kini Ariel nampak semakin kesetanan mengocok pokek Cut Tari, karena ia ingin betul-betul menikmati saat-saat dimana ia bisa menyetubuhi sahabat pacarnya ini mumpung dirinya masih memiliki kesempatan. Pokek Cut Tari seolah-olah menjadi selingan yang begitu indah, diantara persetubuhan yang biasa ia lakukan bersama Luna Maya, pacarnya.

    “Aaaahh…. Ahhh…”.

    “Oooohh… ooohh…”.

    “Sha… memiaw lu nikmat banget!”, rancau Ariel.

    “tongkol lu juga enak Riel”, balas Cut Tari.

    Luna Maya yang saat ini sudah pulih dari deraan birahinya dan nampak memeluk serta merabai tubuh Ariel, cukup merasa cemburu mendengar kata-kata pacarnya tadi. Namun Luna Maya segera mengusir jauh-jauh perasaan tersebut, karena baik pacar maupun sahabatnya ini kini sedang dilanda birahi menjelang klimaks sehingga wajar kalau mereka mengeluarkan kata-kata yang seronok.

    “Riel… gue keluar… aaakkhh…!!!”.

    Tubuh Cut Tari nampak mengejang. Ini adalah klimaks pertamanya sejak putus dengan pacar lamanya beberapa bulan yang lalu. Klimaks yang sangat dinanti-nantinya. Klimaks yang terasa jauh lebih nikmat daripada saat ia mencapai klimaks karena melakukan masturbasi.

    Ariel pun mencabut batang pelernya dan membiarkan Cut Tari terbaring di ranjang menikmati momen puncaknya. Ariel yang kini berdiri di atas ranjang lalu memandang sayu ke arah Luna Maya yang sebelumnya telah mencapai klimaks terlebih dahulu. Luna Maya pun mengerti makna tatapan pacarnya tersebut. Ia pun kemudian bersimpuh dihadapan Ariel dan mulai memasukkan batang peler Ariel ke dalam mulutnya. Luna Maya pun dengan telaten mengocok-ngocok peler Ariel dengan mulut dan jari-jari lentiknya. Ariel yang sebelumnya memang sudah hampir sampai di ujung klimaks, benar-benar menikmati kuluman pacarnya tersebut.

    “Vi, gue keluar nih!”.

    Luna Maya pun melepaskan kulumannya dan hanya melakukan kocokan tangan pada batang peler Ariel. Kocokan tangan Luna Maya nampak semakin kencang ketika Ariel mulai memejamkan matanya.

    “Aaaahh…!!!”.

    “Crroooot… crooot… crooot…”, beberapa kali cairan sperma muncrat dari ujung peler Ariel. Cairan putih kental itu pun ditampung oleh Luna Maya di dalam mulutnya.

    Setelah semprotan terakhir keluar, mulut Luna Maya sudah dipenuhi oleh cairan sperma pacarnya. Wanita cantik itu pun kemudian menelan cairan tersebut sampai tetes terakhir. Lalu dengan telaten Luna Maya kembali mengulum batang peler pacarnya tersebut. Ia pun menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel pada ujung kepala batang kokoh yang kini mulai mengendur tersebut dan menelannya.

    “Thanks ya Vi”, Ariel ikut bersimpuh dan mendaratkan ciuman mesra bibir Luna Maya.

    Luna Maya pun hanya tersenyum kecil.

    “Gimana enak? Hehe…”, goda Luna Maya.

    “Enak banget!”, ucap Ariel mantap.

    Kemudian Ariel menatap ke arah Cut Tari yang masih tergolek telanjang di atas ranjang. Ia hanya tersenyum melihat tubuh indah wanita cantik yang baru saja ia nikmati kehangatannya tersebut. Kembali rasa cemburu mengalir di dalam hati Luna Maya melihat tatapan nanar pacarnya terhadap tubuh sahabatnya. Dengan segera ia mengambil selimut dan menutup tubuh telanjang Cut Tari. Seolah mengerti maksud yang tersirat dari tindakan pacarnya, Ariel pun kemudian mengajak Luna Maya turun dari ranjang. Ia lalu memeluk mesra tubuh telanjang pacarnya tersebut dan kemudian mencium bibirnya mesra. Keduanya pun cukup lama saling mengulum bibir masing-masing.

    “Kita langsung cabut yuk”.

    “Musti sekarang ya?”.

    “Iya nih, klo nggak ntar terlambat lagi”.

    “Hhhm… masih kangen!”, ucap Luna Maya manja.

    “Kan cuma 3 hari lagi, abis itu gue nggak perlu keluar kota deh, OK?”.

    “OK deh”.

    “Cium lagi dong”.

    Keduanya kembali berciuman mesra. Setelah itu Ariel pun mengenakan kembali pakaiannya sedangkan Luna Maya sendiri hanya membalutkan handuk milik Cut Tari guna menutupi ketelanjangan tubuhnya.

    “Lo lu kok nggak pake pakaian? Kan gue harus nganter lu pulang dulu”, ucap Ariel heran.

    Luna Maya menggeleng. “Nggak usah deh, biar ntar gue pulang dianter Cut Tari aja, kasihan ntar lu telat lagi kalo pake nganterin gue dulu”.

    Sekilas Luna Maya melirik ke arah Cut Tari yang masih terbaring di ranjang. Entah Cut Tari saat ini tertidur akibat kelelahan atau pura-pura tidur karena tak ingin menganggu dirinya bersama Ariel. Luna Maya sama sekali tidak tahu.

    “Ya udah kalo gitu, gue langsung cabut ya”.

    “OK deh, ati-ati di jalan ya”.

    “Ntar begitu landing gue telpon lu deh”.

    “OK!”.

    Lalu Luna Maya mengantar Ariel sampai di depan pintu. Di luar suasana sudah terlihat gelap, tidak seperti saat mereka berdua datang tadi. Rupanya mereka bertiga cukup lama bermain cinta di dalam kamar. Mereka kembali berciuman sampai akhirnya Luna Maya melambaikan tangannya melepas kepergian Ariel. Luna Maya lalu menutup pintu kamar apartemen tersebut. Wanita cantik itu lalu beranjak menuju ranjang dan duduk di pinggirnya.

    “Sha, lu tidur?”, Luna Maya menyibak rambut Cut Tari yang menutupi wajahnya.

    Cut Tari hanya menggeleng dari balik selimut.

    “Kok dari tadi lu diem aja sih?”.

    “Gue malu Vi”.

    “Halah, kayaknya tadi kita udah ngebahas masalah ini deh”.

    “Iya, tapi tetep aja gue malu”.

    “Ya udah gini aja deh, kalo ntar lu udah punya cowok lagi, lu bagi juga ama gue jadi kita impas, gimana? Hehe”.

    “Dasar! Gila lu ya!”.

    Keduanya pun tertawa cekikikan.

    “Udah ah, pake baju gih, trus anterin gue cari makan, gue laper banget nih!”.

    Lalu kedua wanita cantik itu pun membersihkan diri dan mengenakan pakaian mereka kembali. Entah apa yang sebenarnya melintas di otak Luna Maya ketika mengajak Cut Tari melakukan threesome dengan pacarnya, namun yang jelas semua pihak yang terlibat kini merasa bahagia. Luna Maya bisa melepaskan kangen dengan pacarnya Ariel sekaligus memberikan “bonus” ekstra. Begitu pula dengan Cut Tari yang “dahaga”-nya yang sudah lama tertahan akhirnya bisa tertuntaskan dengan sempurna. Apa yang terjadi nanti biarlah terjadi, yang penting kegilaan ini bisa membawa kenikmatan yang luar biasa bagi mereka semua.
     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks bunga citra lestari

    Aku seorang pria yang sudah menginjak usia 30 tahun, tapi belum juga menikah meskipun sudah memiliki pekerjaan yang cukup untuk aku jadikan modal sebegai kepala rumah tangga. Karena saat ini aku bekerja di sebuah pabrik rokok ternama sebagai supervisor, dan pendapatanku juga lumayan besar dan lagi tabunganku sudah memenuhi semua syarat untuk memenuhi kebutuhan sebuah keluarga.

    Sekarangpun aku sudah tinggal di rumahku sendiri, dan inilah hasil dari penghasilan pekerjaanku. Tapi aku masih satu kota dengan kedua orang tuaku, di rumah orang tuaku masih tinggal adik bungsuku dia seorang perempuan dan belum lama lagi dia akan segera melangsungkan pernikahan, karena itu aku bahagia untuk adikku itu. Selama ini aku belum pernah menyakiti seorang wanita karena takut balasannya akan menimpa adikku.

    Karena itu meskipun sudah memasuki usia 30 tahun, belum sekalipun aku melakukan adegan seperti dalam cerita seks. Karena bagiku wanita harus di sayang setulus hati, setiap mantanku masih berhubungan baik padaku karena akupun jarang memutuskan mantanku terlebih dahulu, paling mereka yang memutruskan aku dengan berbagai macam alasan yang mereka katakan padaku.


    Tapi ada beberapa dari mereka menyangka kalau aku tidak sempurna sebagai laki-laki. Karena tidak pernah mau melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita seks, dan aku hanya menerima keputusan mereka karena bagiku tidak ada gunanya juga memberikan penjelasan yang panjang pada mereka, yang penting aku sudah berusaha menjaga kehormatan mereka, itu sudah cukup bagiku.


    Sampai akhirnya setelah beberapa bulan adikku menikah, akupun akan melangsungkan pernikahan itu. Aku akan menikah dengan seorang gadis yang masih berusia 21 tahun, dia masih kuliah di sebuah universitas di kota ini juga, BCL namanya aku mengenalnya dari seorang temanku. Dan sejak awal perkenalan itu kamipun sering berhubungan dan menjadi lebih akrab.


    Karena tidak mau kalau sampai BCL di lirik lelaki lain, akupun mengatakan niatku untuk mengikat hubungan ini. Dan aku akan bertanggung jawab pada kuliah BCL, untungnya diapun mau mempertimbangkan niatku, setelah beberapa hari dari aku memberitahunya untuk niatku akhirnya BCL berkata untuk segera aku menghadap kedua orang tuanya yang sudah di kasih tahu lebih dulu oleh BCL.


    Singkatnya acara pernikahan kamipun berlangsung dan acaranya meriah juga. Karena aku sendiri banyak teman serta rekan kerja di tambah keluargaku dan juga keluarga BCL yang merupakan anak tunggal dari kedua orang tuanya, awalnya orang tua BCL tidak mengizinkan anaknya aku bawa ke rumahku tapi untungnya BCL istriku menjelaskan pada mereka kalau dia akan sering-sering main kerumah orang tuanya.


    Malam pertama kami habiskan di rumah BCL, karena kelelahan setelah seharian menjamu tamu serta duduk lama di pelaminan. Kamipun tertidur dan melewatkan malam pertama kami, sebenarnya aku sudah mempelajari gerakan serta aksi permainan seks yang bisa memuaskan dari situs cerita seks, karena aku tidak ingin mengecewakan istriku BCL yang masih berusia muda juga.


    Kamipun pindah di rumah yang memang sudah aku siapkan sebelum aku menikahi BCL, pertama kali masuk dalam rumah ini kami langsung merasakan aroma tempat pengantin baru. Aku tahu pasti adik dan juga saudaraku yang lain yang telah menyiapkan hal ini, BCL menatap ke arahku akupun membalas tatapan BCL lalu aku dekati dia dengan begitu mesranya.
     
    Sampai akhirnya aku bopong tubuh istriku ini, dengan perlahan aku ciumi seluruh wajahnya dia menggelinjang manja sambil mengeluarkan kata-kata yang membangkitkan gairahku ” Oooouuuggghhh….. oooouuugggghhh….. aaaagggggghhh…. sa….. yang….. aaaaaaggghh…. ” Kini gairahu sudah bertambah besar hingga akhirnya aku lepas bajunya satu persatu.


    Terlihat bentuk tubuh istriku yang begitu indah, putih, mulus dan sangat menakjubkan bagiku. Susunya besar dan montok. Pokek nya begitu indah, bulu-bulunya begitu lebat. belahan Pokeknya begitu rapet, daging kemaluannya begitu segar. Aku dekatkan bibirku pada lehernya dan aku telusuri lehernya dengan bibirku sambil terus aku cium dengan hidungku juga saat itulah istriku mendesah karena kegelian dan terangsang oleh sentuhan bibirku, dan aku terus bermain dengan ciumanku pada leher dan juga bibirnya sambil mengelus-ngelus bulu Pokek nya yang hitam itu.

    BCL benar-benar sange kini desahannya semakin panjang ” OOOouuuuggghhh….. ooouuggghh…. Mas….. aaaaggghhhh.. ” Dan akupun beralih mengacungkan kontolku pada pokek istriku layaknya pemain dalam adegan cerita seks ” Oooouuuuugggghhhhh…… ooooooouguuuuuugggghhhhh….. Pokek ku.... aaaaaggggggghhhh…. aaaaggghh… ” Aku semakin bergairah mendengar desahan mulut dari BCL.

    Ketika kontolku dapat menerobos lubang pokeknya akhirnya ” Aaaggghhh…. aaaaagggghh…. aaagaaggggghhhh…. sa.. yang… aaaaggghh… ” Kini akupun ikut mendesah sambil terus menggoyangkan pantatku pada lubang pokek BCL. Dia begitu menikmatinya karena dengan tangan yang semakin erat memegang lenganku diapun memejamkan matanya sambil terus mendesah.
    Akupun semakin bergerak cepat di atas tubuhnya karena tidak tahan juga jika harus lama -lama menggunakan gerakan lamban ” OOOouuuggghh…. oooouuuggghh… ooouuggghh… ooouuuuuggghh…. aaaaaaggghhh… ” Akhirnya muncrat sudah spermaku saat itu dalam lubang pokek istriku dan juga kurasakan nikmat dalam setiap tubuhku, aku yakin BCL juga mencapai kenikmatan dari adegan seks ini. Aku benar-benar ingin memuaskan kemaluannya yang montok dan berbulu segar itu.

     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks kimberly ryder

    Kimberly Ryder, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, putih & mulus, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.
    Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.
    Seminggu yang lalu Kimberly mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.

    Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.
    Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Kimberly sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Kimberly berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Kimberly kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Kimberly berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.
    Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, "Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu". Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Kimberly mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

    "Udah punya pacar Kim?", godaku sambil menatap Kimberly.
    "Belum, Kak!", jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah. "Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar", lanjutku.
    "Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper", komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
    "Ohh!", aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. "Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?", lanjutku.
    "Apa ya! Coca Cola aja deh Kak", sahutnya sambil terus bekerja.
    Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Kimberly yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

    "Sudah Kak", suara Kimberly mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
    "Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan ", pujiku dan membuat Kimberly tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

    Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

    Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

    "Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan", kataku sambil melihat wajah Kimberly lewat sudut mata. Kimberly tersentak dari lamunannya dan menggeleng, "Belum, ulang dong Kak!", sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

    Kimberly semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

    Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Kimberly mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

    Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Kimberly menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

    "Kamu sakit?", tanyaku berbasa basi. Kimberly menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Kimberly diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

    Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, "Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan", gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Kimberly ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, "Ahh..", Kimberly mendesah kecil tanpa disadari.

    Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Kimberly merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

    "Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!", kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

    "Ja.., jangan Kak", pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

    Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. "Uuhh..!", hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

    "Aaahh..", dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya. "Dadamu sangat indah Fan", sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

    "Aaahh", Kimberly mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan pokeknya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat pokeknya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

    Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. "Jangan nanti dilihat orang", pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

    Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

    "Auuuhh", bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. "Aaaahh", dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

    Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. "Tubuhmu wangi sekali", kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Kimberly sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

    "Uhh.!", tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. "Auuuhh" membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

    Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. "Ooohh", terdengar desah Kimberly yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

    Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Kimberly dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Kimberly makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

    Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
    "Aaahh.. Uuuhh. ooohh", Kimberly menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

    Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. "Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh". Kimberly mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. "Ngghh.. ", pokeknya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Kimberly menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

    Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

    Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Kimberly menggelinjang, "Ahh.. uuuhh.. aaahh". Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

    "Aaahh..!", dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, pokeknya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh", rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

    Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Kimberly akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. "Geli.. ahh.. ohh!"
    Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. "Uuuhh.!", dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat pokeknya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
    "Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh", dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

    Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Kimberly semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
    "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh", terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Kimberly tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

    "Jangan Kak.. aahh", tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Kimberly malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

    "Uuuhh", ketika membalikkan badan, Kimberly melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. "Aaahh". Kimberly mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. "Ahh..", dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Kimberly sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

    "Aaahh", Kimberly tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Pokeknya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. "Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh", sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

    "Teruuuss.. aaahh.. uuuhh", karena geli dan nikmat Kimberly mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus pokeknya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.

    "Ahh.. terus.. ahh.. ohh", gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Kimberly menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut pokeknya yang basah lembut dan hangat. Kimberly makin menggelinjang dan birahinya makin membara. "Ahh.. teruusss ooh", Kimberly merintih rintih kenikmatan.

    Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Kimberly membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

    Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Pokeknya tampak kemerahan dan basah dengan puting pokek mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir pokek makin membanjir. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh".

    Pokek yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. "Kak.. aahh", Kimberly tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Kimberly tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

    Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

    Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Kimberly kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Pokeknya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

    Sejenak aku tertegun melihat pokek yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang pokeknya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.

    Kimberly hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir pokeknya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. "Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh", birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. "Ahh" terasa hangat dan kencang.

    "Kak.. ahh!", dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang pokeknya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok pokeknya yang terasa sangat geli dan gatal. "Uuuhh.. aaahh", tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. "Ooohh Kak masukkan ahh", gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

    Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir pokek. "Ooohh Kak masukkan aaahh", di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts "Aduuhh.. aahh", tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Kimberly hanya merasa lubang pokeknya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir pokeknya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. "Ahh", dia merintih kenikmatan.

    Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang pokek yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets "Ohh..", kali ini tidak ada rasa sakit, Kimberly hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok pokeknya. Kimberly menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

    "Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh", serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, "Aaahh", masuk lagi. "Ahh, terus… ahh.. uhh", lubang pokek itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Kimberly merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. "Aaahh, ooohh, aaahh" pokeknya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

    Melihat Kimberly sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang pokek Kimberly, "Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh", Kimberly merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.

    "Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!", kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam pokek gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

    Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Kimberly dan memeluknya supaya Kimberly merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. "Bagaimana kalau Kimberly hamil Kak", katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

    Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Kimberly tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari pokek dan siklus menstruasinya.

    Kimberly semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

    Bangun tidur, Kimberly membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.
     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks olla ramlan

    Kusadari malam ini sungguh malam yang tak mengenakan bagiku, sejak pagi sampai malam aku luar biasa capeknya, baru menginjak jam 9 malam aku menyelesaikan pekerjaanku, namun Jakarta jam sembilan pun masih ada macet di mana. Mataku tertumbuk pada seorang wanita yang selama ini selalu bertemu denganku di gedung kantorku, di mana kantorku menyewa gedung itu selama sepuluh tahun, pesona artis satu ini selalu membuatku melayang ingin menikmati kesintalan tubuhnya. Janda satu ini selalu membuatku terpana dengan kecantikannya, tatapannya selalu membuatku teduh, belum lagi, aku merasakan ada tatapan yang beda ketika aku bertemu kesekian kalinya, seperti biasa Olla Ramlan menunggu taksi yang malam ini antrinya panjang, entah kenapa malam itu, kuberanikan diri mendekati Olla Ramlan yang menyambutku dengan tersenyum, duduk sendirian setelah ada casting dengan sebuah produksi film, yang kantornya tepat berada satu lantai dengan kantorku, tiga kali aku bertemu dengannya, dan Olla Ramlan selalu menyapaku terlebih dahulu, benih benih ketertarikan menjadi hal yang lumrah.
    “Malam Tante Olla “ sapaku sambil duduk, kuberikan minuman hangat yang kubeli dari sebuah mesin kopi di pojok lantai bawah itu. Petir dan hujan sudah menggelegar ketika aku turun lewat lift menuju lantai bawah itu, aku pun tertahan ndak bisa pulang jika hujan deras begini, jalanan ke rumahku pasti tergenang, aku menjadi terbiasa menginap di kantor jika ada kabar jalan pulang tidak bisa dilewati, sebenarnya sih bisa namun aku sering malas, lagian aku membawa mobil sedan, jadi agak riskan jika mobilku terendam air.
    “Malam juga, kawan .. gimana pekerjaanmu hari ini “ balas Olla Ramlan dengan ramah dan senyumnya yang indah itu, aku selalu terkesima dengan kecantikan satu janda ini, bagian dadanya yang menonjol itu membuatku ingin meremasnya, namun aku selalu bersikap sopan, namun otakku sendiri menjadi piktor jika bertemu dengan Olla Ramlan ini “Kapan aku kawini pokekmu, Tante Olla Ramlan .. kontolku tak sabar mencoblosmu “. Dan aku sendiri tidak tahu, bahwa sebenarnya Olla Ramlan juga mengincarku.
    “Busyet … mulus banget pahanya, kontolku ngaceng nih .. pengin malam ini aku geluti .. “ batinku dengan menatap sejenak ke paha sangat mulus itu. Kemudian aku tersenyum padanya, Olla Ramlan pun tersenyum padaku.
    “Mau ke kantorku sejenak .. kita bisa bebas ngobrol .. hujan makin deras dan di sini angin bertiup basah, saya kasihan kalo Tante Olla masuk angin .. “ tawarku
    “Kalo aku masuk angin kamu yang harus kerokin aku ya “ goda Olla Ramlan dengan tergelak
    “Oh yaa .. aku mau deh aku ngerokin Tante Olla … “ kataku dengan berdiri, namun aku tak menyangka Olla Ramlan memegang lenganku untuk berdiri, sehingga bebanku berdiri menjadi berat, sontak aku ikut tergoyang ke belakang, secepat kilat aku reflek memegang pinggang Olla Ramlan agar tidak berdebam ke kursi itu, Olla Ramlan bergelanyut di pundakku, lenganku sampai menyenggol buah dadanya yang kenyal itu, kontolku makin tak karuan ngacengnya.
    Kurasakan keempukan dan kekenyalan buah dadanya sejenak sampai tubuh Olla Ramlan bergerak, namun justru Olla Ramlan malah menekan dadanya ke lenganku sambil tersenyum padaku, toh akihirnya kami berjalan bersama, walau tidak bergandengan tangan, aku kembali ke kantorku, untung hari ini aku ketiba jadwal piket sehingga kunci kantor yang membawa aku, kami berdua naik ke lift lagi sambil, kami saling obrol di lift itu, dari masalah pribadi sampai kantor, aku sampai bingung ketika ditanya
    “Kamu sudah punya pacar belum ?” tanya Olla Ramlan dengan menggigit bibirnya, aku hanya tersenyum saja sambil menggeleng.
    “Belum punya ?” tanya Olla Ramlan lagi.
    “Belum Tante .. “ sahutku pendek sambil membuka pintu kantor dengan kunci yang kubawa, kami berdua masuk dan ketika kututup itu, Olla Ramlan berbalik arahku, aku bersender pada pintu yang habis kututup itu, dan aku nekad mengatakan padanya
    “Aku tertarik sama Tante Olla .. “ kataku dengan nada datar tanpa ekspresi, Olla Ramlan hanya tergelak saja karena menganggap aku masih dianggap bercanda, aku pun kemudian menuju ke ruang tamu kantor yang bersofa mewah itu, kubuka lemari kecil di mana menyimpan minuman hangat, wine yang kutawarkan membuat Olla Ramlan menjadi tersenyum
    “Nah itu .. yang kusuka .. thank .. “ sahut Olla Ramlan dengan tersenyum padaku, aku menatapnya penuh arti, namun aku selalu menangkap basah mata jalang Olla Ramlan yang mencuri curi pandang ke selakanganku. Namun aku ragu memulai, aku akan membuat situasi agar Olla Ramlan yang memulai.
    Dua tenggak gelas kecil itu membuatku agak rileks, aku kemudian berpura pura pusing sambil memijit mijit bagian dekat alis mataku
    “Kamu pusing ?” tanya Olla Ramlan dengan memijati pundakku.
    “Iyaaa “ kataku bohong yang beralasan agar tubuh wangi itu mendekat dan aku bisa kembali merasakan kemulusan kulitnya itu, perlahan lahan wanita janda itu mendekat, memijati aku pelan pelan, aku kemudian menjadi rileks, tanganku secara tak sengaja tertopang di pahanya, namun Olla Ramlan tidak bereaksi, kuberanikan diri mengelusnya pelan membuat Olla Ramlan langsung bereaksi menahan tanganku
    “Jangan lakukan itu “ bisik Olla Ramlan dengan berbisik ke telingaku, aku menjadi berhenti, namun tangan Olla Ramlan perlahan berpindah ke dadaku mengelus elus, kurasakan hembusan dari hidung Olla Ramlan yang seolah tidak menahan nafsu syahwatnya karena menjanda itu, sontak aku pun langsung ditekan ke sandaran sofa dan Olla Ramlan langsung menduduki aku, tangannya langsung merogoh ke selakanganku, aku menjadi terkejut kalau Olla Ramlan sangat angresif, matanya menatapku dengan penuh kerinduan ingin bercinta
    “Aku suka padamu .. kau ganteng .. kau punya ini yang besar “ bisik Olla Ramlan dengan pelan sambil meremas kontolku pelan, aku menjadi tak karuan, walau aku sudah meniduri banyak wanita, namun kali ini aku merasakan hal yang berbeda, perlahan lahan tangan Olla Ramlan berpindah ke bagian depan bajunya, membuka kancing bajunya sendiri sambil tersenyum, aku kemudian rileks sejenak, mataku sampai melotot tak sabaran bagian dada Olla Ramlan terbuka.
    “Aku tertarik padamu Tante .. “ sahutku yang yang dijawab dengan senyum mesum Olla Ramlan
    “Aku juga sayaaang…. “ sahut Olla Ramlan dengan agresif memundurkan tubuhnya sehingga tangannya yang sudah membuka bagian dadanya sampai di perutnya itu, mataku tak berkedip memandang ke belahan buah dadanya yang ranum itu, kulitnya sangat mulus. Tak kusangka artis ini ngebet minta disetubuhi olehku, aku berusaha sabar.
    “Aku tahu kamu menginginkan aku lebih khan ?” sudut Olla Ramlan dengan menaikan daguku yang memandang kesintalan di dadanya itu, namun aku tidak seagresif Olla Ramlan, sikap inilah yang membuat Olla Ramlan menjadi tak karuan, sikapnya menjadi manja dan berani melakukan serangan lebih agresif
    “Keluarkan penismu, sayaaaaaaang “ bisik Olla Ramlan dengan gemas dan tersenyum nakal padaku.
    “Aku sudah nggak kuat menahan libidoku, sayaaang . puaskan aku malam ini .. aku sudah tidak kuat menahan ini .. aku hanya tertarik padamu .. kau ganteng, sayaaang .. “ rayu Olla Ramlan dengan tersenyum padaku, kemudian mengecup bibirku, aku membalas kecupan itu, kutahan kepala Olla Ramlan yang hendak melumat bibirku itu, Olla Ramlan menjadi mendelik
    “Kau membuatku penasaran, sayaaaaang “ sahut Olla Ramlan dengan semakin agresif memaksakan kaitan celanaku lepas, habis itu menarik reslutingku kemudian tangannya masuk dan merogoh kontolku
    “Woooooow .. gedhe banget, saaaayaaaaang .. aku sengaja menunggumu tadi di bawah .. “ ucap Olla Ramlan dengan menjilati bibirnya sendiri. Kontolku sampai diremas dengan nakal oleh tangan lentik janda satu ini.
    Tubuh kami perlahan lahan berkeringat, keringat dingin muncul dari dahiku dan tangan Olla Ramlan menyapunya.
    “Jangan tegang, sayaaang .. sayaaang .. maukaah kaaaau .. “ tanya Olla Ramlan dengan suara mendesah tidak kuat menahan nafsunya itu.
    “Menyetubuhi Tante Olla Ramlan ?” tanyaku dengan mencoba vulgar
    “Kau tahu juga sayaaang .. aku yakin kamu kuat .. apakah kau tertarik padaku karena tubuhku atau yang lain “ sahut Olla Ramlan sambil bertanya menggodaku
    Aku kemudian memegang pundak Olla Ramlan dan aku langsung memeluk kemudian kutekan ke samping sehingga Olla Ramlan langsung berebah ke sofa itu, aku kemudian menindihnya dan kulumat bibirnya, kurasakan manisnya bibir janda itu
    “Oooooooooooow .. sayaaaaaaang aaaaaaaaaah .. mmmmmmmmmmhhhh “ desis Olla Ramlan ketika lumatan pertama itu mendapatkan jeda karena kami menghirup nafas, lumatan demi lumatan itu kami lakukan,sampai tanganku nakal meraba selakangannya yang sudah basah itu
    “Kau basah ya Tante Olla ?” tanyaku dengan tersenyum
    “Sialan kau .. sejak awal aku sudah bilang nggak tahaaaaaaaan .. kau dingin .. “ sudut Olla Ramlan.dengan tersenyum, tangannya berusaha merogoh ke selakanganku namun terhalang pada Olla Ramlan, pahanya yang mulus itu aku elus elus sampai membuat Olla Ramlan terpejam, kuelus lebih naik dan tanganku masuk ke dalam belahan celana dalam warna coklat krem itu, kuelus elus dengan jembutnya yang tidak begitu lebat.
    “Teeeruuuuuuuus, sayaaaaaaang .. oooooouh .. nikmaaatnya aaaah .. aaayoo nakaaaalin .. nakaaaaalin aaaaku, sayaaang .. setubuhi aku .. aaaku tidak tahaaaaaaaan .. please aaaaaaaaaaah “ desah Olla Ramlan dalam tindihan itu.
    Kami berdua kemudian saling berpagutan, Olla Ramlan menekan ke dadaku, kemudian aku menarik badanku, Olla Ramlan kemudian berusaha mendesak ke depan, sambil kami saling memagut dan melumat, bibir kami semakin penuh dengan air liur, nafas kami saling memburu untuk mendapatkan kepuasan birahi di malam yang hujan semakin deras.
    Olla Ramlan kemudian kembali menduduki pahaku, kemudian tangannya merangkul ke pundakku, bagian dadanya yang terbuka lebar itu membuatku semakin tidak tahan, aku kemudian memasukan tanganku lewat bagian bawah bajunya, kemudian mencari kaitan bra, tangannya kemudian menahan lenganku

    “Mau apa kau, sayaaaaaaaaang “ goda Olla Ramlan
    “Aku tidak tahan ingin melihat susumu, sayaaaaaang “ucapku menggunakan kata sayang, Olla Ramlan menjadi tersenyum.
    Perlahan lahan tanganku mengelus punggungnya, kemudian menemukan kaitan bra itu, perlahan aku lepaskan sambil mataku menatap ke dadanya, dan ketika kulepas itu, bongkahan daging kenyal itu turun seiring cup branya lepas, Olla Ramlan sampai menatap ke aksi nakalku itu di dadanya karena aku langsung refleks memegang buah dadanya yang kenyal
    “Remees sayaaaaaaaaaaaang “ sahut Olla Ramlan dengan meta terpejam menikmati remasan pelan pelan tanganku, namun tak lama, Olla Ramlan kemudian menahan tanganku
    “Aku ingin melihat punyamu, sayaaaaaaaaaang “ pinta Olla Ramlan dengan tidak tahan menatap ke tonjolan kontolku, kepala kontolku sudah menyembul keluar.
    “Ucapkan dengan nama kontol deh Tante ., agar lebih vulgar “ kataku membuat Olla Ramlan mencubiti aku
    “Iiiiiiiiih . kamu jorok aaaaaaaaaaah, belum pernah aku menyebut dengan kontol .. iih .. jorok banget .. nggak mau “ maki Olla Ramlan dengan tergelak, padahal Olla Ramlan sebenarnya senang menyebut kontol, walau baru kali ini mendapati lelaki yang vulgar sepertiku
    “Kontolmu besar sayaaaaaaang “ ucap Olla Ramlan sambil agresif menarik celana dalamku ke bawah sehingga bagian tengah ke atas menjadi santapan empuk mata nakal Olla Ramlan itu, Olla Ramlan kemudian turun dari pangkuanku dan berdiri, Olla Ramlan kemudian melepaskan bajunya dengan tersenyum padaku, aku pun tak mau kalah melepaskan pakaianku, aku telanjang terlebih dahulu, aku sampai tegang menunggu celana dalam Olla Ramlan lepas, namun dengan setengah menggoda Olla Ramlan tidak menurunkan celana dalamnya, ketika maju aku langsung menarik celana dalamnya itu, sontak Olla Ramlan menjjadi tergelak
    “iih .. kamu nakal banget yaaa .. awas yaaa .. ampuuuuuuuuuun .. kontolmu besar banget .. duuh .punyaku bisa sesak , sayaaaaaaaang .. aduuuh .. duuh .. besar banget .. “ ucap Olla Ramlan dengan mata berbinar kemudian bersimpuh di depanku memegang kontolku sambil diremas remas dengan pelan, kurasakan aku merasakan nikmat kontolku dibelai belai tangan Olla Ramlan itu. Kurasakan aku semakin bernafsu pada wanita ini, padahal aku sebelumnya ingin main bertiga dengan Terry Putri besok pagi namun justru malam aku mendapatkan Olla Ramlan duluan. Kami berdua saling menatap penuh nafsu. Aku tidak tahu, tiba tiba Olla Ramlan menarik tas nya kemudian membuka, mengeluarkan bungkusan kecil
    “Pakai kondom ya “ sahut Olla Ramlan
    Aku menggeleng pelan
    “Ndak mau ?” tanya Olla Ramlan dengan menggigit bibirnya
    “Aku lebih senang menyemburkan isi kontolku dalam pokek Tante Olla Ramlan “ sahutku enteng yang dijawab dengan tatapan yang tertahan di hatinya karena kemungkinan takut hamil, namun karena sudah ngebet Olla Ramlan pun akhirnya membuang bungkusan kondom itu
    “Baiklaaaaaah .. kalo aku hamil kamu tanggung jawab “ sahut Olla Ramlan dengan tersenyum
    “Nanggung tubuhmu diatas aku yang mau, jawabnya ogah “ jawabku yang dijawab dengan tergelak Olla Ramlan yang sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di depanku sambil bersimpuh, tangannya memegang kontolku yang ereksi dengan keras, Olla Ramlan sampai menggeleng geleng karena kontol besarku itu
    “Tunggu apalagi Tante ? masukin donk .. lakukan, jilatan kuluman, sepongan, oral .. Tante suka ngoral kontol khan ?” tanyaku yang disambut dengan senyum nakal Olla Ramlan itu. Sungguh menggoda janda satu ini, agresif sekali untuk urusan syahwat, bahkan memancingku untuk mengajaknya kawin di kantorku itu.

    Wanita cantik berambut panjang yang bersimpuh di depanku luar biasa menggoda imanku, dalam kondisi pakaian yang lengkap saja aku sudah ngaceng tak terkendali, apalagi kini bertelanjang bulat memamerkan seluruh bagiannya yang paling rahasia, dari kemulusan tubuhnya, besarnya buah dada yang membusung itu, kemudian turun ke bawah, aaaaah … pokeknya itu .. ck ck ck ck .. aku benar benar tidak tahan, jembutnya sangat rapi walau basah, justru itu indahnya jembut yang pokeknya sudah terangsang, mataku memandang ke selakangannya itu, sungguh rapat, aku bakalan tidak mudah mencobloskan kontolku dalam pokek yang sempit itu, kubiarkan Olla Ramlan yang bermain main dengan mengelus elus, meremas remas kontolku dengan perlahan sambil tersenyum menggoda, kontolku menjadi bahan mainan dengan jari jarinya, terkadang telunjuk tangannya menekan nekan ke kepala kontolku sambil menggeleng geleng, tangan sendiri langsung membalas perlakuan Olla Ramlan dengan kutempelkan ke pokeknya yang basah itu mengusap usap nakal, kurasakan kebasahan pokeknya itu, Olla Ramlan memejamkan matanya merasakan elusan perlahan tanganku di pokeknya itu, kuusap usap dengan tangan kiriku, sedang tangan kananku menuju ke buah dadanya sebelah kiri dan kupegang, ketika kupegang itu, janda berambut panjang itu mengibaskan kepalanya memutar yang bertujuan agar rambutnya berada di punggungnya, Olla Ramlan kemudian mendongak merasakan remasan lembut tanganku yang nakal itu, kurasakan puntingnya tertekan di telapak tanganku, kuremas dengan lembut perlahan lahan menikimati kesekalan dan kemontokan buah dada Olla Ramlan yang sangat ranum bagiku, tanganku kemudian berpindah ke buah dada sebelah kanan, sedang tangan kiri nakal membuka belahan pokeknya yang basah itu, kutusukan perlahan, sontak tangan kiri Olla Ramlan langsung menahan tanganku itu.

    “Oooooooooh .. sayang aaaaaaaaah … mmhhh … kamuuu aaaaaah .. teruus yang .. Tantee Olla nggak tahaaan nih .. aduh .. aduuuuuh .. teruus .. remees .. tusuuuuk .. sssssssssssssshhh sssssssssshh hhhhh “ lenguh dan desis Olla Ramlan tak karuan dengan mendongak ke atas merasakan remasan tanganku di buah dadanya serta colekan nakal jariku di lubang pokek basahnya itu.
    “Sungguh .. bidadari yang sangat cantik kau Tantee Olla .. aku juga nggak tahan ingin menyetubuhimu .. hmmmm .. oooh … buah dadamu Tantee .. sekal nan montok .. akan kugeluti kau … “ pujiku sambil bermain main dengan remasan ke buah dadanya, kadang tangan berputar merasakan kekenyalannya itu.
    “Say … puaskan aku .. aku sudah nggak tahan … please .. setubuhi akuuu “ rengek Olla Ramlan yang sudah tidak tahan nafsu syahwatnya itu.
    “Tidak secepat itu Tante Olla .. kita saling bercumbu dulu … uuuh .. kulitmu benar benar mulus, rambut panjangmu sungguh indah .. mimpi apa semalam,




    jika aku sekarang bisa bercinta dengan wanita idamanku ini .. Ooh .. Tante Olla .. akan kumasuki tubuhmu dengan kontolku .. “ dengusku sambil perlahan lahan mengusap usap lengannya, kemudian turun dan menggenggam jari jari tangannya itu. Olla Ramlan membalas genggamanku itu dengan meremas pelan
    “Tolong aaaaah .. tante minta tolong ..please .. masukin kontolmu cepaat .. nggak tahaan aaaaaaah … sudah lama pokek Tante Olla nggak dicoblos sama kontol .. uuuuuuuuuuh .. sayaaaang aaaah .. apa yang harus tante perbuat … agar kau mau menyetubuhi Tante Olla “ rengek Olla Ramlan dengan memegang kontolku kuat.
    “Kita bercumbu dulu tante .. marilah Tante .. naik ke pangkuanku, lepaskan kontolku “ bujukku dengan memandang ke pokeknya sambil mengelus elus pahanya itu.
    Olla Ramlan memandangku dengan sayu, tidak kuat menahan nafsunya, matanya kemudian turun memandang ke kontolku yang ngaceng mengeluarkan cairan kental, jarinya menutup lubang kontolku itu, perlahan lahan pegangan kuat di kontolku dikendorkan namun tidak dilepaskan, kemudian bibirnya menggigit.
    “Aduuh .. sayaaang .. mana kuat tangan Tante Olla ngelepasin kontolmu ini .. katanya kau suruh jilati, emutin, dioral .. aduuh .. sayaaaang .. kamu nakaaaal aaaaaaaaah .. mana kuat .. “ rengek Olla Ramlan semakin tidak akan akan arah permainanku yang berubah cepat.
    “Ikut caraku saja Tante Olla .. kujamin Tante Olla akan mendapatkan kepuasan tak terhingga .. akan kuisi malammu yang sepi ini dengan kontolku .. betapa indah tubuhmu Tante .. tidak hanya pokekmu yang basah ini mendapatkan kepuasan .. namun seluruh tubuhmu akan kunikimat .. ayolah Tante .. naik donk .. “ bujukku yang dijawab dengan gigitan di bibirnya itu.
    Perlahan Olla Ramlan kemudian berdiri, ketika berdiri itu, mataku tak berkedip memandang kesintalan tubuhnya, kupandang pada bagian dari kepala, kemudian leher, dadanya yang montok, perutnya yang rata, kemudian aaaaaaaaaaaah .. pokek basahnya itu membuat tidak tahan, namun aku mencoba menghela nafas, mengendalikan nafsuku, kuelus elus pahanya yang mulus itu sampai membuat kakiku malah meriding merasakan kemulusan wanita beranak satu ini.
    Olla Ramlan kemudian melangkahkan kaki ke atas sofa kemudian naik dan kedua tangannya kemudian menopang ke pundakku, kaki kirinya kemudian menyusul naik dan perlahan lahan pantatnya yang sekal itu aku pegang dengan tanganku dan kuremas keduanya
    “Ooh sayaaang .. uuuh .. nakaal aaaaaah …. Reemeees lagi sayaaaaaaaang .. aduuuh .. mmmmmmmmhhhh .. tangan nakaaal .. Tante Olla suka tanganmu ngeremes bokong .. remees lagi yaaang .. yaaa .. uuuuuuuh … mmmmmmmhh … mmmmmmmmmmfff .. “ desis dan desah Olla Ramlan dengan menggoyang goyangkan pantatnya seiring remasan kedua tanganku di kedua bongkahan sekal pantatnya itu, perlahan lahan pantatnya kemudian berada di antara kedua pahaku, aku tetap meremas, tangan Olla Ramlan kemudian memegang bagiak belakang kepalaku, kepalaku dimajukan dan Olla Ramlan memandangku sambil menggigit merasakan nikmatnya aku tak henti hentinya bermain main di pantatnya itu.
    Olla Ramlan kemudian memajukan kepalanya dan bibir kami berjarak sekitar 5 centi, kurasakan hembusan nafasnya itu, kurasakan ada ganjalan dalam diri Olla Ramlan yang sudah tidak tahan menahan libido dan nafsu syahwatnya itu. Olla Ramlan kemudian memiringkan kepalanya, bibirnya dibuka, kami berdua perlahan lahan menyatukan bibir kami, perlahan lahan kami akhirnya saling bertaut bibir.
    “Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmh “ suara yang keluar dari kami bersahutan ketika bibir kami saling memagut pelan, kami merasakan kenikmatan saling beradu bibir itu, sambil tangan kananku kutarik, kuelus elus pahanya, sedang tangan kiriku tetap berada di pantatnya meremas remas dengan lembut. Kami semakin terbakar nafsu, belum lagi keringat sudah mengucur di sekujur tubuh kami, pagutan demi pagutan sampai aku tidak tahan, kulepaskan elusan tanganku di pahanya, kemudian langsung naik memegang buah dadanya dan kuremas remas, Olla Ramlan semakin tidak tahan.
    Lengannya begitu kuat menopang ke pundakku dan tangannya menahan belakang kepalaku, bibir kami saling memagut, lidah kami saling bertubukan, sehingga air liur kami sampai ada yang keluar dari bibir kami, air liur itu kemudian merembes turun, perlahan air liur itu merembes ke dagu Olla Ramlan dan meluncur turun, lidah kami saling bertekan dan kami kemudian saling menghisap, menghangatkan badan kami yang diburu nafsu kawin tak terkendali itu. Belum lagi aku harus mengontrol nafsuku Olla Ramlan yang tak terkendali yang ingin cepat cepat pokeknya digenjot itu, kurasakan tanganku yang berpindah ke depan kemudian mengelus elus dan mengusap usap pokeknya, kurasakan Olla Ramlan benar benar terangsang akan ulah nakal tanganku itu. Kami terus saling bermain lidah, dengan nakal lidah Olla Ramlan menerobos dalam mulutku mengejar lidahku, kami saling berbelit lidah, sehingga cucuran air liur sampai tak karuan merembes sampai leher kami masing masing, Olla Ramlan menahan kepalaku, kemudian langsung menjilati leherku, dijilati air liurku, kemudian dengan cepat kepalanya kembali tegak dan mengajakku saling beradu bibir, kupagut lagi, kuhisap, kemudian aku langsung menarik kepalaku, kujilati bagian lehernya itu, menelan air liur yang merembes itu.

    “Mmmmmmmmmmmmmhhh ….sssssssssssssshhh ssssssssssssshhh hhh “ desisku dengan memburu nafas, ditahannya kepalaku ketika hendak kembali saling menghisap
    “Saaay …. Teruuskan .. nikmaaat .. lakukan …pagut aku lagi ..lumat bibirku .. sayaang .. uuuh .. aku tidak tahaan sayaang .. “ desah Olla Ramlan dengan merogoh ke bawah mencekal ke kontolku yang ngaceng itu. Dipegang dan dikocok kocok dengan pelan sambil kami saling kembali memagut, pagutan demi pagutan, lumatan demi lumatan, hisapan demi hisapan kami lakukan, Olla Ramlan semakin tidak tahan lagi, tubuhnya kemudian kupeluk, kuusap usap punggugnya, kemudian kembali aku ke belakang bagian pantatnya dan kuremas kuat membuat Olla Ramlan menahan lumatannya
    “Uuuuuuuuuuuuh aaaaaaaaaah … sayaaang .. coblos Tante yaaa .. nggak kuaaaaaaat aaaaaaaaaah “ rengek Olla Ramlan dengan mata sayu bak pengantin baru yang tidak tahan ingin segera dicoblos itu, aku menatapnya dengan teduh, Olla Ramlan mengelus elus dadaku dengan tangan kanannya, tangan kirinya bermain main dengan buah zakarku sampai ditekan tekan, aku bak tak karuan merasakan jari jari nakal Olla Ramlan yang memegang dan meremas buah zakarku itu
    “Pokek Tante Olla sempit .. ndak mungkin kontolku bisa masuk .. “ ucapku yang dijawab dengan gelengan kepala wanita janda beranak satu nan berambut panjang itu
    “Paksain donk, sayaaaaaaaaang … Tante yakin kontolmu pasti muat dalam pokek Tante .. nanti tante lebarin mengangkang deh .. ini tante sudah gataaal .. lama nggak kawin .. ayolah sayaaang .. ooh .. sayangku … masukin tubuhku .. kawinin aaakuu .. entotin tante .. ewe Tante Olla cepat .. Tante Olla nggak tahaaaan lagi dicoblos coblos dengan kontol besarmu … “ rengek Olla Ramlan yang luar biasa tidak tahan, wanita bermuka haus kontol ini pun melepaskan pegangan pada tubuhku, kemudian menekan ke pundakku
    “Tiduran sayaaang … Tante Olla yakin kamu pengin dioral ya .. sini Tante Olla oral kontolmu … Tante Olla layani .. Tante juga pengin merasakan kontol besarmu ini … “ perintah Olla Ramlan dengan turun dari pangkuanku kemudian bersimpuh kembali ke lantai, aku kemudian tiduran dan kontolku menjulang ke atas saking ngacengnya
    “Iiiiiiiiiiiih …. Kontol kok besar bangeeet nih … pasti Tante Olla akan mengeraang eraaang tak karuan .. oooh .. Tante Olla sudah bayangi bakalan teriak teriaak .. nggak tahan kamu genjot .. “ ungkap Olla Ramlan dengan menggeleng geleng menatap ke kontolku itu.
    Olla Ramlan kemudian mengibaskan kepalanya, rambut panjangnya kembali ke belakang, kepalanya miring dan kemudian menjilati kontolku dengan rakus ke atas
    “Pelaaaaaaaaaaan Tanteee .. nikmati kontolku .. waktu masih panjaaang .. jangan terburu buru “ ucapku sambil tersenyum, tanganku nemplok di dadanya yang kumainkan punting susunya dengan kutekan tekan
    “Aaaaaaaauh .. uuuh .. saaaay .. Tante nggak terkontrol nih .. otak Tante Olla hanya terisi kontolmu .. ndak bisa sabar sayaaaaaaaaaaang “ sahut Olla Ramlan dengan menjilati kontolku naik turun dengan cepat dan rakus, namun perlahan betina muka kontol ini memelankan jilatannya.
    Kepalanya miring ke kanan, kali ini menjilati sisi kontolku dari bagian selakanganku, tangannya menekan ke dadaku, kemudian tangan itu naik sampai di depan bibirku, jarinya kemudian dicelupkan ke lubang mulutku, kuhisap jarinya itu, di dalam mulutku, jari jari itu bergerak gerak nakal bertempur dengan lidahku.
    Kurasakan jilatan demi jilatan itu. Kontolku semakin basah oleh air liur yang dikeluarkan lewat lidah Olla Ramlan yang semakin tak terkendali, dilepaskan jilatan nakalnya itu kemudian mengocok ngocok kontolku, matanya tidak berkedip memandang aksinya bermain main dengan kontolku
    “Uuuuuuuuuuuuh .. pelaaan .. ngocoknya .. saaaaaaaaakit aaaaaaaaaaah .. bisa cepat muncraaaaaaaat “ lenguhku merasakan agresifnya Olla Ramlan mengocok kontolku itu.
    “Hmmm …. Maaf, sayaaang .. Tante Olla Ramlan bernafsu banget sama kontolmu .. sorry “ ucap Olla Ramlan dengan memelana kocokannya itu
    “Ohh .. iyaaaaaaa aaaaaaaaah .. enaaak Taaante .. aduuh .. Tantee .. Tante Olla .. doyan kontol banget neh .. teruus Taan .. kocokin .. enaaak aaaaaaaaaaaaaauh sssssssssssssshhh ssssssssshh hhh .. oooh oooh .. oooh … huuuuuuuuuuuuuh .. aaaaaaaaaaaaauh .. Ooh Noo . Noo .. Tantee .. Tante Olla Ramlan maniak kontol … “ erangku merasakan kocokan nakal itu.
    “Sudaaaaaaaaah aaaaaaaaaah .. celupin dalam mulut Tante Olla .. sepong kontolku “ pintaku yang dijawab dengan gelengan
    “Gimana bisa nyepong .. kontol ini aja pasti sesak dalam mulut Tante .. baaaah … kontol kok sebesar kontol jaran nih .. hihihihi .. pasti Tante nanti nggak bisa bangun bangun kau kawini nih … “ goda Olla Ramlan dengan membuka mulutnya, kepalanya dinaikan kemudian kepala kontolku dimasukan, mulutnya membuka lebar namun kontolku sesak masuk dalam mulutnya
    “Gilaaaaaaaaaaaaa .. gilaaaaaaa .. kontol gilaaaaaaaa .. kegedeaaaaaaan aaaaaaah “ rutuk Olla Ramlan dengan menarik kembali kepalanya, Olla Ramlan kemudian naik ke sofa dan jongkok di belahan kedua pahaku.
    “Tenang, sayaaang .. Tante pengin merasakan kontolmu dulu .. uuuh .. betapa indahnya jika nanti malam berlanjut sampai pagi … habis ini kita ke rumah Tante atau hotel ya .. kita teruskan proyek kawin bikin anak .. Tante Olla Ramlan sedang subur sayaaang .. demi kenikmatan kontolmu .. Tante Olla Ramlan rela hamil .. aaah .. persetan dengan hamil aaah .. yang penting kau harus coblosin pokek Tante .. semburkan spermamu dalam rahim Tante Olla Ramlan .. akan kukandung anak hasil kawin kita sayaaang .. maukah kau menghamili Tante Olla Ramlan ?” ujar Olla Ramlan dengan diakhir bertanya padaku. Aku tidak menjawab.
    “Gimana sayaaang .. katanya kau sanggup menanggung tubuh Tante Olla di atasmu, namun kau tidak mau jawab “ goda Olla Ramlan dengan tersenyum sangat mesum padaku sambil menjilati bibirnya sendiri.

    “Asal Tante Olla .. nggak buru buru aaaah .. setiap detik kita nikmati Tante .. sudah lama aku menginginkan tubuh montok Tante Olla Ramlan … “ sahutku dengan tersenyum sambil menarik bantal untuk mengganjal kepalaku
    “Oh .. Tante Olla juga sayaang .. pertama bertemu denganmu .. yang terpikir hanya kontolmu .. “ ucap Olla Ramlan tanpa menatapku, membuka mulutnya lebar lebar kemudian memasukan kontolku itu, tangan dengan nakal menahan ke belakang kepalanya, memberikan tekanan, perlahan lahan gesekan gigi Olla Ramlan membuatku ngilu, kontolku sesak dalam mulutnya.
    Akibat tekanan itu, tangan Olla Ramlan memberontak dengan mencengkeram ke pinggangku, sehingga aku menggelinjang, akibat gelinjangan itu kontolku amblas tertelan dalam mulutnya, kurasakan sesaknya mulut Olla Ramlan yang tersumpal kontolku itu, kulepaskan tekanan itu sehingga cepat cepat kepala Olla Ramlan naik lagi, perlahan melepaskan kuluman kontol itu
    “Edaaaaaaaan … Tante bisa mati tak bernafas disumpal kontolmuu huuuuuuuuuuuuuuh “ dengus Olla Ramlan tidak tahan itu.
    “Maaf Tante .. aku hanya ingin melihat raut Tante Olla yang cantik ini jika tersumpal kontolku “ godaku yang dijawab dengan cubitan di kontolku
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh “ erangku tak karuan.
    “Huuuh .. kalo sakit dan lemes tanggung jawab kau Tanteee “ makiku dengan menggoda.
    “Sialan kau sayaang .. Tante Olla mau nanggung ngemut kontolmu .. jawabnya ogah .. kalo sudah tersumpal kontol mulut Tante Olla ndak bisa jawab … hihihihi “ balas Olla Ramlan dengan tergelak padaku kemudian mengelap bibirnya yang air liurnya meluncur turun itu.
    “Payaaaaaaah …. Tante Olla nggak tahaaaan aaaaaaaah ..kamu diam saja .. sini Tante Olla makin bernafsu ngemut kontolmu lagi “ ucap Olla Ramlan dengan membungkuk lagi, kemudian memperbaik posisinya itu, namun kemudian berubah arah

    “Enam sembilan aaah .. biar adil .. kamu oral pokek Tante Olla .. biar cepet kamu coblosin pokek Tante .. nggak tahaaaaaaaaaan , sayaaaaaaaaaang .. Tante nggak kuat kalo Cuma mandangi kontolmu mulu .. ini kontol harus cepat cepat membuntingi Tante Olla Ramlan …. “ rengek Olla Ramlan dengan langsung mengangkangi aku, tubuhnya ditekuk dengan posisi dadanya di atas perutku, tangannya memegang kontolku, kemudian selakangannya turun dipaskan ke depan bibirku, aku langsung menjilati pokeknya sebelum Olla Ramlan kembali memasukan kontolku dalam mulutnya itu.
    Kujilati pokeknya, Olla Ramlan kemudian menahan sebentar, mulutnya membuka lebar, kontolku perlahan lahan dimasukan dalam mulutnya, tanganku nakal memegang kedua pantatnya itu, kuremas remas dan kujilati pokeknya dengan rakus, Olla Ramlan tak mau kalah, kontolku yang sudah menyumpal mulutnya itu dikulum sambil dikeluar masukan dengan pelan pelan, sesaknya kontolku itu tidak bebas membuat Olla Ramlan mengulumnya, belahan pokeknya yang basah itu aku singkapkan dengan lidaku, sampai Olla Ramlan menahan sambil mengeram
    “Mmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhh “ eram Olla Ramlan yang mulutnya penuh dengan kontolku itu, kusibakan lubang yang mulai memerah akibat usapan dan elusan serta jilatanku yang nakal itu.
    Kurasakan kontolku dikulum lagi, kontolku dipakai bak sikat gigi, giginya sebelah dalam pipi kiri digosok gosok dengan kontolku. Aku menahan sensasi luar biasa saling merangsang dengan Olla Ramlan ini.
    Kami saling merangsang, pokek sempit itu aku lebarkan, aku semakin nakal dengan menarik tanganku, kutusuk pokeknya dengan jariku untuk melebarkan sontak Olla Ramlan mengeluarkan kontolku menjerit
    “Aaaaaaaaaaaaaaauh .. siaaaalaaan aaaaaaaaah .. ssssssssssshh sssssssshhh hhh .. jangan lagi aaaah .. ini Tante Olla sedang nikmati kontolmuuu .. jilati ajaa .. hisaap, sayaaaaaang “ sungut Olla Ramlan yang kembali menjilati kontolku dengan lebih cepat naik turun.
    Pokeknya aku kemudian hisap dengan kutempelan bibirku, Olla Ramlan sampai memejamkan matanya erat erat mendongak ke atas
    “Sayaaaaaaaang aaaaaaaaaah .. kooooooontoooooooooool aaaaaaaaaah “ erang Olla Ramlan dengan tak karuan itu, tangannya menekan kuat ke pahaku
    “Laaagii .. kontol … enaak banget tadi kontol .. mainin klitoris Tante Olla .. ooh .. itilku .. itilku aaaaaaaaaah .. aaaaaaauh …mmmmmmmmhh .. terus.. yaaang .. terus kontol .. aduuuh kontol .. aaaaaauh, pokekku .. aaaaah, meemeekuu .. oooh .. kontol .. teruus kontol … aduuuuuuuuuh .. uuuh .. duuuuh ssssssssssssssshh ssssssssssshhh hhh “ desah dan desis Olla Ramlan yang tak karuan dengan mata merem melek merasakan keenakan lidahku menjilati klitorisnya berulang ulang itu
    “Sudaaaaaaaah aaaaaaaaaaaah .. sudaaaaaah … Tante sudaaah nggak taaaaaaahaaan “ paksa Olla Ramlan dengan cepat cepat berubah posisi dan kemudian menduduki ke kedua pahaku, aku menahan nafasku pelan
    “Dasar lelaki muka doyan pokek .. awas yaaa … ayoo ..kamu pasti pengin muncraaat … Tante Olla Ramlan rela kamu hamili .. keluarkan manimu .. keluarkan bibitmu sayaaaang .. telur Tante Olla siap kau buahi … Tante Olla sedang subur .. aaaah .. demi kontolmu Tante Olla siap hamil … “ ucap Olla Ramlan dengan menaikan selakangannya kemudian mengarahkan lubang basah yang memerah akibat oralku itu ke kepala kontolku
    Tangan kirinya kemudian menekan ke dadaku, sedang tangan kanannya memegang kontolku.

    “Uuuuuuuuuuuuuuh .. sesaaaaaaknya aaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaauh .. mmmmmmmmmmmmmmmmhh .. ooooooooooh .. aaaaaaaaaaaarggg …. Nnng .. nggggggg … duuuh sakitnyaaaaa aaaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaauh .. mmmmmmmmmmhh ssssssssssssshh ssssssssshh .. duuuh susaaahnya .. kappaaan bisa kawin nih .. siaaal aaaaaaaaah “ lenguh Olla Ramlan yang terpejam erat berusaha mencobloskan kontolku ke dalam pokeknya, aku tersenyum kecut akan nafsu syahwat janda gatel kontol ini.
    “Pelaaan Tantee .. tekaaan .. dengan pelan tapi kuaaat .. kemudian tarik lagi … uuuuuh “ ucapku sambil memegang kedua buah dadanya yang montok di atasku itu.
    “Remeeslah susu Tante Olla sepuasmu .. Tante Olla Ramlan pasrahkan seluruh tubuh Tante untukmu semata, sayaaaang .. puaskan Tante .. sayaang tahaaan yaaa .. nih Tante Olla tekaaaaan lagi “ ucap Olla Ramlan dengan menekan perlahan namun kuat, perlahan kontolku mili demi mili mulai masuk ke dalam lubang pokeknya yang basah itu.
    “Taaaaaaarik .. tekaaaaaaan lagi .. uuuuuuuh .. kontolku terasa kau peras Tanteeee .. aduuh Tanteee … pokek Tante Olla hangaaat .. aku betah bersarang di pokek tanteee .. aaaaaaaaoh .. Tante aaaaaaaaaaaaaah .. sesaaaaaaaaaak .. teruuuuuuuuuus aaaaaaaaaaah .. ayoo tekaaan lagi .. tarik .. pelaaan pelaaaaan .. kuaaaaaaaaaaaat .. teruuuuuuuuus “ sahutku dengan tak karuan merasakan pilinan nakal otot otot pokeknya menjepit kepala kontolku itu, Olla Ramlan sampai menggeleng gelengkan kepalanya karena kesakitan pokeknya dipaksa dimasuki kontol besarku itu.
    Olla Ramlan menahan sebentar sambil melepaskan kontolku, dijilati telapak tangannya itu, Olla Ramlan menikmati jilatan itu kemudian telapak tangannya diludahi, ludah itu kemudian dibawah ke bawah dan memegang kontolku yang baru masuk setelah kepala kontolku
    “Ndak tahaaan sayaang .. eeentaaah gimana rasanya kalo kontol kamu amblas dalam pokek Tante Olla .. aaaaaaaaauh .. paaasti .. pastii aaaah nikmaaat .. tante bakaaalan ngerang erang tak karuan .. uuuh .. tahan ya sayaaang .. biar Tante Olla yang masukin kontolmu ..kamu remes aja susu Tante Olla .. mantap khan susu tante .. montok .. “ ucap Olla Ramlan dengan mengedipkan matanya menggodaku itu.
    “Gilaaaaaaaaaaaaa .. wanita secantik Tante Olla .. hmm . doyan kontol bangeeet “
    “Haiyaaah .. wanita normal doyan kontol, sayaaang … “ potong Olla Ramlan dengan tersenyum sambil menekan kembali dengan kuatnya

    “Uuuuuuuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaaah .. aaaaaaauh .. aduuh .. uuuh .. baru sepaaaro .. Tante nggg ngggg aaaaaah mmmmmhhhh .. nggak kuaaaaaaat … sssssssssssssh ssssssssssshhh hhh “ erang Olla Ramlan dengan mendesah dan mendesis tak terkendali, kontolku luar biasa sesak, kulihat belahan kedua daging pokeknya melebar menjepit kontolku, belum lagi bagian atas pokeknya itu menggelembung dimasukan kontolku, Olla Ramlan mengelus elus bagian itu merasakan nikmatnya
    “Diaaaaaaaaaam .. Tante Olla .. nikmaaati sebeentaar kontolmuu .. ooooh sayaaaang .. enaaknya .. aduuh .. lebih enaaaaaak lebih dalaaaaaaaam .. aaaaaaaaaaouh .. mmmmmmmmmmhhh .. Tante Olla bakalan betah tiap hari diginiin … aduuh sayaaaang … rasanyaaa “ ucap Olla Ramlan merasakan nikmatnya kehangatan kontolku itu.
    Olla Ramlan kemudian kembali menarik pelan dan menekan lagi dengan kuat, sehingga mili demi mili kontolku semakin terbenam dalam surga pokek basahnya itu. Kami sampai menghela nafas berkali kali, Olla Ramlan sangat bernafsu memasukan kontolku, bibirnya tergigit kuat. Rambutnya sampai acak acakan karena kepala menggeleng merasakan sakit dan nikmatnya itu, aku pun sampai kakiku merinding tak karuan, aku gemetar, Olla Ramlan membuka matanya kemudian melihat ke bawah
    “Ooh .. ooh .. ooh .. kamuu gemetaar yaaa ? Tante juga nih .. sakit daaaaan .. nikmat banget .. ayoo sayaaang .. yuk .. tuntaskan .. satukan tubuh kita .. Tante Olla yang genjot duluaan yaa .. tahaan yaa .. tante hujamkan sajaaaaaaaaa “ sahut Olla Ramlan tak perduli padaku, kontolku tinggal beberap mili, dengan ditarik Olla Ramlan langsung menghujamkan kontolku dalam dalam, kami saling mendongak kesakitan ketika kontolku terbentur jalan buntu
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuu” lenguhku
    “KOOOOOOOONTOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL “ teriak Olla Ramlan dengan keras mengucapkan kata vulgar itu, aku semakin kuat meremas remas buah dadanya, tanpa dikomando Olla Ramlan langsung naik turun di atasku
    “Ooh .. ooh .. enaaknya kawin .. aduuh sayaaang .. pokekku digaruk garuk sama kontolmu .. enaalk sayaaang .. aaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. uuuuuuuuuh … mmmmmmmmmh …. Ssssssssssssshh sssssssssshh hhhhhh “ desis Olla Ramlan yang naik turun dengan perlahan lahan itu melakukan genjotan, aku hanya diam saja merasakan nikmatnya pokek hangat Olla Ramlan.
    Menit demi menit berlalu, Olla Ramlan terus menggenjotku
    “Sayaang aaaah .. aaayoo . imbangi Tante Olla donk “ ajak Olla Ramlan yang naik turun dengan tubuh penuh keringat syahwat itu, aku kemudian melakukan goyangan berlawanan dengan Olla Ramlan, kurasakan gesekan demi gesekan nikmat itu, perlahan kontolku semakin lancar keluar masuk pokeknya itu, kudengar nada merdu gesekan dan tumbukan selakangan kami itu

    “Cleeep .. cleeep .. cleeep .. cleeep .. cleeep .. cleeep “
    “Aaaaauh .. huuh .. enaaaknya kontol kamuu .. Tante Ollaaaaa ketagihan .. ayo sayaaang .. tante ndak kuaaat .. aduuh sayaaang .. puas Tante .. kamuu aaaah .. akhirnya ngawinin Tante … sayaaang .. aaaah aaaaaaaaaaaaoh .. aaaaaaah .. ssssssssssssshh ssssssssshhh hhhh … oooh .. enaaak .. teruus yaaang .. yang lebih cepaaat .. ayoo .. kamu .. aaah .. gimana sayaaang “ lenguh dan erang serta desis Olla Ramlan yang naik turun tanpa perduli keadaan itu
    “Saamaa . ndaak kuaaat .. mau muncraaat “ sahutku pendek dengan menaikan kepalaku kemudian menyusu ke puntingny itu, kuremas buah dadanya sambil aku ikut bergoyang seiring genjotan demi genjotan itu, kurasakan Olla Ramlan semakin cepat, kurasakan pokeknya lebih hangat dan lebih ketat menjepitku
    “Tantee … aaakuu nggak taaahaaan aaaaaaaaaah “ erangku
    “Iyaaaaaa .. samaaa .. ayoo .. ayo sayaaang .. remes sajaaa .. sodok .. sodok kuaaat “ aba aba Olla Ramlan yang sudah tak karuan dengan tubuh penuh keringat itu, Olla Ramlan yang di atasku itu naik turun tak karuan, kontolku keluar masuk pokeknya dengan gencar, Olla Ramlan semakin cepat, kurasakan tangannya mencengkeram ke dadaku mencakar, matanya hanya terlihat memutih merasakan enaknya disodok sodok pokeknya itu, tak lama kemudian Olla Ramlan terpejam erat dengan keras menghujamkan selakangannya berkali kali, kurasakan pokeknya menjepit lebih ketat, aku juga tidak tahan lagi, Olla Ramlan mencapai klimaks dengan mengcengkeram kuat sambil mendongak, kurasakan aku juga sudah sampai mencapai klimaks.
    “Ooooooooooooooooooooooooooh .. KOOOOOOONTOOOOOOOL .. KOOOOONTOOOOOOOOOOOOOOL “ teriak Olla Ramlan dengan membusungkan dadanya ke depan, kuremas dengan kuat, kusodokan kontolku dalam dalam sejalan dengan Olla Ramlan membenamkan selakangannya menekan keras ke selakanganku.
    Olla Ramlan tegang tak karuan kemudian kontolku terasa adda cairan hangat mengucurkan dan membasahi kontolku yang terbenam itu, kurasakan ketika aku terakhir melakukan sodokan ke atas dan kusemburkan isi kantongku dengan keras
    “Craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaat “
    Kurasakan kontolku menyemburkan dan menembak ke rahim Olla Ramlan, Olla Ramlan sampai lemas dan terdebam menindihku, kurasakan kontolku ngocor dan keluar melalui sela sela pokek Olla Ramlan yang tersumpal kontolku, aku berkelonjotan tak karuan bersamaan dengan Olla Ramlan, tubuhku terasa ringan sekali, aku seolah terbang, kurasakan kenikmatan puncak orgasmeku, Olla Ramlan diam sejenak, matanya terpejam erat, kontolku masih ngocor perlahan lahan. Lepas itu, Olla Ramlan langsung mencubiti aku yang sudah lemas tanpa tulang.
    “Kamu ngooocor .. teruus .. berhenti aaaaaaaaaaah “ sungut Olla Ramlan dengan suara parau nan serak itu.
    “Aaaaah .. pokek Tante Olla yang nyedot yendot “ balasku tak kalah pelan, Olla Ramlan hanya mencakar pelan ke pundakku, kami kembali diam dengan pikiran masing masing di atas sofa yang sudah menjadi satu tubuh. Kami diam tak begitu lama, Olla Ramlan bangun terlebih dahulu, kemudian menciumi kedua pipiku
    “Trim sayaang .. puas rasanya .. puaaaaaaaas .. lama Tante Olla nggak kawin gini .. Tante Olla sudah jadi milikmu seutuhnya .. lakukan apapun untuk menyenangkan Tante Olla .. kau mau ngajak kawin di manapun Tante siap .. mau ?” tawar Olla Ramlan dengan mata berbinar itu, wajahnya kusut diusapnya.
    “Ada syaratnya Tante “ jawabku pendek
    “Ya aaaaaaaaaaampuuuuuuun, sayaaaaaang .. kawin aja make syarat .. khan tinggal coblos pokek Tante Olla … payah aaaaaaaah “ sungut Olla Ramlan dengan nada setengah kesal.
    “Aku pengin threesome sama Mbak Terry Putri .. jika perlu panggil si montok Farah Quinn teman Tante Olla .. aku sudah beberapa kali menggenjot pokek Chef mesum itu .. “ kataku dengan tersenyum
    “Sialan kau .. temanku kau embat duluan .. Tante Olla cuma dapat ampas .. huuuuuuuuuh “ sungut Olla Ramlan dengan nada tersenyum.
    “Biar ampas tapi sudah membuat Tante Olla mengerang erang “ jawabku ngasal membuat Olla Ramlan memagutku penuh kemesraan
    “Trim, kontol .. istirahat dulu .. ntar Tante Olla nungging ya .. itu gaya kesukaan Tante Olla .. genjotin ya .. gantian kamu yang genjot Tante Olla .. “ sahut Olla Ramlan dengan menyenderkan kepalanya di pundakku, diciumi pipiku dengan mesra, kupeluk dan kurasakan buah dadanya menekan ke dadaku, kurasakan kekenyalannya. Kubiarkan kontolku terbenam dalam kehangatan pokek Olla Ramlan ini, kurasakan tubuh kami yang masih basah, namun gairah dan nafsu kami justru semakin menggebu ebu untuk mepokekin dan mengontoli berlawanan
    “Kontol kamu enaak sayaang “ ucap Olla Ramlan dengan pelan
    “Pokek Tante Olla Ramlan juga enak, sayaaaaang “ balasku dengan memeluknya erat sambil meremas pantatnya pelan pelan.

    Lepas tuntas sudah aku menyemburkan isi kontolku membeludak dalam pokek Olla Ramlan yang terkapar. Kurasakan tubuh kami perlahan lahan dari panas menjadi hangat, kurasakan kontolku yang tersumpal dalam pokek Olla Ramlan itu banyak lendir perlahan lahan membasahi selakanganku, bahkan buah zakarku pun terasa sekali lendir kental itu mengalir perlahan membuatku menjadi geli, belum lagi, tekanan buah dada montok Olla Ramlan yang menekan dadaku terasa nikmat, kuusap usap kepala Olla Ramlan yang terbenam di samping kepalaku. Pikiranku ngeres membayangkan apa yang telah kulakukan, mengawini artis film ini, mengewe janda doyan kontol itu, sampai aku menembakan spermaku ke dalam rahimnya, sialnya atau lebih tepat untungnya Olla Ramlan dalam posisi subur, jadi aku jadi mikir kalo Olla Ramlan meminta tanggung jawabku yang menghamilinya. Namun pikiran itu kutepis ketika Olla Ramlan mengangkat kepalanya, mukanya kusut, namun keringat di wajahnya sudah berkurang, dipandangnya kepalaku dengan senyum indahnya, kemudian mengecup bibirku, kubalas kecupan itu.
    “Kamu ndak usah mikirin kalo Tante Olla hamil .. yang penting tugasmu ngewe Tante Olla .. semburin manimu kalo kamu memang pengin keluar di dalam .. yang penting nikmat sayaang .. harga kenikmatan harus dibayar dengan resiko .. Tante Olla ndak mau cuma enaknya .. tapi ya kudu berani ambil resiko hamil .. Tante Olla ndak ngajak kamu nikah .. hanya ngajak kamu kawin aja .. hihihihi, tante suka sama kontolmu, sayaaaaaang “ kata Olla Ramlan dengan tergelak nakal padaku.
    “Cabut ya Tante ?” tawarku yang dijawab dengan benaman lebih dalam pantatnya itu menekan, aku menjadi tak karuan, kontolku yang perlahan lahan ngaceng lagi semenjak berpikiran ngeres itu.
    “Baiknya gimana sayaaang .. apa kita terusin cinta kita .. atau pindah tempat ? Tante Olla belum puas nih .. tapi di sini rasanya kurang romantis .. gimana kalo di rumah Tante Olla aja … kita bisa romantis .. kita jadi bebas kawin .. kamu boleh mengeloni Tante sampai kamu puas .. jika pengin ngewe Tante Olla .. langsung ewe saja .. Tante siap kok . pokek Tante Olla siap untuk kontolmu kapan aja .. “ ujar Olla Ramlan dengan tersenyum padaku.
    “Oke deh Tan .. pulang ke rumah Tante Olla aja yuk .. aku pengin kawin sama Tante Olla Ramlan ini di tempat tidur .. pengin genjotin pokek Tante Olla dengan kontolku.. mau ya Tan ?” sahutku yang dijawab dengan jawilan di pipiku, aku mengaduh sehingga Olla Ramlan langsung menciumi bekasan jawilan itu.
    “Cup .. cup .. cup . sayaaang .. cabut deh kontolmu yaaa “ rajuk Olla Ramlan
    “Lho Tante Olla khan di atas ..” godaku yang disambut dengan senyum nakalnya itu. Kami berdua berusaha memutuskan perewean kami yang jadi satu tubuh itu, perlahan lahan Olla Ramlan menarik pantatnya, perlahan lahan, kami berdua sampai memandang ke selakangan kami yang penuh lendir.
    “Iiih .. kamu makan apa nih .. kok lendir kamu banyak .. “ Olla Ramlan sampai terbelalak.
    “Habis Tante Olla nafsuin sih ..jadinya isi kontolku muntah semua .. “ sahutku pendek yang disambut tawa gelak Olla Ramlan itu.
    “Nanti Tante Olla akan nafsuin kamu lagi.. biar isi kantongmu itu kosong melompong ..spermamu akan Tante Olla tampung .. jadilah anak kita ya yang .. awas kalo Tante Olla nggak hamil .. kau kudu tanggung jawab .. “ sahut Olla Ramlan dengan tergelak lagi.
    “Maksud Tante Olla ?” tanyaku setengah bingung.
    “Hmm .. artinya .. kamu kudu ngewe terus Tante Olla .. “ sahut Olla Ramlan dengan mengedipkan matanya padaku
    “Aaaah .. mending nggak hamil aja aaah .. bisa ngewein Tante Olla .. “ potongku yang disambut dengan cubitan di dadaku.
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaoh “ keluhku kesakitan
    “Eit … enak aja … “ sahut Olla Ramlan yang memandang ke pokeknya mengalir lendir kental keluar dari lubang kawinnya itu, lubang syahwatnya itu perlahan lahan lendir kental putih menetes.
    “Ck ck ck ck ck ck .. duuuh .. mani kok banyak banget .. banjiri lagi donk “ rajuk Olla Ramlan yang ingin membenamkan kontolku lagi, ulah Olla Ramlan itu hanya menggodaku, aku Olla Ramlan kemudian bangun dan duduk di sampingku.
    “Trim ya .. sayaaang .. Tante Olla berbenah dulu ya .. kamar mandinya mana, sayaaang “ sahut Olla Ramlan dengan bangun dan membawa pakaiannya itu, Olla Ramlan meninggalkan aku, aku kemudian membersihkan cairan orgasme itu dengan kain yang berada di bawah meja, kutata rapi, namun aku selalu memandang ke kontolku yang masih berlendir itu, kulihat celana dalam Olla Ramlan yang masih di bawah meja itu, kuambil dan kulap kontolku sampai bersih.
    Aku kemudian menuju ke ruang sebelah kantor hendak menyusul Olla Ramlan yang nyatanya sudah keluar
    “Celana Tante mana ?” tanya Olla Ramlan, aku membawa celana dalam itu kusembunyikan di belakang badanku, kuberikan celana dalamnya yang basah itu
    “Ya ampun .. punya Tante Olla buat ngelap kontolmu itu ? payah .. trus Tante make apa nih ?” rengek Olla Ramlan dengan nada bingung
    “Aku lebih suka Tante Olla tanpa celdam .. biar aku gatel bayangin pokek Tante .. “ sahutku dengan menarik celana dalam itu, Olla Ramlan tak sempat menerima, aku lalu cepat masuk ke kamar mandi
    “Awas ya kamu .. kontolmu bakalan Tante jepit lagi sama pokek “ goda Olla Ramlan dengan tersenyum padaku. Kulihat sejenak pantat Olla Ramlan yang tanpa celana dalam itu, tercetak jelas bongkahan pantat indahnya itu.
    Kami berdua bertemu kembali, Olla Ramlan memelukku erat
    “Jangan nakal ya .. yuk kita ke rumah Tante .. beri Tante kepuasan lagi ya .. yang romantis .. “ rajuk Olla Ramlan dengan menciumi pipiku berkali kali kemudian memagutku mesra.
    Kami berdua keluar dengan saling merangkul, kuremas pantatnya sambil berjalan, Olla Ramlan sampai tersenyum nakal padaku
    “Suka bokong Tante Olla yaa ?” goda Olla Ramlan lagi.
    Kami berdua menuju parkiran basement, suasana sangat sepi sekali karena sudah hampir tengah malam, namun hujan masih turun walau tidak deras, kami menuju ke mobilku, namun aku tidak tahan melihat kemolekan pantatnya itu, sontak aku langsung berhenti dan memepet Olla Ramlan di mobilku, kulumat bibir Olla Ramlan, Olla Ramlan pun membalas
    “Mmmmmmmmmmmmhh … mmmmmmhh .. “ suara eraman kami saling melumat itu, tanganku nakal kembali mengelus pokek Olla Ramlan yang ternyata membasah lagi, kuusap dan kuelus pokek indah itu sampai kami saling menghisap di bibir kami. Olla Ramlan melebarkan pahanya lebar lebar
    “Ooh sayaaang aaaah . Tante nggak tahaan yaaang .. sssssssssshh ssssssshh hh .. teruus sayaang .. colekin pokek tante .. aduuh yaaaang …. Jadi makin pengin …. Mmmmmmmmhhhh .. sssssssssshh sssssssshh hhh “ desis Olla Ramlan merasakan jari jariku masuk keluar mencolek colek sehingga kurasakan jariku semakin basah.
    Kunaikan roknya yang pendek itu, sehingga kini pokek indah milih Olla Ramlan itu terpampang jelas, aku kemudian berjongkok
    “Sayaang aaaah .. jangan di sini .. bahaya sayaaaang .. ooh no .. sayaaaaaang .. teruus yaaang … aaaaaaaaaaaauh .. kamuu aaaaah .. nakaaal aaaaaaaaaaah “ erang Olla Ramlan dengan suara yang mendesah namun tidak berteriak takut ketahuan. Kedua pahanya yang melebar sambil menaikan roknya itu, aku kemudian langsung menjilati pokeknya perlahan lahan, sehingga Olla Ramlan sampai menyederkan badannya ke body mobil itu. Kujilati pokeknya, kusentil sentil lubang kawinnya itu, Olla Ramlan sampai terpejam, namun kemudian melihat kebawah sampai memegangi roknya itu
    “Teruuuus .. ayoo teruus .. teruus oral .. sayaaang aaaaaaaah .. Tante Olla makin enaaaaak . duuuh .. teruus yaaang .. maninin itil tantee .. jangan sungkaaan sungkaaan .. “ desah dan desis Olla Ramlan sabil memandangku yang miring menjilati dan menghisap pokeknya itu.
    Kontolku ngaceng luar biasa dalam celanaku, Olla Ramlan sampai berusaha melihat tonjolan selakanganku itu
    “Duuh … perlihatkan kontolmu sayaaang … Tante Olla nggak nahan pengin lihat lagi kontolmu .. uuuuuh .. sudaah yaaang .. sudaaaaaah aaaah .. Tante nggak tahaaan .. pengin ngemut kontolmu lagi .. uuuuuuuuuuh .. aaaaaaaaaaaauh …. Mmmmmmmmmhh .. nggg ..ngggg .. nggg “ Olla Ramlan sampai bergoyang nakal di dadanya, sehingga kedua bukit kembarnya itu ikut bergoyang membuat nafsuku berlipat lipat.
    Olla Ramlan kemudian melorot ke lantai, tangannya dengan gesit masuk dalam belahan pahaku dan langsung memegang kontolku yang ngaceng
    “Lepas yaa .. Tante Olla nggak tahan nih .. lihatin donk .. please aaaaaaaaaah .. “ rengek Olla Ramlan yang tidak tahan lagi, aku kemudian bersimpuh dan memelorotkan celanaku, Olla Ramlan tidak tahan, celana dalamku ikut dipelorotkan, lidah Olla Ramlan menjilati bibirnya.
    “Hhhhhhmmmmmm .. kontolmu oooh .. sayaaang .. silakan obok obok pokek Tante yaa .. tante kocokin dulu yaa.. satu ronde biar adil .. kamu keluar .. Tante Olla juga keluaar “ rengek Olla Ramlan dengan menatap tanpa berkedip ke kontolku, tangannya memegang kontolku dengan diremas remas nakal, kemudian dikocoknya. Jari jarinya tangannya tidak bisa melingkari diameter kontolku namun tangan Olla Ramlan piawai mengoral kontol dengan tangannya
    “Tante Olla nggak tahaaan .. pengin kontolmu teruus . kalo di rumah kita nggak boleh make baju ya .. tante biar sumringah lihat kontolmu secara bebas … “ ucap Olla Ramlan dengan nakal mengocok ngocok kontolku dengan cepat, aku sampai menahan pundak Olla Ramlan yang miring membungkuk, aku sampai tengadah merasakan kocokan nakal itu
    “Aaaaaaaauh .. aaaaaaaaaoh ...aaaaaaaaaaaarggg .. tanteeeeee aaaaaaah .. teruus Tante .. ayoo Tante Ollaaaa .. ngocoknya yang bervariaasi aaaaaah . aduuh tante .. ngocok terus ngeremes .. nakaal aah Tanteku ini .. ssssssssssssssh ssssssssshhh hhhh .. “ erang dan desiku tak karuan merasakan kocokan demi kocokan, remasan demi remasan itu.
    Dengan posisi jongkok itu, Olla Ramlan kemudian membuka mulutnya, memasukan kontolku ke dalam mulutnya, kulihat pipi Olla Ramlan sampai menggelembung dimasukin kontolku, pemandangan yang sangat merangsang sekali, aku suka melihat Olla Ramlan mulutnya tersumpal kontolku itu.
    Kepalanya maju mundur dengan perlahan lahan melakukan oral kontolku, kurasakan giginya bergesekan dengan kontolku, kurasakan kenikmatan luar biasa dioral oleh janda haus kontol ini.
    “Teruuuus aaaaaaaah .. uuuuuuuuh .. enaaaknya .. teruus mmhhhhhh .. aaaauh .. oooooh .. Tanteee aaaaaaah .. Tante Olla nakaaaaaaal aaaaaaaaaah … sepong .. sepong “ lenguhku dengan suara yang kuatur tidak dengan berteriak itu, aku mendesis desis, aku sampai mendongak, tanganku merogoh ke dadanya yang masih terbungkus dengan baju dan bra itu, kuremas remas membuat Olla Ramlan semakin menggila melakukan sepongan nakal tanpa mengeluarkan kontolku
    Olla Ramlan kembali menyepong tiga kali sampai kontolku dikeluarkan, bunyi keluar kontolku sampai nyaring
    “Creeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeep “
    “Sssssssssssshhh sssssssssssshhh ssssshh hhh .. Taaantee .. Oooolllaaa .. pengin gin .. di di coblooos .. “ pinta Olla Ramlan dengan bibir gemetar penuh air liur itu, air liurnya sampai menetes ke lantai
    “Mainin kontolku Tante .. lagi donk .. ntar nggak keluar marah repot aaaah “ pintaku yang disambut senyum mesum Olla Ramlan itu.
    “Huuuh .. kontol kok ngacengnya keras begini, sayaaaang .. makanya Tante nggak tahan lihat kontolmuuu … “ sahut Olla Ramlan yang selalu mengaku ingin sering sering melihat, memegang kontolku itu.
    Olla Ramlan kemudian mengocok kontolku lagi, kali ini dengan cepat, sehingga aku sampai merem melek merasakan tangannya yang lentik itu memegang kontolku
    “Aaayooo aaaaaaaaaaaaah … aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh ……..mmmmmmmmmmmmmmmmhhh … duuuuuh aaaaaaaaauh .. enaaaaaak .. teruus taaaaaaanteeee .. nikmaaatnya …. Uuuuh .. kontolku aaaaah .. sudaaah aaaaah .. tanteeee .. sudaaaaaaaaah “ ingatku dengan menahan tangan Olla Ramlan itu, Olla Ramlan memandangku dan kemudian bangun dengan memegang kepalaku dan dilumatnya rakus, kubalas lumatan itu. Kami saling menghisap penuh nafsu di pelataran parkir itu. Kami menyudahi lumatan kami dengan nafas memburu
    “Segeeeeraaaaaaa .. masukin kontolmu, sayaaaaang .. tante nggak tahaan pengin dikawin lagi .. kawini tante yaaa .. Tante Olla Ramlan pengin lagi .. pengin diewe dan dientot sama kontooolmuuu .. ayolah kontol … masukin kontolmuu “ ajak Olla Ramlan dengan berdiri. Tangan Olla Ramlan tidak melepaskan pegangan pada kontolku itu.
    “Naikan paha Tante yaaa … angkat dan silangkan ke belakang pahaku yaa .. paha tante aku tahan dengan tanganku .. “ ucapku yang disambut dengan remasan nakal di kontolku
    “Iyaa yaaaa .. uuuh .. segeraa .. coblos .. masukin .. genjot .. “ sahut Olla Ramlan yang sudah tidak tahan pengin kawin lagi itu.
    Kaki kanan Olla Ramlan naik kemudian tanganku menyusup dan memegang pahanya dari bawah, kaki itu dilingkarkan ke belakang pahaku dekat pinggang, aku kemudian mendorongkan kontolku yang dipegang oleh tangan Olla Ramlan
    “Pelaaaaan ya, sayaaang .. kontolmu kegedeaan untuk Tante Ollaaaaaaaaa .. uuuuuuuh .. pelaaan aaaaaaaaah saaaaaaakit … “ rintih Olla Ramlan ketika kontolku kutekan dengan kuat, Olla Ramlan sampai bersender kuat ke body mobilku sebelah samping, kutekan perlahan namun kuat membuat Olla Ramlan sampai meringgis merasakan tekanan yang mengebor pokeknya
    “Ooooh .. enaaaknya .. enaaknya pokek Tanteee dibor .. ooh .. kontol .. ayo kontol . kontolmuu …….aaaaaaaaaaaaauh . tahaaaaaaaaaan .. taaaaaaaarik .. tekaaaaaaaan lagi .. yaa yaaaa .. aaaaaaaauh teruus sayaaang .. maaau separo .. rasanyaa aaaaaaaaaah … kontolmu hangaat .. aduuuh .. tante pengin jepit kontolmu sampai pagi .. ayolah sayaaang .. maju dan mundurkan kontolmuu .. aaaaaaaaaaaauh .. iyaa aaaaaaaaaaah .. aaaaaaaaaaauuh ……..mmmmmmmmmmmmmmmmhhhh .. oooooooooooooh “ rintih Olla Ramlan dengan mendongak, tubuhnya penuh dengan keringat, pakaiannya setengah membasah diburu nafsu syahwatnya yang tak terkendali itu.
    Aku menahan paha mulus yang semakin merapatkan diri seiring kontolku melesak lebih dalam, sejenak aku berhenti merasakan kenikmatan dan kehangatan lubang syahwat Olla Ramlan itu. Kurasakan pilinan nakal dinding pokeknya yang menjepit kontolku, kurasakan remasan lembut di batang kontolku itu
    “Kooontolmuu hangaat, sayaaaang ooooh .. indahnya kawin sama kamuuu .. tanteee .. aaaaaah .. pengin teruuus .. ayoo amblasin kontolku .. genjot aaaah .. ayoo sayaaaaaaaang ..cepaat aaah .. jangan lama lama donk .. ini tante nggak kuat menahan besarnya kontolmuuu .. pokek tante benar .. benar nggak karuaaan rasaanyaaaa .. aduuh yaaang .. sayaaaaaaang .. tante digenjot donk “ rengek Olla Ramlan yang menungguku maju mundur itu.
    “Kaau aaah Tantee .. aku sering nggak tahan bayangi tubuh montok tantee .. aaaaah .. aku puaas bisa menikmati kemulusan tubuhmu … oooh “
    “Iyaa aaaah .. nikmati sayaaang .. tubuh Tante Olla Ramlan menjadi milikmu .. rangsang Tante Olla sepuasmu .. tante udah nggak tahaaaan .. ayoo .. amblasin .. amblasin .. teruus tekaaaaan yaaa .. aaaaah .. dikit lagi sayaaaaang .. pokek tante makin hangaaat .. aaaaaaaaaaaauh .. uuuh .. lihaaaat .. atas pokek Tante Olla menggelembung .. kontolmu nakal ngebor pokek Tanteeeeeee .. aduuh yaaang .. tanteee nggak karuan rassanya .. kontolmu hangat bangeeet “ rintih Olla Ramlan dengan kepala menggeleng geleng merasakan kenikmatan cinta yang kuberikan, kontolku kutekan lagi setelah kutarik, perlahan lahan kontolku akhirnya mentok membentur jalan buntu, kurasakan kontolku dijepit luar biasa ketat dalam pokek basahnya yang sudah tersumpal kontolku itu.
    Janda dengan tangan bertato ini semakin basah tubuhnya, matanya merem melek merasakan kontolku sudah melesak dalam dan membentur ke bagian terdalam pokeknya yang berkedut kedut meremas remas kontolku nakal. Olla Ramlan kemudian membuka matanya perlahan, nafasnya diatur dengan hembusan dan tak tarikan
    “Gimaanaa rasa pokek Tante Olla Ramlan .. sayaaaaaaaaaang “ tanya Olla Ramlan dengan merangkulkan kedua tangannya ke pundakku.
    “Nikmaat Taaan .. uuuh .. nggak tahan genjot pokek Tanteee “ ucapku yang bersiap pasang kuda kuda menggenjot
    “Sabaaar yaaaang .. tahaan dulu .. biarkan tante menikmati saat indah ini .. uuuuuuuuh .. waaalaaaaau aaaaaaaah .. uuuh .. nikmaaaaaatnya .. yaaa aampuun . aaaoh sayaaang aduuh sayaaaaaaaang rasanyaa aaaaaaaaaaaah .. taaak bisa dilukiskaaan .. pokek Tante merasakan kehangatan kontol nakalmuu .. sebentaaaar .. bentaaar yaaaaaaaaaaang .. oooooooooooooooh …. Aaaaaaaaaaauh … hmmmmmmmmm…. Rasanyaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. silahkan , sayaaang genjotin pokek Tante Ollaaa .. pelaan dulu yaaa .. aduuh .. “ rintih Olla Ramlan dengan bibir tergigit itu. Matanya terpejam ketika aku mulai menggenjotnya pelan pelan
    “Aaaauh .. aaaaaaaaaaah .. ssssssssssssshh sssssssssshh hhh .. ooh . sayaaang teruus .. genjot .. ya tekaaaaan .. tarik .. ayo sayaaang .. aaaaaaauh .. uuuh aaah uuh aah uuh aah uuh .. “ lenguh Olla Ramlan ketika aku mulai menggenjot pokeknya maju mundur, kurasakan setiap genjotan itu, kurasakan gesekan kontolku dengan dinding pokeknya, kurasakan gesekan yang membuat kontolku semakin betah terus mengobok obok pokek Olla Ramlan itu.
    “Jadilah perekku Tante Olla, yaa .. uuuuuuuuh …. Aaaaaaah .. sayaaaaaang “ ucapku tak karuan sambil maju mundur sangat nikmat
    “Terseraaah .. asal genjotin pokek .. aaaaaaaaaaaaauh sayaang .. duuh . uuuh .. kontolmu sesaaak .. tapi aaaah .. gesekannya mantaaaaaaaaaap .. teruus yaaang .. teruus .. bor meemeek taaaante .. aduuh .. aaaaaaaaaaauh sssssssssssssssh sssssssssshhh .. hhhh .. nngggg .. ngggg .. ngggg .. mmmmmmmhh .. ssssssshh ssssssshhh hhh .. “ desis dan rintih Olla Ramlan yang berdiri aku kawini dengan kupepet ke mobilku itu.
    Olla Ramlan mengimbangi sodokanku dengan maju mundur sehingga setiap genjotanku semakin lama semakin nikmat saja, Olla Ramlan sampai matanya memutih menerima genjotanku itu, nafasnya sangat memburu menikmati setiap sodokanku yang nakal itu.
    “Teruuus .. kontool .. teruus .. ayoolaaaaaah kontol ,… keluaarkan pejumu .. keluarkan bibitmuu .. hamili tanteee .. hamili .. demi kontoooooooooool .. aaaaaaaaaaaauh …aaaaaaaaaaaaaaah .. ooooooh .. aaaaaauh .. uuuh .. huuuh .. fuuuuuuuuuuuuuh … “ lenguh Olla Ramlan dengan mata masih memutih merasakan nikmatnya aku menggenjot semakin gencar, aku nakal tanganku masuk ke dalam bajunya lewat bawah kemudian naik menerobos cup branya yang kuangkat ke atas.
    Sambil berdiri saling menggenjot dan memacu, kuremas remas buah dadanya lebih keras sehingga Olla Ramlan sampai menggelinjang tak karuan aku kawini dengan terpepet di mobilku itu, tangan Olla Ramlan sampai memegang kuat tubuhku itu. Kaki kanannya yang masih kutahan agar jangan sampai turun, aku terus menggenjotnya lebih cepat, genjotan demi genjotan cepat kami lakukan
    “Teruus aaaaaaaaaah .. teruus .. ayoo .. tanteee maaaaau aaaaaaaaaaaaaaaah .. ooooooooh enaaaaaaaaaaak .. jangaaan berhenti .. genjot teruus .. sodok aaaaaaaauh .. aaaaaaaaah .. uuuuuuuh ..aaaaah .. uuuuh “ lenguh Olla Ramlan tak karuan itu.
    “Iyaa aaaah .. nanti bobok bareeeng yaaa .. aaaaaaaauh .. tante aaah .. kontolku maaau ngocor .. jangan sedot lagi yaaaa “ erangku sambil terus maju mundur, kuremas remas buah dadanya itu dengan keras sampai membuat Olla Ramlan mendongak ke atas, rambutnya yang panjang itu kembali acak acakan, kurasakan pokeknya menyempit dengan cepat, kurasakan Olla Ramlan hendak orgasme itu,
    Genjotan demi genjotan itu sampai membuat Olla Ramlan merenggang kuat dengan mendongak, pokeknya sudah tidak kuat, mencengkeram kuat, Olla Ramlan mendongak membuat busur panah, tubuhnya melengkung tegang
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang panjang Olla Ramlan degan tubuh tegang, tubuhnya kemudian lemas tak berdaya dalam genjotanku itu.
    Kutahan tubuhnya sebentar, kurasakan kontolku disiram cairan hangat lagi, sampai merembes ke paha kami membuat mata Olla Ramlan terbuka lagi.
    “Oooh .. kamuu aaaah .. jahaat aaaaaaaaah .. katanya keluaar bareeeeeeeng .. Tante Ollaaa nggak kuaat aaaaaaaaaaaah “ rengek Olla Ramlan dengan wajah berantakan namun tetap saja menggairahkan, kutarik tubuhnya kemudian aku membuka pintu mobil itu.
    “Ayoo .. cabut dulu .. Tante Olla nungging .. “ perintahku dengan paksa menarik kontolku, membuat Olla Ramlan menjadi terkejut, sontak badannya kembali mendapatkan kekuatan
    Kurasakan gesekan nakal dinding pokek Olla Ramlan itu, kurasakan kontolku terasa sangat basah disiram cairan hangat itu.
    Kuelus elus pahanya yang mulus itu, kaki kanan Olla Ramlan kemudian naik ke lantai mobilku, aku kemudian menurunkan pinggangku, kemudian kontolku kutekan lagi, kupegang tangan Olla Ramlan sebelah kanan, sedang tangan kiri Olla Ramlan menekan ke lantai mobil.
    “Duuh aaaaaaaaaaaaaaaaah “ tolak Olla Ramlan
    “Dasaar muka pengen kontol .. jangan seenaknya yaa “ ledekku dengan memaksakan kontolku kuhujamkan sehingga Olla Ramlan sampai hendak terjerembab ke depan itu, namun aku sudah memegang tangan kanannya ke belakang, Olla Ramlan menahan kuat sambil meringgis kesakitan
    “Aaaaaaampuuuuuuuuuuun aaaaaaaaaaaah … “ erang Olla Ramlan yang sudah tidak kuat lagi itu, aku kemudian menggenjotnya dengan cepat, tangan Olla Ramlan sampai memukul mukul ke lantai mobil itu.
    Genjota demi genjotan keras aku lakukan, Olla Ramlan meraung raung tak karuan merasakan kontolku menghujam hujam keluar masuk, aku sudah tidak tahan lagi, tiga menit aku menggenjotnya cepat, aku merasakan kontolku tak kuat lagi, aku terus maju mundur, kurasakan aku pun mencapai klimaks
    “Taaanteeee dikiiiiit laaaaaaaaaagi ..aaaaaaaah uuuuuuuuuuh .. aaaaaaaah .. uuh “ lenguhku dengan suara tak karuan itu, genjotan demi genjotan, kuhujamkan kontolku dalam dalam ketika aku sudah tidak kuat menahan orgasmeku, aku tegang tak karuan mengucurkan spermaku dalam dalam di pokeknya.
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “
    “Craaaaaaaaaat .. craaaaaaaaat .. craaaaaaaaat .. craaaaaaaat “
    Kontolku menembakan sperma dengan kuat, kurasakan tembakan itu membentur dinding buntu. Lendir kental itu langsung berbalik arah, memaksa keluar dari sela sela pokek Olla Ramlan yang menjepit kontolku yang kian melembek, aku diam dengan nafas tak karuan, Olla Ramlan sampai ngos ngosan aku kawini itu.
    Kami diam sejenak merasakan sisa sisa orgasme, tak kusangka pokek Olla Ramlan seperti menyedot nyedot kontolku, sehingga kontolku seperti disedot isinya
    “Oooh tantee ..aaaaah .. pokek tante suka menghisap lendirku .. uuuh .. tante nakaaaaal aaaaaaah “ ucapku dengan menahan tubuh Olla Ramlan itu, Olla Ramlan membuka matanya
    “Siaal aaaaaah .. itu kontolmu ngocor sendiri . payaaaaaaaaah aaaaaaaaah “ Olla Ramlan dengan mendorong pahaku, sehingga aku langsung mencabut kontolku, aku langsung naik ke dalam mobil dengan celana masih berada di dengkul, Olla Ramlan pun masuk ke dalam, aku kemudian menuju ke jok depan dengan menarik jok khusus tempat aku nyetir, kontolku masih berlendir kental. Olla Ramlan naik ke dalam, tiduran sebentar di jok belakang, kuambil kunci mobilku di saku, kuhidupkan dan AC kunyalana, perlahan lahan Olla Ramlan menggeliat kemudian melihatku dengan tersenyum, Olla Ramlan kemudian berpindah ke depan.
    Ketika duduk melihatku yang masih diam dengan kontol penuh lendir, Olla Ramlan hanya tersenyum saja, kemudian melepaskan bajunya yang lecek itu, branya dilepaskan, sehingga bongkahan busungan dada itu menjadi santapan nakal mataku
    “Jangan lihat lihaat nafsuin gitu .. kita nggak bisa pulang kawin lagi lho .. sini lap kontol kamu dengan bra milik Tante Olla “ ucap Olla Ramlan dengan langsung mengelap kontolku dengan telaten. Bra itu kemudian menjadi ada lendir banyak menempel, Olla Ramlan menarik roknya kemudian ikut mengelap pokeknya yang memerah itu, bajunya kemudian dipakai lagi, branya kemudian diletakkan di lantai mobil.
    “Jalaaan deh yaaang .. ke rumah yaa .. sampai rumah kita kudu telanjang bulaaat .. kita kawin di mana mana .. ini Tante mau telpon Mbak Terry sama si chef Faraaah .. kita pesta seks .. yaaa “ bisik Olla Ramlan dengan menaikan celanaku yang masih di pahaku itu.
    “Tutup kontolmu .. “ bisik Olla Ramlan dengan menyeringai mesum itu.
    Aku tersenyum kutarik celanaku dan kurapikan lagi, kemudian aku langsung mengelus elus paha mulus Olla Ramlan itu
    “Pahamu yang kusuka Tanteee “ pujiku
    “Sudahlah yaaang .. sayaaang jalan deeeh .. “ ujar Olla Ramlan dengan menyenderkan kepalanya di dadaku, mobil aku jalankan, aku sampai tidak bisa konsen karena pandangan vulgar di dekat tanganku, di mana pokek Olla Ramlan sangat merangsang itu. Mobilku keluar parkiran, suasana sepi, hanya satpam saja yang tampak, mobilku keluar area gedung kemudian langsung menuju ke arah Monas. Ketika aku memindah gigi, aku sesekali mengelus elus pokek Olla Ramlan
    “Pokek Tante Olla .. aaaah .. aaaku suka “ ucapku yang ditepis oleh tangan Olla Ramlan itu
    “Jangan nakaaaaaaaaaaal .. nanti Tante Olla layani lagi nafsumu .. tante juga belum puas nih… berikan kenikmatan yang romantis di kamar Tante yaaaa .. Tante Olla mendambakan kehadiranmu di kamar tanpa pakaian .. “ ucap Olla Ramlan dengan mendelik padaku, Olla Ramlan kemudian kembali menyenderkan kepalanya
    “Trim .. kamu sudah ngawini Tante Olla .. tante puas .. tapi kuraaaaaaaaaaang hihihihi .. yuuk .. pulang .. pokek tante pegal pegal nih .. perlu rehat dulu .. sebelum kamu genjotin lagi .. “ ucap Olla Ramlan dengan memejamkan matanya itu.
    Empat puluh lima menit kemudian kami sampai di rumah Olla Ramlan, Olla Ramlan turun dahulu setelah aku menghentikan laju mobilku, Olla Ramlan kemudian membuka gerbang, lalu membuka garasi, lampu garasi dinyalakan, kemudian aku memasukan mobilku, di depanku ada mobil terparkir, mobilku sampai masuk, Olla Ramlan kemudian meninggalkan aku yang memarkir mobil, aku kemudian menyusul ke dalam, ketika sampai dapur itu aku tak karuan, melihat Olla Ramlan yang membuka lemari es dengan bertelanjang bulat, kemudian berbalik memberikan minuman dingin padaku
    “Copot pakaianmu .. di rumah Tante .. kamu nggak boleh make pakaian .. kudu telanjang .. biar nanti bisa melihat kontolmu teruuus .. ayoo tuh .. dah ngaceng lagi .. pengin kawin lagi sama Tante Olla ya ?” goda Olla Ramlan dengan menghindar niatku merengkuh
    “Iih .. nakaal yaa “ ledek Olla Ramlan yang sudah keburu melangkah, aku mengejarnya Olla Ramlan pun langsung menghindar, namun akhirnya terpepet di pintu kamarnya yang masih terkunci
    “Mau kemana kau Tanteee .. kontolku pengin coblos lagi .. aku juga belum puas Tantee “ rengekku dengan memegang kontolku yang ngaceng.
    “Di dalam kamar atau di luar kamar, sayaaaaaaaaaang “ Olla Ramlan memberikan pilihan
    “Di kamar donk .. buka dong “ ucapku dengan nada memburu.
    “Kuncinya di tasku sayaaang .. tuh tasnya .. ambil donk .. “ ucap Olla Ramlan dengan manja, aku pun mundur dan Olla Ramlan menatap kontolku tidak berkedip itu, kulemparkan tasnya dan Olla Ramlan menangkap, kemudian membuka tasnya, kunci dipegang dan kemudian membelakang aku, aku tidak tahan, kupeluk dari belakang dan kontolku kutempelkan ke belahan pantatnya sambil tanganku meremas dua bukit kembarnya itu
    “Aaaaaaaaih .. nakaaaaal aaaaaaah .. ngeremes susu tante tanpa ijin “ goda Olla Ramlan dengan tergelak.
    “Milikku .. susu Tante Olla milikku “ ucapku sambil menggesek gesek kontolku itu, tanganku meremas remas nakal, pintu kamar terbuka, dan luar biasa harumnya, kulihat ranjangnya yang empuk itu, Olla Ramlan berusaha melepaskan pelukanku
    “Disanalah .. buat Tante Olla Ramlan mengerang erang .. merintih rintih .. sabar ya sayaaaang .. sabaar yaaa .. kita mandi dulu .. tante mandiin kamu yaa .. nih badan kita bau keringaaat .. “ bujuk Olla Ramlan yang melihatku tidak tahan meremas pantatnya itu. Aku pun akhirnya mengalah, kutarik tanganku dan kuhujani ciuman di pipinya
    “Makasih Tante Olla yang sudah aku kawini dan akan selalu aku kawini kapan saja .. yuk mandi tantee .. aku sudah tidak sabar menggeluti Tante Olla di ranjang itu … akan kupompa pokek tantee lagi “ ucapku sambil menarik tangan Olla Ramlan menuju kamar mandi di kamar itu, kami pun mandi dengan cepat cepat, kami saling menyabuni dan mempermainkan alat kelamin kami berlawanan, kami hanya saling bercanda ringan tapi vulgar.
    Sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa bagiku bisa mengewe, menggenjot, mengawini Olla Ramlan yang cantik, seksi nan montok, tubuhnya yang putih mulus, buah dadanya lumayan besar, belum lagi aku suka dengan kemulusan pahanya itu. Sudah dua kali aku memakai pokeknya dengan kusodok sodok dengan kontolku. Olla Ramlan tersenyum senang karena puas aku memberikan layanan birahi yang selama ini selalu tertahan karena menjadi janda. Aku juga sering tidak tahan membayangkan Tante Olla Ramlan ini, kemlusan tubuhnya, apalagi aku selalu tergoda dengan pahanya yang mulus itu. Kontolku sering ngaceng jika melihat pahanya itu, kini aku bersama dengan Tante Olla Ramlan yang haus kontol itu mandi bersama sebelum kami meneruskan kembali gairah syahwat kami yang belum tersalurkan. Kami berdua telanjang bulat di kamar mandi itu, aku langsung diguyur dengan pancuran itu, Olla Ramlan pun ikut memelukku dengan tangannya nakal memegang kontolku yang ngaceng itu. Kontolku diremas remas dengan nakal, tinggi tubuhku hampir sejajar dengan Olla Ramlan itu, sehingga kami mudah saling memagut ditengah guyuran kran shower itu, kami saling memagut, dan tanganku nakal mengelus elus pantatnya dan kupepetkan ke tubuhku, sehingga kontolku menempel di belahan pokeknya yang hangat itu, air hangat itu mengguyur tubuh kami.
    “Tanteee “ kataku dengan menarik kepalanya yang basah itu
    “Yaa, sayaaaang .. “ balas Olla Ramlan dengan tersenyum padaku
    “Kita kawin lagi ya Taaan .. aku belum puas ngewein Tante Olla .. segera Tanteee .. oral kontolku yaa .. aku ndak tahan melihat tubuh polos Tante Ollaaaa .. please .. emut kontolku dulu deh “ ajakku dengan menekan kepala Olla Ramlan agar turun, sambil tersenyum Olla Ramlan menahan tekanan tanganku
    “Hmmmm .. Tante Olla nggak menolak permintaanmu sayaaang .. Tante Olla akan layani … apalagi ngemut kontol besarmu ini .. uuuh .. kontolmu .. sayaaang .. Tante Olla ketagihan .. Tante jadi maniak sama kontolmuuu “ jawab Olla Ramlan dengan turun dan akhirnya jongkok sambil meremas dan mengock ngocok kontolku dengan lembut di tengah guyuran shower itu.
    “Tante Olllaaa .. benar benar nafsuin aku .. nih .. tak sabar mencoblos lagi aaaaaah .. uuh teruus Taaan .. ngocoknya pelaaaaaaaan .. “ erangku merasakan kocokan tangan lentik Olla Ramlan itu dengan perlahan lahan membuat tensi darahnya naik, aku semakin terangsang, kumatikan shower kran itu sehingga air hangat itu berhenti, kulihat Olla Ramlan menjilati buah zakarku dengan lidahnya.
    “Lihat Tante Olla make baju aja akuu .. terangsang .. apalagi telanjang .. teruus .. Tanteee .. aduuh tanteee .. nggak tahaaaaaaaaan “ ucapku dengan menahan kepala Olla Ramlan yang sudah mengemut kontolku sesak dalam mulutnya itu, dengan rakus kontolku dikeluarmasukan, kontolku terasa nikmat sekali dioral oleh Olla Ramlan.
    “Taaaaaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaaaaaah .. uuuuuuuuuuuuh “ lenguhku merasakan nakalnya kepala Olla Ramlan maju mundur bermain main dengan kontolku, tak terasa aku pun semakin lama semakin panas, keringat mulai keluar dari tubuhku. Aku menjadi tidak tahan, kutahan kepalanya, Olla Ramlan pun berhenti
    “Sialaan kaaau .. Tante Olla sedang enaaak enaaak ngemut kontolku kok di stop “ protes Olla Ramlan dengan kesal sambil meremas kontolku, Olla Ramlan kemudian berdiri, aku membungkuk kemudian kakinya kuangkat, sehingga Olla Ramlan menjadi goyah dan langsung menggelanyut manja di tubuhku.
    “Mau bawa kemana tante ini, sayaaaaaaaang “ tanya Olla Ramlan dengan mengelus elus pipiku
    “Ke ranjang tantee .. saatnya aku menggeluti tante nakal ini … “
    “Iih .. emang Tante Olla nakal ya ?” goda Olla Ramlan dengan tersenyum malu malu padaku, tangannya merangkul pundakku, buah dadanya ditekankan lebih rapat ke dadaku, rambutnya yang basah itu menambah indahnya tubuh janda doyan kontol maniak kawin ini. Kubawa keluar wanita cantik maniak kontol ini ke ranjang, kuhempaskan tubuhnya ke ranjang empuk itu, tubuh mulus tanpa cacat, telanjang bulat tanpa sehelai benangpun, ditariknya selimut untuk menutupi tubuhnya di bagian pokeknya itu, agar bisa menggodaku, aku pun tidak tahan, kutarik selimut itu
    “Jangan kau tutupi pokekmu, tantee .. lihat kontolku juga terbuka “ ujarku dengan tersenyum
    “Sayaaang .. tante nggak tahaaan .. kalo lihat kontolmu .. tante buka ya “ sahut Olla Ramlan dengan membuang selimut yang masih terlipat itu ke lantai.
    “Naaah itu baru Tante Olla Ramlan .. aku suka sama pokekmu Taaan .. jembutmu itu lho .. kau sudah basah ya Taaan .. nggak tahan aku kawini lagi ?” sahutku dengan duduk di sampingnya, aku kemudian tiduran di samping tubuh mulus montok yang kemudian ikut menghadapku sambil tiduran menyamping, sehingga aku menjadi terangsang, ku elus elus pelan pelan pahanya yang mulus itu, Olla Ramlan terpejam merasakan elusan itu
    “Oooh sayaaaaaaaang … teruuus yaaa .. elus .. eluuus .. rangsang Tantee .. aduuh, sayaaaang .. kaaau .. ah romantis .. kauuu .. uuuuuuuuuh .. buaaaat Tante Olla bertekuk lutut padamuuu “ ucap Olla Ramlan dengan mata terpejam merasakan elusan tanganku di paha kirinya itu, kudorong tubuhnya sehingga Olla Ramlan menjadi telentang sambil membuka matanya
    “Jangan buru buru, sayaaang .. kita lakukan foreplay .. Tante sampai tak berkedip memandang kontolmu itu .. iiiiiiih .. kontolmu ngacengnya ndak karuaaan .. aduuh sayaaang . tante ndak bisa bayangi .. otak tante cuma terisi kontolmu mulu .. aduuh sayaaaang .. “ ucap Olla Ramlan yang memburu nafsu sambil meremas remas kontolku dengan tangannya yang lentik perlahan lahan. Kubiarkan wanita yang penuh kehausan birahi itu memegang kontolku sambil badannya naik sehingga menjadi terduduk, Olla Ramlan tangannya selalu gemas memegang kontolku terus, membuatku sampai menggeleng geleng
    “Ada apa, sayaaaang “ tanya Olla Ramlan dengan menjilati bibirnya sendiri
    “Tante sering ndak mau lepas dari kontolku .. “ ucapku pelan yang membuat Olla Ramlan membeliak matanya
    “Aduuuh, sayaaaaaaaaang .. tante emang nggak tahaaaan .. tangan Tante Olla sering gemes megangi kontolmu ini .. Tante Olla aaaaah .. suka mainin kontolmu ini .. uuh .. sayaaaang .. baiklah sayaaang .. tante lepaskan kontolmu yaaa .. tapi buat tante malam ini benar benaar menjadi seorang wanita .. buat tantemu ini mengerang erang, merintih rintih kepuasan .. setubuhi Tante Olla sayaaang .. marilah sayaaang … “ ajak Olla Ramlan dengan tiduran telentang lagi, kedua pahanya dibuka lebar lebar, aku sampai tak berkedip memandang ke pokeknya yang basah itu, lubangnya sudah menyempit sejak aku mengawini di parkiran gedung kantorku itu.
    Kuusap usap pahanya sebelah kiri itu, kurasakan kemulusan dan kehalusan kulitnya, kutatap Olla Ramlan yang terpejam merasakan elusanku
    “Sssssssssssssssssshh sssssssssssshh hhhh .. sayaaaang .. ooh .. teruus yaaaaang .. teruus … tanteee .. aaaah .. tantee sukaaa digituin .. teruuus yaaaang “ desis Olla Ramlan dengan suara mendesah dan merintih, sambil mengelus paha mulusnya itu, aku kemudian membungkukan badanku, kemudian menciumi pokeknya yang basah itu, sontak Olla Ramlan langsung terbuka matanya
    “Aduuh, sayaaaang .. geli aaaaaaaaaaaaah … “ ucap Olla Ramlan yang kepalanya kemudian terangkat melihatku menciumi pokeknya itu. Habis itu aku kemudian menjilati bagian tepat di selakangannya, kemudian menyusuri kemulusan kulitnya dengan lidahku
    “Ooh noo .. sayaaaaaaang .. rasanya aaaaaaaah .. teruus yaaang .. teruus .. rangsaang tanteee .. “ desah Olla Ramlan semakin tak karuan sambil merapatkan pahanya sehingga ruang gerakku menjadi terbatas.
    Aku menjilati pahanya perlahan lahan, sampai di dengkulnya itu, kemudian kembali lagi ke atas menciumi kulit paha sampai di perutnya, pusarnya aku jilati sampai membuat tangan Olla Ramlan memegangi kepalaku, kuciumi kemudian aku naik sampai ke bongkahan buah dadanya itu, puntingnya yang tidak begitu besar aku jilati
    “Uuuuuuuuuuuuuh .. sayaang .. kau nakaaaal aaaaaaaah .. tante bener bener nggak nahaaan … tante nggak tahan kamu elus elus terus paha Tantee Olla .. uuuh .. sayaaaang .. jangan biarkan tante merengek rengek padamuuu “ ucap Olla Ramlan yang tidak tahan aku rangsang itu
    “Akan kubuat tanteku menyembah nyembah kontolku .. akan kubuat tante mengiba iba minta disetubuhi .. “ ledekku dengan tersenyum padanya.
    “Aduuh sayaaaang .. tante jadi nggak karuaaan aaaaah .. please aaaaah .. demi kontolmu … tante rela lakukan apa sajaaaa … “ ucap Olla Ramlan dengan pasrah.
    Kuisap puntingnya itu sambil tanganku mengelus elus pahanya, Olla Ramlan sampai berusaha menggeliat
    “Iyaaaaaa aaaaaaaaaaah .. iseeeeeep .. aduuh yaaaang .. kamu benar benar nakaaal aaaaah … tante jadi ..aaaaaaaaaah .. sayaaaang .. duuh pokek tante suka kau coleki .. naaakaaaaaal aaaaaaaauuh “ erang Olla Ramlan merasakan jariku menusuk ke pokeknya itu, selakangannya langsung menaik ketika aku mencolek itu, sehingga jariku lebih dalam terbenam, kurasakan kehangatan pokeknya, kemudian kucongkel jariku dalam pokek basah itu
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh oooooooooooooooooooh .. sayaaaaaaaaaaaang .. aduuuuuuuh .. enaaaknyaaaa .. duuh .. jarimu nakaaal yaaaang … pokek tante terasaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaah . melayaaaaang … “ desah dan rintih Olla Ramlan tak karuan dengan menggeliat sehingga isapanku di punting susunya terlepas.
    Aku semakin tidak tahan, kutindih tubuh mulus yang keringatnya membanjir itu, kemudian kuangkat tangannya, bagian keteknya itu ciumi membuat Olla Ramlan menjadi geli
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh .. yaaaaang aaaaaaaaaaah .. aduuuh .. geli aaaaaaaah .. mending tantee kontoli cepaaaaaat “ rengek Olla Ramlan dengan mengelus elus punggungku itu, kemudian aku menjilati bagian dadanya dan naik ke lehernya, bibirku bertemu dengan bibir Olla Ramlan yang menjilati jilat tidak tahan itu, kupagut bibirnya, kami kemudian saling berpagutan mesra, Olla Ramlan melingkarkan kedua kakinya menjepit pinggangku.
    “Creeeeeeeeeeep “
    Terdengar lepasnya suara pagutan setengah lumatan itu.
    “Kamu benar benar nakal sayaaang .. sekarang gantian Tante Olla nakalin kamu yaa .. Tante Olla tak terima kenakalanmu .. awas yaaa “ goda Olla Ramlan dengan menekan ke dadaku, Olla Ramlan kemudian kembali memelukku, kemudian tubuhnya berusaha menggulingkan aku, aku pun mengikuti arah tubuh Olla Ramlan yang ingin menindihku
    “Tak adil .. aaah .. Tante Olla pernah menindihku di kantor .. masak aku nggak boleh nindih tubuh Tante Olla .. terus aku genjotin pokeknya “ ucapku dengan tersenyum
    “Nanti saja, sayaaaang .. kamu boleh tindih tubuh Tante Olla sambil kawin .. sekarang Tante Olla ingin membalas kenakalanmu … kontolku akan buat Tante kelimpungan .. dasar kontol kau “ ucap Olla Ramlan dengan menduduki di selakanganku, kontolku menempel di belahan lubang pokeknya, Olla Ramlan kemudian menggesek gesekan pokeknya itu batang kontolku
    “Uuuh .. cewek nakaal aaaaaaaaaaah .. tante naaakaaal nih .. “ ucapku melihat kenakalan janda beranak satu yang haus seks.
    “Demi kamu .. Tante Olla mau nakaaaal .. karena kamu nakaaal .. maka Tante Olla juga nakal donk “ ucap Olla Ramlan dengan mengibaskan rambutnya yang masih basah itu.
    “Aku senang bisa nidurin Tante Olla … “ sahutku sambil kembali mengelus elus pahanya yang mulus itu. Olla Ramlan sampai menahan tanganku yang nakal
    “Kamu senang sama paha Tante Olla yang mulus ya ?” goda Olla Ramlan dengan tersenyum nakal nan mesum padaku.
    Aku mengangguk pelan dan Olla Ramlan pun ikut tersenyum
    “Tante Olla nggak mau hanya ditiduri .. tante pengin dipuasi sama kontolmu ini, sayaaaang … buat tante menggelepar digenjot sama kontol nakalmu ini .. “ ucap Olla Ramlan dengan memundurkan selakangannya kemudian kembali memegang kontolku
    “Tante nakaaal .. suka megangi terus kontolku .. ayo deh Tantee .. aku pengin genjot tante .. tapi tante di bawah “ ajakku tak kuat menahan libidoku pada wanita telanjang bulat yang menduduki aku ini.
    “Waduuh .. kamu kok buru buru sih .. sekali lagi kasih tante kesempatan donk .. mainin kontol nakalmu itu .. ini enak banget sayaaaaaaaaang “ ucap Olla Ramlan dengan membungku kemudian menjilati kontolku, bahkan Olla Ramlan kemudian membuka mulutnya, kontolku digigitnya, aku menjadi tak karuan
    “Aaaaaaaaaaaaoh taaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan .. aduuuuuuuuh .. tante nakaaaaaaal sekalaali .. kuperkosa kaaau taaaan “ erangku merasakan gigitan pelan gigi Olla Ramlan pada kontolku itu.
    “Hmmmmmmmm … rasanya .. kontol … kontolmu itu membuat Tante Olla nggak nahaaan .. besarnya sayaaaang .. aduh yaaang .. tante sampai nggak nahan menjepit kontol nakal ini .. “ desah Olla Ramlan dengan menjilati kontolku, sehingga batang kontolku yang ngaceng itu terasa membasah karena air liur yang dikeluarkan oleh Olla Ramlan itu.
    Olla Ramlan semakin agresif menjilati kontolku kemudian turun bermain main dengan dua telurku, jilatan nakal di buah zakarku sampai membuat menggeliat, kurasakan Olla Ramlan memasukan salahs atu telurku dalam mulutnya dan dihisap.
    “Hmmm .. rasakaaan .. dasar kontol nakaaal .. ngajakin Tante Olla kawin .. “
    “Tantee aaaaaaaaaaaaah … aduuh Taan .. tante .. “ ucapku sambil menatap ke arah dinding di mana ada foto wanita hot bersama Olla Ramlan itu
    Olla Ramlan kemudian menarik kepalanya kemudian menindihku
    “Itu siapa Tan .. “ tanyaku
    “Itu kakakku sayaaaang .. ada apa ?”
    “Nafsuin kayak Tante .. ajak donk kemari .. ajak Tante Lolitha .. aku pengin ngawini juga “ ucapku yang dipandang dengan wajah tak suka karena melibatkan kakaknya untuk pesta seks.
    “Demi kontolku tante rela lakukan apa saja khan ? penuhin janji Tante Olla “ ucapku mengulang kata kata Olla Ramlan itu, Olla Ramlan kemudian terkejut kemudian tersenyum padaku
    “Baik .. baaaik .. Tante Olla akan nanti kenalkan sama Tante Lolitha .. kawinin betina itu juga “ ucap Olla Ramlan dengan menindihku dan kemudian menggulingkan badanku, kami kemudian saling memeluk dan meremas remas
    “Setubuhi Tante Olla .. kamu dapat bonus kakak Tante .. ayolah sayaaang .. bukankah kamu pengin genjotin Tante Olla sambil ditindih .. lakukan sayaang .. masukin tubuh Tante Olla .. kawinin .. genjotin, entotin .. spermain sekalian biar hamil .. aduuh sayaaang .. tante nggak kuaaat .. ayolah sayaaang .. lebarin pokek Tante Olla dengan lidah dan jari nakaalmu . tante suka yaang, sayaaang .. ayolah … buat Tante menggeliat … “ ajak Olla Ramlan yang tidak tahan diburu nafsu syahwatnya itu.
    Aku tersenyum dan kemudian bangun, kuremas buah dadanya dengan keras membuat Olla Ramlan menjadi tak karuan
    “Yaaaaaaaaang aaaaaaaaah .. aaaaaaaaaaaauh . sudaaaah aaaaaaah . oral pokek tante .. “ tepis Olla Ramlan pada tanganku yang masih bermain main dengan buah dada sekalnya itu, aku kemudian membungkuk, lalu aku mengoral pokeknya dengan lidahku, Olla Ramlan menggeliat, sehingga tubuhnya moleng ke kanan dan ke kiri, kutangkap buah dadanya, sambil menjilati pokeknya itu, aku terus melakukan serangan rangsangan membuat Olla Ramlan tak karuan
    “Oooooooooh aaaaaaaaaauh .. nnnnnnnnnngggg .. mmmmmmmmmmmmmhhhh … ngggg ..aaaaaaaaaauh .. teruuuuuuuuuuuuus aaaaaaaaaaah .. nikmaaaaaaaaaat, sayaaaaaaang .. aduuh enaaknya .. teruus yaaang .. teruuus .. lebarin pokek tantee ollaaaaaaaaaaa .. aduh yaaaaang .. rasanya …………uuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Olla Ramlan tak karuan, kali ini kepalanya yang moleng ke sana kemari membuat rambutnya tak karuan acak acakan itu.
    Kedua buah dadanya itu aku pegang dengan kuat dan kuremas remas membuat Olla Ramlan sampai terpejam erat merasakan jilatan demi jilatan di pokek basahnya itu, aku merasakan nikmatnya pokek yang rasanya bau khas kelamin wanita, pokek merahnya itu semakin memperlihatkan klitorisnya, aku sentil sentil pelan membuat Olla Ramlan semakin tak karuan menggeliat bak cacing kepanasan
    “Yaa ampuun .. aduh sayaaang .. ayo kontol .. ayo deh kontol .. sudaah aaaah .. jangan buat Tantee orgasmeee .. segera masukin surga Tante Olla .. ayolah sayaaang .. tindih tante nakalmu ini “ ajak Olla Ramlan dengan nafas memburu tak tahan pengin kawin lagi itu.
    Aku pun menyudahi aksiku, aku kemudian langsung menatap ke tubuh mulus tanpa busana yang sudah pasrah aku kawini, pahanya dilebarkan untuk memberikan ruang padaku
    “Naiki Tante Olla segera sayaaang … masukin kontolmuuu “ ajak Olla Ramlan tak tahan lagi
    “Aku suka Tante Olla merengek rengek minta kawin “ godaku yang disambut dengan anggukan kepala Olla Ramlan itu
    “Yaa ampun .. kamu yaaang .. sayaaang … Tante Olla makin sayang sama kamu .. masukin donk “ sekali lagi Olla Ramlan mengiba padaku.
    Aku pun kemudian menindihnya memberikan ciuman mesra di bibirnya
    “Tahaan ya Taaan .. aku mau masukin tubuh tante nakalku ini dengan kontolku .. “ ucapku dengan bangun lagi, aku kemudian memegang kontolku dan kuarahkan ke pokeknya, kutekan dengan kuat dengan meringgis, kami berdua sampai melenguh kesakitan
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh kami dengan nafas tak karuan, kurasakan kontolku melesak lebih dalam lewat kepala kontolku
    “Sayaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. akhirnya aaaah .. pokek Tante makin nyaman jepit kontolmu .. ayolah sayaaang .. masukin lebih dalaaaaaaaaaam .. rasakan kehangata pokek Tantee .. selamat datang kontolku, sayaang .. dalam pokek Tante Olla Ramlan .. “ ucap Olla Ramlan dengan mata membeliak padaku karena kontolku kutarik dan kutekan kuat, aku sampai berdedup tak karuan merasakan jepitan ketat pokeknya itu.
    “Teruus kontoool .. tarik dorong lagi .. yaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh . ooooooooooh ..aaaaaaauh …. Hhhhhhhhhhhhhhhh .. aaaaaaaaaaaaaaaaah .. rasanya aaaaaaaaah .. teruus boooor memeek tanteeee .. aduuh yaaang pokek tantee jadi nggak karuaaaaaaan aaaaaaaaah “ ucap Olla Ramlan dengan menggeliat tak karuan, kontolku semaki lama semakin ludes dalam pokek Olla Ramlan yang basah dan becek serta hangat itu, memberikan kenyamanan pada kontolku yang ingin mendapatkan sarang kehangatan.
    “Sekaraaang … genjotin Tante Olla yaa .. pelaan pelan dulu, sayaaang ooh, sayaaang aduuh .. yaaang .. tante nggaaak tahaan aaaah .. kamu aaaaaaaaaah .. genjotanmu buat tantee puaaas .. ayoo yang genjot lagi “ ucap Olla Ramlan yang menggeliat merasakan aku mulai menggenjot pelan pelan, tanganku bertelepak pada ranjang di kedua sisi dadanya itu, kusodok sodok pokeknya pelan pelan merasakan kenikmatan dan seretnya kontolku keluar masuk pokek betina janda doyan syahwat ini.
    “Ck ck ck ck .. luar biasa taaaaantee .. uuuh .. rasanya aaaaaaaaaah “ erangku dengan naik turun menggenjot tubuh Olla Ramlan yang kini melingkarkan kedua kakinya menjepit pinggangku namun memberikan ruang pada genjotanku
    “Genjot teruss .. ayo .. genjot terus .. enaaaaaaaknya aaaaaaaaaaah .. sayaaang .. kontolmu eenaaak .. Tantee kasih Tante Lolitha deeh besok siang .. dia sedang di luar kota … malam ini kita akan bersama Mbak Terry .. aduuuh sayaaaang .. ambil telponku sayaaang .. tangan tantee ndak sampaai .. aaaaaaauh .sayaaang ..aduuh yaaang kontolmu .. aaaaaaaah “ ucap Olla Ramlan tak karuan ngoceh sambil aku setubuhi itu.
    Hape itu aku ambil dan aku kembali menggenjotnya, Olla Ramlan sambil bergoyang melayani genjotanku, hapenya kemudian membuka phonebook dan memaggil betina doyan kawinku Terry Putri. Yang semalam sudah aku geluti di rumahnya itu.
    “Hallo Tante Olla .. gimana kabaarnya “ sapa suara diseberang itu
    “Baaik .. baaaik .. uuuh … Mbak Terry sudaah sampai manaa ?” tanya Olla Ramlan dengan merem melek bertelepon, sedang aku terus menggenjotnya pelan pelan
    “Kutunggu kau Mbaaak .. aaakuu sedang kawin sama pacarmuuu .. ooh sayaang genjotanmu pelaan ajaaa” ucap Olla Ramlan dengan menatapku
    “Sialan kau Tante Olla .. pacarku kau embat .. awas kau .. tante “ ancam Terry Putri dengan nada yang kurang suka
    “Kita pesta seks Mbaaak .. “ ucap Olla Ramlan dengan tak karuan, hapenya hanya ditempelkan ke telinganya, aku kemudian meremas remas buah dadanya.
    “Aduuh Tantee .. macet nih .. pokekku basaah .. nggak kuat nahaan kontol pacarku itu .. tunggu ya Tantee “ ucap Terry Putri yang suara dikecilkan namun aku tetap mendengar dengan jelas
    “Kami tunggu Mbak Terry .. biarkan kontol pacarmu mengobok obok pokek tantenya .. hihihihi .. “ ucap Olla Ramlan sambil menutup telepon
    “Kau nakal sayaaang .. ayo genjotin lagi yang lebih .. tapi jangan kasar .. “ ucap Olla Ramlan yang ikut tergoncang goncang akibat genjotanku itu.
    Aku kemudian menindihnya, kulumat bibirnya, Olla Ramlan semakin lama semakin tenggelam dalam luatan birahi yang kuberikan sambil membalas lumatanku, hisapan demi hisapan sambil kami saling bergoyang, tangan Olla Ramlan memegang kepalaku memgontrol lumatan kami, sedang tanganku mengelus elus pahanya kemudian naik meremas remas buah dadanya, sehingga Olla Ramlan menggeliat tak karuan, lumatan itu terlepas, Olla Ramlan mendongak dadanya naik sehingga tanganku merasakan kekenyalan buah dadanya yang berkeringat itu
    Kupacu tubuhku naik turun di selakangan Olla Ramlan, kontolku semakin lancar keluar masuk pokeknya
    “Terruuuuuuuuuuus ssssssssssssshh ssssssssssssssssshh hhhhh .. terus yaaang .. aaah .. uuuh …aaah ..uuh ..aaah ..uuuh ..aaah ..uuuh .. aaaaah ..uuuuuuuuh .. teruuuuuuuuuus aaaaaaaaaaauh ..” ucap Olla Ramlan yang diakhir dengan lenguhan lebih panjang karena aku menghujamkan kontolku lebih dalam itu, kemudian aku menggenjot perlahan lagi
    “Aduuuh .. hhhhhhhhhhhhhhh .. oooooooh .. noo .. enaaknya sayaaang .. ayoo .. naik turun lagi .. enaknya kontolmu .. pokek tante terasa hangat menjepit kontoolmu .. oooh .. ayoo .. uuuh .. nikmatnya kontol itu sayaaaang .. entaaah aaaaaaaaah .. enaaknya .. ayoo .. hamili tantemu .. buntingi tante nakaaalmu .. buntingi kaka tante jugaaa .. “ ucap Olla Ramlan dengan kata kata ngoceh penuh vulgar dan kata kata jorok itu, kata “kontol” sering diucapkan oleh artis maniak kontol ini.
    Kutatap wajah Olla Ramlan yang meringgis keenakan dengan mata yang hanya memutih keenakan aku kontoli itu.
    “Enaak ya Taaan ?” tanyaku disela sela aku menggenjot pokeknya itu, kuremas buah dadanya sehingga mulut itu baru membuka matanya
    “Iyaa aaaaaaaah .. enaaaaak .. uuuh .. remesanmu jangan keras sayaaaang “ ucap Olla Ramlan dengan menahan tanganku
    “Rasaaaaaaaakaaaaaaaan “ ucapku dengan setengah berteriak kemudian melakukan genjotan lebih cepat dan remasan di buah dadanya lebih kuat, Olla Ramlan sampai menggeliat bak cacing kepanasan
    “DASAAAAAAAAAAR KONTOOOOOOOOOL “ teriak Olla Ramlan dengan kuat, kepalanya moleng tak karuan, wajahnya penuh dengan peluh, tubuhnya bergoyang goyang seiring aku naik turun di selakangannya itu, kurasakan pokeknya yang hangat itu menyempit menjepit kontolkum lebih cepat
    “Aaaaaayoo .. tante nggak taaaahaaaaaaaaan aduuuh sayaaaaaaaaaaang .. aduuuh .. maaaaaaau aaaaaaaaaaaaah ..ssssssssssssssssssssssssh sssssssssssssssssssssh hhhh .. mmmmmmmmmmmmmmhh ..ooooooooooh sayaaaaaaaaaaang nggggg ..ngggg aaaaaaaaaarhh … aduuh .. sayaaaaaaang .. uuuuuuh …. Huuuh . genjoooooooooooooot .. ayoo sayaaang .. tanteeeeeeee nggaaak aaaaaaaaah “ erang Olla Ramlan yang menggeliat bak cacing kepanasan aku tindih, aku remas buah dadanya tanpa henti itu.
    Genjotan demi genjotan itu membuat Olla Ramlan tak karuan, merapatkan kedua kakinya pertanda akan mencapai puncak pendakian ke lembah birahi meninggalkan aku yang masih gencar mengawini dengan naik turun menindih tubuh penuh peluh birahi itu.
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh Olla Ramlan panjang ketika kontolku terbenam lebih dalam, aku kemudian mengangkat kedua kaki Olla Ramlan dan kumajukan sehingga kedua kakinya berada di atas dadanya
    “Tahaan ya Taaan .. aku genjot .. dasar pokek ketaaaaaaat “ ucapku dengan penuh peluh, Olla Ramlan hanya hanya mengangguk
    Kugenjot terus dengan memegang kakinya itu, Olla Ramlan hanya bisa merem melek, pokeknya semakin sempit, namun kontolku tetap lancar keluar masuk pokeknya
    “Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep … Sleep …”
    Terdengar suara gesekan kontolku keluar masuk pokek betina nakal ini, kurasakan Olla Ramlan mulai tak karuan, tubuhnya kian tak karuan, kurasakan pokeknya menyempit, kutarik kakinya ke belakang lagi, aku kembali menindihnya dan kuremas buah dadanyas sebelah kirinya, sambil kembali menggenjot cepat, pokeknya sudah tidak tahan tahan, Olla Ramlan tegang tak karuan
    “Sayaaaaaang aaaaah ,, .. maaaaaaaaaaaau aaaaaaah “ lenguh Olla Ramlan tak karuan tanpa membuka matanya, tubuhnya akhirnya tegang dengan membusungkan dadanya ke atas, kuremas buah dadanya sekuatku sambil membenamkan kontolku dalam dalam
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Olla Ramlan panjang yang tegang membusung, tubuhnya kemudian berdebam dengan berkelonjotan tak karuan, tubuhnya melemas dengan cepat setelah menyiram kontolku dengan cairan hangatnya, peluh keringat membanjir di tubuh kami.
    Kuhentikan genjotanku dengan memegang kepala Olla Ramlan yang masih terpejam erat mendapatkan orgasmenya itu. Wanita ini menikmati orgasmenya lama dengan tetap memejamkan matanya, aku menindihnya sambil mengelus elus pahanya, di sinilah letak kelemahan Olla Ramlan yang senang dielus elus di pahanya, sisi sensitifnya yang satu itu, aku menciumi pipinya
    “Tante Olla Ramlan benar benar menggairahkan .. kontolku senang dijepit dalam pokek Tante Olla .. sayaaang … tanteku sayaang .. maafin kalo aku membuat Tante Olla hamil yaaa .. “ ucapku sambil diam menindih dan memeluk Olla Ramlan yang masih diam tak bergerak, kurasakan kehangatan cairan basah membanjir itu.
    Pelan pelan Olla Ramlan menggeliat, kemudian membuka matanya, ketika membuka matanya itu bertumbukan dengan mataku yang menunggu menatapnya
    “Hhhh .. makasih sayaaang . tante puaas .. tadi rasanya Tante Olla melayaaang .. luar biasa sayaaaang .. dengan apa Tante Olla berterima kasih padamu ?” ucap Olla Ramlan dengan wajah penuh kepuasan
    “Seperti janji Tante Olla .. bawa Tante Lolitha padaku .. kontolku juga pengin masuk pokeknya .. lihat tuh .. selakangan kakak Tante Olla nyempluk .. pertanda gatel pengin dikawin “ ucapku yang disambut dengan elusa tangan Olla Ramlan di punggungku. Olla Ramlan memintaku diam, aku diam mengikuti kat katanya, Olla Ramlan kembali memejamkan matanya, tangannya mengambil handphonenya, kemudian mengcalling kakaknya itu. Aku kemudian hanya membenamkan kepalaku di belahan buah dadanya itu, saut saut dengan gaya memancing Olla Ramlan meminta kakaknya untuk datang ke rumahnya. Terdengar nada persetujuan akan datang besok siang. Uuuuuhuuuu !



    Kurasakan kehangatan luar biasa menindih Olla Ramlan yang megap megap aku genjot pokeknya di ranjang empuk itu, percintaan kami yang lembut itu membuat kami semakin tenggelam dalam lautan birahi, janda satu anak ini memang benar benar membuatku sering tidak tahan, apalagi ditunjang dengan kenakalannya yang senang dan gemas memegang megang kontolku, baik ngaceng atau tidak ngaceng. Olla Ramlan selalu tersenyum padaku jika bisa menyentuh ke kontolku. Olla Ramlan tertindih dengan badan penuh dengan keringat, rambutnya acak acakan, rambut panjang itu mulai mengering seiring panasnya adegan ranjang kami yang romantis itu. Kontolku terbenam dalam pokeknya yang basah penuh kehangatan, belum lagi kedutan demi kedutan dan remasan serta remasan dinding pokeknya yang basah itu membuat kontolku semakin nyaman dalam sarang syahwat artis doyan kontol ini. Gairah binal nan mesum Olla Ramlan semakin malam semakin saja membuatku betah untuk menggumuli, mengawini, mengentoti, mengewein, seperti kami tak puas jika malam ini hilang sedetikpun, bagi kami waktu adalah berharga, demi kontol dan pokek, kami harus kawin sampai kami tidak sanggup lagi bertahan. Tubuh mulus putih penuh keringat itu mulai menggeliat seiring tangan selalu nakal mengelus elus pahanya itu, matanya dibuka pelan pelan, bibirnya meringgis karena kesakitan kontolku yang sesak terbenam dalam pokeknya yang basah. Perempuan doyan mesum ini, semakin lama semakin membuatku nafsuku melenggak, aku semakin tidak terkontrol untuk menikmati tubuhnya.
    “Sayaaaaang aaaah .. jaaangaaan tindih Tantee Ollaaa begini aaaah .. berat sayaaaang “ rengek Olla Ramlan dengan menahan ke dadaku itu, aku pun menaikan dadaku
    “Ya tanteku sayaaang .. Tante Olla benar benar menggairahkan .. aku nggak bosan kawin sama Tante Olla Ramlan ini .. waktu masih panjang tante .. mau ya tante .. kita kawin sampai pagi ?” tanyaku dengan tersenyum, wanita janda nakal ini tersenyum padaku
    “Siapa ndak mau dikawin sama kontolmu itu .. iiih .. tante malah gatel nih .. tante malah pengin ngajakin kamu di sini beberapa hari .. kita akan kawin terus yaaa .. pokoknya ndak pagi ndak siang .. jika kamu pengin menyetubuhi Tante Olla .. setubuhi aja .. biarlah sayaang .. pokek Tante Olla Ramlan cuma buat kamu seorang .. tuh .. kontolmu bener bener nyokot pokek tante .. rasanya aaaaaaah .. sayaaaang .. tante puas banget sama kamu .. ooh .. sayaaang .. Mbak Terry kok lama ya .. pengin kita pesta seks bersama sama … kita juga nunggu si chef Farrah itu .. tapi mereka hanya bisa sampai pagi … siangnya kamu kawin berdua sama kakak tante .. Tante Lolitha . dia sudah berjanji dataaang .. sayaaang aaaah .. cabut kontolmu sayaaang .. pokek Tante Olla ngilu nih .. perlu rehat sebentar sebelum kamu coblosin lagi .. “ ucap Olla Ramlan dengan meringgis
    “Ini protes atau terima kasih sih ?” tanyaku
    “Ya ampun, sayaaaang .. tante tentu berterima kasih padamu … terima kasih kontol, sayaaang .. sayaaang .. lepasin deh kontolmu .. kasihani tante donk .. “ rengek Olla Ramlan dengan mengelus elus pipiku. Aku menjadi teriba iba akan rasa sayang Tante Olla Ramlan yang molek ini. Kutarik kontolku terlahan dengan menaikan selakanganku, Olla Ramlan sampai tidak berkedip memandang ke selakangan kami yang sudah menjadi satu ini, perlahan lahan kontolku terserabut dari pokek basahnya yang berjembut itu.
    Kontolku terasa dipilin dan tergesek luar biasa nikmat, sehingga aku sampai terpejam melenguh
    “Aduuuuuuuh Taaaaaaaaaan … enaaaaaaknya aaaaaaaaaaaah “ erangku sambil malah menekan lagi membuat Olla Ramlan menjadi senewen
    “Dasaaaaaaaaaaar kontol kaaaaaaaau “ maki Olla Ramlan dengan mencubiti dadaku
    “Habis .. aaaah . enak banget dalam pokek Tante Olla … pengin benamin lagi “ ucapku dengan menekan bebas ke bawah membuat Olla Ramlan menjadi menjerit
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh Olla Ramlan dengan memukul mukul punggungku itu.
    “Sayaaaaaaaaang please ..aaaah cabut dulu kontolmu .. uuh .. sakit yaaang .. sayaaang .. ayo deh .. apa yang bisa membuatmu agar mencabut kontolmu ?” tanya Olla Ramlan dengan nada genit itu.
    “Hmmm .. apa yaa .. aku pengin anak dari Tante Olla .. tapi aku ndak mau nikahi tante “ sahutku enteng yang disambut dengan cubitan Olla Ramlan
    “Sialan kau, sayaang .. kirain tante ini sapi apa ? sudahlah sayaang .. kalo Tante Olla hamil kamu nggak usah niat menikahi ya .. cukup mengawini saja .. itu lebih enak ” ledek Olla Ramlan.
    “Apa sih bedanya kawin sama nikah tante ?” godaku lagi yang disambut gelak tawa dan suara mendesah janda nakal ini.
    “Kalo nikah itu pake surat .. kalo kawin itu pake kontol sama pokek … hihihihihi .. nakal ya Tante Olla ini, berani ngomong jorok .. kamu yang ngajarin khan .. “ ucap Olla Ramlan dengan mengedipkan matanya kemudian menciumi keningku, kutarik kontolku lagi sampai kami berdua meringgis lagi, kontolku perlahan lahan keluar centi demi centi, dan ketika kontolku tercerabut itu cairan hangat itu keluar dari pokek Olla Ramlan.
    Ketika kontolku lepas, Olla Ramlan langsung mendorong dadaku dan menggulingkan kemudian langsung menindihku
    “Dasar cowok nakal .. mau enaknya sendiri “ maki Olla Ramlan dengan melumat bibirku rakus. Kubalas lumatan itu, kami berdua sampai megap megap, Olla Ramlan kemudian bangun dan meninggalkan aku, Olla Ramlan kemudian duduk di dekat cermin, mengambil sisir dan merapikan rambutnya.
    “Ntar sayaaang .. biar Tante Olla rapi nan cantik .. biar nafsumu mengawini Tante Olla naik lagi … “ ucap Olla Ramlan yang melirik padaku dengan nakalnya itu, lirikan nakal itu mengundang nafsuku, aku kemudian bangun dan berdiri di belakangnya, kutempelkan kontolku yang basah nan ngaceng itu, Olla Ramlan sampai tersenyum senang
    “Sayaaang .. kontolmu nakal yaa “ ucap Olla Ramlan sambil menggerakan punggungnya itu menggesek ke kontolku
    “Pokek Tante Olla juga nakaal “ balasku tak kalah membuat Olla Ramlan kemudian membalik badanya dan menatap ke kontolku itu.
    “Tante Olla dah cantik belu, sayaaang “ ucap Olla Ramlan dengan memegang kontolku dan remas remas pelan
    “Duuuh .. apapun kondisi Tante Olla tetap cantik deeh .. apalagi susunya ini lho “ ucapku sambil meremas buah dadanya
    “Ooh sayaaaaaaaang .. kamu gemes remesin susu Tante Olla .. remees yaaang .. remes dengan lembut .. Tantee sukaaaaaa .. yaaaang aaaaaaaaaaaaah .. tante jadi pengin kawin lagi nih .. “ rengek Olla Ramlan dengan nada manja nan genit itu. Rambutnya kini rapi kembali dan sudah mengering
    “Kita ranjang, tante nakal … “ ajakku dengan menarik tangan Olla Ramlan agar berdiri, aku kemudian memeluknya dan kubawa kembali ke ranjang birahi empuk itu.
    Olla Ramlan kemudian duduk di bibir ranjang sambil membuka pahanya lebar lebar memberikan tontonan luar biasa vulgar dan membuat orang yang di dekatnya bakalan ngaceng.
    Aku kemudian duduk di sampingnya, meremasi buah dadanya, kemudian turun mengelus elus perutnya lalu ke pahanya, Olla Ramlan sampai terpejam merasakan elusan demi elusan nakal tanganku merayap naik turun antara bagian dengkul sampai di selakangannya itu
    “Teruus yaaaang .. uuh . tante jadi pengin .. aduh yaaaaaaaaang ..ssssssssssshhh sssssssssssshh hhhh “ desis Olla Ramlan dengan mata terpejam mendongak, kuciumi bagian lehernya itu sambil tanganku bergerilnya ke paha dan selakanganya yang membasah itu.
    Aku meraba raba paha mulus tanpa cacat itu, kurasakan kehalusan kulitnya, Olla Ramlan menjadi tidak tahan, sehingga membuka matanya, kemudian langsung berdiri dan naik di pangkuanku, tangannya menggelanyut di pundakku
    “Trim sayaaaang .. Tante Olla pengin dikawin lagi .. marilah sayaaang .. kita habiskan waktu kita sebelum Mbak Terry dataang .. kawini Tanteee yaaa .. “ rengek Olla Ramlan yang tidak tahan aku terus bermain main dengan susu dan pahanya itu.
    “Baik Tanteee .. duduk di ranjang Tantee .. “ ajakku dengan membawa betina doyan kontol itu ke tengah ranjang.
    “Hmmm .. baik yaaang .. iiih .. kontolmu ngacengnya .. ya ampuuun .. kontol kok keras begini .. yaang sayaaaang .. aduh yaaaang .. remesanmu nakaaal sekali .. ampun yaaaang .. masukin dong tubuh tanteeeee “ rengek Olla Ramlan yang matanya sayu pengin dikontoli lagi
    “Aku akan kontoli pokek tantee .. ayo deeh tan .. ayo Tante Ollaaa yang nakaaaal .. ayo topangkan kaki kanan tante di pundakku “ ajakku dengan masih mengelus elus pahanya itu.
    “Ya ampuun .. apa tante kuat digenjot cara begitu .. ampun aaaah .. “ Olla Ramlan menggeliat nakal padaku, namun kakinya itu akhirnya naik ke pundakku sehingga posisi Olla Ramlan menjadi miring condong ke belakang
    “Yaaaa .. luar biasa montoknya susu ini, majuin pokek Tante Olla “ ucapku sambil meremasi susunya itu. Olla Ramlan pun memajukan selakangannya dekat kontolku, aku sendiri yang memegang kontolku, tangan Olla Ramlan kemudian menopang ke pundakku lagi berpegangan
    “Maasukinnya pelaan ya tapi kuaaaaaaat .. huuuuuh .. ndak sabaar nih .. kita genjot bareng yaa “ ungkap Olla Ramlan yang sebenarnya juga tidak tahan pengin segera dimasukin tubuhnya itu dengan kontolku
    “Tante ikut nekaaan yaaa … kita bareng bareng taaan .. uuuh … majuin pokek Tante Olla .. yaaaaaaa aaaaaaaaaaaauh .. huuuuuuuuh .. sesaaaaaaaaaaaak “ erangku merasakan lubang pokek Olla Ramlan membuka menerima masukan kontolku yang besar itu, Olla Ramlan sampai tak karuan terpejam merasakan sakitnya kontolku masuk perlahan lahan
    “Sayaaang .. kamuu diaaam dulu .. Tantee Ollaa yang majuuu “ ucap Olla Ramlan dengan menjambak rambutku itu.
    Perlahan lahan kontolku mulai terbenam di lubang pokek Olla Ramlan yang hangat itu.
    “Uuuuuuuuuuuh .. rasanya Taan .. uuh .. kaki Tante Olla letakin di bawah paha donk .. biar lebar selakangan Tante Ollla .. “ ucapku sambil menunggu kaki mulus itu menyulusup di bawah kakiku.
    “Duuuh .. pokek tantee rasanya aaaaaaaaaaaah .. sayaaaaang aaaaah .. kamu nakaal aaaah .. kamu bakalan genjotin dan remes susu tanteee .. idih .. nakal banget kau sayaaang .. awas yaa .. awas kalo spermamu ndak keluar di dalam .. hamili Tante Olla segeraaaa .. “ ucap Olla Ramlan dengan suara yang serak serak basah menggoda itu
    “Yaa aaaaaaaaaaaah .. kontolku daaah masuk tanteee .. ayoo benamin lebih dalaaaaaaaam “ ajakku dengan menekan lebih dalam lagi, Olla Ramlan sampai menggeleng geleng, entah keenakan atau kesakitan namun tetap berusaha membenamkan kontolku sampai mentok, kurasakan kontolku membentur dinding buntu, keringat birahi kembali keluar dari tubuh kami dengan cepat.
    Luar biasa indahnya tubuh wanita ini, dengan balutan terpaan cahaya kamar itu, tubuh mulus putih penuh keringat itu indah sekali, aku sampai kagum menyaksikan satu wanita ini. Walau sudah beranak namun pokeknya tetap sempit dan meremas remas kontolku dengan manja, otot dinding pokeknya nakal sekali memijati kontolku pelan pelan, kurasakan nikmatnya seks itu, kurasakan nikmatnya pokek Olla Ramlan. Kupejamkan mataku merasakan kontolku luar biasa mulai diremas remas gemas oleh pokeknya itu, kehangatannya luar biasa nikmat, kunikmati saat saat ternikmat ketika aku diremasi dikontolku, kaki mulus yang tertopang di pundakku ditekannya kuat, sedang tangan Olla Ramlan memegang leherku dekat kaki kanannya yang mancal di pundakku. Sedang tangan kirinya bertekan ke samping tubuhnya ke ranjang itu, kaki mulus kirinya berada di bawah pahaku, kulihat kontolku terbenam dalam jepitan pokeknya, kulihat dua daging pokek Olla Ramlan yang menjepit kontolku
    “Gimaanaa tanteee .. uuh .. tanteee .. diam dulu .. kita diaaam .. uuh .. rasanyaa .. tarik nafas taaaaan .. tarik nafaaaaaas .. uuuuuuuh aaaaaaaaah .. rasanyaaa aaaaaaaaaah “ ucapku merasakan surga pokek Olla Ramlan yang aku kagumi kemulusan tubuhnya itu.
    “Iyaa aaah .. ooooooh .. say .. saaaayaaang … memeek tantee rasanya aaaaaaaaah .. nikmaat sekali .. oooooooooh .. sssssssssssssssshh ssssssssshhh hhhh .. Tanteeeee Ollaaaaaaa .. puaas .. puaaaaaas aaaaaaaah .. aduuh yang .. rasanyaaa aaaaaaauh .. nikmaaaaaaaaat .. diaaam aaaaah .. tante rasakaaan dulu kontolmuu uuuuuuuuuuuuuuuh .. mmmmmmmmmmmhhh .. nggg nggg ..eeeeh .aaaaaaaaaaaauh .. yaaang .. aduuuh nikmaaaatnya … “ lenguh Olla Ramlan dengan mata terpejam menikmati kontolku itu.
    Kami berdua diam sejenak menikmat persatuan tubuh kami, menikmati ketika kami jadi satu dengan cara kawin itu, ketika kontolku dan pokek Olla Ramlan menjadi satu, dan kami siap untuk membuat anak, Olla Ramlan rela hamil demi kenikmatan yang kuberikan, wanita ini memberikan segalanya untukku asal diberi kenikmatan dengan cara dikawini, dikontoli, digenjot, disodok sodok pokeknya sampai aku harus menyemburkan spermaku dalam rahimnya, wanita ini memang gila seks, maniak kontol, apapun dilakukan hanya demi kenikmatan namun berani ambil resiko. Kami kemudian saling membuka mata dan saling tersenyum mesra
    “Siapa yang genjot ?” tanya Olla Ramlan
    “Aku pengin kita genjot bareng Tanteku yang nakal .. Tante Olla Ramlan yang genit .. majuin dikit dada tante .. biar aku bisa ngereemees .. duuuuuuh aaaaaaaaaaauh .. tantee aaaaaaaaah .. suuussu tante .. sekal bangeeeeeeet .. akuu sukaa . siaap ya tantee .. kalo tante majuuu aakuu juga maju .. mundur samaa mundur .. “ ucapku yang dijawab dengan anggukan penuh senyum nakal Olla Ramlan yang memandang ke bawah kemudian menyaksikan kontolku dalam pokeknya itu
    “Iyaa .. yaa .. siaaap .. oooh sayaaaang .. kontolmuu aaaaaaaaaaaaaah “ ucap Olla Ramlan dengan menarik ke belakang, aku pun ikut
    “Majuuuuuu “ ajak Olla Ramlan, kami saling maju sehingga kontolku terbenam dalam disertai lenguhan kami
    “Aaaaaaaaaaaaaaauh aaaaaaaaaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaaaaauh ..aaaaaaaaah “ lenguh kami yang perlahan lahan saling memompa maju mundur.
    “Yaang .sayaangku .. ooh nikmaaat .. teruus sayaaang .. tante jadi makin enaak nih .. aduuh sayaaang .. tantee betah dikontoli kaaamuu .. sayaaaaaaaang cup … ayoo lumat bibir tantee yaaa .. sambil remes remes .. uuuuuuh .. oooooh …… mmmmmmmmmmmhh mmmmmmmmmmmmff .. ngggggggg… ngggggg .. “ lenguh Olla Ramlan tidak karuan sambil memiringkan kepalanya menerima lumatanku itu, kami berdua saling melumat tanpa kontrol itu, kuremas buah dadanya sepuasku sampai Olla Ramlan menggelinjang, namun selakangan kami saling maju mundur menikmati adegan per-ewe-Hajjah Andi Nurpati kami yang semakin panas itu.
    Genjotan demi genjotan kami lakukan dengan intonasi yang tetap, setiap kontolku masuk membentur dinding buntu kami melenguh bersamaan, ketika kontolku hendak keluar kami saling menghela nafas, namun tak ada jeda kami kembali maju membenamkan kontolku dalam pokek Olla Ramlan itu
    “Saaayaaaang .. aaaaaaaaaaah .. gimanaa yaaang .. enaak bangeeeeeeeet .. uuuuuuuuuh “ sahut Olla Ramlan dengan berpegangan kuat pada leherku, dadanya aku remas remas bergantian membuat Olla Ramlan sampai mendongak, perlahan lahan kontolku semakin lancar keluar masuk pokeknya, sehingga suara gesekan kontolku terdengar nyaring di selakangan kami
    “Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep … Cleep …Cleep …Cleep …Cleep …”
    Kami menikmati suara gesekan merdu nan nikmat itu, Olla Ramlan sampai melihat kebawah bagaimana pokeknya digenjot keluar masuk, Olla Ramlan sampai tidak berkedip memandang kontolku yang lancar, namun kemudian kembali menatapku sambil menikmati remasan tanganku di buah dadanya itu
    “Sayaaang .. indahnya kita kawin .. indahnya Tante Olla kau kawini .. teruus yaang .. teruus .. kau segalanya .. demi kontoolmu .. tante rela apa sajaaa .. tak ada yang tante berikan kecuali tubuh tante padamu .. ayoo sayaaang .. genjotin .. jangan cepaat dulu .. aaaaaaaaaaaaaauh “ ucap Olla Ramlan yang disertai lenguhan demi lenguhan kenikmatan itu.
    Kami terus saling memacu dengan tubuh bercucuran keringat, Olla Ramlan sampai menggeleng geleng tak karuan menikmati dirinya digenjot pokeknya oleh kontolku
    “Kontol .. kontol .. KOOOOONTOOL .. KOOONTOL .. ooh kontol .. kontol .. koooooontooool .. kooooooontooooooool .. KOOOOOOOONTOOOOOOOOOL “ teriak Olla Ramlan dengan kata kata vulgar itu.
    “Teruus tantee .. terus .. ucapkan kontol .. “ ajakku dengan terus saling memacu maju mundur itu
    “Kontol .. pokek .. kontol .. pokek .. kontol .. KOOOOONTOOOOOL .. pokek .. kontooool .. MEMEEEEEEEEK .. Ooh KOOOOOOOONTOL .. kontol .. koooooontol .. enaaknya kontol .. ooh kontol .. kontol … demi kontolmu .. deeeemii kontolmuu aaaaah .. aduuh sayaaang ..aduuuh kontoooooooool .. enaaknya .. ayoo kontol .. tanteeee ngggg nnggaaak taaa taaahaan .. ayoo genjotin .. “ teriak Olla Ramlan tak karuan menyebut alat kelamin itu.
    Olla Ramlan benar benar tak menyisakan waktu sedetikpun menikmati adegan kawinnya ini, mulutnya komat kamit mengucapkan kontol sampai entah ratusan atau ribuan kali, baginya berkata vulgar ketika dikontoli itu terasa membuat dirinya melayang tak karuan.
    “Iyaa .. akuu maaau tantee .. keluuaaar .. kontolku makin ndaaak kaaaruaaan aaaaaaaaaaauh .. tanteee . pokek Ollaaa aaaaaaaaaaah tanteeeee .. aaaaaaaaaauh teruus taaaaaan .. cepetaan yuuk .. “ ajakku yang disambut dengan genjotan pantat Olla Ramlan maju mundur lebih cepat sehingga suara nyaring kembali terdengar sangat merangsang itu, genjotan demi genjotan cepat itu membuat Olla Ramlan matanya memutih sambil mendongak ke atas, dadanya ikut menggeliat seiring tanganku tak bosa ngeremes susunya itu.
    Menit demi menit berlalu, pokek Olla Ramlan menyempit dengan cepat, aku menyodok nyodok lebih keras dan dalam serta lebih cepat sampai akhirnya, wanita itu membuka matanya dan menekan ke pundakku sambil menepuk nepuk
    “Taantee Ollaaa maaaaau keluaaar .. ayoo yaaang .. hamili tanteemuu .. buntingi tanteeemuu .. buaat Tantee Olla hamil .. ayoo yaaang .. aduuh yaaaaaaaaaaaaang “ erang Olla Ramlan tak karuan pokeknya menyempit dengan cepat, aku pun cepat menggenjotnya, sodokan demi sodokan, erangan demi erangan, akhirnya Olla Ramlan mendapatkan orgasmenya
    “Sayaaaaang tanteeeee aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh ooooooooooooh .. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Olla Ramlan dengan mendongak ke atas, aku pun menekankan kontolku dalam dalam karena aku juga tidak tahan. Kubenamkan kontolku dalam dalam, belum sempat Olla Ramlan mengucurkan cairan hangatnya, kontolku lebih dulu muncrat ke dalam, dan kemudian Olla Ramlan pun langsung mengucurkan cairan hangat itu.
    “Ooooooooooooooooooooooooooooooooooh “ lenguhku panjang sambil merapatkan badan dan meremas buah dada Olla Ramlan sekuatku, Olla Ramlan pun tegang bersama denganku dan kami berdua kemudian berkelonjotan, kami sampai kelimpungan dan terkapar menggelepar ke samping dengan kaki Olla Ramlan menjepitku, kami sampai ngos ngosan. Kurasakan spermaku muncrat ke dalam
    “Creeeeeeeeet …. Creeeeeeeeet .. creeeeeet .. creeeeeeeet “
    Lendir kental itu keluar meleleh di sela sela pokeknya yang menjepit kontolku, perlahan lahan kontolku melemah setelah mengeluarkan isi spermaku menembak ke rahim Olla Ramlan itu. Kami diam dengan nafas ngos ngosan, Olla Ramlan pun kusut sambil memelukku lemas, tak ada sahut, tak ada suara, kami sampai lima menit diam itu.
    “Ya aaaaaaaaaampuuuuuuuuuun .. kalian kawin nggak ngajak ajak “ sahut suara yang membuka pintu, aku pertama yang melihat wanita itu, tak lain Terry Putri yang sudah masuk dengan memakai pakaian masih lengkap, Terry Putri sampai melotot melihat ke selakangan kami, di mana kontolku terbenam dalam pokek Olla Ramlan yang banyak lendir kentalnya itu.
    Olla Ramlan menggeliat dan menatap Terry Putri itu yang tersenyum nakal itu
    “Oo Mbaak Terry .. pacarmu benar benaar kuaat .. kontolnya itu lho iih .. aku sudah empat kali disemai dengan sperma dia “ ucap Olla Ramlan dengan mengelus elus pipiku
    “Iih .. kalo hamil gimana Tante “ ucap Terry Putri dengan duduk di sampingku
    “Biarin .. hamil biar hamil “ ucap Olla Ramlan cuek.
    Aku hanya diam memandang pada kemontokan tubuh Terry Putri yang memakai pakaian ketat itu, Olla Ramlan menahan kepalaku
    “Tante cemburu sama kamu .. tuh pacarmu dataaang .. kawini dia yaa .. genjot Mbak Terry “ goda Olla Ramlan yang disambut dengan tawa Terry Putri.
    “Nakal nih tante .. dua hari genjot pokekku di mangga dua .. malamya aku digenjot nggak karuan .. oke deeh .. kalian rileks dulu .. cabut kontolmu yaang .. Mbak Terry mandiin biar kamu segar .. terus kita kawin bertiga yaaaaaaa … kita pesta seks .. kalo Tante Olla Ramlan mau dihamili .. Mbak Terry pun mau dihamili juga .. mau ya yaaang .. menghamili Mbak Terry ?” tawar Olla Ramlan dengan menarik tubuhku.
    Terry Putri sampai tak karuan menatap ke selakanganku yang mulai kendur dari tubuh Olla Ramlan itu, lendir kental itu keluar dari pokek Olla Ramlan, Olla Ramlan langsung menggeliat membelakangi aku
    “Lihat Mbak Terry sayaang … nih Mbak Terry lepas baju dulu .. biar kamu terangsang … “ ucap Terry Putri dengan manja mencopot kaos ketat itu, bra kemudian dilepaskan, susunya mencuat keluar, kemudian roknya dilepas sehingga celana dalamnya warna pink itu membasah
    “Ndak taahan ya Mbaak “ ledekke
    “Sialan kau, sayaaang .. Mbak Terry oral sejak di mobil .. nggak tahan bayangi kontolmu teruus .. yuk .. Mbak Terry mandian kamuu “ ajak Terry Putri menarik tanganku, lendir kental menempel ke kontolku, namun Terry Putri cuek membawaku ke kamar mandi aku disiram air hangat itu, dengan telaten presenter doyan kontol ini memandikan aku, bahkan sangat perhatian memberikan layanan mandi padaku, aku hanya bisa diam memandang pada tubuhnya yang mulus itu, wajahnya yang gemesin dan terlihat haus kontol itu tersenyum padaku. Sampai aku tidak tahan mengelus elus pokek Terry Putri, Olla Ramlan masuk dan kemudian duduk di sampingku, kami saling memandikan badan.
    “Kita makan dulu ya yaaang .. tante lapar nih .. kita makan bareng dengan telanjang ya “ ajak Olla Ramlan
    “Baik tante nakaaaaaaaaaaaaaal “ sahut Olla Ramlan dengan memberikan sabun pada Olla Ramlan itu. Kami mandi bersama sampai kami saling menyabuni.
    “Gimana dengan chef nakal itu “ tanyaku
    “Haaaaaaaaaaaaah ! memang kita mau keroyok si kontol sama Farrah ?” tanya Terry Putri dengan terkejut.
    “Iyaa .. kalo dia nggak kuat .. ya satu satu .. kita antri saja .. ketika Mbak Terry dikawini sama kontol dia .. kami berdua nonton dan membuat kami tak sabaran dapat jatah dikawini .. hihihihi .. bakalan nikmat nih .. entaar dia pasti dataaang .. tuh tuuh … ada suara mobil datang .. ayooo “ ajak Olla Ramlan yang peka pada suara itu, kami berdua bergegas ke depan dengan telanjang bulat, Olla Ramlan membukakan pintu. Tubuh montok dengan buah dada besar itu muncul dengan tersenyum, namun kemudian matanya jelalatan melihatku duduk dengan kontol ngaceng, Farah Quinn sampai tidak tahan kemudian langsung menduduki pahaku sambil megangi kontolku
    “Kamuu aaaaaaaah .. nakaaaaaaal .. kau genjotin temanku semua . payaah nih .. masak aku kau lupakan .. kau hutang semalam sama aku sayaaaaaaaaaaaang .. nih .. gara gara kamu .. aku sampai ketagihan kontolmu .. kau suamiku, sayaaaaaaaaaaaaaaaang .. hamili aku donk .. buatin anak ya “ pinta Farah Quinn dengan tersenyum.
    Kami berempat kemudian berpindah ke ruang tengah lagi, kami menghamparkan permadani untuk mengadu birahi, aku bakalan lemas melayani wanita nakal dan binal ini, benar benar malam yang berat bagiku diajak kawin sama selebritis pemuja kontol ini. Olla Ramlan ke belakang tak lama kemudian membawa nampan penuh makanan serta minuman keras, aku sampai berdegup di atas nampan itu ada butiran obat entah apa namanya, aku palingan itu obat kuat.
    "Kami bertiga mau hamil sama bibitmu, sayaaang .. hamili kami bertiga ya " ucap Terry Putri dengan genit yang disertai senyum Farah Quinn dan Olla Ramlan
     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks farah quinn

    Hidup adalah peluang, demikian dikatakan oleh orang bijak, setiap peluang punya implikasi dan resikonya sendiri, jika menantang bahaya maka resikonya juga bahaya, bisa urusan polisi dan bahkan bisa digebukin massa. Demikian peruntungan hidup ini, terkadang kita mendapatkan rejeki nomplok. Kadang pula mengalami kesialan, terkadang yang menjadi incaranku gagal total, entahlah, nafsu sudah membelengguku, semakin aku menjauhkan dari nafsu birahi, gempuran keinginan menjadi semakin menggebu ebu, terkadang aku harus memilih mengambil resiko. Seks merupakan salah satu yang paling susah bahkan tidak bisa ditundukan oleh iman dan akal sehat, setinggi tingginya iman seseorang jika sudah terbuai nafsu tidak akan sadar, justru malah semakin tenggelam dalam nafsu yang semakin menggerogoti nurani. Kumpul kebo merupakan pola hidup yang sekarang ini justru sudah diadaptasi oleh para selebritis.

    Ketika aku bersama sama temanku untuk rapat soal permasalahan kantor di café dekat Thamrin siapa sangka aku bisa berkenalan dengan seorang artis dan presenter acara perkokian, ketika kami sedang sibuk sibuknya membahas tentang dunia hacking, mataku tertuju pada wanita yang kelihatan bokongnya dari tempat dudukku, kontan bentuk bokong itu luar biasa indahnya, bahkan ketika menengok ke belakang justru tepat tertumbuk pada mataku, padahal jarak dengan dudukku tak lebih dari lima meter. Alamak ! buah dadanya itu yang membuatku semakin tak karuan di selakanganku, senyumnya itu diberikan padaku, karena aku tidak percaya, maka menunjukan telunjukku ke dadaku untuk penegasan, wanita itu mengangguk dan tetap tersenyum, akupun memberikan senyum lagi, ketika wanita itu duduk kembali di depan temannya yang sama sama wanita, masih juga mengerling padaku.
     
    Aku menjadi tak konsen, naluriku jika ada wanita yang memberikan kita senyum lebih dari dua kali, maka peluang untuk mendapatkan lebih mudah, apalagi disertai dengan lirikan nakal. Maka ketika teman temanku pada bubar maka aku masih menunggu
     
    “Ndak pulang, Boss ?” tanya Arif yang merupakan anak buahku.
    “Aku masih pengin rileks, kalian pulang dulu aja .. selesaikan tugas besok “ kataku sambil tersenyum
    “Siaap Boss “ sahut Arif dengan bergegas keluar. Aku kemudian nekad langsung saja berpindah tempat duduk di samping wanita tersebut, kontan saja aku semakin terkejut karena Donna Harun yang kukenal berada di situ, wanita yang berbuah dada besar itu langsung mengenalkan diri.
    “Farah “ sahut Farah Quinn dengan menyalamiku dengan hangat, café ini merupakan café yang sering di datangi artis, sehingga aku sering nongkrong di sini. Belum sempat aku berkata Farah Quinn sudah mendahului
    “Burhan khan ?” sahut Farah Quinn dengan tersenyum.
    “Oh yaaa .. dari mana anda tahu ?” tanyaku dengan terkejut.
    “Ya dari Donna temanmu ini, tapi gue pernah mengikuti acara pesta blogger sebulan yang lalu, kebetulan kamu menjadi salah satu nominasi blogger, sayang kamu nggak menang .. cuma gue kagum sama tulisanmu itu .. memudahkan orang awam lebih mengerti bagaimana mencari informasi, awalnya gue nggak percaya itu kamu ..” aku Farah Quinn dengan tersenyum, bahkan belahan dadanya yang membusung itu sampai terlihat bongkahan kenyal dan kencang itu, luar biasa besar ukuran buah dadanya Farah Quinn ini, sampai sampai aku pengin bernafsu bermain di buah dadanya itu.
     
    Entah malam itu selepas kami menghabiskan kopi, Farah Quinn dan Donna Harun mengajakku ke rumahnya bersama Vina, untuk meneruskan ngobrol ngobrol di rumahnya, sekalian aku pengin mencicipi hasil masakan Farah Quinn jika beruntung mencicipi juga kesintalan tubuhnya, malam belum melarut, baru pukul 8 malam. Tak lama mobil kami sampai sejam kemudian di rumah Farah Quinn yang besar itu. Aku sendiri mengendarai motorku, membuntuti mobilnya. Aku langsung memasukan mobilku.
     
    Aku tak merasa aneh, artis kaya pastilah mempunyai rumah lebih dari satu, jika ingin bertemu dengan teman sering menghindar dari rumah tinggal bersama suaminya. Kami kemudian langsung berpindah ke dapur. Di ruang dapur itu aku pun diminta menunggu, tanganku merogoh obat pembuat klenger agar memudahkan aku menggarap Farah Quinn dulu, kucemplungkan ke gelas Donna harun, Donna Harun membantu Farah Quinn memasak, masakan dengan waktu singkat, saking lelahnya sehingga sisa minuman ditengguknya dengan segera.
    Lima menit kemudian reaksi obat itu mulai bereaksi
     
    “Kepala pusing nech .. aku bobok dulu yaaa “ sahut Donna Harun dengan berpamitan pada Farah Quinn dan aku, sehingga aku berdua dengan Farah Quinn dan itu merupakan yang kutunggu tunggu. Banyak obrolan tentang dunia internet dan pandanganku pada dunia selebritis. Tawa canda penuh gelegak itu sampai membuat kami semakin akrab saja, tanpa sengaja ketika kami duduk berdampingan itu, tanganku ketika habis mengusap mukaku dan kuletakan di meja menimpa tangan Farah Quinn, kontan saja Farah Quinn terkejut
     
    “Ih .. amit amit aah “ hindar Farah Quinn dengan gaya khasnya yang terkenal nakal itu. Wanita ini jinak jinak merpati.
    “Sorry nggak sengaja deeh “ kataku dengan meminta maaf. Duduk kami tidak merapat namun juga tidak jauh, cukup berdekatan sampai wangi khas tubuhnya menusuk hidungku.
    “Oke deeh “ jawab Farah Quinn dengan tersenyum dan kini malah lebih menantang dengan memajukan dadanya sehingga busungan dada itu sampai membuat mataku tak tenang, sesekali melirik ke bongkahan itu, terkadang ekor mataku tertangkat oleh mata Farah Quinn, dengan balutan pakaian baju lengan pendek dan bagian kancing atas tidak dikancingkan sehingga menambah nafsuku untuk mendapatkan wanita ini, entah aku sudah kalap dan terangsang sehingga aku langsung saja memeluknya dengan merangkulkan tanganku dan mendorong kepalanya. Aku langsung mengarahkan bibirku ke bibir Farah Quinn yang sensual itu, kontan saja Farah Quinn menjadi terkejut dan kaget, langsung berontak
     
    “Haaaaaaaaaaan .. apa apaan ini “ bentak Farah Quinn dengan marah, aku pun langsung ditampar dengan keras
    “Plaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak “
    “Jangan kurang ajar .. “ maki Farah Quinn dengan sorot kemarahan, namun aku menjadi semakin berani, kemudian aku memandangnya dengan tersenyum. Farah Quinn langsung mundur, berdiri dari duduknya hendak beranjak pergi dengan cepat, namun aku sudah mencekal tangannya. Farah Quinn kembali berontak.
     
    “Kau seksi Faraah .. nggak tahaaan aaaaaakuu “ rayuku semakin menggila. Farah Quinn terus berontak dari dekapanku yang semakin nakal itu, bodynya luar biasa ketat, apalagi buah dadanya itu sudah aku pegang sehingga Farah Quinn semakin keras berteriak, namun aku langsung membekapnya. Pemberontakan itu terus saja berlangsung, kakinya menendang nendang, belum lagi Farah Quinn menggunakan rok selutut sehingga aku semakin mudah menyelinapkan tanganku mengelus vaginanya yang tertutup celana dalam itu, saking nekadnya aku langsung menarik celana dalamnya sehingga Farah Quinn melotot dan terus berontak.
    “Sudah .. sayaaang .. nikmati sajaa .. enak kok “ rayuku semakin termakan nafsu untuk menggumuli Farah Quinn yang badannya sangat proposional dengan ukuran tubuhnya yang seksi habis. Akibat rangsanganku itu Farah Quinn semakin tak karuan berontak, aku terus membekapnya, tangannya mencakar cakar, aku langsung membekuknya tanpa ampun.
    “Aampuuun .. tolong .. jangan perkosaaa gue .. “ Farah Quinn memelas minta ampun ketika aku sudah membawanya ke kamar atas.  Aku pengin menggarap Farah Quinn duluan, wanita ini selalu membuat libidoku mengamuk, bayangan tubuhnya yang telanjang selalu menari nari dalam otakku. Kurobek bajunya
    “Breeeeeeeeeeeeeeeet “
     
    Farah Quinn langsung menutupi tubuhnya, badannya semakin tidak kuat melawanku ketika aku menindihnya dengan paksa di ranjang yang empuk itu.
    “Toolooong “ teriak Farah Quinn, namun ternyata kamar itu kedap suara, kuserbu bibirnya yang seksi itu, Farah Quinn tetap saja menolak dan berontak, sehingga aku terus semakin menyerbunya, tangan Farah Quinn kembali memukul mukul punggungku, kucekal tangannya dan aku kembali menarik roknya sampai sobek, perlawanan itu semakin melemah, mengalah dengan diam.
    “Breeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet “
     
    “Apa maumu ?” bentak Farah Quinn yang kini sudah pasrah, tak ada rona kesedihan sama sekali namun masih ada rasa marah yang pelan pelan rasa marah itu menurun. Aku langsung membuka celana panjangku, kutarik celana dalamku sehingga batangku yang ngaceng itu sama membuat Farah Quinn ketakutan luar biasa, menutup mulutnya lalu mundur ke pojokan ranjang bersender pada dinding
    “Ya Tuhaaaaaaaaaaan “ keluh Farah Quinn dengan memandang ke batangku itu.
    “Jangan Haan .. Burhaan jangaaaan .. pleasee .. jangan lakukaan .. aku sudah punya suami .. tolong Han .. toolong deeh “ Farah Quinn kembali memelas, kurasakan suara yang keluar dari bibir Farah Quinn itu tidak tulus karena matanya masih memandang ke batangku dengan mencuri curi. Aku kembali mendekati Farah Quinn yang meringkuk itu, celana dalamnya berada di lututnya, vaginanya terlihat lengkap dengan jembutnya
    “Kau benar benar membuatku lupa daratan Faraaah .. kesintalan tubuhmu yang membuatku tak tahaan .. “ rayuku semakin menggila dengan menarik dan menyobek sisa bajunya itu, kini Farah Quinn hanya berbra dan roknya juga sudah sobek.
     
    “Benar benar keterlaluan kau Haaan .. “ ucap Farah Quinn dengan menggeleng geleng. Matanya kini menatap batangku yang besar itu, Farah Quinn sampai bergetar di bibirnya, pastilah berpikir bagaimana batangku bisa masuk ke vaginanya yang sempit itu. Aku langsung menariknya dan kusumpal bibirnya dengan bibirku, kuajak untuk saling memagut, tak ada balasan sama sekali, sehingga tanganku langsung mengelus elus vaginanya, kupermainkan jari jariku mengggelitik belahan vaginanya itu. Rambutnya yang tergerai itu aku singkirkan dengan tangan kiriku. Pemberontakan kini sudah usai, tidak ada perlawanan, hanya bersikap pasif. Aku kemudian dengan nekad menjauhi Farah Quinn, kubuang celana panjang dan celana dalamku, kemudian kaosku. Farah Quinn tetap saja diam dengan memandang ke langit, bibirnya tergigit dengan kuatnya menahan antara keinginan dan penolakan, hati dan pikirannya seakan bingung memilih antara pilihan sulit. Besarnya penisku dan rangsanganku membuat Farah Quinn menjadi bingung. Kutarik celana dalamnya itu sampai lepas, namun pahanya merapat menyembunyikan segitiga emasnya itu, kutarik sisa rok itu, aku kemudian menindih kembali dan membuka kaitan branya, kulepas
    “Luar biasa buah dadamu, Faraaaaaah .. impian banyak lelaki “ kataku sambil meremas besaran buah dadanya itu. Punting buah dadanya yang tidak besar itu, Farah Quinn tetap saja diam namun kemudian mulai mendesis
    “Haaan .. jangan deeh .. jangaaan ..sssshhh sssssshhh .. hhh aaaaaah .. pleasee .. pleasee “ desah Farah Quinn dengan suara yang mulai tak karuan. Tindihanku yang mengunci tubuhnya itu membuat Farah Quinn semakin pasrah. Aku langsung bangun dan menarik tangan Farah Quinn sehingga duduk di depanku. Farah Quinn sampai melotot, tangannya menutupi buah dadanya yang besar.
     
    “Haaaaaaaan .. tolong donk .. jangan aaaaaaaah aaaaaaaaauuh .. aaaaaaaaah … duuuuh “ erang Farah Quinn ketika aku semakin nakal meremas buah dadanya, kupeluk dan kuajak untuk saling memagut, tetap tidak ada sahutan pagutanku itu, kurangsang dengan mengelus elus pahanya, rupanya Farah Quinn masih ragu ragu untuk menanggapi rangsanganku. Kembali aku memeluknya, kupegang kepalanya dan kupandang matanya, matanya langsung menunduk ke bawah, justru tundukan kepala itu terbentur batangku yang ngaceng di depannya, sehingga kemudian kepalanya memaling ke samping, namun kutahan, sehingga Farah Quinn akhirnya kembali menaikan kepalanya
     
    “Haaan … “ sapanya dengan lemah dan seperti memohon
    Kami berdua sudah bertelanjang bulat, dua insan berlawanan jenis berhadapan, tinggal bagaimana nafsu menjadi penjajah yang tanpa henti.
    “Ayolah, sayaaang .. nikmati saja kontolku .. “
    “Iiih “ sahut Farah Quinn dengan terkejut aku begitu sangat joroknya.
    “Jangan kau ingkari hatimu .. kau pengin khan ? jangan bohong “ sudutku yang disambut dengan tatapan kosong Farah Quinn.
     
    “Tunggu apalagi Faraaah .. jilatin donk kontolku ?” desakku lagi dengan menekan kepalanya ke bawah.
    Farah Quinn masih berontak dengan menahan kepalanya kemudian menggeleng geleng namun kemudian matanya menatap ke penisku lagi. Kutarik tangannya dan kuarahkan ke batangku, tangan itu menolak dengan kuat, namun tanganku lebih kuat sehingga tangan Farah Quinn langsung berada di dekat penisku, kutekan pergelangan tangannya itu, tangannya mengepal dengan kuatny.
    “Buka tanganmu, Farah sayaaaang .. rasakan kehangatannya “ bisikku semakin menggila
    Tangannya seakan akan tersihir membuka dengan ragu ragu, kuarahkan terus sehingga tangan itu akhirnya memegang batangku yang tidak terjangkau diameter jari jari tangannya.
    “Ayoo kocok donk “ ajakku dengan nakal meremas buah dadanya
    “Aaaaaaaaaw .. “ erang Farah Quinn merasakan remasan tanganku itu. Tangannya kini memegang batangku kemudian aku menarik kepalanya dan kupagut dengan pelan, anehnya tangan Farah Quinn memegang erat batangku, seolah tak mau lepas, kupagut terus, pelan pelan bibir Farah Quinn membuka dan membalas pagutanku, namun hanya dua kali, setelah itu diam kembali, kurangsang lagi dengan mengelus elus vaginanya itu, vaginanya kini sudah setengah basah. Sehingga aku langsung melumat habis, Farah Quinn terkejut namun kemudian menanggapi lumatanku, nafasnya menjadi ngos ngosan.
    “Kau benar benar kurang ajar Haaan .. aakuu jelas tak mau diperkosaaa .. jadi lebih baik aku mengalah ..” kata Farah Quinn dengan memandang kembali ke batangku yang terpegang erat di jari jarinya, namun kulihat dari samping, Farah Quinn tersenyum kecil, senyum itu tertangkap oleh mataku, menyadari bagian bibirnya aku pandang itu, Farah Quinn menjadi malu, kutarik dagunya
     
    “Apa yang membuat kau tersenyum, Faraah sayaaang .. kupanggil Tante yaaa “
    “Jangan Haaan .. anuu Haaan . itu tuuh ..“ sahut Farah Quinn dengan suara sedikit keras sambil meremas batangku lebih kuat
    “Aaaaaaaaaaaauh .. apanya ? kontolku yang gedhe ?” tanyaku dengan melenguh
    “Hhhhmmm .. iyaaa yaaaa yyaaa “ jawab Farah Quinn dengan terbata bata.
    “Belum pernah merasakan kontol gedhe yaaa .. bukankah punya suamimu orang bule juga gede”
    “Aaaaaaaaaaaah .. bukan gitu .. aaakuu cumaa maaa .. sukaa samaaa ne… nekaaadmuuu “ kata Farah Quinn dengan tak karuan
     
    “Jadi Farah mau donk kuajak bercinta, aku pengin ngontoli memekmu “ rayuku dengan kata kata jorok sampai membuat Farah Quinn terkejut. Namun bibirnya kembali kulumat, kali ini Farah Quinn tidak menolak lumatanku, kami berdua kemudian terlibat saling melumat dengan penuh nafsu. Farah Quinn sampai ngos ngosan, ditengah lumatan itu Farah Quinn mengocok batangku dengan pelan pelan.
    “nanti kita bertiga threesome sayaaang “ ajakku
    “Jangaan .. jangaaan .. kasihan Donna “ tolak Farah Quinn
    “Tenang saja .. Donna itu suka seks .. lihat saja nanti, sekarang nikmatiku kontolku duluuu..“ kataku semakin edan dan merebahkan diri, Farah Quinn memandang ke batangku yang terpegang itu.
    “Okelaaah Haaan .. aku yakin kau akan melakukan ini .. kamu benar benar nekad sekali .. padahal aku tak mau bercinta denganmu .. tapi .. sudahlah Haaan .. sekali lagi ya Haaan .. setelah ini aku tak mau lagi .. “ ucap Farah Quinn dengan menunduk dan membuka mulutnya, batangku langsung ditelannya dan dikulum dengan rakus oleh Farah Quinn. Kuelus elus rambutnya itu.

    Aku menjadi senang, Farah Quinn kini sudah mulai mengikuti naluri seksnya, gairah seksnya benar benar luar biasa, ukuran tinggi badannya yang 170 cm dan kebesaran buah dadanya menjadi impian banyak lelaki, setidaknya bisa menyenggol saja senang, apalagi meremasnya, banyak lelaki suka menonton acaranya hanya sekedar pengin melihat busungan dadanya yang over size itu. Posisinya membungkuk itu semakin menambah indahnya kebesaran buah dada Farah Quinn, puntingnya yang lumayan besar itu menjadi permainanku, sesekali kutekan punting itu. Sementara Farah Quinn masih bermain dengan batangku dengan dikulum, dipermainkan dengan lidahnya, gairah nafsu Farah Quinn semakin lama semakin menunjukan sisi nakalnya. Rambutnya kemudian aku sampirkan ke belakang dan kuelus elus bagian atas kepalanya untuk memberikan rasa senang dan semangat agar bisa melakukan hubungan seks denganku.

    Batangku masih dipermainkan oleh mulut dan bibirnya berkali kali, Farah Quinn sangat rakus mempermainkan batangku
    “Uuuuuh .. enaaak Faraaaaaah .. teruuus, sayaaaaaaaaang .. lakukaaaan .. teruuuuus sssssssshh .. sssssshh .. “ desisku dengan tetap mengelus elus punggung Farah Quinn kemudian aku menurukan tanganku ke belakang dan nemplok di pantatnya, kuremas gemas pantat Farah Quinn dan dirinya langsung mereaksi tidak tahan akan remasan di pantatnya itu.
     
    “Mmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhh ….. crooooooooop “ terdengar suara disedot keluar batangku, mulut Farah Quinn penuh dengan air liur, sungguh piawai sekali Farah Quinn bermain dengan kontol ini, lidahnya menjulur dengan cepat menjilat batangku, kerakusan dalam birahinya semakin tampak, tanpa canggung dan kaku, batangku kembali dimasukan, batangku yang sesak dalam mulutnya itu terasa nikmat sekali.
    “Faraaaaaah .. Faraaaaah aaaaaaaaahh .. aaaaaaaauh .. teruuus sayaaang .. enaaaknyaaa .. aaakuu suka sama nakaaalmuuu .. teruuus emut kontolku .. Oh no .. no .. Faraaaaah .. aaaaaah .. nakaaal kaaamuu “ lenguhku karena Farah Quinn mempermainkan batang dengan giginya sampai membuatku nyeri, Farah Quinn semakin gemas, batangku sampai disedot sangat kuat
     
    “Aaaaaaaaaduuuuuuuuuuh … sayaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaah .. kaaamuu aaaaaaaah .. sudaaah aaaaah .. sudaaaaaaaah .. giliraaan aaakuu donk .. aaakuu pengin maninin memekmuuu “ ajakku dengan menarik kepala Farah Quinn, Farah Quinn pun menurut, melepas batangku dari kulumannya, bibirnya basah penuh air liur, disekanya dengan tangan kirinya, aku langsung menghujani dengan lumatan, Farah Quinn langsung membalas lumatanku tak kalah ganas, kami seakan akan dimabuk birahi yang sangat haus sekali, lumatan Farah Quinn membuat aku semakin menaikan tempo lumatan. Tanganku memegang kebesaran buah dadanya yang tidak terjangkau telapak tanganku, hangat kenyal dan mengeras, benar benar buah dada yang sempurna. Kudorong tubuhnya
    “Sssssssssssssssshh …sssssssssshhh … Haaaaaaaaaan .. Ooh .. teruuus Haaaaaan …sssssssshh .sssssssshh “ desis Farah Quinn semakin menggila di malam durhaka ini. Kami kemudian saling bergelut dengan memeluk.
    “Haaaaaaaaan “ panggil Farah Quinn yang tidak tahan akan serbuan bibirku
     
    “Panggil dengan sayang, Faraaah “ ajakku untuk membuat Farah Quinn agar lebih menikmati intensitas persetubuhan yang akan kami lakukan. Kutarik tubuhku untuk duduk, kemudian kutarik tangan Farah Quinn dan kuajak keluar kamar
    “Sayaaaaaaang .. mau kemana ?” tanya Farah Quinn tidak mengerti
    “Kita main di dapur yuk .. aku pengin entotin kamu di meja dapur .. aku pengin kamu sambil masak aku sodokin .. ngentotin kamu sambil masak“ kataku dengan memaksa Farah Quinn yang masih bertahan ingin di tempat tidur.
    “Pleasee .. No .. No … jangan Haaaaan “ rengek Farah Quinn yang memegang batangku untuk menahan aku agar tidak meninggalkan ranjang, namun Farah Quinn akhirnya menurut, kami berdua keluar dari kamar.
    “Kamu benar benar kurang ajar sekali Han… “ rajuk Farah Quinn dengan menggandengku mesra, kami turun ke bawah dan masuk ke dapur, aku langsung menaikan Farah Quinn ke meja, Farah Quinn pun langsung rebahan membuka pahanya
     
    “Memekmu benar benar indah Faraaaaah “ pujiku dengan menjilati kaki jenjang Farah Quinn yang mulus itu.
    “Oh saaaaayaaaaaaang .. Yeeesss .. yeeeees .. jilatin .. aaaaaah .. geli .. Oh my God .. enaaak .. teruuus, baby . “ erang Farah Quinn semakin senang dengan jilatan lidahku yang menaik sampai ke pahanya, kaki kirinya malah merapatkan karena tidak tahan akan jilatanku di kaki kananya itu, kuelus paha mulus itu, membuat Farah Quinn sampai menaikan kepalanya ingin melihat kenakalanku sampai di mana, kulebarkan kedua pahanya itu, kupandang vaginanya yang basah itu, membengkak akibat permainan tanganku yang gemas akan sempitnya lubang kemaluan Farah Quinn itu. Farah Quinn melebarkan pahanya untuk memberikan ruang pada kepalaku, kubungkukan badanku, kepalaku langsung menjilati belahan daging melempit itu, rasanya asin dan amis, rasa yang sangat nikmat jika sudah dilanda birahi, luar biasa rasanya, bercampur bau wangi tubuhnya.
     
    “Haaaaan ..uuuuuuuuh .. pleaseeee .. enaaaaaak .. Oh .. Baaabyy .. “ lonjak Farah Quinn merasakan jilatanku yang semakin menggila itu, tangan Farah Quinn mencari cari tanganku
    “Remeees aaaaaaaaaaah .. reemes “ ajak Farah Quinn dengan mengarahkan tanganku untuk meremas buah dadanya. Kuremas buah dadanya itu membuat Farah Quinn menjadi menggeliat dengan menaikan kepalanya, menggeleng geleng merasakan kenikmatan dioral dan dipermainkan susunya, kuserong susunya itu sampai puntingnya berada di depan mulut Farah Quinn, Farah Quinn pun langsung menyedot sendiri puntingnya walau sangat kesulitan
    “Naaaaaaaakaaaaaaal .. pleasee .. kaaamu nakaaaaal .. but .. I like it’s “ kata Farah Quinn semakin suka dengan oralku yang nakal membuka lempitan daging di vaginanya itu, lubang kemaluannya membesar seiring lidahku masuk dan membukanya.
    Lidahku sampai menjulur masuk, lubangnya semakin memerah, kurasakan Farah Quinn semakin menggeliat, kepalanya kembali rebah ke meja. Aku terus menguntilin lubang vaginanya sampai membuat Farah Quinn kembali menggeliat
     
    “Aaaaaaaaaaaaaw .. sayaaaaaang .. Oh baby .. teruuus Haaan … yaaaaaaa .. enaaaaak .. nikmaaat .. uuuh … sayaaang .. memek guee .. oooh kaaau apakan memek gue sayaaaang “ erang Farah Quinn dengan bertanya, kepalanya naik kembali, tangannya memegang kepalaku, kuangkat kepalaku, Farah Quinn tersenyum dengan mesra
    “Jangan lama lama Haaan .. aaakuu pengin merasakan sodokin kontolmuu .. pleasee .. dikit lagi yaa .. mainin klitoriskuuu .. yaaaaaaaa “ tajuk Farah Quinn semakin suka dengan permainan seks ini.
    Aku kembali mempermainkan daging kecil di vagina Farah Quinn, Farah Quinn langsung menggeliat dengan menekan ke meja sangat kuat, kepalanya mendongak ke atas merasakan sensasi ketika klitorisnya aku jilati dan kusedot dalam mulutku
     
    “Aaaaaaaah Haaaaan aaaaaaaaaaauuh uuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Farah Quinn dengan nafas ngos ngosan itu, permainan seks yang semakin panas di meja dapur yang biasa Farah Quinn membuat resep masakan, kini meja ini menjadi saksi bisu keliaran Farah Quinn dalam urusan birahi. Nafas Farah Quinn semakin tak karuan, dadanya naik turun dengan ngos ngosan, buah dadanya masik kupermainkan dengan tanganku. Aku kemudian menaikan kepalaku dan menarik kedua kaki Farah Quinn agar bisa pas dalam posisiku menekan
    “Aaayoo Han .. segera masukin donk .. gue sudah nggak tahaaan nich .. pleasee .. “ rajuk Farah Quinn dengan dan duduk, melebar pahanya, menarik pundaku untuk maju.
     
    “Pegang kontolmuu kuaaaat, punyamu lebih besar dari pada punya Quinn .. ayoo tunggu apalagi .. pleasee .. katanya mau entotin gue .. gimana nich .. “ rajuk Farah Quinn semakin edan. Awalnya menolak kini malah semakin bernafsu ingin aku menggenjotnya. disibakan rambutnya agar tidak ke depan, kubantu merapikan rambut panjang Farah Quinn
    “Sabaaar sayaaaaang .. Faraah jangan nafsu gitu aaah .. bisa cepaat orgasme “ kataku untuk mengetes seberapa sabarnya wanita ini yang terkenal dengan gaya mesumnya ketika membawakan acara masak memasak, setiap kali berhasil memasak, piringnya pasti didekatkan ke dadanya, seolah olah lebih memamerkan buah dada dari pada masakannya sendiri. Kini wanita ini mengerang erang dalam buaian birahi yang kuawali dengan paksaan, aku sudah yakin sejak awal Farah Quinn pasti akan menolak, namun ketika sudah terbuai akan melupakan segalanya, anak, suami, pekerjaan dan sebagainya, yang ada hanyalah melampiaskan nafsunya yang ternyata gedhe juga, sebanding dengan ukuran buah dadanya yang besar untuk ukuran cewek Indonesia.
     
    Kutekan batangku ke vaginanya yang membengkak itu, Farah Quinn melihat dengan seksama, batangku pelan pelan menerobos, sangat kesulitan sekali, namun tangan Farah Quinn kemudian gantian memegang batangku
    “Kaaamuu pleasee .. tekaan aajaa .. biaaar gue yang megangin .. uuuuuuuh .. pelaaan sayaaaang .. saaa ..saaa kiit kaaaloo maksaaaa .. pelaaan taaapii kuaaat Ooh .. yaa .. Yeesss .. yeess .. teruuus pleasee .. tarik .. dorong .. yaaa .. “ erang Farah Quinn semakin suka denganku, tawanya kini selalu meluncur tanpa beban, Farah Quinn semakin menikmati permainan seks yang akan lebih heboh jika lanjutan cerita ini, ketika memasak aku menyodokinya dengan doggy style. Di tangan Farah Quinn terpegang alat alat dapur. Ketika sedang menggoreng itu, memeknya aku sodokin dari belakang.
     
    “Haaaaaan .. iyaaaaaaaaa .. teruuus .. masukin Uuuh .. punya kamu besaar Haaan .. kamu bukaan bule tapi kontolmu gedheee “ pujiku Farah Quinn dengan melepaskan batangku yang sudah masuk hampir separo, perasan di dinding vaginanya benar benar memeras batangku, kupalingkan wajahku untuk memberikan pagutan mesra, batangku masih separo belum amblas, kami berdua saling memagut dengan penuh kemesraan. Mataku kubuka, aku bahkan sempat berhenti memagut karena pintu dapur itu terbuka sedikit, kutangkap sepasang mata yang megintip kami sedang mengadu birahi, kupastikan itu Donna Harun, karena rambutnya yang tergera itu justru menjadi paling terlihat, matanya melotot tanpa berkedip melihat kami mengumbar nafsu, tangannya memegang pintu dapur yang terlihat terbuka semakin melebar. Aku kembali menikmati pagutan demi pagutan Farah Quinn, sehingga Farah Quinn langsung menahan tanganku, untung Farah Quinn tidak bisa melihat Donna Harun mengintip kami karena tepat membelakangi dirinya walau agak menyamping.
     
    Kupegang kepalanya dan kubisikan
    “Jangan palingkan wajahmuu .. Donna sedang mengintip kitaaa .. “ bisikku pelan membuat bola matanya membesar dan tersenyum.
    Farah Quinn hanya mengangguk saja tanpa berkata kata, hanya memberikan pagutan mesra kembali. Habis memagut itu, Farah Quinn memegang pundakku lagi.
    “Tenggelamkan kontolmu, sayaaang “ ajak Farah Quinn dengan suara dikeraskan untuk memancing gairahku atau mungkin gairah Donna Harun yang semakin insten mengintip kami. Apalagi ruangan dapur itu suasana agak temaram, hanya lampu pijar di sebelah pojok.
    Donna Harun sampai melotot mendengar Farah Quinn berkata sangat jorok
    “Hajar memekku sayaaang .. Oh my God .. aaaaaaaaah uuuuuuuuh .. teruuus Haaan .. enaak Haaan .. duuuh nggak nyeseel aaakuu enaaknyaaa .. “ ungkap Farah Quinn dengan megap megap.
    Kusodokan batangku keras sampai membuat Farah Quinn menjerit keras, kepalanya menggeleng geleng tak karuan, rambutnya sampai berterbangan ke sana kemari.
     
    “Haaaaaaaaaaaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ jerit Farah Quinn dengan keras sampai rebahan ke meja, tangannya mengapai bibir meja, batangku sudah hampir mentok di bagian dalam vaginanya itu. Luar biasa ketatnya vagina Farah Quinn ini, aku bisa muncrat nggak tahan akan kenakalan dinding vaginanya yang seolah olah memarut batangku. Apalagi akibat oral Farah Quinn yang buas tadi di kamar. Semoga cepat muncrat dan akan kusetubuhi Donna Harun yang sudah semakin betah berlama lama mengintip kami.
    Kutarik dan kutekan lagi sampai batangku mentok, jeritan kecil keluar dari mulut Farah Quinn.
    “Haaaaaaan ..ssssssssssshh .sssssssssshhh .. segera .. genjot yaaa .. “ ajak Farah Quinn semakin tidak tahan, kuremas buah dadanya, Donna Harun sampai menggeleng geleng, tak kusangka pintu dapur agak semakin terbuka lebar karena tegangnya Donna Harun, namun aku juga cuek saja, mataku tetap tertuju pada tubuh molek Farah Quinn di meja dapur itu.
     
    Aku langsung menggenjot vagina Farah Quinn dengan pelan pelan, luar biasa enaknya vagina chef molek ini.
    “Yaaa .. enaaak Haaan uuuh aaaaaaauh .. teruus Haaan .. teruus .. remeees susuku .. pleasee “ ajak Farah Quinn dengan menarik tanganku, batangku pelan pelan keluar masuk vaginanya, kugenjot dengan pelan pelan sampai membuat Farah Quinn ketagihan, matanya merem melek keenakan, desisan dan erangan serta lenguhannya semakin santer, apalagi kini Donna Harun semakin kelihatan bagian tangannya sedang mengusap usap vaginanya itu, gerakan tangan yang mengusap itu sangat mencolok.
     
    Kugenjot dengan pelan pelan membuat Farah Quinn semakin menggeliat bak cacing kepanasan
    “Uuuuuuuuh aaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaah uuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaah sssssssssshh ssssssshhh “ desah dan desis Farah Quinn semakin menggila di malam yang penuh kenikmatan itu, batangku semakin lancar mencoblos vagina Farah Quinn.
     
    “Cepetaan dikit, sayaaaaang “ ajak Farah Quinn dengan membuka matanya, kugenjot dengan lebih cepat.
    “Yeeesssssssss .. Yeesssssssss .. enaaaknyaaaaaaaaa “ sahut Farah Quinn dengan merem kembali, tubuhnya ikut tergoncang akibat sodokanku itu.
     
    “Sssssssssshhh sssssshh .. Faraaah .. aaah enaak bangeet memekmuuu “ sahutku dengan terus menggenjot Farah Quinn semakin cepat, sudah sepuluh menit aku menggenjot Farah Quinn dengan pelan dan kadang cepat.
    “Sayaaang teruus .. nggak taaahaan aaayoo sayaaaang .. teruus aaaaaaaaaaah .aaaauh huuh ..sssshh “ lenguh Farah Quinn dengan memegang bibir meja dengan kuatnya karena sodokanku yang semakin menggila, kedua kaki Farah Quinn merapat ke pinggangku walau tidak menjepit, luar biasa enaknya
     
    “Iyaa Faaar .. aakuu juga nggak taahaan .. keluarin di manaaa ?” tanyaku dengan terus menggenjotnya itu
    “Di dalam sayaaang . di dalam .. “ sahut Farah Quinn dengan memandangku dan kemudian menutup matanya terpejam merasakan genjotan demi genjotan, Donna Harun sampai melotot mendengar gilanya Farah Quinn itu yang pengin disembur dengan sperma, kepalanya sampai menggeleng geleng.
     
    Aku semakin cepat menggenjotnya sampai Farah Quinn meraung raung tak karuan, tangannya kini semakin kuat berpegangan di bibir meja, kugenjot terus dengan sangat cepat
    “Haaaaaaaaaaan .. aaaaaaaaaaaaaah ..aaaah uuuh .. nggaak kuaaaaaaaaaat “ teriak Farah Quinn dengan keras, vaginanya menyempit dengan cepat dan kepalanya naik merasakan genjotan yang menyodok nyodok itu. Kuhujamkan dalam dalam membuat Donna Harun sampai menutup mulutnya ketika melihat aku begitu bernafsu menggnjot Farah Quinn. Jepitan vaginanya semakin menyempit, dengan melolong Farah Quinn mendapatkan orgasme yang pertama dan malah berbarengan denganku
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuu” erang Farah Quinn dengan menegang kaku kemudian berkelonjotan, aku pun membenamkan dalam dalam batangku untuk menyemburkan isi maniku.

    “Craaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat

     
      Posted on : Apr 10, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks zaskia gotik

    Masih dengan pekerjaan dan rutinitas yang sama, aku tetap melanjutkan kehidupanku. Sibad dan Gita jarang menghubungiku. Mungkin, karena kesibukannya. Tapi, tidak mengapa. Aku sendiri senang bisa berkenalan dengan mereka.
    Dengan tidak adanya mereka, membuatku sedikit merindukan mereka. Tetapi, kontolku perlu istirahat. Aku menghabiskan waktu dengan fokus kerja dan berkumpul dengan temanku.
    Selasa malam, aku bersama rekanku. Awan dan Musa melepaskan penat di downtown walk sumarrecon mal bekasi.
    Kebetulan, malam ini live musicnya adalah musik Indonesia. Kami duduk di depan kedai kopi excelso.
    "Gimana, kerjaanmu disana, Awan?" Tanyaku kepada Awan.
    "Seperti biasa, urusan HRD ku agak lancar dibanding kemarin."
    "Grha, kau masih jadi Staff keuangan 'kan?" Kata Musa.
    "Masih. Jangan kau minta traktir kopi ini kepadaku. Aku tahu lubangmu lebih banyak daripada lubang wanita."
    "Kau ini memang pecinta wanita, Grha." Tambah awan.
    "Normal 'kan? Tapi aku tidak seliar kalian yang menggoda perempuan sana - sini. Office Girl aja kalian embat."
    "Kalau secantik Zaskia Shinta mah bakal diembat abis - abisan." Musa berkata.
    "Zaskia Gotik mana mau jadi office girl kamu. Emang mau berapa lubang lagi kamu buka buat dia."
    Kami tertawa sejenak melepaskan penat yang mendera.
    "Tetapi, Zaskia itu cantik loh. Kelewat seksi banget. Gak kebayang kalo goyang itiknya itu. Beuuhhh.....bisa jantungan....."
    "Inget umur, Musa. Tuh, anakmu manggilin kamu."
    "Ah, jangan bawa umur lah. Disini, Awan. Kita masih kalah muda dari Grha."
    "Ah, kalian bisa saja memujiku."
    "Ngomong - ngomong, kau tidak punya gebetan atau cemceman?" Tanya Musa.
    "Bahasamu itu pake cemceman segala." Sela Awan.
    Untuk apa aku mencari pacar. Aku sudah menikmati tubuh Sibad dan Gita yang menjadi dambaan setiap lelaki. Aku bisa saja menikmati mereka setiap hari. Namun, urung aku lakukan.
    "Musa, Grha. Kebetulan kantorku akan mengadakan Family Gathering. Bintang tamunya kebetulan Zaskia Gotik. Kalian berkenan datang."
    Awan menyerahkan 2 undangan Family Gathering di meja.
    "Kami akan datang, Awan. Aku tidak sabar melihat Zaskia Gotik bergoyang."
    "Kau, Grha? Kau akan datang?"
    "Aku akan mengambilnya. Jika tidak sibuk, aku akan datang."
    Aku beranjak dari Kursi dan meninggalkan selembar uang seratus ribuan dan Voucher.
    "Aku ada hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Bye semuanya."
    Dengan tas di pikul di sisi kanan, aku meninggalkan mereka. Kulihat layar ponsel dan sebuah tulisan menyemangatiku.
    "Aku berada di jalur evakuasi lantai 2. Aku kangen banget ma kamu. G.S."
    Aku membuka pintu darurat dan kulihat Gita dengan baju terusan rok pendek bermotif menyandarkan diri di pojok tembok. Kulemparkan tasku ke lantai dan memeluk mencumbunya ganas.
    "Pelan - Pelan, Grha." Katanya sembari membalas cumbuanku padanya.
    Ia melepas kancing pakaianku.
    "Aku kangen bau badan kamu."
    Aku remas pantatnya yang beberapa waktu tidak aku sentuh.
    "Aaakkkhhhh.....nakal sukanya remesin pantat."
    Tangan Gita dengan cekatan membuka gesper sabuk dan restleting celanaku. Ia menggenggam kontolku yang setengah tegang dan mengocoknya.
    "Punya kamu dimasukkin yah? Aku udah gak tahan."
    Ia melingkarkan tangannya di badanku. Aku naikkan roknya. Ia sudah tidak memakai CD.
    "Buruan masukkin."
    Aku memasukkannya. Walau agak kering, kupaksakan agar basah sendirinya. Aku menciumnya agar tidak berisik. Dalam posisi berdiri, aku melakukan penetrasi ke memeknya. Aku memacunya seperti orang kesetanan. Tidak peduli dengan apapun, hanya mengejar kenikmatan yang sebentar lagi kurengkuh.
    "Grha...aku mau keluar..."
    "Aku juga, Git...barengan..."
    Pinggulku naik turun dengan cepat dan, aku berhenti bergerak ketika nikmat itu telah kucapai.
    "Eeeeeennnnggghhhhh.......Gita."
    "Oooooocccchhh......Grha."
    Kami orgasme bersamaan. Dunia berhenti bagi kami. Tubuh kami bersandar di tembok melepas lelah yang sangat.
    Aku mencabut kontolku yang bermandikan pejuh dan cairan dari Gita. Memek Gita berlumuran lendir. Ia jongkok dan membersihkan kontolku.
    Sesegera mungkin kami membereskan diri dan segera pergi dari tempat itu.
    "Makasih ya udah muasin aku lagi, Gita."
    "Aku juga dipuasin sama kamu."
    "Kita pisah disini 'kan?"
    "Iya, seperti kata kamu infotainment itu jahat."
    "You became the meaning of my life."
    "Baby, you should paint my love."
    Aku berpisah dengan Gita. Malam ini, aku sangat bahagia bisa bertemu dengannya. Aku kembali ke teman - temanku.
    "Kau pergi kemana? Kau sepertinya kelelahan." Tanya Awan.
    "Aku bertemu dengan temanku. Aku terburu - buru kembali disini karena kalian."
    "Teman? Kami tidak percaya?" Musa melihatku tajam.
    "Terserah, kalian mau percaya atau tidak. Mbak, tolong menu." Aku memanggil waitress memesan minuman dingin.
    Aku melewatkan hari - hari seperti biasa. Walau terkadang, aku terbayang peristiwa yang kualami bersama Gita.
    Hari libur telah tiba, aku mengistirahatkan diri di rumah. Teringat undangan yang diberikan Awan. Kulihat waktunya pada hari ini. Sedikit mengenal lingkungan luar kerja mengapa tidak?. Aku menuju ke tempat acara itu diadakan.
    Sebuah taman bermain air di dekat kawasan industri gabungan. Ugh, aku sedikit tidak nyaman bila bertemu dengan air. Aku sedikit phobia dengan air. Tidak dengan wujudnya. Namun, aku mengalami trauma dengan sesuatu yang berhubungan dengan air yang tidak akan aku jelaskan. Aku mencari Awan disana. Syukurlah, aku bisa menemukannya.
    "Hei, Grha. Kupikir kau tidak akan datang."
    "Awalnya, tapi di rumah juga tidak membunuh kebosananku."
    "Baiklah, silahkan nikmati acara ini."
    Tidak ada yang bisa menarik perhatianku. Pandanganku hanya melihat orang - orang yang gembira bermain air. Ada satu dua wajah yang menarik mataku untuk dipandang.
    Sebuah panggung berdiri di tepi kolam. Sekumpulan orang bermain instrumen musik dan menyajikan live music di tempat ini memeriahkan suasana. Aku berada jauh di seberangnya menikmati makanan dan minuman.
    "Hei, kau melamun saja?" Awan muncul entah dari mana.
    "Dimana Musa? Aku tidak melihatnya."
    "Mungkin, ia terlambat atau ada urusan. Kau tahu kesibukan wirausahawan."
    "Hahaha....bisa saja itu terjadi."
    "Mau lihat Zaskia Gotik? Sebentar dia naik panggung. Mendekatlah bila perlu."
    "Kau tidak kesana?"
    "Istriku seorang pencemburu berat."
    "Halah, orang sepertimu dicemburuin. Sia - sia istrimu itu."
    "Kau juga. Biar begini, aku ngehasilin anak. Lha kamu? Kebuang di kamar mandi."
    "Tak perlu membahas itu."



    Aku mengambil sebuah gelas berisi minuman dan mendekati panggung.
    Sesosok perempuan naik panggung. Rambut hitam panjangnya tergelung terjuntai rapi. Dengan pakaian ala pantai, ia mengajak penonton untuk menyanyi bersamanya. Jadi, dia adalah rival dari Sibad. Seorang pedangdut yang memiliki goyang khas binatang yang diusungnya. Pantas saja, ia merasa tersaingi. Sempat terjadi kontak mata beberapa kali, dan salah tingkah terlihat di mataku. Lagu yang didendangkannya tidak terlalu aku ketahui. Hanya di lirik - lirik tertentu menjadi ciri khas lagu ini dibawakan olehnya.
    Mataku terpuaskan oleh penampilannya saat itu. Tidak sia - sia aku berada disini. Walaupun, sebelumnya akan membosankan. Awan menghampiriku bersama istrinya.
    "Pah, lajang satu ini bagaimana?"
    "Mungkin dia lagi bayangin sesuatu."
    "Ah, Awan. Jangan mempermalukanku di depan keluargamu."
    "Yaudah, Pah. Aku kesana. Ajak ngobrol gih."
    Istri Awan meninggalkan kami.
    "Kamu mau ke backstage? Aku temenin kamu."
    "Bilang aja kamu mau ketemu Zaskia."
    "Iya, kebetulan aku juga akan menyelesaikan administrasi dengannya."
    "Baiklah, aku akan menemanimu."
    "Siapa sekarang yang bersemangat?"
    Kami menuju backstage. Awan dan Manager Zaskia pindah tempat untuk menyelesaikan administrasi. Sementara, aku ditinggalkan bersama Zaskia.
    "Hai, Zaskia." Kataku memulai obrolan.
    "Iya. Hai."
    Aku bingung untuk memulai obrolan. Aku menatapnya dalam kebingungan yang tergambar di raut wajahku.
    "Cuma itu aja?"
    "Ah, maaf aku bukan seseorang yang pandai berbahasa di depan wanita."
    "Kalau begitu, bisa aku mengenalmu?"
    "Oiya, namaku Grha."
    "Nama yang jarang dipakai. Tadi temanmu?"
    "Iya. Aku temannya tapi beda perusahaan."
    "Oh begitu."
    "Iya. Ngomong - omong, penampilan kamu tadi bagus. Aku sampai melihatmu terus."
    "Iya makasih. Kamu juga tadi liatin aku sampai akunya salah tingkah."
    "Maaf kalo begitu."
    "Gak apa - apa koq."
    Kami berbincang singkat dan Awan telah menyelesaikan urusannya. Kami pergi dari backstage.
    "Gimana tadi? Dapet nomornya?"
    "Nomor apaan? Nomor sepatu?"
    "Yahhh....gimana sih. Aku kan ngasih kesempatan ma kamu buat deketan ma dia."
    "Mungkin aku kurang pandai."
    "Kau menyia - nyiakan kesempatan emas."
    "Udah lewat juga 'kan?"
    "Nikmatin aja yang masih ada. Kan masih ada cewe lain disini."
    Aku kembali menikmati hiburan yang ada. Tidak lama, aku langsung meninggalkan tempat tersebut. Hari yang kurang baik bagiku.
    Di rumah, pikiranku tidak lepas dari Zaskia. Pertemuan singkat itu berkesan mendalam. Sial, aku tidak mendapatkan kontaknya. Terpaksa, aku hanya dapat membayangkannya.
    Beberapa hari berlalu seperti biasa. Tidak ada kontak dengan Sibad dan Gita. Tentu, aku lebih memilih Gita. She's too cute. Walaupun dengan Sibad aku pun tidak menolaknya.
    Bhumi menghubungiku lewat telepon.
    "Hey, My Fuelman, whazzup!"
    "Ah, Bhumi."
    "Not Bhumi. Ibum."
    "Yeah yeah Ibum."
    "Bagaimana lukamu kemarin?"
    "Sudah sembuh. Sudah lama tidak mendengar kabarmu. Dimana kau berada?"
    "Aku sudah beberapa lama di Bandung. Urusan keluarga besar tentang kekasihku."
    "Oh, maaf. Ada yang dapat kubantu?"
    "Bawa mobilku ke ITC Cempaka Putih. Disana, akan ada yang menemuimu."
    "Sesimple itukah? Jangan kau menjebakku dengan transaksi obat terlarang."
    "Tidak. Tidak. Kau hanya tinggal melakukan pengantaran. Pembayaran telah kuterima sebelumnya."
    "Baiklah. Aku lepas resiko jika mobil ini tidak sampai pada orangnya."
    "Iya iya. Aku terima itu. Pergilah ke parkiran apartemen Centerpoint. Mobilku berada disana."
    "Aku akan mengantarnya besok."
    "Sebaiknya kau mengantarnya malam hari. Pembayaranmu bagaimana?"
    "Itu nanti saja. Baiklah."
    Mengantar mobil? Semoga baik - baik saja nantinya.
    Keesokan harinya, aku mengantarnya langsung ke tempat yang dituju. Sebuah pelataran sepi di samping ITC Cempaka Putih. Seseorang berdiri disana keluar dari mobil. Ia menghampiriku,
    "Utusan Bhumi?" Tanya orang itu.
    "Iya. Aku orangnya Bhumi."
    "Kalau begitu, ayo ikut denganku."
    Ia berjalan menuju mobilnya dan melaju. Aku mengikutinya hingga ke sebuah tempat. Tertulis Apartemen Casablanca. Orang itu keluar dan kembali menghampiriku.
    "Mobilmu biarkan saja terparkir disini. Biar anak buahku yang mengurusnya."
    Aku meninggalkan mobil dan bersamanya menuju lantai 6. Kami berjalan menuju sebuah kamar.
    "Kau bisa masuk ke dalam. Aku tidak akan menemani."
    Alangkah terkejutnya ketika aku melihat seseorang yang aku tahu. Manajer Zaskia dan Zaskia sendiri.
    "Tunggu, bukankah engkau adalah teman Awan?" Tanya manajer Zaskia.
    "Iya. Aku adalah teman Awan. Kebetulan Bhumi adalah temanku juga."
    "Dunia cukup sempit. Jadi, aku tidak perlu meragukanmu."
    "Terima kasih."
    Aku menyerahkan surat - surat dan kunci mobil kepadanya. Zaskia hanya terdiam dibelakangnya.
    "Terima kasih telah mengantar pesanan mobil milik Zaskia."
    "Mobil Zaskia?"
    "Maafkan aku sebelumnya melakukan pertemuan dengan cara seperti ini. Hal ini dilakukan karena Zaskia adalah Public Figure yang terkenal. Setiap tindakannya akan menjadi konsumsi media."
    "Tidak apa jika itu yang diperlukan."
    Zaskia berbisik kepada Manajernya.
    "Anda ada kesibukan malam ini?"
    "Aku langsung menuju ke rumah."
    "Bolehkah saya meminta sesuatu? Nona Zaskia ingin mencoba mobil yang anda kendarai tadi bersamanya. Anda bersedia?"
    "Boleh saja hal itu dilakukan. Asal, aku tidak dibuntuti oleh anak buah anda."
    "Tentu tidak. Nona Zaskia meminta khusus agar kami tidak mengikutinya. Saya sudah pernah bertemu anda dan anda sepertinya orang baik."



    Zaskia beranjak dari tempatnya. Menggamit tanganku tanpa berkata. Kami berdua menuju lift.
    "Aku tidak menyangka akhirnya kita dapat bertemu lagi. Sungguh suatu kebetulan yang menyenangkan." Katanya setelah di dalam lift.
    "Aku juga senang bertemu denganmu."
    "Denganmu? Panggil aku dengan Nona." Katanya ia menggenggam kerah bajuku.
    "Panggil aku nona. Kau mengerti?"
    "Iya, mengerti, Nona."
    "Sebagai hukumannya, kau harus merasakan ini."
    Tangan kanannya meraba bagian depan celanaku dan diremasnya kontol dan zakarku dengan keras.
    "Bagaimana? Sakit?"
    "Iya, sakit. Ampun."
    Ia mengendurkannya dan melepaskannya. Sial, kasar sekali remasannya hingga membuat kontolku sakit. Dibalik keanggunannya, tersimpan sikap liar yang membahayakan lelaki.
    Kami sampai di mobil dan memasukinya. Zaskia duduk di belakang tengah dengan gaya angkuhnya. Pakaiannya tidak mampu menyembunyikan paha mulus putihnya. Aku sekilas melihatnya.
    "Kamu lihat apa?"
    "Tidak, aku tidak melihat apa - apa."
    Ia mencekik leherku dengan melingkarkan tangannya dari belakang kursi.
    "Ohk...ohok...ohok....ohk..."
    "Kau lihat apa tadi."
    "Iya iya aku melihat pahamu tadi."
    Dilepasnya dan kembali ke sikap angkuhnya.
    Aku membenarkan kaca belakang yang berada di kiri atasku. Terlihat tatapan mata Zaskia yang tajam, aku terburu - buru mengaturnya dan mengarah ke pahanya yang dibuka menampakkan CD pink yang dipakainya. Aku mengembalikannya lagi ke posisi semula.
    "Tadi kamu liat apa lagi?" Nadanya kini terdengar menyeramkan.
    Dipuntirnya puting dadaku hingga robek bajuku. Bekas merah terlihat jelas.
    "Maaf aku tidak sengaja melihat belahan pahamu itu."
    Ia berpindah ke kursi depan.
    "Aku ingin berjalan - jalan dengan mobil ini. Kuharap kau mengendarainya dengan nyaman."
    "Ba..Baiklah."
    Aku menyetir tanpa ada tujuan mengelilingi kota Jakarta. Sepanjang perjalanan, aku tidak berani melirik ke arah Zaskia. Walau, ia kadang bertindak seksi untuk memancingku melihatnya. Aku tidak tahan bila harus dianiayanya.
    "Berhenti disana."
    Aku memberhentikan mobilku.
    "Aku tanya sekali lagi, kau melihatku tadi?"
    "Aku tidak melihatmu tadi."
    "Bohong, kau tidak melihatku tadi."
    Aku keluar dari mobil dan membuka pintu mobil Zaskia. Kutarik paksa tubuhnya keluar.
    "Keluar!."
    "Kau mau kemana?"
    Aku membuka pintu belakang dan merebahkannya di kursi belakang.
    "Kau tahu aku siapa?"
    "Ya. Aku tahu kau Zaskia Gotik. Terus kenapa?"
    "Kau bisa kupolisikan dengan kasus penganiayaan."
    "Penganiayaan? Silahkan saja. Aku akan beritahu apa itu penganiayaan."
    Aku membuka gesper sabuk dan mengikatkan pada tangannya. Kurobek pakaianku dan kujadikannya tali untuk mulutnya.
    "Kamu itu berisik banget. Aku sudah ingin mengantarmu mengelilingi kota. Namun, kamu menuduhku yang tidak - tidak."
    Aku dalam keadaan marah saat ini tidak dapat mengontrol emosiku. Tanganku menampar mukanya berulang - ulang hingga kemerahan. Riasan wajahnya kini luntur terkena air mata yang mengalir. Aku terpuaskan dengan kondisi seperti ini.
    "Kau ingin aku antar kemana?"
    Ia tidak menjawabnya. Hanya tangisan yang masih keluar darinya.
    "Aku tanya sekali lagi. Kau mau aku antar kemana?"
    Aku menamparnya lagi. Dia masih tidak menjawab. Inisiatifku membawanya menuju apartement centerpoint yang kini dititipkan Bhumi kepadaku.
    Aku menutupnya dengan jaketku membawanya menuju kamar.
    Aku jatuhkan dirinya di lantai. Aku melepas talinya dan gesperku. Sekarang, ia nampak bergidik ngeri melihatku. Ia hanya bisa ngesot (bahasa yang sulit kutemukan padanannya di KBBI) saat aku mendekatinya.
    "Siapa yang kamu lihat sekarang, hah?"
    Kataku menggertaknya. Ia mundur perlahan dan menggelengkan kepalanya. Aku mengulangi gertakanku hingga ia terpojok. Kuayunkan gesperku dan memecut udara disampingnya. Ia merinding ketakutan ketika aku membuka kaos dan bertelanjang dada. Ia tidak mampu melihatku walau sejenak.
    "Sekarang siapa yang takut?"
    Aku menjauh dan kembali memakai kaosku. Tidak lupa kusiapkan air di kamar mandi dan peralatan mandi.
    Aku menolongnya untuk bangkit. Walau awalnya menolak, ia berhasil aku giring menuju bathtub. Teringat moment romantis bersama Gita di Bathtub tersebut.
    "Kamu bisa mandi sendiri 'kan?" Tanyaku langsung bergegas keluar kamar mandi. Ditariknya lenganku agar tidak pergi. Aku memenuhi Bathtub dengan sabun dan membusakannya agar tidak terlalu memperlihatkan tubuh telanjangnya. Setelah itu, kukeramasi rambutnya dan dibilas.
    "Kau sudah melepaskan pakaianmu?"
    Ia menggeleng dan menuntun tanganku masuk ke bathtub. Aku melepaskannya dan menaruhnya di luar bathtub.
    "Kau bisa mandi sekarang. Kali ini, tidak ada bantuan dariku. Handuk ada di sana dan aku sedang mencari pakaian untukmu."
    Keluar kamar mandi, aku mencari pakaian yang bisa dipakai. Tak kutemukan apapun. Aku mengambil sebuah kemeja lengan panjang yang kebesaran untukku. Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk
    "Kau bisa memakai kemeja ini. Aku akan menyiapkan makanan."
    Kami berdua duduk di meja makan saling berhadapan.
    "Silahkan makan. Kau belum berbicara sepatah kata apapun."
    "Aku takut kamu."
    "Takut? Tidak perlu kau takut. Yang kau takutkan adalah kau tidak makan. Lagipula, aku melakukan tadi kesal karena ulahmu. Bisakah kau bersikap lunak padaku? Kau tidak bisa sembarangan melecehkanku."
    "Pikiranku terhadapmu benar sejak awal."
    "Maksudmu?"
    "Sejak pertemuan terakhir, kau menyimpan sesuatu hal yang tidak bisa kujelaskan. Begitu menarikku."
    "Berarti kau merencanakan ini semua?"
    "Tidak. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu. Jadi, aku tidak perlu repot - repot mencarimu."
    "Mengapa kau mencariku?"
    "Kau bisa menjadi partner sex yang menarik."
    Ia berdiri dan mengajakku ke sofa. Ia berubah 180 derajat jadi seorang pemalu menjadi liar. Ia duduk disampingku menggodaku.
    "Tatapan mata kamu seolah - olah ingin mengajakku bercinta ataupun membunuhku. Begitu kuat auramu."
    Ia bersimpuh dan membuka pahaku lebar.
    "Aku tahu kau menikmati goyanganku saat itu. Aku akan memberimu sesuatu yang menggodamu."
    Ia mulai bergoyang yang menjadi ciri khasnya. Pantatnya yang tertutup kemeja bergerak di dekat bagian depan celanaku dan menyerempet kontolku yang masih terbungkus celana. Dan, ia menempelkannya di celanaku. Menggoyangnya dengan penuh gairah. Kemudian, ia memaksaku melepaskan celana hingga kontolku terlihat menegang di depannya. Digoyangnya lagi dengan pantatnya. Diangkat perlahan kemejanya hingga pantat tanpa CD itu terpampang jelas. Pantatnya meninju kontolku yang tegang. Ia berbalik dan menendang kontolku dengan kakinya.
    "Aaauuuuwwwww..........sssss......apa yang kau lakukan?"
    Ia mencengkram kontolku dengan kasar.
    "Sedikit balas dendam tidak apa untukmu bukan? Ini akibatnya kau menganiayaku tadi."
    Ditampar, ditarik dan diremasnya zakarku. Kenikmatan macam apa ini? Sakit namun nikmatnya tidak dapat kugambarkan. Ia melakukan tindakan abusif dengan kontolku.
    "Kontol apa ini? Jelek bentuknya. Bengkok lagi."
    Ia meluruskannya dengan paksa. Nyeri terasa di kepalaku.
    "Warnanya gak banget lagi."
    Ditamparnya dan ditinjunya hingga aku bingung antara lemas dan tegang.
    "Gak pantes nih ngacengnya. Masih ngacengan ulekan gue."
    Diurut - urutnya kontolku. Diludahinya dengan kasar.
    "Barang gini diludahin aja. Gak bakal kepake."
    Dikocoknya beberapa saat. Dari pelan hingga cepat. Ke kanan ke kiri.
    "Ah, kontol apaan nih. Gak bisa ngecrot yah? Dasar lemah syahwat."
    Ejekannya membuat telingaku panas. Aku terlalu lelah menghadapinya. Ia terus mengocokku. Pinggulku tertarik ke atas. Kontolku berkedut meletuskan pejuh ke atas.
    "Siapa yang suruh ngecrot? Gue belum selesai udah ngecrot aja. Pejuh lu gak kepake jadinya. Mau gue isep tadinya."
    Ia kembali menganiaya kontolku. Puncaknya, kontolku digigitnya hingga aku hilang kesadaran.
    Aku terbangun oleh sinar mentari. Tirai apartemen masih terbuka. Meski tidak terasa sakit lagi, pikiranku masih membayangkan sakitnya digigit di kontolku olehnya. Ia tidak berada disini. Huft...sial, dia mendapatkan kepuasan seksual dengan rasa sakit.
    Gara - gara kejadian itu, aku kurang bergairah selama beberapa hari. Meski, Gita menggodaku dengan mengirim foto telanjangnya tetap saja tidak seperti biasanya.
    Di kantor, pada hari kerja seperti biasanya. Sebuah panggilan di ponselku bertuliskan "private number". Sangat malas apabila orang menghubungiku dengan nomor ini. Aku menjawabnya.
    "Halo."
    "Halo, kau mengenal suaraku?" Suara wanita terdengar.
    "Aku mengenal suaramu."
    "Bagaimana hari - harimu?"
    "Cukup terganggu setelah kau lakukan itu. Bagaimana kau mendapatkan nomor ponselku?"
    "Aku tidak perlu memberitahumu."
    Aku teringat jika ponselku tidak kuberi password.
    "Baiklah. Sekarang apa maumu?"
    "Mauku? Kau tahu kau telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan kepadaku. Seperti di awal, aku bisa melaporkan ke polisi."
    "Baiklah, baiklah, aku melakukannya karena aku kesal kepadamu."
    "Tidak ada alasan itu. Aku bisa melaporkanmu."
    "Jadi, ini adalah upaya untuk menjebakku?"
    "Tidak. Aku tidak menjebakmu. Aku ingin mengajakmu mengikuti permainan yang kujalani."
    "Permainan apa yang kau lakukan?"
    "Kau terlalu banyak bicara untuk seorang laki - laki. Ikuti apa kataku dan kita bisa berkompromi."
    "Sepertinya aku tidak punya pilihan lagi, Nona Zaskia."
    "Aku akan menghubungimu nanti."
    Panggilan terputus dengan keras. Aku berkenalan dengan artis yang berwatak keras. Tidak seperti artis perempuan biasanya. Semoga ia tidak menghubungiku pada hari kerja.
    Hari kerja terus berlanjut ke hari libur. Jika ia tidak menghubungiku, berarti aku sudah tidak ada masalah dengannya.



    Hari sabtu pagi, selesai membersihkan tubuh. Panggilan "private number" terulang.
    "Halo."
    "Kita bertemu di Metropolitan Mall Bekasi malam ini. Cari mobil yang sama tempo hari."
    Hal yang aku inginkan tidak terjadi. Di Metmall, kulihat mobilnya di parkiran. Ia sendirian dengan penampilannya yang full make up dan sikap angkuhnya.
    "Lama banget." Singkatnya.
    "Jalanan tidak bersahabat."
    "Kita tidak perlu membuang waktu disini. Ikut denganku sekarang. Aku yang akan menyetir."
    Aku duduk didepan. Ia memberiku sebuah kain dan penutup kepala.
    "Pakai kain ini untuk tutup mata kamu. Dan, tutup kepala pada kepalamu."
    Apa yang akan dia lakukan kepadaku?. Aku menuruti perintahnya dan tidak tahu dibawa ke mana.
    Dengan kepala tertutup, aku digiring menuju sebuah tempat yang tidak aku kenal. Ia melepaskan penutup kepala. Sebuah ruangan segi empat yang bernuansa kelam. Ada sebuah sofa, matras dan sebuah almari. Sebuah kursi kayu di tengah ruangan menempel tembok.
    Zaskia duduk di sofa dengan santai.
    "Lepas pakaianmu."
    Aku melepas pakaianku hingga telanjang bulat. Ia melihatku dengan tatapan yang siap menerkam.
    "Bagus, kontolmu sudah ngaceng rupanya. Kamu pasti bernafsu kepadaku."
    Ditangannya, ia memegang sebuah alat yang tidak aku mengerti. Ia menyimpuh dan memasang alat itu ke kontol dan zakarku dan mengikatnya kencang hingga kontolku mendongak. Zakarku pun terikat hingga menegang.
    "Duduk di kursi kayu."
    Kemudian, ia memakaikan masker yang terbuat dari latex yang hanya menyisakan ruang mata, mulut, dan lubang untuk hidung. Ia menggenggam sebuah tongkat kecil berumbai tali. Mungkin sebuah cambuk.
    "Kamu panggil aku Nona Zas."
    "Baik, Nona."
    "Kamu harus menuruti perintahku."
    "Baik, Nona."
    Kontolku dipaksa menegang dengan alat tersebut. Tersiksa dengan keadaan seperti ini.
    "Kamu itu sudah membuatku takut. Aku akan membuatmu patuh kepadaku."
    Dilayangkannya tongkat itu ke kontolku dengan tempo yang tidak beraturan. Rumbai tali itu mengenai kontolku dengan sakit.
    "Rasakan ini."
    Aku hanya dapat menahan nyeri. Walaupun ada perasaan nikmat yang tidak aku mengerti. Setiap kali cambukan, aku mengaduh kesakitan, ia menikmatinya. Aku ingin berejakulasi. Namun, susah sekali kulakukan.
    Ia mengikat sebuah tali di leherku. Dan memasangkan sebuah jepitan di putingku. Ia mempertontonkan payudaranya dari balik bajunya. Ia menggodaku dengan payudaranya yang seksi dengan aerola coklat melingkar di sekitar putingnya.
    "Kamu tengkurap di sofa. Dan jangan melihat ke belakang. Aku akan mengikat kontolmu hingga berdarah jika kau tidak mematuhinya."
    Aku tengkurap. Tanpa aba - aba, ia memasukan benda asing di pantatku. Kulihat sejenak, ia memakai kontol buatan yang menancap di depannya.
    Kini, ia menyodomiku dengan alatnya itu.
    "Gimana rasanya? Aku tunjukkin gimana rasa takut itu bikin patuh."
    "I-iya Nona. Ampun. Sakit pantat saya."
    Ia mempercepat sodokannya. Perutku sakit setiap ia menyodoknya. Ia tidak memperdulikanku dan tetap menyodokku.
    "Nona, aku tidak kuat lagi."
    Ia membalikkan badanku dan kulihat sosok yang berbeda dari Zaskia. Dengan masih menyodok pantatku, ia melepaskan alat di kontolku. Dipegangnya sambil dikocoknya pelan.
    "Ssssshhh.......aaaaaaacccchhhhh........ssssshhhhh .......aaaaaaaccccchhhhh...."
    Perasaan nikmat ini tidak dapat aku mengerti. Nikmat yang tidak tergambarkan. Kepatuhan yang membuat sensasi berbeda. Hingga aku mulai mencapai titik lemahku.
    "Nona, aku mau keluar...."
    Ditambahnya ritme sodokan dan kocokan. Aku menggeram nikmat, kontolku memuntahkan isinya entah kemana. Hanya tersisa sedikit yang berada di badanku.
    "Pejuhmu semburannya kaya peluru. Tidak keliatan, tapi sampai di tempat."
    Belum habis aku kelelahan, ia menarikku ke matras. Ia melepaskan kontol buatannya. Memek yang tertutup bulu yang tercukur rapi.
    Ia berjongkok dan menutup mukaku dengan pantatnya.
    "Jilatin bool punyaku."
    Dengan terpaksa, aku menjilatnya. Tidak ada rasa jijik sekalipun. Kurasakan lubang ini seperti memek pada umumnya. Entah karena ia membersihkannya atau aku sedang berada di dalam tekanan.
    Lidahku membasahi setiap sisinya. Zaskia sendiri sampai mendorong pantatnya.
    "Aaaaaaaahhhh................oooooooccccchhhhhh... ................hhhhhhhmmmmmmm............ssssssss hhhhhhhhh"
    Ia mengangkatnya. Refleks, aku berusaha menggapainya dengan lidah.
    "Siapa yang ketagihan sekarang? Sekarang isap lagi piaraanku."
    Ia memanggilku dengan piaraannya. Aku tidak peduli, hanya berusaha menikmati lubang pantat Zaskia. Ia mengerang dan mengangkat pantatnya.
    "Ah, aku mau pipis......"
    Ia mengarahkan memeknya ke mukaku. Dia benar - benar mengencingiku. Bau pesing urine mengucur dimukaku.
    Puas mengencingiku, ia mengusapkan memeknya dimulutku.
    "Bersihin buruan." Katanya sambil menjambak rambutku.
    Aku menjilat - jilat memeknya seperti anjing piaraan. Perasaan ini membuatku bergairah. Kupegangi pahanya dan terus melahap memeknya dengan rakus.
    Zaskia melihat kontolku yang kembali menegang. Ia berdiri melihatku yang terlentang.
    "Piaraanku udah ngaceng lagi."
    Dengan memakai jari kakinya, ia mengurut kontolku dengan malas meski ia lihai memainkan kakinya di kontolku. Mungkin ia harus tetap angkuh sambil menikmatinya.
    Diinjaknya dan ditendangnya kontolku. Berbagai siksaan kontolku dilakukan dengan kakinya. Aku terkapar melihat aksinya. Aku sudah pasrah akan tubuhku. Terserah apa yang akan dilakukannya.
    Ia mengulum dan mengisap kontolku tanpa basa - basi. Dikulumnya hingga memenuhi mulutnya dan dihisapnya hingga pipinya tirus.
    Hisapannya membuatku menggelinjang menahannya. Seperti sari kehidupanku dihisapnya hingga habis. Dengan paha, aku menjepit kepalanya dan kukeluarkan pejuhku di dalam mulutnya. Ia mencoba menarik kepalanya, namun aku tidak melepaskannya. Batuk kecil terdengar dan pejuhku mengalir lewat hidungnya menetes di badanku.
    Aku melemas dan kulepaskan dekapanku. Kembali terkulai dengan telanjang bulat. Zaskia berdiri dan meludah ke mukaku.
    "Sialan lu, kepala gw gak dilepasin. Lu kira pejuh lu enak? Ampe gw keselek juga."
    Aku mengabaikan itu dan aku beristirahat memejamkan mata mengistirahatkan badanku. 2 kali aku menyemburkan pejuhku.
    Terbangun, wajahku dihimpit oleh payudara Zaskia.
    "Sayang, bangun dunk. Aku mau ada acara. Temenin gih. Nyusu dulu biar semangat."
    Ia mengarahkan putingnya ke mulutku dan aku menyusu Zaskia. Nikmat dunia aku bisa menyusunya seperti bayi.
    "Sayang pasti kelaperan. Nih, yang kanan udah dikasih madu."
    Ia melumuri aerola payudara kanannya dengan madu. Aku berpindah, namun, masih kumainkan puting kirinya dengan jemariku. Kali ini lebih nikmat. Aku menyusunya dengan beringas. Kugigit mesra putingnya kemudian ku jilat - jilat.
    "Ouch...sayang nyusunya pelan - pelan. Gak kemana - mana koq susunya."
    Aku puas menyusui payudara Zaskia. Kuhimpitkan payudaranya ke tengah dan mempertemukan kedua putingnya. Kurangsang dengan kuluman dan hisapan.
    "Ooooohhhhh........uuuuuuuuccccHhhhh.......tau banget sih, sayang. Enak banget ni."
    Setelah beberapa saat, kami berdua bangun dari matras karena Zaskia ada acara. Kami membersihkan diri. Aku melihatnya berdandan. Ia sungguh cantik. Kecantikannya membuatku memunculkan imajinasi liar dalam benakku.
    "Hari ini kamu temenin aku ke Mall. Aku perlu belanja beberapa barang. Dan setelah itu, aku ada show off air. Kamu keberatan?" Tanyanya.
    "Tidak, aku tidak keberatan."
    Ia bangkit dan menciumku. Sontak, aku membalasnya. Bibir kami saling berpagutan, aku memeluk pinggangnya. Sementara, ia sibuk melepaskan kancing dan restleting celana. Dikeluarkannya kontolku. Aku menurunkan leggingnya hingga kelihatan CDnya. Ia mengocok kontolku sambil berciuman.
    "Bilang yah kalo mau keluar."
    "Iyah."
    Kami kembali berciuman dalam posisi berdiri. Aku melepaskan CD dan berniat melakukan penetrasi ke memeknya.
    "Jangan dulu. Aku belum mau melakukan itu."
    Aku kembali menaikkan CDnya.
    "Zas, bentar lagi...."
    Ia menurunkan CDnya sebagian. Aku mengocok kontolku dekat dengan memeknya. Pejuhku mengalir membasahi CD dan memeknya.
    "Berangkat yuk."
    "Tapi, CD kamu..."
    "Gapapa, emang aku pengennya kaya gini."

    Kami berangkat dengan mobilnya dan sepanjang hari aku menemani berbelanja barang. Ia tidak menarik uang dariku. Hanya, aku membawakan barang belanjaannya yang banyak. Kami berbelanja di sebuah Mall di bilangan Jakarta Selatan. Hingga masuk ke sebuah toko pakaian yang mewah. Baju dan meja merek ternama di gantung berjejer di rak. Zaskia langsung dilayani oleh pramuniaga toko yang seorang perempuan. Sepertinya dia sudah tahu selera Zaskia.
    Kami menunggu dibalik rak yang menggantung baju setinggi dada orang dewasa. Ia berada di sampingku.
    "Buka restleting kamu."
    "Maksud kamu?"
    "Ah, kelamaan kamunya." Gerutunya sambil tangannya memegang ujung restleting.
    "Eh..Zas..kamu."
    "Diem aja kamu."
    Ia mengeluarkan kontolku. Diurutnya sambil melihat sekitar seolah tidak ada yang terjadi.
    "Mbak Zaskia, saya sudah menyiapkan pakaiannya di ruang ganti. Mari saya antar."
    Pramuniaga itu kini berdiri di depanku. Kami hanya terhalang rak baju.
    "Oh, baiklah nanti aku kesana."
    Pramuniaga itu melihatku yang gemetar menahan kocokan Zaskia.
    "Masnya kenapa? Ada sesuatu?"
    "Ah, tidak apa - apa Mbak."
    "Masnya kelihatan tegang."
    "Mungkin saya sedang sakit saja."
    Zaskia berpura - pura menjatuhkan tas tangannya.
    "Aduh, jatuh tas saya. Bentar ya, aku beresin dulu."
    Ia berjongkok mengambil tasnya dan mengulum kontolku. Aku terkejut di depan pramuniaga tersebut.
    "Masnya tidak apa - apa?"
    "Bener koq. Tidak apa - apa. Saya tolongin dulu Zaskia ambilin isi tasnya."
    "Saya bantu aja."
    "Jangan mbak. Zaskia paling sensitif kalo barangnya diberesin orang lain. Biar saya aja yang bantuin. Mbaknya disitu aja."
    Aku sedikit menekuk badanku. Dan kupegangi kepalanya. Kuhantamkan kontolku dimulutnya berkali - kali. Tetapi, aku mencabutnya sesaat kemudian dan membereskan celanaku. Kontolku masih berdiri. Aku memasukkanya ke dalam celana. Dan bertindak seperti biasa.
    "Maaf, agak lama. Barang saya berceceran."
    "Tidak apa - apa. Mari mbak saya antar."
    Zaskia berbisik kepadaku.
    "Awas ya kamu. Tadi sudah bikin aku kewalahan emut kontol kamu."
    Aku pergi bersamanya ke ruang ganti.
    "Kamu bawain pakaian ma celana yang aku ingin coba. Kamu tunggu di luar."
    Dengan beberapa gantung pakaian, aku menunggu di depan kamar gantinya. Kuamati sekitar ruang ganti. Tidak ada kamera atau CCTV yang terpasang. Mungkin untuk menambah kesan privat. Saat itu, cuma kami yang berada di sana. Pramuniaga tadi sudah pergi melayani pengunjung lain.
    Zaskia memanggilku sambil mengintip dari balik pintu.
    “Masuk buruan jangan ngebantah.”
    Ajaib, aku menurutinya dan langsung masuk ke dalam ruang ganti. Sebuah bilik ganti cukup untuk 2 orang dengan suasana yang tertutup. Warna krem dan sebuah cermin yang menampakkan seluruh bagian tubuh.
    Zaskia sendiri masih memakai pakaian dalam. Bra berenda beserta CD yang juga berenda berwarna serupa. Ia melihatku dari atas ke bawah.
    “Buka gih pakaianmu.”
    “Baik, Nona.”
    Aku tidak dapat membantahnya. Aku tidak ingin mendapatkan penyiksaan kembali. Aku telanjang dihadapannya. Tanganku sendiri menutup kontolku.
    “Apaan sih pake acara nutupin kontol segala. Gue udah tahu bentuknya juga.”
    Tanganku disingkirkannya dan kontolku terbebas menyentuh pahanya yang mulus.
    “Masih gak puas aku emutin tadi? “
    Ia memandangku dengan tatapan yang bernafsu. Tangan halusnya kembali menggerayangi kontolku dengan tenaga.
    “Nanti, dicukur yah bulunya. Ganggu tahu gak.” Katanya sambil mengelus kemudian mencabut bulu diatas kontolku.
    “Auuwwwhh………..Sssssshhhh…………Sakit dicabut bulunya.”
    Aku kembali tidak bergairah dengan peristiwa tersebut. Ia berjongkok dan menatap kontolku.
    “Hey, kamu koq loyo lagi. Ayo dunk tegang lagi kayak tadi.”
    Diciumnya dan dibelainya dengan wajahnya. Kulit wajahnya membuatku merinding bergetar mengalirkan kembali nafsu yang hilang. Sesekali bibirnya mencium dan lidahnya menyentuh kontolku yang kembali bersemangat. Harus kuakui, ia adalah seseorang yang mampu mengendalikan nafsu laki – laki sepertiku.
    Kontolku kembali menegang. Ia membuka bibirnya dan menjulurkan lidahnya sebagai jalan untuk masuk kontolku di mulutnya. Lidahnya yang basah melumuri bagian bawah kontolku yang lancar masuk ke dalam mulutnya. Aku mendongak nikmat hangatnya mulut Zaskia yang mengoral kontolku.
    Kepalanya maju mundur mencoba memuaskan hasratku. kontolku lancar mengikuti alur gerakan kepala Zaskia.
    “eeeeeemmmmmhhhhh……..ssssssllllllluuuuurrrrrrppppp pp………………….eeemmmmmmhhhh………….sssshhhhhhhh………..”
    Aku mencabut kulumannya. Meski, ia tengah menikmatinya. Aku tidak akan tahan jika terus seperti ini. bibir Zaskia segera kucium dengan mesra. Kali ini, pikiranku tidak akan tahan dengan godaannya. Aku meremas – remas payudaranya. Aku tidak akan bosan untuk meremasnya. Aku memainkan putingnya diluar bra. Sial, Nonaku yang satu ini benar – benar seksi. Aku beruntung bisa menyentuh tubuhnya. Meski, sikapnya yang membuatku sebal.
    “Gue sange tahu. Kalo mainin tetek sekalian dibuka.” Katanya kesal.
    Ia merekatkan wajahku di payudaranya dan kumainkan kedua benda itu hingga ia meracau.
    “aaaaaaaacccchhhhh…………..eeeeemmmmmmmmmmmmmmhhhhhhh hhhhhhhh……………..ooooooooooooooooocccccccccccchhhhhh hhhhh………………..sssssssssssssssshhhhhhhhhhhhhhh……………… .ssssssssssssssssssssss………”
    Tanganku bergerak aktif di CD nya yang basah. Kurangsang memeknya yang sangat kuinginkan. Perlahan, aku memasukkan tanganku dan aku berhasil memasukkan 2 jari ke dalam memeknya. Mengetahuinya, ia segera menangkisnya.
    “Dasar gak tahu diri. Dikasih tetek minta memek.”
    ia melepaskan diri dan kembali berbenah. Sial, aku mengacaukannya.
    “Maaf Zas….eh Nona……tidak ada maksud seperti itu.”
    “Kamu mau aku laporin ke polisi? Turutin Gue makanya.”
    “Iya. Aku minta maaf.”
    ia mengambil sikap dan menonjolkan pantatnya yang terkenal dengan goyangannya.
    “Kali ini, gue maafin. Masukin gih kontol lu ke bool gue. Buruan sebelum gue berubah pikiran lagi.”
    Aku membasahi lubang pantat dengan ludah dan kontolku juga kulumuri ludah. Aku memasukkannya perlahan. Tidak ada perlawanan, kontolku masuk dengan sedikit usaha. Tidak seperti punya Gita yang susah sekali dimasuki. Zaskia mulai mencengkram kontolku dan membiasakannya.
    “Udah masuk. Kerjain bool gue sekarang. Orang – orang bisa curiga gue lama – lama disini.”
    Teringat jika saat ini berada di kamar ganti. Aku segera menunaikan pekerjaan ini. kupegangi pinggulnya dan memacu pantatnya dengan liar. Zaskia menutup mulutnya dengan tangannya sementara tangan lainnya bersandar di cermin.
    “mmmmhhhh…………mmmmmmmmhhhhhhhhhhhh…………..mmmmmmmmmmm mhhhhhhhhhh………..”
    “uuuuhhhhhh………..aaaaaaaahhhhhhhhhhhhh……………..uuuuuu uuuuuuhhhhhhhhhhhh………aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh……..”
    Terus memacunya hingga ia sendiri ikut menggerakkan pantatnya. Cengkeramannya dimainkan sesuai tempo yang membuatku berdebar. Tidak kubiarkan payudaranya menggantung sembarang. Kugenggam dengan penuh nafsu memeluh diseluruh badannya. Begitu pula denganku yang berkeringat. Kuciumi punggungnya yang berpeluh menggairahkan jiwa.
    “Nona……Aku sudah gak tahan…….”
    “Kocokin memek gue juga……..udah gak tahan.”
    Kedua tanganku beringsut ke memeknya. Kumainkan memeknya dengan kedua tanganku. Kumasukkan jemariku ke sela memeknya yang sudah basah. Beberapa saat kemudian, aku mengejang tidak bergerak. Waktunya telah tiba, aku tidak dapat menahannya lagi.
    “Mmmmmmiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiisssssssssss……………… …..”
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaacccccccchhhh hhhhh…………”
    Pejuhku menyembur didalam pantatnya. Ia menjepitku begitu keras dan orgasme hingga tanganku basah oleh cairan nikmatnya. Kontolku mengecil dengan sendirinya. Pantat Zaskia pun melepaskan cengkramannya. Pejuhku mengalir keluar dari lubang pantatnya.
    “Ambilin Butt Plug di tas gue. Pejuh lu gak boleh bersisa disini.”
    Aku mengambil tas dan mencari benda yang berbentuk segitiga yang berbahan cukup keras.
    “Cepetan masukkin biar gak netes.”
    Aku memasukkan butt plug ke pantatnya. Sedikit desahan terdengar. Namun, ia segera tersadar dan merapikan diri.
    “Ngapain masih disini? Gue mau pake baju. Lu juga pake baju buruan dan keluar sebelum ada yang ngeliat lu masuk.”
    Segera keluar dari kamar ganti. Untung, tidak ada yang melihatku keluar. Aku kembali berdiri. Keringatku belum kering sepenuhnya. Pramuniaga tadi kembali menghampiriku.
    “Mohon maaf saya tidak dapat melayani Mbak Zaskia. Tadi ada pelanggan lain.”
    “Tidak apa – apa. Aku sudah memegangi bajunya tadi.”
    “Masnya mau saya gantiin? Sampai keringatan begitu.”
    “Akh, tidak mbak. Mungkin saya Cuma sedikit kurang sehat aja karena berdiri disini. Tapi tidak apa – apa. Sebentar lagi juga selesai. Mbaknya layanin pelanggan lainnya saja.”
    “Maaf mas saya permisi dulu.”



    Singkat cerita, kami berdua keluar dari toko dan menuju tempat dimana Zaskia akan melakukan acara Off Air. Aku menunggunya di mobil sambil sesekali pergi ke kedai makanan. Zaskia menghubungiku mengatakan aku harus menemuinya. Ia bersama gengnya yang sekarang eksis di televisi. Kalau tidak salah, cecepy atau cewek cewek heppy jika tidak salah. Mereka duduk dalam satu meja.
    "Kau memanggilku?"
    "Oiya, kamu bawain ini gih. Masukkin di mobil takut lupa." Katanya sambil menyerahkan sebuah tas dari karton.
    "Baiklah."
    "Tunggu dulu. Oiya, kenalin nih namanya Grha."
    Zaskia mengenalkanku kepada temannya, yaitu Julia Perez dan Ayu Ting Ting.
    "Jadi, nih asisten baru kamu? Lumayan juga. Mau dunk." Kata Ayu.
    "Enak aja. Nyari dunk makanya."
    "Betah - betahin ya sama eneng satu ini." Julia menambahi.
    "Emang gue apaan?"
    Aku kembali ke mobil. Pikiran kotor terlintas di pikiranku. Aku membayangnya nikmatnya dioral Ayu Ting Ting dan menyusu payudara Julia yang membuatku pusing. Kuredakan pikiran itu dengan menyetel musik kencang.
    Beberapa saat kemudian, aku bersama Zaskia sudah berada di mobil. Kali ini, ia mengajakku di sebuah hotel di dekat Tol Jakarta - Cikampek di bilangan bekasi. Aku melakukan proses check in dan menuju ke kamar.
    "Gue mau mandi dulu. Tunggu di kasur aja."
    Aku menyiapkan kamar itu hingga terkesan romantis. Kunyalakan lilin aromaterapi dan kuredupkan lampu dan mengganti penerangannya hingga nyaman dipandang mata. Aku menaburi kasur dengan serpihan bunga segar. Setidaknya, aku tidak akan mendapat hukuman jika aku menyiapkan ini.
    Zaskia keluar dari kamar mandi dan terkejut.
    "Kamu apain kamar ini."
    "Aku menyiapkan agar Nona bisa istirahat dengan tenang. Nona sudah sangat capek dan mengizinkan saya untuk menyentuh Nona."
    Ia tidak berkata apa - apa. Ia hanya menyuruhku untuk mandi. Aku menyanggupinya. Aku membersihkan diri dan keluar setelah selesai. Aku mendapati Zaskia di kasur dengan pakaian dalam seperti kucing. Ia memakai bando dengan kuping pendek, sarung tangan dan sarung kaki berbentuk telapak kucing, semuanya berwarna abu - abu.
    "Meow....meow....meow...."
    Ia berjalan kepadaku layaknya kucing dan mengusapkan kepalanya di kakiku.
    "Meow....meow....meow...."
    Aku menuntunnya ke atas kasur. Aku mengambil pakaian untukku. Ditahannya aku, ia memelukku dari belakang.
    "Meow.....meow......meow......meow..."
    Kubelai wajahnya yang cantik. Ia mengeong memahami bahwa ia adalah kucing dan aku majikannya. Ia mencakar wajahku dengan mesra, dan kubalas dengan ciuman hangat.
    "Mmmmhhhh......"
    Aku menyisipkan tanganku di payudaranya. Jemariku memainkan putingnya yang sudah tegang. Dengan bra yang terangkat menampakkan putingnya, kami berganti posisi. Ia kini mulai menghisap kontolku. Dikulumnya dan diremas zakarku dengan keahliannnya. Sangat manis, ternyata seorang Zaskia bisa sangat submisif. Ia merangkak ke atas tubuhku dan membalikkan badanku di atas. Aku berdiri bertumpu dengan lututku.
    "Meong.....meong.......meong......meong.....meong. ..."
    Ia mengisyaratkan tangannya bergerak di memeknya dan melihat kontolku dengan penuh harap. Akhirnya, ia meminta penetrasi.
    Kurangsang memeknya hingga basah. Kulepaskan CDnya yang menempel. Aku berancang - ancang mengarahkan kontolku ke memeknya. Kontolku sudah memasuki liang memeknya.
    "Meooo.......sssssHhhh.....nggggg"
    Dia masih saja bersikap seperti kucing. Lebih enak dari pantatnya. Mulai aku goyangkan pinggangku. Kontolku beradu dengan memeknya.
    "Sssshhhh.....meeeee......ssssshhhh......ooooo.... ...ooooocccchhhhh........aaaaaahhhh.......nnnnnggg ggg.......uuuuuhhhhh........aaaaahhhhh.....meeeeoo o,,,,,,,sssshhhh.....mmmmmhhhh...."
    Wajahnya menikmati setiap gerakannya. Ia bersikap imut lucu seperti kucing. Aku mengangkatnya. Kulipat lututku dan kududukkan dia di depanku. Tidak lupa aku terus menggenjotnya sambil menyusu payudaranya.
    "Ssssshhhhh..........oooooccccchhhhh........hhhhhm mmmmmm........."
    Tidak lagi terdengar ia mengeong. Hanya mendesah seperti wanita normal. Kami berganti gaya ke doggie dan aku melihat bongkahan pantat yang begitu seksi. Kutampar - tampar hingga kemerahan.
    Kami kembali ke gaya awal dan kali ini aku menaruh kakinya di pundakku dan kugenjot tanpa henti. Ia hanya meracau dan mendesah tidak beraturan. Sebentar lagi akan keluar, aku menambah kekuatanku untuk menggenjotnya. Menyadari aku sebentar lagi keluar, ia malah menolakku. Aku tidak mengacuhkannya. Aku harus sampai pada ejakulasiku.
    "Sssshhhhhh......jangan....buru....buru......aaaah hhh.......stop......jangan......di.....dalem...... .oooocccchhhh...."
    Tetap saja aku menggenjotnya. Kutampar mukanya hingga ia mengeluarkan air mata. Kini, ia pasrah. Wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun kecuali pasrah dan menikmati semua ini.
    Tidak sadar, kontolku sudah memuntahkan pejuh ke dalam memeknya sembari aku sibuk menggenjotnya. Tetap kupaksa hingga aku tidak berdaya. Zaskia terdiam pasrah. Aku berbaring di sampingnya. Ia membalikkan badannya ke samping. Aku memeluknya dari belakang.
    "Makasih, Nona."
    Aku terlelap memeluk tubuh Zaskia.



    Keesokan paginya. Aku terbangun dengan kaki dan tangan terikat. Kulihat 2 orang berdiri di depanku. Ia adalah Julia dan Ayu. Sementara, Zaskia menangis di dekatnya.
    "Lu apain sahabat gue. Dasar babi." Umpat Julia.
    "Numpang crot doank lu. Modal kontol doank." Ayu menambahi.
    "Zas, lu dientot ma cowok brengsek kaya gini." Tanya Julia
    Zaskia tidak menanggapi. Ia masih saja menangis.
    "Kita berdua bakal ngehukum lu. Kita bakal ngentotin lu abis - abisan." Kata Ayu.
    "Jupe, lu mau yang mana di abisin duluan?"
    "Gue bakal ngocokin dia pake tangan ma tetek gue ampe mampus."
    "Yaudah. Gue pake strap on. Gue bakal ngehajar bool dia ampe kagak bisa berak. Beraninya dia ngentotin Zaskia ampe crot di dalem."
    Oh Shit, muncul 2 Nona yang lebih parah dari Zaskia. Mereka melucuti pakaiannya. Tentu saja, mataku lebih fokus ke payudara Julia yang besar. Berbeda dengan Ayu yang lebih kecil. Kulit putihnya membuatku tertarik.
    "Apa lu liat - liat tetek gue?" Julia menghampiriku dan memegang kontolku begitu keras. Tangannya bisa meremukkan kontolku kalau seperti ini. Tanpa membuang waktu, ia langsung mengocok kontolku. Pejuhku keluar dengan cepat karena kocokannya.
    "Segitu aja udah crot. Gimana mau jadi lelaki."
    "Makanya itu, Jupe. Jangan kasih ampun ma ni orang. Abisin aja orang ini."
    Selanjutnya Ayu langsung memasukkan sebuah dildo yang terpasang di depan celana dan mulai menghujamkan benda itu ke dalam anus.
    "Nnnggggghhhhh......"
    "Rasain lu disodomi ma gue. Ilang harga diri lu sebagai cowok." Umpat Ayu.
    Sementara, Julia masih terus - terusan memaksakan kontolku agar ereksi dan ejakulasi berulang - ulang. Ia memakai tangan dan payudaranya untuk membuat kontolku memuntahkan pejuhnya hingga limit terakhir. Ayu masih sibuk menghujam anusku dengan keras.
    Aku sudah tidak memperdulikan kenikmatan. Nafsuku sudah berganti menjadi kepasrahan. Aku tidak bernafsu melihat mereka mempermainkanku. Rasa sakit yang didera anusku telah aku abaikan. Entah sudah berapa kali aku memuntahkan pejuhku. Kini, aku melihat Zaskia terdiam disampingku dengan pandanganku yang semakin kabur.
    Pandanganku masih gelap, aku tidak kuat membuka mata. Hanya kudengar suara sayup - sayup mereka berbicara.
    "Udah ah. Pejuh dia udah gak bersisa. Percuma dikocok juga." Kata Julia.
    "Bool dia udah loss kali sampe gak berasa lagi. Lagian, sampe kotorannya ngotorin kasur." Kata Ayu.
    "Itu akibatnya kalo ngecrot di dalem memek gue." Kata Zaskia.
    Aku tidak peduli dengan mereka semua lagi. Aku hanya ingin lepas dari mereka.
    Waktu berlalu. Aku mendapati diriku masih di tempat yang sama. Sudah tidak terikat lagi. Tidak ada siapa - siapa disana. Namun, bau kotoran melanda kamar ini. Segera aku melepaskan sprei dan selimut serta menaruhnya di keranjang cucian. Aku terbangun dengan sakit di anusku. Kontolku juga nyeri. Aku melangkahkan kakiku pelan - pelan menuju kamar mandi. Terasa perih ketika menyentuh air yang mengguyur deras di badan ini. Aku tidak tahu harus berkata apakah anugerah atau musibah mengenal Zaskia. Dengan langkah yang sama, aku mencoba duduk di samping kasur. Tidak nyaman sekali. Aku menelepon ke Front Desk.
    "Halo, Front Desk. Kamar xxx ada yang bisa kami bantu."
    "Saya ingin menanyakan kapan saya harus check out."
    "Check out bapak sudah diperpanjang hingga 2 hari kedepan. Dilakukan oleh Ibu Zaskia."
    "Ibu Zaskia menitipkan pesan untukku?"
    "Tidak ada pak."
    "Baik, terima kasih."
    Aku melangkahkan kaki ke pintu kamar. Terkunci. Sial, aku dikunci dari luar. Aku kembali menelepon Front Desk untuk mengambil kunci. Namun, urung dilaksanakan karena kebijakan hotel. Aku melihat sekitar. Ada sajian makanan yang sudah dingin. Aku memakannya untuk mengganjal perutku. Tidak ada yang dapat aku lakukan selain menunggunya kembali dan menyembuhkan diriku serta menghilangkan bau yang tidak enak ini.



    Aku bersantai di dekat jendela. Jalan tol dilintasi lampu sorot yang terus berjalan cepat. Entah jam berapa ini. Mungkin sekitar dini hari. Pintuku dibuka, dan petugas hotel membopong ketiga wanita itu masuk ke dalam kamar.
    "Maaf Pak Grha. Mereka kami temukan dalam keadaan mabuk di lobby. Kami mengantarnya kesini karena ini kamar Ibu Zaskia."
    "Terima kasih sebelumnya."
    Terbersit sebuah ide jahat. Aku akan membalas perbuatan mereka.
    "Mas, namanya siapa?"
    "Gardi, Pak."
    "Mas Gardi. Saya bisa minta tolong?"
    Aku melihat ketiga orang ini dalam keadaan mabuk parah hingga tidak sadarkan diri.
    "Mas, tahu itu siapa?"
    "I - Itu artis mas."
    "Suka?"
    "S. - suka, Pak."
    "Siapa yang paling disuka?"
    "Ayu ting - ting, Mas."
    "Mas, misalnya saya minta tolong masnya buat ngentotin Ayu ting ting bisa?"
    "Ah, Bapak ngaco. Saya gak mungkin ngelakuin itu."
    "Saya yang nyuruh. Tetapi, saya minta disediain handycam dan ajak temen mas satu lagi."
    "Baik, Pak. Saya akan sediakan."
    "Tapi, ingat. Jangan sampai bocor ke luar. Kalo sampe bocor, Masnya akan saya abisin."
    "I - Iya Pak, saya janji."
    Tergesa - gesa. Ia mencari handycam untukku. Tidak lama, ia datang dengan temannya yang bernama Narfi.
    "Kalian pasang handycam itu dan rekam aksiku terhadap 3 wanita ini."
    "Baik, Pak."
    "Kalian boleh milih Julia atau Ayu. Tapi jangan dekati Zaskia. Dia milikku."
    Aku melihat 3 wanita yang menyiksaku tadi terkulai lemas. Aku melucuti pakaianku. Kontolku masih terasa nyeri. Aku menggapai Julia dan kulepaskan CDnya. Tanpa aba - aba, aku memasukkan kontolku ke memeknya. Ia hanya menggerakan kepalanya ke kanan ke kiri tanpa sadar. Aku semburkan pejuhku di dalam memeknya. Berganti dengan Ayu ting ting, aku melakukan hal yang sama. Saat ini aku hanya berniat memuntahkan pejuhku di dalamnya. Tidak ada nafsuku yang membara. Memek Ayu basah oleh pejuhku. Aku berpindah ke Zaskia. Dalam benakku, aku membenci wanita ini. Namun, gairahku mengatakan lain. Aku melakukan hal yang sama. Dan aku melihat kedua orang tadi telah melepaskan celananya dan mengocok kontolnya.
    "Kalian ngapain ngocok? Entotin nih Ayu dan Julia. Zaskia biarin aja. Awas kalo sampe tangan kalian nyentuh tubuhnya."
    "Baik, Pak."
    Aku berdiri di belakang handycam. Aku merekam 2 tingkah petugas hotel yang mendapat durian runtuh bisa melakukan hubungan badan dengan artis. Aku sudah lelah untuk bernafsu. Saat ini, aku akan membalaskan dendam kalian. Tingkah mereka kadang sangat lugu. Aku tertawa melihatnya. Zaskia sengaja kutaruh di sofa agar ia dapat beristirahat.
    Mereka menyelesaikan tugasnya dengan baik. Aku tetap memberi mereka peringatan jika hal ini bocor ke publik. Mereka pamit diri dan keluar dari kamar setelah membantuku membersihkan ke 3 wanita ini.
    Aku terbangun siang hari. Mereka pun sama. Dengan tetap memakai gaun mereka, aku berpura - pura tidak tahu.
    "Pagi, Cecepy."
    "Loh koq kita ada di sini?" Tanya Julia.
    "Tadi malam petugas hotel mengantar kalian masuk ke kamar."
    "Sebentar sebentar." Kata Ayu.
    "Tenang, aku tidak melakukan apa - apa terhadap kalian. Kau tahu, Kontol dan Anusku masih sakit."
    "Kamu nungguin kita?" Ujar Zaskia.
    "Iya. Bisa saja aku meninggalkan kalian saat mabuk dan mungkin petugas hotel mengambil kesempatan. Tetapi, tidak kubiarkan hal itu terjadi."
    Aku bangun dengan nyeri masih melanda. Mereka bangun dari kasur dan mengumpulkan energi.
    "Nona Zaskia, makasih udah ngijinin aku crot di dalem memek kamu."
    Aku mengecup keningnya.
    "Ih....pagi - pagi udah so sweet banget." Kata Jupe.
    "Jadi iri deh aku. Lain kali ma aku dunk." Ujar Ayu.
    "Enak aja. Dia milik gue." Balas Zaskia.
    "Pengen deh punya seseorang kayak kamu." Kata Ayu.
    "Gue udah bilang kan dia yang paling romantis. Kalian aja yang gak becus nyari." Celoteh Zaskia.
    "Eh, kalo bosen sama Zaskia. Nih tetek aku masih kebuka buat kamu." Goda Julia.
    "Untuk sekarang, Zaskia is the best."
    Kami saling berciuman di depan mereka.
    Setelah itu, kami berpisah dan melanjutkan kehidupan kami. Aku masih memegang bukti video mereka. Mungkin akan berguna suatu hari nanti. Dan beberapa hari kemudian, aku bersama Gita menghabiskan waktu berdua.
    "Sayang, masih sakit kontolnya." Tanya Gita sambil mengelus pelan kontolku.
    "Sedikit sih, Git."
    "Yaudah aku emut lagi."
    "Makasih Gita Sayang."
    Gita mengoral kontolku dikasur. Aku menghabiskan masa penyembuhanku bersama Gita. Lagu kenangan dari MLTR mengalun indah.
    "Setelah gak sakit. Boleh dimasukkin ke memek gak?"
    "Boleh dunk, Gita."
    "Kapan sembuhnya? Udah gak tahan. Masa diemut mulu."
    Ia menjilatinya seperti kucing. Hah, kucing. Aku sedikit teringat tentang dia. Tapi, aku ingin menikmati waktuku bersama Gita. Toh, sebenarnya kontolku sudah tidak nyeri. Hanya alasan yang kubuat agar Gita bisa bersamaku.
    "Kamu udah siapin memek kamu?"
    "Udah gak sakit lagi."
    "Kita coba yuk."
    Aku merangkul tubuh Gita dan merebahkannya ke kasur. Kami melakukan hubungan badan yang mesra.

     
      Posted on : Apr 3, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks deswita maharani

    Sehabis memandu acara kuis di salah satu stasiun tv ternama, Deswita Maharani segera beranjak meninggalkan lokasi karena sudah seharian dia harus bekerja dengan berbagai macam acara yang harus dipandunya. Dengan gaun hitam selutut dan belahan dada yang agak terbuka, tubuh sintal Deswita memang selalu membuat decak kagum setiap pria yang melihatnya….dan termasuk Brian teman kencannya yang berjanji akan membawanya ke sebuah club malam ternama untuk refreshing setelah rutinitas yang dijalaninya.

    Tiba di club malam yang dituju, Deswita dan teman kencannya segera menghampiri table yang sudah dipesan dan memesan beberapa minuman pembuka….Deswita tidak terlalu suka minum2an keras dan biasanya Ia hanya memilih jenis minuman dengan kadar alkohol ringan saja. Kebiasaan Deswita yang paling disukai Brian adalah kebiasaannya menyemprotkan parfum ke tubuh sintalnya sehingga wanginya begitu menggoda Brian untuk mendekap tubuhnya….namun hingga saat ini

    Deswita masih sulit diajak berhubungan lebih lanjut karena Deswita berkomitmen untuk memberikan segalanya untuk suaminya kelak. Dentuman musik di club tersebut memang memacu setiap orang untuk turut bergoyang, tak ketinggalan juga Deswita…sesekali Ia berdiri bergoyang mengikuti dentuman musik Trance yang dputar sang DJ…NAMUN…saat Deswita lengah, Brian rupanya menuangkan sejenis obat kedalam minumannya dan malam ini Brian berniat mencicipi tubuh sintal Deswita yang diidolakan lelaki manapun juga. Setelah lelah bergoyang Deswita sesekali menyeruput minuman ringannya sambil mengajak Brian untuk bergoyang. Obat itu sedikit bekerja dan membuat Deswita semakin bergairah bergoyang bersama teman kencannya itu, dengan dentuman musik Trance yang membahana seluruh ruangan dan teriakan orang2 yang mulai hilang kesadarannya…tampaknya Deswita benar2 melepaskan rutinitas harian yang membelenggunya….Brian bergoyang sambil mendekap Deswita dari belakang, tangannya memegang perut rata Deswita sambil menghusap2nya dengan lembut sambil sesekali mencoba mencium tengkuk Deswita yang dipenuhi bulu2 halus…..Deswita bergoyang perlahan mengikuti dentuman musik yang kadang meninggi dan kadang slow….Brian sesekali berhasil mencium tengkuk Deswita yang wangi dan membuat bulu kuduk Deswita berdiri..anehnya Deswita seperti enggan menolak dan membiarkan Brian meraba perut sambil menciumi tengkuknya itu..bahkan tangan Brian seseskali dengan nakal menggenggam payudara montok Deswita saat dentuman musik mulai meninggi dan orang2 tidak sadar akan apa yang mereka lakukan berdua karena masing2 sibuk dengan kelompok/kekasih/gebetan-nya masing2. Deswita terus bergoyang sambil tangan kanannya memegang gelas minumannya yang telah dicampur obat tersebut, sesekali ia menengguknya..dan semakin Ia menengguknya…kesadarannya seperti ada di awang2. Brian semakin erat mendekap tubuh sintal Deswita….Ia merapatkan bagian penisnya ke bagian pantat Deswita yang dibalut gaun seksinya..sesekali Brian menggesek2annya perlahan…sambil tangannya merayap meraba bagian perut, payudara, dan bahkan sesekali turun ke arah selangkangan Deswita. Anehnya..Deswita seperti sulit menolak rangsangan nakal yang diberikan Brian ditempat terbuka seperti itu….ada perasaan dalam dirinya untuk menolak namun secara fisik Ia mulai menikmatinya.

    Brian dengan nafsu setan yang mulai membumbung mulai berpikir bagaimana dan dimana mengeksekusi kekasihnya tersebut…Ia tampaknya sudah tidak tahan jika hanya sekedar meraba dan petting dengan cara menggesekkan seperti itu. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi..Brian mengajak Deswita keluar dari club tersebut sambil menggandeng dan sedikit memapah tubuh Deswita…YA..Deswita terlihat seperti orang mabuk malam itu. Club malam tersebut terletak disebuah pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta, dan untuk menuju parkiran mobilnya harus melewati suatu lorong sepi yang biasanya akan ramai dilewati pengunjung club pada pukul 4 pagi saat club tersebut mulai tutup. Saat melewati tengah lorong yang remang tersebut tiba2 Deswita hampir terjatuh dan Brian harus memeluknya sementara tangannya secara reflek menggenggam payudara montok Deswita….penis Brian yang tadinya mulai layupun kembali menegang…apalagi tubuh sintal Deswita yang begitu wangi begitu rapat dengan tubuhnya. Tanpa basa-basi….Brian mendorong tubuh Deswita ke tembok lorong tersebut…mereka saling berhadapan…dan Brian mencium bibir seksi Deswita….

    Deswita : “…uhhhmmmm…mmmm…Brian kamu kok nakal bgt seh malam ini…”, seru Deswita saat bibir seksinya dikulum lembut kekasihnya Brian.

    Brian : “Nikmati saja malam ini sayang…kita kan sudah biasa bercumbu seperti ini……”

    Dan mereka saling berciuman berpagut bibir sambil berdiri berhadapan di tembok lorong menuju parkiran tersebut. Ciuman lembut Brian perlahan tapi pasti mulai memburu bibir dan lidah Deswita…Brian mengulumnya dengan agak kencang…menyapu tiap bagian bibir Deswita dan tangannya mulai meremas lembut pantat montok Deswita yang masih dibalut gaun hitam tersebut. Deswita mulai mendesah pelan saat ciuman Brian mulai turun ke leher halusnya…dan desahan tersebut malah membuat Brian semakin bernafsu menggumuli kekasih artisnya itu. Dengan lembut Brian menciumi leher anggun Deswita, turun ke bahu halusnya…dan Brian mulai menurunkan tali gaun Deswita yang kanan…menciumi sebagian pundak Deswita yang mulai terbuka…sementara gundukan indah payudara kanan Deswita mulai terlihat setengah dengan puting coklat kemerahan yang mulai mengintip….Brian terus berusaha melakukan serangan2 mautnya….sambil mengusap lembut lengan kanan Deswita yang terbuka. Dengan satu sentakan kasar, Brian menurunkan tali gaun Deswita sebelah kanan lebih ke bawah hingga payudara putih montok Deswita terbuka 3/4 dan puting susunya menyembul keluar dengan indahnya…..Brian segera menikmati puting susu indah itu dengan penuh kelembutan, seperti seorang bayi yang baru menemukan puting susu ibunya…Brian mengulum puting kanan Deswita hingga Deswita sedikit mengerang kenikmatan sambil sedikit menjambak rambut Brian. Puting susu kanan Deswita kini mengeras dan ditambah lagi Brian tampaknya begitu gemas sehingga Ia menggigitnya perlahan……

    Brian : “enak bgt netek sama kamu sayang…..tetek kamu montok bgt….” kata Brian sambil terus menciumi sebagian payudara Deswita dan mengulum putingnya…

    Deswita : “arrrhhh..Brian….pelan2 donk gigitnya….nanti putingku lecet…..” sahut Deswita yang dalam kondisi setengah sadar karena pengaruh obat dari Brian kekasihnya….

    Brian mulai menghentikkan aksi kuluman, ciuman, dan gigitannya ke payudara dan puting susu Deswita…kini Ia meremas kedua payudara Deswita sambil mencium dan mengulum bibir Deswita…..penisnya begitu keras sehingga Deswita pun dapat merasakannya saat Brian dengan bersemangat menggesekkannya ke arah kemaluan Deswita yang masih tertutup gaun dan G-string yang dikenakannya. Saat bibir mereka saling berpagutan, Brian melepaskan ciumannya dan mendorong Deswita untuk berlutut….sambil mengarahkan tangan halus Deswita untuk membuka restleting celananya…..pelan…dan akhirnya penis kekar Brian pun menyembul keluar, tegak keras tepat didepan wajah seksi Deswita. Dengan satu sapuan lembut, Deswita menjilati kepala penis itu dengan lidahnya..tepat dilubang kencing Brian…..Brian kaget dan mendesah, Ia tak mengira Deswita langsung menjilati kepala penisnya yang merah tersebut seperti lolipop….entah karena Deswita sudah berpengalaman atau Deswita sedang tidak sadar dan mengira penis tersebut adalah lolipop….permen kegemarannya waktu kecil! Bibir mungil Deswita mulai mengulum kepala penis Brian sambil menghisapnya kuat2….Brian sedikit meringis namun Ia sangat menikmatinya….tak sabar dengan kuluman dan jilatan di kepala penisnya saja, Brian mendorong kepala Deswita untuk mengulum penisnya lebih dalam lagi…..dan saat mulut Deswita terbuka lebar, Brian mulai memperkosa mulut kekasihnya itu dengan satu dorongan paksa….Ia mendorong penisnya masuk kedalam mulut Deswita sambil mengocoknya perlahan2…..sesekali Deswita agak tersedak karena kepala penis itu masuk terlalu dalam ke kerongkongannya. Brian sedikit menjambak rambut Deswita dan mengatur gerakannya maju mundur agar penisnya dapat merasakan sensasi gesekan dan kuluman dalam mulut Deswita yang begitu diinginkannya selama ini!

    Sekitar 10 menit Deswita dipaksa mengulum penis Brian dalam keadaan setengah sadar…dan kini Brian meminta Deswita untuk berdiri, Ia membalikkan tubuh Deswita menghadap tembok sambil menggenggam payudara kanan Deswita yang terbuka karena tali gaunnya diturunkan tadi. Kedua tangan Deswita bertumpu pada tembok seperti seorang tersangka yang akan diperiksa polisi…..sementara Brian mengangkat gaun Deswita bagian belakangnya hingga pinggang, sehingga pantat bulat montok Deswita terlihat dengan tali G-string seksi yang berada dibelahan pantatnya itu. Dengan satu tarikan kuat Brian menarik lepas G-string Deswita dan mulai menggesekkan penisnya ke pantat telanjang Deswita yang halus tersebut. Sesekali Brian meremas pantat Deswita hingga pantatnya menjadi merah….Brian menggesekkan penisnya dibelahan pantat Deswita dan Ia bisa merasakan bibir vagina Deswita yang mulai basah……uhmmm ternyata selama ini kemaluan Deswita selalu dicukur habis, karena Brian tidak merasakan adanya rambut kemaluan pada saat penisnya menggesek kemaluan Deswita.

    Brian terus menggesekkan penisnya sambil meremas payudara kanan Deswita yang terbuka…pelan2 tangan kirinya mulai mengarahkan penisnya untuk memasuki liang kenikmatan Deswita yang entah masih perawan atau tidak……yang Brian pedulikan hanyalah nafsunya bisa tersalurkan segera! Lubang kemaluan Deswita sudah dibanjiri cairan kenikmatan hasil rangsangan Brian sejak tadi….dan pelan2 Brian mendorong kepala penisnya yang berwarna merah dan cukup besar itu ke liang vagina Deswita yang masih rapat rupanya…..Deswita mengeluh sakit sambil mendesah sambil menggigit bibir bawahnya….pelan…pelan….kepala penis Brian berhasil masuk ke dalam liang vagina Deswita dan dengan sedikit sentakan kuat…..Brian berhasil menusukkan seluruh bagian penisnya kedalam vagina Deswita yang rapat banget itu…..

    Deswita mengerang antara sakit dan nikmat saat vagina sempitnya dimasuki penis besar Brian….sementara Brian menepuk pelan pantat telanjang Deswita sambil menatap penisnya yang telah amblas dalam vagina Deswita, Brian merasakan ada tetesan cairan yang mengalir dari vagina Deswita…ternyata Deswita masih perawan sejauh ini! sangat berbeda dari anggapan Brian bahwa Deswita sudah berkali2 ditiduri mantannya Taufik playboy cap kapak itu! Brian merasa beruntung karena kekasih artisnya yang montok tersebut berhasil diperawaninya!

    Pelan2 Brian mengocok penisnya didalam vagina Deswita yang masih sempit tersebut sambil menepuk pantat Deswita dengan kasar sehingga pantat bulat mulus itu terlihat merah2 terkena tepukan2 kasar itu. Brian agak kesulitan mengocok penisnya karena liang vagina Deswita begitu sempit dan penisnya terasa dipijat dan terhisap begitu dalam,Brian betul2 sangat beruntung malam itu.

    Deswita : “uhmmmm Brian…vaginaku ngilu sekali….penismu kegedean kali ya?”, seru Deswita sambil melenguh kenikmatan…

    Briam : “tempemu yang masih sempit sayang….arrrgghhh enak bgt sayang…”

    Dengan kasar Brian menggenggam payudara kanan Deswita dan menarik puting susunya kuat2….sambil mengocokkan penisnya didalam vagina Deswita……kocokannya semakin cepat dan tiba2 Deswita merintih agak keras sambil menggigit bibirnya……ternyata Deswita telah mengalami orgasme pertamanya. Brian memperlambat tempo kocokannya sambil membiarkan Deswita merasakan orgasme pertamanya tersebut…..cairan kenikmatan Deswita yang mengalir dari vaginanya membuat Brian semakin mudah mengocok penisnya semakin dalam. Dalam posisi berdiri seperti itu, sebenarnya agak sulit bagi Brian untuk bereksplorasi, namun nafsu yang memburu tampaknya membuat Brian menghalalkan segala cara dan gaya untuk menikmati vagina kekasihnya itu….dan Brian lupa bahwa saat itu mereka sedang bercinta di area terbuka yang mungkin saja dapat terlihat orang lain yang tak sengaja lewat lorong tersebut.

    Brian menciumi tengkuk Deswita dengan nafsu memburu, meremas2 payudara montok Deswita dengan kasar, menampar pantat Deswita dengan penuh semangat…dan akhirnya Ia tak dapat lagi menahan ejakulasinya…..Brian menarik penisnya dan croootttt…menyemprotkan spermanya ke pantat bulat Deswita nan montok…dan disaat bersamaan Deswita pun merasakan orgasme keduanya…..

    Deswita : “uuhhmmmm Brian…kok udahan…..aku masih mau tititmu dalam tempeku…..aku mau lagi…”, Deswita meracau tak jelas karena pengaruh obat itu…

    Brian : “kita lanjut nanti sayang…jangan disini…nah ketagihan kan kamu…..”, balas Brian sambil mengelap tumpahan sperma dipantat Deswita dengan sapu tangannya….

    Saat mereka selesai merapihkan pakaian dan Brian mulai memapah Deswita (yang tampaknya masih terpengaruh dengan obat yang diberikannya) menuju parkiran mobil…..ada sepasang kilatan mata liar yang menatap dari kegelapan……dan ternyata seseorang itu telah memperhatikan mereka sejak tadi….uhmmmmm siapa ya????,,,,,,,,,,,,,,,,
     
      Posted on : Apr 3, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks mayang

    Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami ber-5 dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Mayang. Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Mayang bekerja di dekat kost sini.

    Mayang cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku melayang layang adalah tubuhnya yang putih dan payudaranta yang cukup besar.Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Perlu pembaca ketahui, umurku sudah 35 tahun. Belum menikah tapi sudah punya pacar yang jauh di luar kota. Soal hubungan sex, aku baru pernah dua kali melakukannya dengan wanita. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku dan dengan Esther. Dengan pacarku, aku belum pernah melakukannya. Swear..! Beneran.

    Cerita sex – Kami ber-5 di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Mayang dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal 2 hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi sex ku.

    Sambil memanggil nama Mayang, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Mayang. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Mayang sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Mayang, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Mayang kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Mayang. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Mayang entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.
    Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku dan tetap menyebut nama Mayang. Yang kurasakan adalah seolah aku menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sementara aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu aku tidur dengan membawa kekalutan dan keinginan yang lebih dalam.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.

    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.
    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.
    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.
    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.
    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.
    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.

    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Mayang pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Mayang atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. filmbokepejpang.com Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Mayang diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Mayang di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Mayang mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Mayang, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Mayang. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Mayang telah ada di belakangku.
    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.

    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.

    “Mayang.. Mayang.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Mayang.
    “Uhh.. achh.. Mayang, Mayang.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.

    Kemudian kulihat Mayang bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.

    “Oohhh Mayang… Uhh Mayangii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.

    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Mayang, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Mayang berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Mayang, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Mayang yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.

    “Ehh.., ehhh..!” desis Mayang menikmati cumbuanku.
    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Mayang menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

    Kutangkap kedua tangan Mayang dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Mayang tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Mayang mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.
    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.

    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Mayang dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Ahh Mayang, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Mayang.,,,,,,,,,,,,,

     
      Posted on : Apr 3, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks beby margaretha

    Alkisah Parjo atau yang biasa dipanggil Jo, seorang pemuda yang sudah mendekati kepala tiga umurnya, meninggalkan kampungnya untuk mengadu nasib di Ibukota. Malang karena tak ada koneksi, bekerja serabutanlah ia mulai dari menjadi kuli hingga tukang kebun. Namun Jo bukanlah orang yang mudah menyerah, ia percaya bahwa semangat, mau belajar, dan jujur pasti akan membawanya sukses (yang terakhir perasaan dah pada jarang deh ^^i). Tidak sia-sia, berkat keuletannya, ia diminta salah seorang temannya untuk bekerja di studio photo bos temannya di Jakarta. Yah… meskipun kerjaannya juga tidak jauh-jauh dari fisik namun setidaknya gaji yang dia peroleh lebih baik dan cukup untuk dia bagi dengan keluarganya di kampung. Suatu pagi Jo sudah berangkat menuju studio tempat ia bekerja. Pagi ini Pak Rudi, bosnya, meminta ia untuk membantu beliau menyeting studio dan membersihkannya. Pak Rudi mengatakan bahwa nanti sore beliau mau mengadakan pemotretan beberapa model hingga malam.
    “Jooo…. bersihkan ruangannya segera, itu kabel kau gulung yang rapi, yang tak kepake kau simpanlah di gudang sana. Setelah itu kau atur sofanya seperti yang aku bilang tadi, ingat Jo…. hati-hati itu barang mahal, terserah kau garap kapan, pkoknya nanti malam harus sudah siap!” teriak bosnya.
    “Siap Pak!” Jo menyahut.
    “Kau sekarang ikut aku ke taman kau angkut peralatan di lemari nomor tiga. E itu rumput sudah kau rapikan kemarin?”
    “Sudah Pak!” Jo menyahut.
    “Bagus, sekarang cepat kau ambil perlatannya, setengah jam lagi mereka datang.”
    Yah itulah bos si Parjo, yang memang agak galak, dan mau seba cepat. Hampir tidak ada asisten yang betah bersamanya. Namun Parji dengan kesabaran dan keuletannya mampu bertahan. Untunglah Pak Rudy bukanlah orang yang pelit. Tak jarang, ketika beliau senang dengan pekerjaan Parjo, beliau mengajak makan Parjo di restoran mewah, atau memberinya uang rokok berlebih. Namun buah kesabaran dan kejujuran Parjo belumlah pada puncaknya. Namun hari ini adalah permulaannya. Ya, pagi itu, studio tersebut sangat ramai. Banyak proyek yang harus dikerjakan. Model-model baik pria maupun wanita datang silih berganti. Hingga menjelang jam 9 malam ketika sesi pemotretan terakhir.

    “Om Rudy… mav Baby telat om. Agak Macet di jalan. Ngomong-ngomong tidak bisa besok ya om??” tanya seorang wanita cantik dan seksi.
    “Selamat malam baby. Om tidak bisa, deadline sudah dua hari lagi, besok om ada jadwal lain, dan masih harus mengedit hasilnya, ngomong-ngomong sendiri kau datang kemari? Mana supir kau?” tanya Om Rudy.
    “Pak Supri sedang pulang kampung anaknya sakit, besok siang baru pulang, makanya Baby minta besok om” jawab Baby.
    “Siapakah cewek itu?” Jo bertanya dalam hati, matanya melihat gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. “bukan main sexynya” pikirnya.
    Ya saat itu Baby Margaretha menggunakan rok dia atas lutut dengan tanktop dipadu dengan jaket jeans biru, so sexy.
    “Parjooo…. sini kau bantu saya kerja!” tiba-tiba bosnya berteriak membuyarkan lamunannya.
    Si…siap Pak..!”
    Setelah sesi pemotretan tersebut usai, Baby Margaretha membereskan tasnya hendak pulang ke apartemennya.
    “Baby, lebih baik kamu menginap di rumah om saja, nanti om bilang sama istri om, tidak baik pulang malam-malam” kata om Rudy.
    “Tidak apa-apa om, Baby sudah biasa, Baby sudah tahu mana rute yang aman, om” jawabnya.
    “Yakin kau tak mau menginap?”
    “Iya om tidak apa-apa.”
    Akhirnya Baby memacu kendaraannya. (dering ringtone HP),
    “Wah hape Baby ketinggalan, kebetulan rumahnya dekat kos kau Jo, kau antarkan ke sana ya, Rumahnya di Perumahan xxxxxx no xx kau tahu kan?”
    “Tau bos, kos saya tidak jauh dari situ” jawab Jo. Malam itu ia pun segera memacu motor lamanya, untuk mempersingkat waktu, ia menerabas jalan-jalan kampung.
    ——————————-
    The Mistake

    “Uh sial, kena paku lagi, mana malam-malam begini” keluh Baby Margaretha
    Ban mobilnya tertusuk paku sangat dalam. Membuatnya harus terhenti.
    “Duh coba gue tadi nginep aja” keluhnya.
    Sebenarnya Baby belumlah terlalu hapal rute yang aman, dia hanya melalui rute singkat menghindari tol, sebab dia sering menyuruh supirnya pada siang hari untuk melakukan itu supaya ia bisa cepat mencapai studio tempat ia melakukan sesi foto atau ketika ia  pulang agar cepat sampai. Celakanya, menjelang tengah malam, kawasan itu biasanya rawan. sudah banyak penodongan terjadi di sana. Ia kini menyesal mengapa ia tidak mengiyakan tawaran om Rudy untuk menginap di rumahnya. Dalam kebingungan Baby melihat-lihat apakah ada orang yang dapap dimintai pertolongan. Tiba-tiba datanglah beberapa orang bertampang preman. Yang Pertama si Gendut Bruno. Bruno sebetulnya tidaklah terlalu gendut. Perawakannya tinggi besar. Satunya lagi si kurus Tomi. Kulitnya gelap dengan rambut jarang-jarang. Mereka berdua termasuk preman di daerah tersebut. Tak jarang mereka mencegat kendaraan yang lewat malam hari untuk sekedar memalak korban-korban mereka. Melihat korban mereka kali ini adalah seorang gadis muda cantik nan seksi, mereka mengubah pikiran mereka untuk tak sekedar memalaknya.
    “Hehehe… sayang ki, kalo cuman dipalak, dah lama gak liat awewe hot euy” kata si gendut.
    “Ah ko bisa saja bro, benar, mending kita garap dia dulu hahaha….” timpal si kurus. Mereka pun mendekati Baby yang malang.
    “Oh my god, siapa mereka? Jangan-jangan….” Baby merasa tidak enak dalam hati melihat kedatangan para pria bertampang tidak bersahabat itu.
    “Hahaha…. Sendirian aje nih Neng Cantik?” sapa si gendut tiba-tiba membuat Baby kaget setengah mati.
    “Aduh… gawat…” katanya dalam hati.
    “Kenapa Neng? Ban bocor ya? Kasihan…. sini abang bantuin pompain bannya Neng hehehe…” timpal si kurus cekikikan.
    “Eh… enggak bang makasih” kata Baby dengan senyum dipaksa walau mengetahui dirinya dalam bahaya.
    “Ah Jangan gitu non, kita mau kok bantuin Non, asal…” kekeh si gendut sambil melirik si kurus.
    “Asal non bantuin kita-kita juga hahaha….” tawa si kurus sambil dengan tiba-tiba ia memegang payudara Baby.
    “Hei…jangan kurang ajar kalian!” bentak Baby Margaretha seraya menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
    “Uih.. kenyal cuy, kencang nian body nih cewek huahahaha…” sahut si kurus terkekeh.

    Mereka pun kemudian melingkari Baby mengepungnya. Tiba-tiba “plak” tangan si gendut menampar dan memainkan pantat Baby
    “TOLOOONNGG!!” teriak Baby dengan panik.
    “Hahaha… teriak aja Non, nggak bakal ada yang ngedengerin, rumah orang-rang pada jauh dari sini” ejek si gendut.
    “TOLOOONNGG…..” Baby kembali berteriak sambil merangsek ke depan berusaha kabur.
    Namun si gendut yang sudah menduga gerakannya, segera menangkap dan membekap mulutnya dari belakang sehingga Baby tidak dapat bergerak dan berteriak.
    “Mmmpphh…. Mmpphh…” Baby kini hanya bisa menggumam.
    “hihihi…ayo manis, kita main-main sebentar, nanti baru ban nya kita betulin!” tawa si kurus.
    Belum lama mereka merasa senang karena sebentar lagi akan segera menikmati santapan lezatnya ini, tiba-tiba ada sebuah motor yang menabrak si kurus dari belakang.
    “Hwaduuhhh…..heh siapa itu!!” segera si gendut melepaskan bekapannya dan memburu si penabrak.
     “EH SINI LOE ANJING!” makinya.
    Namun kali ini lawan si gendut betul-betul gesit. Dia bergerak kesana kemari bagaikan kancil sehingga serangan si gendut hanya menyapu angin saja. Tiba-tiba sebuah tendangan ke arah anunya si gendut melayang telak
    “HWADOOOHHHH!!” si gendut meringis dan segera disusul sebuah pukulan ke arah dagu yang membuatnya pingsan.
    Sementara itu si kurus yang baru saja bangun dan terpincang segera akan mengambil langkah seribu sebelum tiba-tiba kepalanya terbentur helm motor yang diayunkan oleh Baby dan mereka berduapun pingsan.
    “Wah non, bahaya pulang malam sendirian, harusnya non tadi nginep aja non” kata si penolong yang ternyata adalah si Parjo alias Jo.
    “Joooo….” Kata Baby Margaretha sambil berlari dan memeluk Jo.
    Merasakan dekapan cewek cantik aduhai apalagi kini Baby juga menekankan payudaranya pada Jo tentu bakalan membuat si otong lelaki manapun tegak berdiri.
    “Aduh iya non, aduh mav say jadi sulit napas non, aduh” kata Jo Jaim.
    “Aih… makasih Jo kalau tidak kamu saya sudah…” kata Baby lagi.
    “Udah non gak apa-apa, yang penting non selamat. Ada talii??” tanya Jo.
    “Ada Jo tapi ban mobilku mogok” kata Baby.
    “Nggak apa-apa non, yang penting kita tali mereka dulu di pohon itu, sebelumnya kita bugilin dulu mereka, baru aman saya menggantikan ban mobil non” usul Jo.
    Segera mereka berdua mengerjai kedua preman tersebut. lalu Jo segera mengganti ban mobil Baby cepat-cepat sebelum mereka sadar. Untuk berjaga-jaga Jo pun mengawal Baby Margaretha pulang ke rumahnya.
    ————————————
    Rumah Baby

    “Ya di sini Jo, terima kasih ya… ayo sini masuk dulu, Jo!” kata Baby manis.
    Tak lama kemudian mereka telah sampai di rumah Baby dengan aman.
    “Aduh non makasih, udah malam gak enak sama tetangga, ini saya sebenarnya mo nyusulin hapenya Non yang ketinggalan.” kata Jo segera membuka tasnya dan menyerahkan hp tersebut.
    “Aduh Jo benar ini hape saya, aduh…. Jo Makasih ya, ya udah sebentar ya.” Baby pun mengambil dompet di tasnya.
    “Nggak Non,  gak usah, saya ikhlas kok benar, saya pikir hp ini kan barang pentingnya non Baby, kalo sampai ilang, pasti non Baby bakalan kesulitan.” kata Jo tambah jaim.
    Melihat ketulusan hati Jo, Baby pun merasa kasihan padanya. Bahkan uang yang akan diberikannya bahkan ditolak. Tiba-tiba muncullah sebuah ide nakal di pikirannya.
    “Yah… Jo ijinin baby berterima kasih dong…. Paling enggak masuk dulu dong, sini Baby buatin minum ama sandwich yah? jangan nolak loh, kalo enggak Baby nangis nih” rayunya.
    “Duh jangan nangis non, jadi nggak tega Jo, iya deh non, Jo masuk, sebentar aja ya” katanya tak dapat mengelak.
    Di dalam merekapun duduk bersama di sofa ruang tengah menikmati sandwich dan sirup dingin yang Baby buat. Namun tanpa sepengetahuan Parjo, Baby telah memasukkan obat kuat ke dalam minumannya.
    “Jadi asalmu dari kampung Jo?” tanya Baby.
    “Iya non, abis saya sumpek di kampung, gak ada kerjaan, daripada nganggur, saya mencoba ngadu nasib di Jakarta, siapa tau berhasil, tapi ya gini sih non, saya syukurin aja apa yang saya dapat sekarang.” jawab Parjo.
    “Udah berapa tahun kamu di Jakarta Jo?” tanya Baby.
    “Sudah lima tahun lebih sih non.” seraya menghitung dengan jarinya.
    “Oh… la keluarga kamu gimana Jo? Apa kamu gak kangen?” tanya Baby lagi.

    “Kangen sih Non, paling saya pulang setahun sekali pas libur panjang. Kalaupun saya bawa mereka ke Jakarta, kasihan Non, di sini apa-apa mahal dan macet, takutnya gak pada betah Non.” keluh Parjo.
    “Wah hebat kamu Jo, kamu orang yang baik ya. Jarang saya bertemu laki-laki sepertimu.” puji Baby dan memandang mata Jo dengan nakal. “Beruntung ya, cewek yang dekat denganmu.”
    “Ah.. saya nggak punya pacar non, mana ada yang mau sama cowok jelek macam saya non.” kata Jo malu-malu.
    “Masak sih Jo, kamu cakep kok di dalam sana” rayu Baby
    “Ah non Baby bisa saja” kata Jo tersipu malu.

    Tiba-tiba Baby Margaretha berpindah tempat duduk mendekati Jo. Kedua kaki seksinya ia taruh di sofa seraya memandang Jo nakal. Pria mana yang tidak bakalan tergoda yang melihat cewek seksi dengan celana jins super pendek seolah seperti CD dan tanktop ketat yang menunjukkan lekuk tubuh serta belahan dada seorang Baby Margaretha. Ditambah dengan tatapan nakal Baby, membuat Jo agak klepek-klepek.
    “Jo, Baby gak bohong kok, Jo cakep deh” rayu Baby lagi.
    Kini Jo hanya terdiam, ada sedikit di celananya. Baby pun melanjutkan rayuannya
    “Jo, mau gak Jo jadi pacar Baby malem ini aja? Paling gak, Baby beneran mau balas budi buat Jo. Mau yah Jo…”
    Melihat sikon yang mulai mengundang Jo pun sadar, dia sebenarnya juga tergoda oleh rayuan Baby Margaretha. Bagaimanapun, Jo adalah seorang pria dan tidak ada satupun pria waras yang tidak akan tergoda oleh body seksi Baby Margaretha barang sedikitpun. Ia juga paham, dia sebetulnya bukanlah pria yang betul-betul alim. Karena pergaulan juga, dia akhirnya pernah merasakan surga dunia walaupun membayar. Kebetulan waktu menjadi kuli, banyak teman-temannya berasal dari perantauan. Tak jarang bagi mereka yang telah beristri merindukan kehangatan tersebut. Dan tak jarang pula mereka mengajak Jo. Awalnya karena gengsi dan tidak ingin dianggap cupu, dia mengikuti teman-temannya. Namun ia belakangan agak ketagihan kala birahinya memuncak. Hanya saja pekerjaan yang sibuk dan berat belakangan rupanya mampu mengontrol nafsu Jo. Namun ia masih ingat kalau Baby adalah klien penting bosnya. Jo tidak mau perbuatannya nanti menjadi masalah di kemudian hari. Dengan jaim dia berkata,
    “Aduh Non, beneran Jo Ikhlas, aduh Non… mending jangan deh, Jo gak enak sama non dan pak Bos.”
    Baby pun tertawa mendengar Jo berkilah, ia berkata dalam hati, “Huh, jaim-jaim ngaceng juga kamu.”
    Baby pun kembali menggodanya “Jo, kalau kamu ikhlas, kenapa dedekmu nggak sih” seraya mengelus tonjolan di celana Jo.
    Jo pun kaget setengah mati, jantungnya hampir copot. Benar apa yang dikatakan Baby, ternyata si otong nggak ikhlas. Di balik persembunyian si otong seolah berteriak-teriak minta jatah untuk beraksi.

    Melihat Jo hanya terdiam, Baby pun kembali merangsang Jo. Kali ini tangan kirinya merangkul Jo, buah dadanya yang montok dan berisi ia tempelkan ke dada bidang Jo dari samping, sementara itu tangan kanannya masih mengelus-elus tonjolan di celana Jo. Kali ini Jo sudah tidak dapat menolak. Entah karena birahinya kembali memuncak tak terbendung atau dengan pengaruh viagra yang tanpa sadar ia minum tadi, kini, Jo mulai larut dalam permainan. Namun perasaan jaim masih tersisa di pikirannya,
    “Non, bener saya tidak enak non sama non dan pak Bos, kalau ada yang tahu gawat non, bisa dipecat saya” rengek Jo.
    “Ah Jo…. santai aja kali, rumahku sedang sepi kok supirku sedang pulang kampung dan pembatuku baru besok siang balik sini. Santai aja Jo kita aman kok, gak ada yang ngintipin, asal….” rayu Baby lagi.
    “Asal apa non?” tanya Jo.
    “Asal kamu gak nolak dan jangan bilang ini ke siapa-siapa yah, hanya untuk kita berdua aja yah Jo.” jawab Baby. Mendapat lampu hijau seperti itu, Jo menjadi tidak ragu-ragu lagi.
    “Siap non hehehe…” Jawab Jo bersemangat. “Idihh… tadi malu-malu jaim, sekarang nafsu nih ye” ledek baby dengan tertawa
    Jo tida membalas. Mereka hanya bertatapan kemudian Jo memulai inisiatif dengan melumat bibir Baby Margaretha terlebih dahulu. Tangannya segera meremas-remas payudara Baby dengan lembut. Beberapa menit bibir mereka bertemu dan berpagutan. Lidah Jo dengan aktif menggelitik rongga mulut Baby.
    “Jo kamu udah pernah ya?” tanya Baby kemudian melepas ciuman mereka. “
    Hhhh…. sudah non, dulu pas jadi kuli, tapi ya cuman jajan biasa non.” jawab Jo sambil mengambil napas.
    “Hmm… jadi beneran belum pernah ama pacar ya Jo?” tanya Baby lagi.
    “Belum, emang kenapa?” tanya Jo.
    “Gak apa-apa, sini, baby contohin. Idih… jangan di monyongin dong Jo hahaha…” Baby tertawa melihat ulah Jo. “Sini Jo deketin wajahmu”
    Jo pun mendekatkan wajahnya. Kali ini, giliran Baby Margaretha yang melumat bibir Jo. Pertama, dipegangnya dagu Jo, kemudian dikecup-kecupnya bibir Jo dengan lembut menghisapnya perlahan dan pelan-pelan Baby memainkan lidahnya. Baby memainkannya dengan baik seolah mengajak lidah Jo bergulat serta membuat bibir Jo hangat seolah dipeluk membuat Jo bak di atas awan.

    “Gitu Jo, sekarang giliranmu ayo!” ujar Baby, kini baby bahkan memosisikan duduknya sehingga ia kini dipangku oleh Jo.
     Jo pun melakukan apa yang dicontohkan oleh Baby. Dipandangya gadis molek itu, kemudian dikecupnya lembut bibir Baby seolah memeluknya, kemudian, ia teruskan dengan memainkan lidahnya perlahan seolah mengajak lidah Baby berpagutan. Baby kemudian menaruh kedua tangan Jo di payudara dan pahanya, kemudian ia meminta Jo untuk melakukannya lagi. Dengan lembut tangan Jo membelai-belai payudara dan paha foto model seksi itu. Kemudian ia selipkan tangannya dibalik tanktop ketat dan hotpants Baby, mencari-cari putingnya di balik cup penutupnya kemudian memijitnya lembut dan nakal. Gairah mereka berdua kini telah memuncak. Baby dan Jo saling melepaskan baju mereka. Jo masih menyosor dengan ciuman-ciuman nakalnya pada bibir Baby sementara kedua tangannya bergerilya membelai-belai tubuh seksi Baby Margaretha. Baby kemudian mengajak Jo masuk ke kamarnya. Ia kemudian mendorong tubuh Jo bersandar di ranjangnya, kemudian Baby mengkecup-kecup puting Jo, memainkan dengan lidahnya dan tangan lembutnya kini mengarah ke batang kejantanan Jo, membelainya dan memijitnya dengan hangat. Baby sangatlah pintar memainkan lidah nakalnya. Diputar-putar lidahnya mengelilingi puting Jo dan digigit-gigitnya kecil seolah itu permen mint bagi Baby, sementara tangannya membelai kejantanan jo dengan berirama. Permainan Baby pun membuat Jo terangsang setengah mati. Ia pun juga tak mau kalah, kini ia memilin-milin dan memijat puting Baby membuatnya mendesah tak keruan, Kesempatan itu tak disia-siakan, Jo segera melumat payudara Baby yang montok itu. Diciuminya dengan lembut dan menggigiti puting Baby membuat Baby mendesah-desah. Tak lupa Joko kombinasikan dengan sapuan lidahnya seperti yang dicontohkan oleh Baby tadi. Jo menaruh tangannya pada vagina Baby, mencari-cari klitoris Baby dan memainkannya,
    “Auw… pelan-pelan dong Jo, pelan, kayak kamu mijitin putingku tadi Jo” rayu Baby nakal.
    Jo pun menurutinya. Kini sambil memainkan puting Baby, Jo memijit-mijit klitoris Baby dengan lembut membuat Baby mendesah-desah tak karuan dan menggigit bibirnya. Sesekali Jo mencelupkan jari-jarinya ke dalam vagina Baby, mengoreknya perlahan seolah tidak ingin kehilangan setiap jengkal cairan madu dalam vagina Baby. Tiba-tiba ia menemukan suatu tonjolan-tonjolan kasar dan menekannya.
    “Aaahhhhh….. terus Jo, di situ teeerruuusss…..” desah Baby mengeliat-geliat. Jo pun makin bersemangat melakukannya.

    “Ohh…. ohhh,,, Jooo… Aku keluarr…..” desah Baby mencapai orgasmenya diiringi lendir kewanitaan yang mengalir deras dari vaginanya.
    Jo pun segera menyeruputnya dengan lahap. Lidah Jo seolah menyeka seluruh belahan vagina baby tanpa menyisakan cairan lendir sedikitpun. Baby pun mengambil nafas sementara Jo masih sibuk menyeka vaginanya.
    “Jo sini dong tiduran sebelah Baby…” rayu Baby.
    Jo pun menurut. Kini baby memposisikan dirinya di atas Jo sehingga lebih leluasa melihat penis pria itu.
    “Jo punyamu besar juga ya” kata Baby sambil sibuk membelai kejantanan Jo, menjilatinya memutar, memainkan lubang kencing Jo dengan lidahnya yang nakal, dan mengulum-kulum penis tersebut.
    Dalam Hatinya surprise juga Baby melihat penis Jo berukuran hampir sepusarnya dengan diameter 4 cm. Namun membayangkan ukuran penis yang akan menggarapnya mebuat Baby makin bersemangat.
    “Ohhh….. terussss Non… Ssspppp…. ohhhh…. enak non, terus” racau Jo tidak karuan.
    Baby pun kini menjepit penis Jo dengan payudaranya yang montok. Ia menaik turunkan payudaranya. sembari mulutnya masih mengulum penis Jo.
    “Ohhhhh…. ” lenguh Jo panjang.
    Tak urung isapan mulut seksi Baby ditambah jepitan Payudara Baby membuat kelabakan setengah mati. Pertahanan Jo akhirnya jebol,
    “Uh… non… Jo mau keluar non, lepas dulu non!”
    Namun Baby tidak memperdulikan ucapan Jo dan terus menghisap penisnya hingga akhirnya Jo ejakulasi dalam mulut Baby.
    “Uhhh…. Ohh…..” “crot…crot….crot…” lebih dari lima kali penis Jo berkedut, namun Baby Margaretha masih belum melepaskan isapannya dari penis Jo, seolah tidak ingin melewatkan setetespun sperma yang keluar dari penis Jo. Cairan putih itu dilahapnya dengan rakus. Jo hanya bisa mendesah keenakan
    “Ahhh….. Non Babyy….”
    Baby Maragaretha pun menyelesaikan isapannya dengan sebuah kecupan kecil pada lubang kencing Jo. Lalu ia menjulurkan lidah menunjukkan sisa sperma yang dia tampung di mulutnya pada Jo, kemudian menelannya habis. Pemandangan nakal itu membuat Jo takjub.

    Baby Margaretha kemudian meminta Jo untuk mengambilkan segelas air dingin dari lemari es di pojok kamar. Ia lalu meneguk air minum tersebut.
    “Uih… seger Jo…” kata Baby Manja.
    “Non, apa gak jijik nelen peju? Emang rasanya enak ya Non” tanya Jo keheranan.
    “Habis pejumu enak sih Jo” kata Baby terkikik. “gurih lagi” godanya.
    “Eh apa iya non ” kata Jo polos tidak percaya.
    “Enggak segitunya kali Jo, tapi enak kok hahaha…” tawa baby.
    Dalam hati Baby berpikir ternyata sangar-sangar gini Jo culun dan menyenangkannya, tidak seperti para pria yang pernah membookingnya yang hanya sekedar menginginkan sex darinya. Baby berpikir andai Jo mau menjadi budak seksnya pastilah asyik. Jo kini memulai inisatif, dibelainya lembut tubuh Baby Maragaretha dan diciumnya dengan lembut.
    “Tadi malu-malu kucing, sekarang nagih ya Jo?” goda Baby nakal.
    Jo hanya tersenyum dan kembali menggarap tubuh seksi Baby. Tak beberapa lama, penis Jo kembali menegang dan kini ia pun siap. Ia memposisikan dirinya di bawah dan Baby di atas. Baby pun tanggap dan segera membimbing penis Jo masuk ke dalam liang vaginanya. Perlahan-lahan Baby menurunkan pinggulnya, namun penis Jo memang besar. belum sampai tertelan semua, Baby merasakan sesuatu menyeruak di pintu rahimnya. Ternyata penis Jo Mentok di vaginanya.
    “Uuuhh…gedenya, memek gua ampe penuh” gumam Baby dalam hati.
    Baby mendiamkan dulu vaginanya menancap mencoba beradaptasi dengan penis Jo. Tak lama kemudian ia baru mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan. Perlahan pula rasa perih dan sesak di vaginanya berkurang dan mulai tergantikan rasa nikmat. Baby menaik turunkan pinggulnya dipadu dengan gerakan maju mundur dan memutar. Terkadang Parjo menggodanya dengan mengangkat pinggulnya supaya penisnya masuk lebih dalam.
    “Ahhh….. Ohhhh….. SSss… JJoooo….. Enak, Jo” ceracau Baby Margaretha.
    Baby tambah mendesah-desah ketika tangan Parjo dengan usil menggerayangi payudaranya. Memijit-mijit puting dan membelai kedua buah dada dengan lembut.
    “Iisseeeppp Jooo…. Ahhh…. Sshhh….” desah Baby meminta Parjo menghisap payudaranya.

    Parjopun kini duduk memangku Baby dan menariknya mendekat padanya supaya ia dapat menyusu pada payudara montok itu. Baby pun melanjutkan genjotannya naik turun. 10 menit kemudian Parjo meminta Baby nungging namun ia tidak langsung memasukkan penisnya. Ia gerayangi payudara Baby dan ia tusuk-tusuk vaginanya dengan kedua jarinya membuat Baby tak tahan,
    “Engghh…. Jo masukinnn….” pintanya lirih
    Maka dengan satu sentakan medadak Parjo menusukkan penisnya pada liang vagina Baby. Membuat tubuh Baby melengkung ke atas disertai lenguhan nikmat. Kesempatan itu tak disia-siakan Parjo. Kepalanya meyusup melewati bawah ketiak Baby dan menyusu pada payudara Baby. Parjo sungguh membuat Baby kewalahan, penis Parjo menusuk dengan berirama. Sebentar lambat lalu tiba-tiba disusul dengan tusukan cepat penis Parjo hingga mentok ke mencapai pintu rahim Baby. Ditambah dengan isapan-isapan nakal pada puting payudara Baby sesekali disertai gigitan lembut. Serangan bertubi-tubi Parjo membuat Baby kewalahan. Tak berselang lama Baby melenguh panjang. Mulut seksinya membentuk huruf O dan punggungnya melenting ke belakang menandakan oragasmenya telah datang. Cairan cinta Baby mengalir deras dari sela-sela liang vaginanya. Namun Parjo tidak menghentikan tusukan-tusukan penisnya pada vagina Baby sehingga orgasmenya datang bergelombang. Hal ini tentu membuat Baby melenguh panjang. Bibir parjo kini berpindah dari payudara Baby menuju  bibirnya, Mereka berciuman dengan penuh gairah. Kini Parjo membuat Baby tiduran terlentang. Membuat Parjo lebih mudah melancarkan serangan-serangannya. Ia langsung menaikan kecepatan. Baik tangan kanan dan kiri tak luput membelai dan meremas-remas payudara seksi Baby. Bibir Parjo juga bergerilya dari satu puting ke bibir seksi Baby. Baby segera memperoleh orgasme kedua. Tubuhnya melenting ke atas namun tertahan oleh tindihan Parjo. Sementara itu kedua tangan Parjo meremas kedua payudaranya dan keduanya saling berciuman. Rupanya Baby menikmati kondisi dimana Baby seolah sedang diperkosa Parjo. Ia memeluk Parjo dan ia kaitkan kedua kakinya pada pinggul Parjo. Baby sekali lagi mendapatkan multi  orgasme. Kali ini Parjo makin mempercepat tusukannya. Baby kelabakan menerima gempuran itu hingga akhirnya ia mendapatkan orgasme keempatnya.
    “Hekh….heh…. Non. Jo mau keluar non, Jo keluarin di luar ya non” kata Parjo takut membuat Baby hamil.
    Namun Baby justru mengaitkan lagi kakinya pada pinggul Parjo dan memeluknya serta menciumnya dengan ganas. Membuat tekanan pada penis Parjo berlipat. Penis Parjo seolah dipijit-pijit dari segala arah plus telah mentok pada mulut rahim Baby seolah penis Parjo sedang menciumi pintu rahimnya. Membuat Parjo segera menyemburkan spermanya dengan deras pada rahim Baby.
    “Crott….Crroott….Crroott…” penis Parjo berkedut-kedut mengeluarkan isinya mengisi rahim Baby.
    Setelah melalui gelombang orgasmenya, Parjo pun ambruk menindih Baby. Penisnya masih menancap pada liang vagina Baby.

    “Hhh…. Non, gak papa di dalem? Kalo non hamil gimana?” tanya Parjo resah.
    “Kalo gue hamil, Jo tanggung jawab yah” goda Baby nakal.
    “ehh…kok?” Parjo panik.
    “Hahaha…. gak apa-apa Jo, baby selalu minum pil anti hamil kok, santai aja. Lagian lebih enak kalo dilepasin di dalem Jo, lebih dalem sensasinya” jelas Baby.
    “Fuhh….” Jo pun menarik napas lega karena Baby hanya bercanda.
    Kini mereka berdua bangkit dari ranjang, Baby segera menarik lengan Jo menuju kamar mandi. Kamar Mandi Baby tidaklah terlalu besar, namun ada bathub dan shower di dalamnya. Di dalam kamar mandi, Baby dan Parjo saling semprot dengan shower. Hampir seluruh tubuh Baby Parjo semprot, apalagi vagina Baby yang merah dan ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus membuatnya kegelian.
    “Hahaha…. Geli Jo…. Geli….” tawa Baby manja.
    Kini giliran Baby mengerjai Parjo. Disemprotnya Parjo dan kembali penis Parjo ia jepit di antara payudaranya dan hisap-hisap hingga tegang kembali. Kali ini Parjo tidak mau kecolongan. Parjo menyandarkan tangan Baby pada bathub dan memegang pantat Baby mengepaskan dengan penisnya. Tiba-tiba, “blush…” penis Parjo menusuk masuk liang kenikmatan Baby, membuat Baby melenguh nikmat dan tubuhnya terlenting seksi ke belakang. Tangan Parjo pun memegang bongkahan pantat Baby.
    “Ssshhh…. Jo, tampar pantatku Jo…” erang Baby nikmat.
    “Plak….plak…plak….” tamparan pun mendarat di pantat Baby membuatnya memerah.
    “Ssshhh…. Enak Jo, saya mau keluar” erang Baby menahan nikmat.
    Parjo pun menaikkan kecepatan tusukannya. Kedua tangannya kini meremas-remas payudara Baby.
    “Ohhh…..” “Crrrr….crrr…” Mulut Baby membentuk huruf O yang seksi. Tubuh Baby melenting ke belakang. Lututnya bergetar tak mampu menahan berat tubuhnya. Baby terjatuh pelan bertumpu pada lututnya. Sementara Parjo masih mendiamkan Baby menikmati orgasmenya dan menyangga tubuh Baby agar tidak terlepas.

    “Jo, capek berdiri terus nih” keluh Baby manja.
    Maka gantian lah Jo duduk di bathub dan memangku Baby yang sedang berusaha memasukkan penis Parjo ke dalam liang kenikmatannya. “Bleeeshh….” “Heghh….” Baby melenguh, merasakan penis Parjo menembus ruang terdalam liang kenikmatannya dan seolah mencumbu pintu rahimnya seolah membuat vaginanya meleleh nikmat. Jo pun berdiri dan menggendong tubuh Baby. Jo mulai melanjutkan persetubuhan yang hot itu. Dia menyandarkan tubuh Baby pada tembok, menusuknya dengan kencang, dan sesekali menciuminya. Sementara Baby mengaitkan kakinya dengan erat dan memeluk Jo kencang supaya tak jatuh. Posisi ini membuat tusukan-tusukan Jo semakin dalam. Baby pun mengerang keenakan, membuat Jo bersemangat. Tak berselang lama, tubuh Baby melenting mendapatkan orgasmenya. Jo yang pada posisi itu merasakan penisnya bagaikan di giling-giling nikmat oleh vagina Baby pun tak kuasa menahan gejolaknya lagi. Dengan sekali sentakan, penis Jo kembali mencium pintu rahim Baby Margaretha dan mengalirkan sperma hangatnya ke dalam rahim Baby, mengisinya penuh, seolah Jo ingin Baby mengandung anaknya. Mereka berduapun berciuman mesra, bibir dan lidah saling mengait, seolah tak ada hari esok. Jo pun duduk kembali pada bathub. Kali ini giliran lutunya yang bergetar. Sementara Baby sibuk membersihkan penis Jo dengan hisapan mautnya seolah tak ingin ada sperma yang tertinggal. Setelah itu merekapun mandi bersama, saling membasuh dan menyabuni satu sama lain. Tentunya Jo tak melewatkan kesempatan untuk kembali meremas-remas payudara Baby yang seksi.
    ____________________________
    End of Night

    Usai mandi, Baby meminjamkan kimono dan handuknya pada Parjo. Sementara Baby membalut tubuh seksinya dengan handuk ungu. Berjalan menuju lemari es dan menungging untuk mengambil botol air mineral. Mengarahkan pantat seksinya pada Jo, seolah kembali mengundang untuk bermain.

    Melihat pemandangan yang begitu menggoda, Jo kembali mendekati Baby dari belakang dan memeluknya hangat.
    “Ei…ei.. Jo… udah dulu dong, Baby mo istirahat dulu, kamu udah tiga kali keluar lo Jo” kata Baby Margaretha sewot.
    “Hehehe… tanggung non, biasanya kalo udah tiga juga Jo lemes. Cuman entah kenapa ini otong “naek” lagi, udah deh non, nurut aja yah” Kata Jo terkekeh.
    “Gawat, gue lupa, tadi udah masukin viagra ke minuman Jo” gumam baby lirih. Namun apa daya, serbuan Jo juga kembali membangkitkan gairah Baby Margaretha. Tubuhnya haus akan belaian lelaki. Beberapa hari ini memang para bos-bos dan eksekutif yang membookingnya belum memanggilnya lagi karena sedang sibuk, maklum akhir tahun, masa tutup buku, sedang sibuk-sibuknya, sehingga ia tidak merasakan seks yang penuh gairah sejak itu. Baby pun menyambut ajakan Jo, dan kembali mereka keduanya memadu kasih hingga pagi menjelang.
     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks anya geraldine

    Sebagai seorang wanita, aku banyak menerima pujian dari fans ku yang menyebut aku sebagai salah satu wanita tercantik di era modern ini. Aku Anya Geraldine. Seorang konten kreator, aktris dan selebgram.

    “Mba Anya, hari ini kami antar paket kami untuk mba Anya posting di IG Mba.”
    “oh iya mas. Aku kirim via WA alamat apartemen ku ya”
    “Baik mba aku tunggu”

    Begitu percakapan via telpon dari seorang produsen balon hias yang ingin produknya aku promosikan di halaman instagramku. Setelah menerima telpon itu. Aku bergegas mengganti pakaianku karena hari itu sangat panas dan akupun pergi berenang di kolam di apartemen ku.

    Tak lupa aku mengambil foto saat aku akan berenang dan memajangnya di halaman IG ku. Berselang beberapa lama. Telpon ku berbunyi Menandakan ada seseorang yang menelpon. Dengan nomor yang tak bernama, aku pastikan itu telpon dari supir ojek yang mengantar paket balon hias yang akan ku promosikan.

    “Mba, ini saya kalau harus masuk gedung harus minta akses ya”
    “Iya Pak. Ga apa2 bapak tukar identitas saja. Nanti aku ganti kok ongkos parkirnya”
    “Baik deh kalau begitu”

    Aku begegas mengambil handuk membalut badanku yang hanya berbikini. Aku pergi memeriksa apakah aku memiliki uang kecil untuk memberikan tips pada abang ojek yang mengantar paketku.

    “Sial. Duit cash lagi abis”

    Ternyata hari itu aku lupa mengambil uang cash. Aku tak memiliki uang cash segikitpun. Aku berniat menukarkan uang. Namun pintu apartemen ku berbunyi seperti diketuk oleh orang. Sepertinya abang ojek itu sudah sampai depan apartemen ku. Aku pun bergegas membukakan pintu.

    “Ini Mba paketnya.”
    “Iya Bang makasih.”
    “Mba mau minta tips sama uang parkirnya boleh”
    “Aduh aku lagi ga ada uang kecil pak”

    aku kebingungan mau memberikan tips atau uang parkir yang cukup. Aku ke dalam mencari lagi apakah ada uang receh di tas ku. Namun aku tidak menemukan sepeserpun. Tiba-tiba aku terpikirkan untuk menggantikan tips itu dengan mengizinkan abang ojek melihat kemolekan tubuhku.

    “Bang! sini bang masuk aja sebentar”

    *jeglek, bunyi pintu tertutup. Menandakan abang ojek sudah masuk ke dalam. Aku pun keluar menemui abang ojek dengan hanya memakai bikini ku.

    “eh mba kok ga pake baju”
    abang ojek itu kebingungan karena melihatku yang hanya memakai bikini.

    “Gini bang. Aku ga ada uang kecil buat ngasih tips jadi aku boleh ya ganti dengan izinin abang lihat badanku ini”
    “Aduh mba saya jadi enak, eh ga enak.”

    Muka abang ojek ini seperti kebingungan melihatku denga bikini. Namun apa yang terjadi berikutnya sungguh tak kusangka

    “Kalau cuma ngelihatin mana seru mba!”

    Tiba-tiba abang itu melayangkan tangannya menyentuh payudaraku. Anehnya aku tak berontak karena aku merasakan sebuah kenyamanan. tukang ojek itu memeras payudaraku dari luar bikini ku ini.

    “Nah begini enakan mba”
    “uhh”
    “enak ya mba, sini mba dibuka saja”

    Dengan tanpa halangan. Tukang ojek ini memrosotkan bikini ku ke bawah sehingga terpampang payudaraku ini. Diapun melanjutkan remasannya dengan tanpa halangan.

    “mba, sini mba.”

    kami duduk di sofa dan dia mendaratkan mukanya di payudaraku. Menciuminya dengan semangat.

    “eurgh”
    *suara yang keluar dari tukang ojek itu. Aku merasakan nikmat yang begitu enak ketika pentilku disedot dan yang satunya dipilin.

    Asyik dengan payudaraku. Tukang ojek ini melanjutkan sentuhannya keselangkanganku yang masih berbalut bagian bikini ku. Dia berhasil menyelinapkan tangannya kebalik bikini dan berhasil mencapai itilku.

    “bersih mba. ga ada bulunya.”
    *begitu katanya saat berhasil meraba memekku ini.

    “euh uh”
    *suara yang bisa keluar dari mulutku ketika dia memainkan payudara dan memekku bersamaan. Sensasi yang begitu nikmat.

    Bergegas tukang ojek itu melucuti semua pakaiannya setelah melepas semua serbuan di tubuhku ini.

    “mba buka juga ya”
    “iya bang”

    setelah selesai membuka pakaiannya. Diapun melorotkan semua bikini ku. Sehingga kita berdua dalam keadaan telanjang bulat. Payudaraku bulat. Pelernya dia bulat dan penisnya yang sudah berdiri tegak.

    Melihat betapa bersinya memekku. Dia memposisikan mukanya di depan selangkanganku dan aku dibuatnya mengangkang. Tangannya yang kuat tetap menjaka kaki ku tetap terangkat mengangkang.

    “sluprs slurps”
    “euh euh euh”
    “wangi mba.”
    “terus bang”

    Di titik ini aku sudah tidak peduli lagi siapa dia. Kini ku mulai berharap kontol tegak itu masuk ke memek ku. Jilatan di itil itu begitu merangsangku. Sepertinya aku akan keluar.

    “aku keluar bang”
    “euh euh”
    “basah mba”
    “terus bang jilat semua”

    akupun keluar. Kucapai orgasme pertama ku di mukanya. Akupun menarik tukang ojek ini untuk mengambil posisi duduk di sofa dengan sedikit turun ke bawah. Agar kontolnya nyaman aku tunggangi.

    “sini bang. Aku naik nanti”
    “iya mba”

    Aku pun naik sofa dan mengarahkan kontolnya ke memek ku. Aku tak bilang ini memek perawan. Tapi aku cukup yakin ini masih rapat.

    “Aaaaahhhh”

    desahku panjang seketika memeku menyeruak oleh kontolnya. Setelah kontolnya masuk. Ku tahan beberapa saat. Kulihat mukanya merem melek menikmatik memekku.

    “aaaargh”
    begitu desahnya.
    Aku pun mulai memompa kontol itu. Merasakan gesekan gesekan itu aku pun makin giat menggoyangnya.

    “abang kalau mau keluar bilang ya. Nanti di mulutku aja”
    “iya mba. abang kuat dijepit begini aja”
    “ah ah ah”

    Nafasku menderu. Tak ku sangka abang ini begitu kuat. Kupikir jepitan memekku akan membuatnya cepat keluar. Nyatanya aku malah kembali mencapai orgasme ku.

    “ah aha bang ahbang. aku keluar lagi”
    “iya mba sok. Keluar lagi aja”
    “aaaahhhh”

    cplak cplak bunyi aduan paha kami menjadi berubah karena basahnya memek ku. Tukang ojek itu memangku ku dan membalikan posisi kami. Sehingha kini menjadi aku yang mengangkang di atas sofa. Dia menyodokku dari depan sembari berdiri.

    “Gini ya mba sampr saya keluar”
    “iya bang ayo bang”

    Dengan giatnya abang ini memompa memekku. Dengan ritme cepat. Seperti tanpa ampun.

    “argh argh”
    desah abang ini begitu semangat memompa memekku. Setelah beberapa menit memompa dengan tempo rendah. Temponya bertambah. Kutahu ini pertanda dia mau keluar.

    “Abang mau keluar nih”

    ku dorong dia sekuat tenaga. Sehingga lepas kontolnya dari memekku. Aku langsung mengambil posisi berjongkok dan menghadapkan mukaku di depan kontolnya.

    “iya mba. abang mau keluar.”
    “sini bang aku sepong. Keluarin di mulutku aja”

    Ku sepong kontol hitam itu dengan lembut dan sentuhan di pelernya. Kusedot dan kukulum. Sampai akhirnya

    “aaaargh…..”
    lenguhan panjang dan muncratnya peju putih kental di mulutku menandakan tukang ojek ini orgasme. Aku pun bergegas mengambil tisu dan membersihkan mulutku dari pejunya. Sementara tukang ojek itu duduk di sofa dan menghela nafas begitu cepat.

    “enak mba. makasih.”
    “aku juga makasih bang.”

    Setelah beberapa saat istirahat aku pun mandi dan menunggu abang itu istirahat. Sebagai bantuan terakhir dia memotretku untuk bagian promosi dari apa yang dia kirimkan paketnya.

     

     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks siti badriah

    Pagi ini, dari sebuah kompleks perumahan di wilayah bekasi utara dengan kuda besi yang setia aku kendarai. Kemacetan dan asap kendaraan biasa menerpa bagai angin berhembus.

    Aku memarkirkan kuda besi di pelataran parkir yang tersedia dan bergegas menuju ruanganku. Sebuah meja furnitur krem dan sebuah netbook tertata rapi disamping printer carbon. Aku tidak menyukai meja yang bertumpuk dengan dokumen – dokumen yang bila aku simpan di netbook tidak sampai 100MB.

    Sebelumnya, perkenalkan namaku Grha. Sebuah nama yang cukup tidak lazim. Sesuatu yang berhubungan dengan namaku menjadi plesetan dan canda tawa yang aku tanggapi dengan tidak serius. Lagipula, menyenangkan orang lain mendapat pahala juga.

    Kembali ke pekerjaan, deretan angka dan kolom menjadi santapan mata setiap hari. Berkutat dengan nilai-nilai yang tidak sedikit cukup membuat pikiranku tersiksa.
    “Grha, kamu sibuk?” Tanya Ibu Kinanthi. Boss Divisi tempatku bekerja.

    “Siap Bu. Hanya menyusun laporan anggaran pelatihan kemarin, Bu.” Jawabku.
    “Boleh aku minta tolong? Kebetulan Staff Logistik hari ini ijin ada keperluan. Bisa minta tolong pergi ke Informa Bekasi? Ada urusan administrasi yang harus diselesaikan.”
    Jelas Ibu Kinanthi.

    “Baik Bu. Saya akan kesana. Kira – kira kapan saya berangkat kesana?”
    “Nanti jam makan siang saja. Nanti urusanmu biar diselesaikan dengan rekan kerjamu, Lika.”
    “Baik Bu.”

    Waktu berlalu dan menunjukkan pukul 11.30 WIB. Aku segera berangkat menuju tempat tadi. Tempat yang aku tuju tidak terlalu jauh sehingga aku tidak banyak kehilangan waktu. Aku sendiri sudah beberapa kali kesini. Namun, tidak pernah sekalipun aku membeli barang dari tempat ini. Tapi bukan itu yang harus dibicarakan saat ini.

    Berbekal nota pembelian dan sejumlah uang, aku menuju tempat administrasi dan menyelesaikan urusan yang menjadi tujuanku kesini. Dari kejauhan, kerumunan orang nampak berfoto ria dan heboh. Mereka bersorak kegirangan walau beberapa petugas keamanan mencoba membuat kondusif suasana. Aku bertanya pada salah seorang pegawai.

    “Mas, ada apa ya disana?”
    “Itu mas. Artis. Penyanyi dangdut. Kalau tidak salah Siti Badriah.”
    Aku mengernyitkan dahi. Tidak terlalu percaya, aku mengamati kerumunan itu sekali lagi. Dan benar apa kata pegawai yang memberitahuku.
    “Terima kasih, Mas atas infonya.”

    Aku berhenti sejenak memandangi kerumunan. Ingin aku kesana, tapi aku tidak terlalu mengenalnya. Yang aku tahu, ia menyanyikan lagu yang menjadi hits beberapa waktu lalu. Aku tidak terlalu mengikuti perkembangan infotainment.

    Kerumunan itu reda ketika petugas keamanan membubarkan fans yang berkerumun. Artis ini langsung melenggang pergi tanpa pengawalan. filmbokepjepang.com Aku menelepon mengabarkan ke kantor bahwa urusan di Informa telah selesai. Kuamati dia, rambutnya sebahu berwarna hitam terburai. Langkahnya menapak anggun khas perempuan. Dengan memakai blus dan celana hitam melekukkan setiap bagian tubuhnya.

    Aku menjaga beberapa langkah darinya menuju keluar. Ia berhenti menerima telepon. Rak besi tertata rapi sebagai display di sampingnya. Terlihat anak – anak kecil bermain di balik rak besi tersebut bermain dorong – dorongan. Rak besi itu akan tumbang ke arahnya.
    “Awas….!”

    Aku mendorong tubuhnya menjauhi rak besi dan seketika menghantamku. Pandanganku kabur dan meredup kelam. Kudengar suara teriakan samar dan tidak terdengar sama sekali.

    Kemudian, dengan mata masih berat aku mencoba mengumpulkan kesadaran. Aku terbaring di sebuah ranjang. Aku tidak begitu mengenal tempat ini. Hanya seorang pegawai dari Informa yang kebetulan memantau keadaanku.

    “Syukurlah bapak sudah sadar.” Kata pegawai tersebut. “Bapak berada di ruang perawatan kami. Tadi bapak tertimpa rak besi di tempat kami.”

    “Ya, aku mengingatnya.” Badanku cukup sakit tertimpa. “Aku tidak apa – apa. Hanya sedikit sakit di badan.”
    “Saya ijin keluar dahulu.”

    Pegawai itu keluar dari ruangan dan berganti dengan seseorang yang aku kenal wajahnya. Ya, dia adalah Siti Badriah. Bersama perwakilan toko, ia melihat keadaanku saat ini.

    Perwakilan toko menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa yang menimpaku. Aku sendiri tidak mempermasalahkannya. Aku sedang tidak ingin membicarakan kompensasi yang akan diberikan oleh toko. Ia menyerahkan sebuah kartu nama dan berharap bahwa kejadian ini tidak berlanjut.

    Cerita Sex Artis – Bersama Siti Badriah
    Siti Badriah masih berdiri disitu ketika perwakilan toko keluar ruangan. Praktis hanya aku dan Sibad (julukan artis dari orang media) yang masih tinggal.
    “Terima kasih atas bantuannya. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku….”
    Aku memotong perkataannya.

    “Tidak apa – apa, saya sebagai manusia harus tolong – menolong. Lagipula, saat itu anda dalam bahaya.”
    “Tetapi, karena saya, anda jadi seperti ini.”
    “Tidak masalah. Saya senang anda tidak apa – apa.”

    Aku melihat jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 16.00. Aku terkesiap bangun dan mengaduh kesakitan.

    “Anda jangan bangun dahulu, anda masih sakit.” Sibad menahan badanku untuk bangun.
    Aku mengambil ponsel dan terdapat missed call dari kantor. Aku segera menghubungi kantor dan memberitahu kondisiku terkini. Sempat aku akan dijemput, namun aku menolaknya.
    “Dari kantor ya?” Tanya Sibad.

    “Iya, saya menghubungi kantor agar mereka tahu kondisi saya. Oh iya, anda tidak ada kegiatan? Saya tidak enak. Karena saya, kegiatan anda terganggu.”
    “Jangan terlalu formal, panggil aku Sibad. Namamu siapa?”
    “Namaku Grha. Aku tidak enak memanggilmu dengan Sibad. Cukup Siti saja.”

    “Terserah kamu ingin memanggilku dengan apa.”
    “Asal jangan dengan kata sayang, ya?”

    Ia tertawa mendengar perkataanku tadi. Suasana baru mencair ketika aku mengobrol sedikit banyak tentang diri masing – masing.

    Waktu berlalu begitu cepat, saling tukar nomor telepon dan akun jejaring sosial sebelum kami berpisah. Kami berjanji akan bertemu kembali untuk sekedar berbincang.

    Hari berlalu cepat, kami semakin intens berhubungan dalam komunikasi. Aku sudah berniat agar tidak terlalu bersinggungan dengannya. Media bagai macan buas yang siap menerkam dan melahap mangsanya bulat – bulat. Ia pun mengiyakan apa yang kulakukan dan menyetujuinya.

    Ia berbagi keluh kesahnya denganku. Mulai dari isu dan gosip tentang dirinya sampai turunnya popularitasnya dibanding rivalnya yang populer lewat tagline yang berlebihan dan goyang ala binatang. Aku mendengarkannya dan memberinya semangat. Hidup bagai roda kadang dibawah kadang di atas.

    Suatu hari, saat jam makan siang ponselku berbunyi. Sebuah pesan singkat dari Sibad.
    “Bantuin aku siapin rumah buat ortu yuk. Aku mau nyiapin kejutan untuk mamah dan papah. Besok hari sabtu, kita ketemu di Gokana Summarecon bekasi.”

    Aku tersenyum dan membalasnya dengan kata setuju. Aku tidak sabar lagi menunggu hari sabtu segera tiba. Entah mengapa aku sangat senang hari itu. Padahal, ia bukan kekasihku.

    Dari media, digembar – gemborkan ia sedang dekat dengan dari artis muda yang ganteng sampai pengusaha properti. Toh, aku sendiri tidak mau ambil pusing. Meski kadang – kadang, ia menjelaskan bahwa ia sedang tidak ada hubungan dengan siapapun. Aku pun mengiyakan saja agar membuatnya senang.

    Hari sabtu, tepat jam 12 siang, di Gokana Summarecon. Aku memesan minuman untuk sekedar melepas rasa haus. Tak berselang lama, seseorang wanita memakai coat dan baju bermotif macan duduk di depanku.

    “Sudah lama, Grha?”
    “Tidak. Barusan saja.”
    “Kamu sudah makan?”
    “Aku baru memesan minuman.”

    “Tidak keberatan jika kita makan di mobil? Aku pesankan take away untuk kita.”
    “Jangan. Biar aku saja yang take away makanannya. Kamu tunggu di mobil aja.”
    “Tunggu aku di parkiran Basement 2. APV hitam No platnya B xxxx XX.”

    Ia beranjak pergi. Begitulah saat kami bertemu. Kami lebih sering menghabiskan waktu berdua di mobil atau tempat yang tidak dikenal sama sekali. Kami selalu menghindari kejaran media dan paparazzi yang selalu mengintai.

    Dengan membawa makanan dan minuman, aku menuju basement 2 dan mencari mobil yang dimaksud. Aku menemukan mobil itu terparkir di sudut basement.

    “Maaf aku kelamaan belinya.”
    “Tidak apa – apa koq.”
    “Makan yuk. Daripada kelaperan nanti.”

    Kami berdua makan di mobil. Sungguh pertemuan yang aneh.
    “Siti, aku minta maaf yah.”
    “Kenapa?”

    “Aku tidak bisa mengajakmu makan di tempat yang berkelas. Tidak di mobil seperti ini.”
    “Seharusnya aku yang minta maaf.”
    “Itu karena aku tidak ingin kamu menjadi sorotan para wartawan yang terus menyorotimu.”
    “Sebentar, kamu makannya jangan belepotan.”

    Aku menyeka bekas makanan di sisi bibir kirinya dengan tisu. Ia terkejut. Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Aku pun keheranan.
    “Kenapa, Siti? Sayang aja kalau muka kamu belepotan seperti itu.”
    “I.I..Iya…”

    Ia mengamatiku dengan salah tingkah. Ia kembali makan dan kupegang rambutnya yang menghalangi wajahnya saat makan.

    “Nih, aku pegangin rambutnya biar tidak ikut kotor. Kamu makan ya.”
    Ia tertegun, ada sesuatu yang membuatnya kembali kehabisan kata – kata. Kemudian ia terbatuk. Refleks, aku mendekatkan minuman kepadanya.

    “Makannya pelan – pelan ya. Nih, diminum biar tidak tersedak.”
    Ia kembali memandangiku setelah minum dan kembali ke makanannya. Ia menghentikan makanannya.
    “Aku sudah kenyang.”

    “Ya sudah. Mana bungkusnya? Aku keluar sebentar mencari tempat sampah.”

    Aku keluar dengan kantong kresek yang akan kubuang. Setelah kutemukan, aku membuang kantong kresek dan kembali ke mobil. Aku mendapati Sibad duduk di depan dan memakai sabuk pengaman yang membelah dadanya.

    Pakaian yang dikenakannya menampakkan semua lekuk tubuhnya. Tubuhnya begitu indah dipandang. Dadanya yang menawan, lekuk tubuh yang sesuai dan aku sangat mengagumi perutnya yang aku sendiri tidak dapat aku gambarkan. Aku menelan ludah melihatnya.

    “Kenapa, Grha?” Katanya membuyarkan pemandanganku.
    “Ah…tidak apa – apa. Aku hanya terkejut saja kau duduk di depan.”
    “Terkejut? Bukannya kau sudah biasa melihatku duduk di depan seperti sebelumnya?”

    Pernyataan dia mematahkan alibiku sekarang. Aku sudah sering melihat Sibad duduk di depan. Tetapi, tidak seperti sekarang. Sibad begitu menggodaku naluri lelaki saat ini.

    Mister Sange – Bersama Siti Badriah
    “Oh iya, kapan aku harus membantumu?” Tanyaku mencoba memecah stagnasi pikiranku.
    “Iya, sekarang bisa antar aku ke Setu? Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku butuh pendapatmu tentang penataan ruang.”

    Aku melihatnya sekali lagi. Darahku berdesir kencang. Kuberanikan diriku berkata kepada Sibad.

    “Siti, kamu tutup badan kamu pakai mantel ya?”
    Ia melihat bagian dada ke bawahnya. Kemudian, ia tersenyum dan menutupi badannya.
    “Terimakasih, Grha.”

    Mobil APV yang ku kendarai melaju menuju Setu. Sepanjang perjalanan, kami membicarakan hal dan ide yang akan kami tuangkan dalam penataan rumah hadiah Sibad.
    Cuaca di Bekasi tidak dapat diprediksi.

    Tadi cuacanya mendung. Sekarang, panas begitu menyengat. AC mobil sudah pada suhu terdingin. Sibad membuka kembali mantelnya. Tubuhnya kembali menampakkan lekuknya.

    “Sangat panas disini. Aku harap kamu mengerti.” Katanya.
    “Iya, tidak apa – apa.”

    Dari tubuhnya bercucuran keringat. Aku sendiri sudah cukup berkeringat di dalam badan.
    “Kamu tidak gerah memakai kemeja di cuaca panas seperti ini?”
    “Gerah sih. Tapi, mw gmn lg.”

    Ia mendekat tangannya dan membuka kancing kemejaku satu persatu. Pakaian dalamku sudah cukup basah dengan keringat.
    “Akh….makasih sudah membuka kancing pakaianku. Tapi, aku malu loh.”
    “Malu? Kenapa? Kasihan kamunya udah kegerahan begitu.”

    “Bentuk badanku tidak bagus.” Kataku. Aku mengakui tubuhku tidak atletis. Sedikit lemak di perut membuatku terlihat gemuk. Tinggi badanku standar orang Indonesia.
    “Aku tidak mempermasalahkan bentuk tubuhmu. Kamu adalah seorang pria yang apa adanya, jujur dan tidak menuruti nafsumu. Aku percaya padamu.”

    “Tidak, Siti. Aku tidak seperti yang kau bayangkan. Aku tidak sesempurna itu.”
    “Memang kamu tidak sempurna. Tapi, aku menyukai prinsipmu. Bisakah kau tidak melihatku untuk sejenak? Kangan mengintip sekalipun.”
    “Baiklah.”

    Sementara aku fokus dengan jalan di depanku. Sibad mencari pengait bra di punggung dan melepasnya. Kedua tangannya melepas kaitan penopang di depan dan melepaskan bra keseluruhan. Dan secara sengaja, ia menaruh bra berwarna krem tanpa penopang di depan kemudi stir.

    Aku terkejut dan membanting stir ke tepi jalan dan mengerem dengan mendadak. Aku terengah – engah seperti kelelahan yang mendera badan.

    “Maafkan aku, Siti. Aku tidak menyangka kamu meletakkan bra ini di depanku. Aku sangat terkejut.”

    “Aku juga tidak menyangka reaksimu seperti ini. Kau tidak pernah melihat bra perempuan?”
    “Tentu saja aku pernah melihatnya berjejer di toko pakaian dalam dan swalayan. Tapi tidak dengan bra milik artis sepertimu.”

    Bra itu masih berada di kemudi stir. Bau khas bra miliknya memaksa hidungku untuk menghirupnya. Bau yang membuatku terangsang hebat.
    Setelah menenangkan diri sebentar, aku kembali melanjutkan perjalananku. Aku sendiri sudah melepas kemejaku dan aku menaruhnya di kursi belakang.

    Tiba di sebuah kompleks perumahan, kami berhenti disebuah rumah dimana kami akan menata rumah tersebut. Aku melihat tumpukan barang furniture di garasi. Ada meja, kursi, karpet dan lainnya. Singkat cerita, kami saling membantu membereskan rumah.

    Aku menyuruhnya untuk beristirahat di kamar tidur yang terlebih dahulu dibereskan karena ia terlihat lelah sekali. Aku membereskan sisanya seorang diri. Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Aku menyandarkan diri di sebuah sofa dan memejamkan mataku untuk beristirahat.

    Aku terbangun, kulihat lampu sudah menyala. Sibad pasti sudah bangun. Kulihat jamku lagi. Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB. Aku menuju kamar dimana Sibad tidur. photomemek.com Tidak kutemukan dia. Aku pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Aku menuju ruang makan untuk mengambil minum.

    2 nasi kotak terhidang di meja makan. Aku menyentuhnya dan masih hangat. Sibad kemana kau pergi?. Aku menuju garasi untuk mengambil kemejaku tadi. Aku mendengar suara desahan yang nikmat.

    “Sssshhh……ooooccchhh……eeeemmmmhhh…….aaaaaccchhhh…..sssssshhhhh…..huuuuuuuhhhhh……uuuuuuchhhhh”

    Aku mengintip dari luar jendela mobil. Sebuah penampakan luar biasa tersaji di depanku.
    Sibad yang tidak memakai celana bermasturbasi dengan menghirup kemeja yang aku kenakan. Ia naikkan bajunya hingga payudaranya terlihat kencang.

    Tangan kanan meremas kemeja dan menghirupnya dalam – dalam. Sesekali, ia memainkan putingnya sendiri yang sudah tegang. Tangan kirinya memainkan memek yang pertama kali kulihat. Sebuah lipatan horizontal yang membuat kontolku menegang.

    Ia mengangkang menampakkan memeknya yang bersih dan terus memainkannya. Jarinya bermain di itil dan memasukkan jari lainnya ke lubang memek. Ia begitu ekspresif dan menikmati masturbasinya. Racauannya menjadi – jadi. Aku pun semakin terangsang mendengar lenguhannya.

    “Sssshhhh……eeeehhhmmmm……Grha…..oooocchh…..yessss……uuuuuuccchhhh……iyaaaaaaa………hissssss…….oooooooccchhh…….Grha……more………yessss…….fffffuuuuucccckkkk…….yyeeeeeaaahhh……….ssssssshhhh”

    Aku melihat live show yang langka ini. Kukeluarkan kontolku yang tegang dan mulai mengocok sambil melihat Sibad bermasturbasi ria.

    Mr Sange – Kumpulan Cerita Sex Artis
    Ia mulai menggesekkan memeknya, perlahan, ia mulai menggeseknya dengan cepat. Dimasukkannya mula – mula 1 jari hingga 3 jari. Payudaranya pun tidak luput dari rangsangannya. Jarinya aktif memilin, memuntir dan meremas payudaranya.

    Dihirupnya kemejaku. Ia menaik turunkan temponya dan ia mulai mengejang. Kakinya menumpu pada kursi depan. Tubuhnya mengejang ke atas.

    Memek bersihnya menyemburkan cairan kenikmatan tiada tara yang deras hingga mencapai kaca depan mobil. Aku memasukkan kembali kontolku yang masih tegang dan kembali ke rumah. Beberapa saat kemudian, Sibad masuk ke rumah dengan kemeja yang aku pakai.

    “Siti? Kau sudah bangun? Aku mencarimu tadi. Tapi, sekarang sudah ketemu.”
    “Kenapa? Kangen?”
    “Mungkin sih. Oh iya, kemejaku kenapa kau bawa? Baru aku ingin mengambilnya di mobil.”
    “Tadi aku mengambil sesuatu di mobil. Sekalian saja ku ambil kemejamu.”

    “Oh, terima kasih, Siti”
    “Makan yuk. Tadi udah aku siapin.”
    “Ya sudah. Yuk.”

    Kami berdua makan malam. Aku masih menatapnya. Beberapa saat yang lalu, ia nampak kelelahan dalam masturbasi. Sekarang, aku melihatnya makan di meja makan.

    “Siti, kau lahap sekali. Seperti baru saja melakukan sesuatu.”
    “Mungkin aku kecapean sewaktu tidur.”
    “Aku sudah mencoba sebisaku untuk merapikannya. Kupikir cukup tertata untuk sekarang.”

    “Tadi aku melihatnya dan hasilnya luar biasa. Kau menyelesaikannya sendiri?”
    “Ya, aku menyelesaikannya sebisaku saja.”

    Selesai aku makan, aku membereskan kotak makanan dan membuangnya. Saat aku berbalik, aku menabrak Sibad yang membawa Gelas Plastik berisi air putih.
    “Duh, Grha. Maaf ya. Aku tidak sengaja.”
    “Aku yang tidak melihatmu saja, Siti.”

    Air itu tumpah di pakaian dan di celanaku. Aku coba mengeringkannya dengan handuk.
    “Kamu lepas aja baju kamu. Di angin – angin biar kering.”
    Aku melepaskan bajuku. Perut one pack ku terlihat. Sibad hanya tersenyum.
    “Ditaruh di gantungan aja.”

    “Iya, Siti.”
    “Badanmu begitu ya?”
    “Maksudnya? Jelek yah? Kurang olah raga nih.”
    “Bulu kamu jarang yah?”

    “Bulu? Kau melihat bulu di bawah pusarku?”
    “Aku melihat sesuatu yang unik darimu saja. Kebetulan bulu milikmu itu menarikku.”
    “Celanamu bukannya basah ya? Dilepas aja biar kering.”
    “Aku tidak nyaman melepasnya.”

    “Kamu pake Boxer kan?”
    “Iya sih, tapi aku tidak pakai celana dalam. Aku lebih suka memakai boxer aja.”
    “Pakai boxer aja tidak apa – apa. Ini sudah malam, tidak mungkin jika aku dan kamu pulang sekarang. Kita berdua menginap saja disini.”

    “Aku ke kamar mandi dulu. Aku akan melepas celanaku ini.”
    Aku pergi ke kamar mandi dan melepas celanaku. Kulihat kontolku yang lemas.
    “Huft…tanggung banget yang tadi.”

    Aku keluar hanya memakai boxer dan Sibad pun telah berganti pakaian. Dengan celana gemes dan tank top di pakaiannya, kini lekuk tubuhnya semakin jelas terlihat.
    Takjub dibuatnya, kini ia terlebih natural.

    “Aku baru menyadari kalau rumah ini tidak ada televisi.”
    “Iya, televisinya baru datang senin sore.”
    “Ya sudah. Aku akan mengambil bantal dan guling. Aku akan tidur disini. Kamu di kamar aja.”

    “Kamu tidak ingin menemaniku tidur? Apa aku tidak terlihat menarik bagimu?”
    Aku tertohok dengan pernyataan itu.

    “Tentu kau sangat menarik. Aku ingin menemanimu tidur. Tetapi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku tidak ingin menyakitimu.”
    Sibad cemberut mendengar perkataanku.

    “Aku ingin tidur. Gendong.” Ungkapnya dengan manja. Aku menggendongnya menuju kamar tidur.
    “Kamu aslinya manja banget yah.”

    “Hehehe, kamu juga keliatan aslinya. Awalnya kaku tapi lama – lama nyenengin.”
    “Tapi, ada sih yang kaku dari aku waktu ma kamu.”
    “Ihhh….jorok yah kamunya.”
    “Bercanda koq, Siti.”

    Sibad mencubit hidungku. Aku merebahkannya di tempat tidur.
    “Nah, sudah sampai di tempat tidur.”
    “Cium kening dunk.”
    Aku mencium keningnya.
    “Pipi kanan dan kiri.”

    Aku mencium kedua pipinya.
    “Hidung?”
    Aku mencium hidung mungilnya.
    “Bibirmu tidak perlu ‘kan?”

    Ia memegang kepalaku dan menciumku. Aku membalas ciuman dengan melumat bibirnya. Pertukaran liur itu membuat lidahku bermain dengan lidahnya. Aku melepaskan ciumannya dan meludah di mulutnya. Hal yang sama pun dilakukannya. Aku menciumi lehernya yang begitu manis dirasa.

    “Ssssshhhhhh……..”

    Ia mengerang lemah, suara seraknya membuatku terangsang. Aku meremas payudaranya yang empuk di tangan. Aku sendiri tidak pandai menebak ukuran payudara.
    “Oooooccchhhh……..uuuuucccchhhhhh”

    Ia meracau dan mendesah. Tidak lupa, kupilin putingnya dari balik tanktopnya. Aku memakai tempurung paha dan kutempelkan tepat di depan memeknya yang terbungkus celana gemes dan kutekan dengan sedikit tekanan.

    “Isep tetek aku, Grha. Isepin.” Pinta Sibad yang terbuai kenikmatan.

    Ditariknya tanktop lepas dari tubuhnya. Sepasang gundukan putih dengan aerola yang berwarna coklat bebas memberontak. Menyusunya adalah sebuah hal yang tidak terpikirkan bagiku.

    Aku menikmati setiap hisapan dan gigitan kecil di putingnya. Bergantian dari kiri ke kanan. Ia tidak melepaskan kepalaku, dibenamkannya erat di payudaranya. Aku menyatukan puting kiri dan kanan dan memainkannya secara bersamaan.

    “Iiiihhhh…….nikmat banget sih, Grha. Terusin…..”
    Celana Sibad lembab. Apakah dia sudah keluar?
    “Siti….”
    “Panggil Sayang maunya.”

    “Si….Sayang udah keluar ya?”
    “Kamu jahat, belum diapa – apain udah dibikin keluar.”

    Tanpa aku jawab, aku meneruskan bermain dengan payudaranya. Setelah puas bermain, aku melepas celananya dan memek bersih dengan bulu halus menambah gairahku.

    “Memek sayang bagus.”
    Sibad menutup wajahnya malu
    “Aku malu diliatin kamu.”

    Sikap malunya membuatku semakin tidak sabar.
    Aku mainkan itilnya dengan lidahku. Kusentuh beberapa titik sekitar memek dan kujilat penuh hingga menyapu semua bagian memeknya. Kutuliskan alfabet dan numerik di memeknya. Lidahku menulis sesuai urutan alfabet dan numerik.

    “Yyyeeeeaaahhh…….oooooohhhh…….uuuuuhhhhh……….ssssssssshhhhhh”
    Kumasukkan jariku di memeknya. 2 jari ditekuk dan menggaruk dalam memeknya yang begitu hangat
    “Disitu…..garuk…….eeeehhhhmm……”

    Jari – jariku menggaruk dinding memeknya. Sengaja aku mengacaukan temponya agar ia semakin tidak berdaya.
    “Eemmmhh…..jahat…..kamu…..kacau……enak……oooocchhhh……sakit………terus…….mmmmmhhhhh……ffffuuuuccckkk”

    Aku miringkan kepalaku dan memasukkan lidah ke dalam memeknya yang menyodok liang memeknya. Dengan bantuan jari, aku mengorek liang memeknya. Ia kembali mengejang. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya.

    “Oooocchhh……aaaa….kkkk….uuuuu……kkkkeee…..llllluuuu…..aaaa….rrrrr”
    Cairan nikmat itu membasuh mukaku. Agak sedikit lengket. Tapi, aku sungguh puas. Sibad memandangiku dengan perasaan bersalah.

    “Maaf, pasti susah nafas waktu dijepit. Udah gak tahan soalnya.”
    “Gak apa – apa. Aku seneng koq.”
    Aku berdiri disampingnya yang sudah lemas. Ia melirik ke boxer yang aku pakai.

    “Lepasin boxernya. Kasihan kontolnya udah berontak.”
    Ia meraba kontolku dari balik boxer. Ia melucuti boxer yang melepaskan kontol yang sudah tegang.

    “Punya kamu lebar. Muat gak ya di memek aku?”
    “Mau dicoba?”
    “Mau banget.”

    MisterSange – Kumpulan Cerita Dewasa Fiksi Selebritis
    Dilumurinya kontolku dengan ludahnya yang dioles dengan tangannya. Ia sudah tidak tahan lagi. Aku memosisikan diriku untuk bisa memasukkan kontolku ke memeknya. Tangannya menggenggam sisi terjauh sprei dan dibuka lebar kedua pahanya.

    “Grha, meski aku tidak perawan lagi. Tolong, perlakukan aku sebagai wanita perawan. Aku ingin kelembutan.” Pekiknya memelas kepadaku.
    “Iya, sayang.”

    Kepala kontolku sudah masuk sebagian.
    “Uuuggghhhh……”
    “Sakit sayang?”
    “Terusin….”

    Kudorong 1/4 batang kontol
    “Oooooccchhhh…..pelan – pelan kamu masukkinnya.”
    1/2 batang telah masuk ke dalam memeknya.
    “Ssshhhhhh……”

    “Sayang tahan yah. Udah setengahnya. Ia mengangguk pelan sambil aku mendorong kontolku makin masuk dan seluruh kontolku masuk ke dalam memeknya.
    “Udah masuk semuanya. Aku diemin dulu.”
    Sibad meneteskan air mata.

    “Sayang, kamu kesakitan banget yah?”
    “Iya. Tapi aku juga seneng kalo yang masukkin itu kamu. Kamu perlakuin aku kaya perawan.”
    “Aku udah bilang gak mau nyakitin kamu.”
    “Digerakkin yah. Tapi pelan – pelan.”

    Aku gerakkan kontolku maju mundur secara perlahan. Ia masih terlalu tegang. Kontolku terus dijepitnya dengan kuat.
    “Sayang, dijepitnya jangan kuat – kuat. Bisa – bisa aku keluar duluan sebelum ngapa – apain kamu.”

    Ia mencoba rileks. Genggaman tangannya mengendur begitupun memeknya. Kucoba menambah sedikit kecepatanku. Aku tetap memaju mundurkan meski hal ini cukup mengurasku.

    “Memek sayang rapet banget. Kaya nolak kontol aku.”
    “Aku masih belum terbiasa dengan ini.”
    “Yaudah nanti kamu rileks dulu.”
    “Kamu belum keluar ‘kan? Keluarin di luar aja. Aku masih takut.”

    “Aku belum keluar, sayang.”
    Aku mengeluarkan kontolku dan menempatkannya di tengah payudaranya

    “Sayang mainin kontol pake tetek ya sambil aku perkosa sayang.”
    Ia memainkan payudaranya. Jepit tekan atas bawah kanan kiri cepat keras membuatku menikmati setiap gerakannya.

    “Uuuccchhh…….sayang bisa banget sih….ooooccchhh.”
    Ia semakin semangat memainkannya.
    “Ssssaaa….yyyyaaaa…..ng…..akkkk…..kkuuuuu……mmmmaaaauuuu……..kkkkk……eelllluuuu……aaaaarrrr….”

    Ia mempercepat gerakannya.
    “Keluarin pejuhnya di muka siti.”
    Tidak berapa lama, aku terdiam. Kontolku mengedut keras.

    “Aaakkkkuuuu…….kkkeelllluuuuaaarrrrr…..”
    “Cccrrrrooootttt……crrrrooootttt……..crrrroooottt……crrrrooooottt…”
    Sperma keluar dari lubang kontol dan memenuhi wajah Sibad yang menutup mata melindungi dirinya.

    “Pejuh kamu banyak banget sampe ke rambut aku.”
    “Bersihin dunk pejuh aku yang di kontol.”
    Ia melahap kontol yang agak lemas itu sambil membersihkan wajahnya.

    “Pejuh kamu manis. Aku telen semuanya nih gak bersisa.”
    Sperma yang tersisa ia bersihkan dan ditelannya. Cukup lelah aku hari ini,
    “Bolehkah aku tidur disampingmu? Aku cape kalo balik ke sofa.”
    Ia menarik selimut dan memelukku.

    “Makasih sayang, kamu ngehargain aku banget. Jangan tinggalin aku.”
    Aku tersenyum kepadanya dan menciumnya. Malam ini begitu terasa indah.

    Pukul 01.00 WIB. Terbangun dengan bidadari yang masih terlelap mimpi. Sempat aku tidak percaya bahwa ini adalah kenyataan. Aku mencubit kulit dan mengaduh. Ternyata, bukan mimpi. Membelai rambutnya yang indah, ia begitu cantik walau tanpa make up yang tebal.

    Ia masih dalam kondisi semula, telanjang bulat memelukku. Bangun dengan segenap tenaga yang tersisa, kaki ini melangkah pelan menuju kamar mandi. Sebelumnya, segelas air kureguk dari dapur. Melegakan dahagaku kurasa.

    Dinginnya lantai kamar mandi terasa di telapak kaki. Bukan kamar mandi yang mewah, sebuah keran shower dan toilet duduk dengan corak keramik marmer putih. A little luxury in small room. Air pancuran shower meluncur deras di badanku.

    Meski dinginnya air membuatku cukup menggigil, tetap saja air itu menyegarkanku. Dengan sabur cair, kusapukan setiap bagian. Tiba – tiba, sepasang tangan meraba bagian atasku. Jemarinya yang lentik membantuku meratakan busa sabun.

    “Kalo mandi, pintunya ditutup ya.” Bisik Sibad di dekatku.
    Aku lupa menutup pintu kamar mandi.

    Begitulah kebiasaan burukku. Kadang, aku lupa menutup kamar mandi karena aku terbiasa mandi dengan kamar mandi terbuka.
    “Aku bantuin kamu mandi ya.”

    Di dekapnya tubuhku. Dadanya kini menempel di punggungku. Tangannya yang mungil mengusap – usap badanku. Digerakkannya payudaranya membuatku terangsang. Perlahan tapi pasti, kontolku menegang. Tangannya mengusapkan sabun di sekitar area kontolku. Ia masih takut memegangnya. Aku membalikkan badan, dan kuciumnya dengan mesra. Dibawah shower, kuremas dadanya. Ia mendesah halus.

    “Emmmhhhhh……ssshhhh…..”
    “Sayang pegang aja kontolnya.”
    “Takut. Kayaknya lebar banget.”
    “Jangan takut. Gak gigit koq.”

    Ia memegang kepala kontolku. Sentuhannya membangkitkan birahiku. Kemudian, mulai menjamah batangnya.
    “Dimainin dunk. Punya sayang koq.”

    Tangannya menekan – nekan kontolku yang membuatku semakin meracau kenikmatan.
    “Punya kamu unik. Gak terlalu gede tapi lebar.”
    Ia mulai mengocok dengan kedua tangannya.

    “Aku harus pake 2 tangan ngocoknya nih. Uratnya berasa bgt ditangan aku.”
    Setelah beberapa saat, ia mengendurkan kocokannya.
    “Capek. Punya kamu gak keluar – keluar.”

    “Ya jangan dunk. Aku masih pengen main sama sayang.”
    “Terus?…”
    “Dijilatin biar tahu rasanya.”

    “Jilat ini?” Katanya sambil menunjuk kontol.
    “Iya. Cobain aja.”
    “Iya deh.”

    Cerita Fiksi Artis Terlengkap dan Terbaru
    Sibad menutup matanya. Ia menjulurkan lidahnya, dan mendekati ujung kepala kontol. Aku gemas dan tidak sabaran melihat tingkahnya seperti perempuan yang awam seks.
    Ujung lidahnya menyentuh lubang kencingku.
    “Aaakkkhhh…..”

    “Kenapa Grha? Aku salah ya?”
    “Tidak, kau menyentuh bagian paling sensitif.”

    Ia meneruskan menyentuh lubang kencingku dengan lidahnya. Sentuhan itu bagai narkoba yang diinjeksi ke tubuh. Begitu nikmat hingga aku tidak sadar ia menjilati kepala kontolku.
    “Uuuuccchhhh…..nikmat banget…”
    “Batangnya jg?”

    “Tentu dunk.”
    Ia menjilatinya dari kanan ke kiri, atas ke bawah. Zakarku diremasnya mesra. Aku tidak akan memaksanya mengulum Zakarku.
    “Sayang, di emut dunk kayak permen lolly.”

    Ia mengangguk. Mulutnya mengulum ujung kontol dengan imut. Ia mengulumnya sedikit demi sedikit.

    “Gak muat. Kontol kamu kelewat lebar dari mulut aku.”
    “Yaudah. Sayang ngemutnya sebisanya aja. Diisep juga.”

    Ia menghisap kontolku bagai vaccuum cleaner. Aku sandarkan punggungku ke tembok kamar mandi. Ia menghisapnya dengan segenap kekuatan.

    “Ooooccchhhh……..uuuuuuCcccccchhhhh…….ssssssshhhhhh…….aaaaaaaaahhhhhh….sayang ngisepnya pelan – pelan.”

    Ia makin beringas menghisapku. Aku semakin tidak berdaya. Aku pun berusaha agar tidak ejakulasi. Aku mengejang menahan agar tidak jebol pertahananku. Ia pun berhenti kecapekan. Nafasnya naik turun memburu udara segar.
    “Gimana sepongan aku?”

    “Luar biasa. Aku sampe kewalahan.”
    Aku masih menyandarkan badanku ke dinding sembari mengumpulkan tenaga.

    “Tapi, kamu belum juga keluar. Kuat banget sih.”
    Kontolku masih mengacung dihadapannya. Ia memandangi penuh harap.
    “Maafin aku ya, memekku belum bisa muasin kamu tadi.”
    Aku menemaninya duduk di shower dan mengecup keningnya.

    “Aku tidak pernah berpikir kita berdua akan melakukan ini, sayang. Kau sudah memberikan yang terbaik.”
    “Memekku belum bisa muasin kamu.”
    “Tidak apa – apa, Sayang.”

    Ia bangkit dan duduk di kloset. Dibukanya paha lebar sambil merangsang diri.
    “Grha, please coba lagi. Aku pengen kontolmu itu. Kali ini, langsung masukkin aja. Aku bakal tahan sakitnya.”

    Aku menatap matanya. Perasaan yang bercampur aduk bergejolak dalam diri.
    “Sayang yakin?”

    Ia menganggukkan kepalanya. Aku mendekatinya. Kuremas lagi payudara yang tidak membuatku bosan. Tanganku aktif merangsang memeknya. Tangannya dilingkarkan di leherku dan sesekali menjambak rambutku yang pendek.

    “Buruan dimasukkin. Jangan disiksa kaya gini. Please…”
    Kontolku telah menyentuh bibir memeknya. Kudorong perlahan masuk kedalam. Ia mengaduh kesakitan.

    “Oucchhh……sakit banget…..jangan brenti….terusin.”
    Aku mendorong kontolku sedikit demi sedikit. Sibad pun mendorong panggulnya membantuku penetrasi.

    Setelah beberapa lama, kontolku diapit memeknya. Ia terisak kesakitan. Wajahnya menahan penderitaan.

    “Aku lepasin aja ya, sayang. Kamu sampe nahannya begitu.”

    Sibad menggeleng. Ia memaksaku mendorong penisku dengan mengaitkan tangan dan kakinya. Berlinangan air mata, ia berusaha melawan rasa sakitnya.
    Aku sendiri iba melihatnya seperti ini. Aku mendorong kontol sebisaku, aku merasakan memeknya makin tegang.

    “Masukkin….masukkin….terus….terus…..jangan brenti….jangan brenti….sodok terus….sodok terus……Grha.”
    Semangatnya kini berubah menjadi sebuah rasa sedih yang dapat kurasakan.
    “Siti, jangan dipaksakan. Kamu makin sakit.”

    “Gak mau pokoknya diterusin…..Grha…..terusin…..entot aku kaya perek….”
    Tangis Sibad memecah bersama deburan air shower yang terus dinyalakan. Aku memeluknya dengan kontol masih terbenam d memeknya.
    “Aku cuma pengen kaya perempuan lain, Grha. Dientot cowo sampe puas.”

    “Udahlah, Sayang. Jangan memaksakan kondisinya. Mungkin memek kamu lemah atau punyaku yang tidak bisa memenuhi hasratmu.”
    “Aku cuma pengen dientot kaya cewe lain ampe klojotan ma kamu.”
    “Aku juga pengen. Tapi, kondisi kamu seperti ini.”

    Kami berpelukan cukup lama dalam posisi seperti ini. Kontolku terasa di dipijat oleh memek Sibad. Mungkin ia berusaha menyenangkanku.
    “Siti, aku seneng banget.”
    “Kenapa? Kamu gak bisa entotin aku.”

    “Pijitan memek kamu bikin aku nyaman.”
    “Aku cuma bisa begitu aja.”
    “Aku bahagia banget nih pokoknya.”

    Ia kembali tersenyum. Semangatnya perlahan kembali.
    “Oiya, aku ada ide bagus.”
    “Apa?”
    “Kamu bisa goyang ‘kan?”

    “Bisa dunk. Terus apa hubungannya?”
    Aku menyuruhnya untuk mengikuti ritme gerakan maju mundur saat penetrasi. Jika aku bergerak maju ia memundurkan pinggangnya ke belakang. Begitupun sebaliknya. Ia mulai menyukainya.

    “Gimana, enak kan?”
    “Enak. Memekku gak sakit.”
    “Sayang masih bisa njepit kontol aku.”
    “Sama, aku bisa latihan goyang.”

    Kami pun tersenyum di bawah guyuran air shower. Gerakan itu berlangsung intens, Ia mengejang kembali dan memelukku erat.
    “Aaaakkkkuuu…….kkkeeellluuuaarrrr……Grha.”

    Cairan nikmat itu keluar dari sela memek bagai air mengalir. Sibad menampakkan roman muka begitu kelelahan. Tidak berselang lama, aku cabut kontolku dari memeknya. Aku mengocoknya tepat didepan mukanya.

    “Bentar….lagi….keluar….sayang…”
    “Ssssshhhh…….aaaakkkkhhhh…..keluarin aja di muka aku..”
    “Aaaaaaaaaakakkkkkkhhhhhhhhhh…….”
    “Ccccrrrooottt…….ccccrrrrreeetttt…….cccccrrrroooottt…..cccccrrroooootttt.”

    Kontolku berkedut menembakkan sperma hangat ke muka Sibad.
    “Pejuh kamu legit banget.”

    Spermaku berceceran di dada dan perutnya. Ia mengolesnya hingga sperma itu tidak berbekas. Tidak lupa, ia mengocok – kocok kontolku berharap masih ada sisa sperma yang bisa ditelannya.

    Kami segera membersihkan badan dan kembali ke tempat tidur. Sibad menuntunku dengan memegang kontolku ke ranjang. Kecupan mesra menghiasi momen sebelum beristirahat. Kami berdua terlelap dalam tempat tidur yang sama.

    Keesokan harinya, mataku masih berat akibat kelelahan. Pandanganku masih berat. Tapi aku merasakan sebuah hentakan tepat di kontolku. Perasaan hangat dan jepitan yang aku kenal sekali.

    Aku terkejut mendapati Sibad yang telanjang tengah berusaha memasukkan kontol ke memeknya pada posisi WOT. Rambutnya ia kuncir keatas, tangannya menumpu pada lututnya, dengan bersusah payah ia menumbukkan memeknya ke kontolku. Kudapati, tangan dan kakiku terikat pada setiap sisi tempat tidur.

    Kumpulan Cerita Sex Artis dan Selebritis
    Praktis, aku tidak dapat melakukan perlawanan. Sibad, dengan wajah bersedih memelas dan berlinang air mata sesekali terisak perih.
    “Grha, maafin aku perlakuin kamu kaya gini. Biarin aku yang berusaha biar kontolmu bebas ngentotin aku.”

    Saat itulah, aku merasa sedikit nyeri. Ia tetap menaik turunkan tubuhnya seperti bermain jungkat – jungkit. Sedikit ngeri aku melihatnya, ia terlalu memaksakan dirinya. Entah mengapa kontolku tidak sejalan dengan pikiranku. Semakin menegang saat bersentuhan dengan dinding memeknya.

    Seorang Sibad yang aku kenal berubah menjadi seorang yang obsesif dengan “ngentot”. Ia rela memaksakan dirinya agar ia dapat menikmati apa yang disebut dengan “ngentot”. Syaraf kenikmatanku bereaksi terhadap semua ini.

    Perasaan yang sangat menyenangkan mengalir ke sekujur tubuh. Ia mencoba berbagai posisi yang sekiranya membuatnya nyaman dan merangsang birahi. Ejakulasi yang melanda mulai membuatku memikirkan cara agar aku dapat bertahan lebih lama. Lalu, sebuah hal terjadi.
    “Pas…pas….memekku bisa lentur dan bebas ngentotin.”

    Aku merasakan bahwa ia sudah tidak setegang sebelumnya. Memeknya lebih menerima kontolku yang bersarang. Desiran nafsuku melonjak drastis.
    “Uuucccchhh……oooooocccchhhh…….aaahhhh…….yeeeeeeeeeaaaaaaaaahhhh……….ffffffuuuuuucccckkkkkk…….sssssssshhhhhhhh…….”

    Ia memegang kepalaku dan menciumku dengan ganas.
    “Genjot…..terus……genjot……kontolmu dahsyat……”
    Ia kembali ke posisi awal dan menaik turun kan tubuhnya lebih cepat dari sebelumnya.

    “Sayang…..jangan….kencang…..aku…..tidak…..tahan……aku……mau…….keluar.”
    Ia semakin bersemangat memacu tubuhnya.
    “Sayang…..cabut…..nanti…..aku…..keluar…..di……dalem….”

    “Keluarin di dalem….keluarin di dalem.”
    Ia membekap mulutku.
    “Ooooocchhhhh…..yyyeeeeaaaahhhh……sssssshhhhhhh……anget banget pejuh kamu di dalem…..aaaahhhhh……”

    Sibad terdiam menikmati sperma yang aku keluarkan di dalam memeknya. Entah apa yang aku rasakan saat ini, semuanya campur aduk. Sibad berdiri dan pejuh berceceran dari memeknya. Pandanganku terjatuh dalam gelap.

    Kudapati diriku terbangun di ruangan yang sama. Sepiring roti dan susu tersedia disampingku. Boxer yang tergeletak kupakai kembali. Seorang wanita berparas cantik tengah sibuk di dapur. Ia memakai celana gemes dan menutupi dadanya dengan celemek. Refleks, kucium lehernya yang wangi.

    “Eh, sayang udah bangun?” Katanya mesra. Seolah tidak ada hal yang terjadi.
    “Udah donk. Lagi mau masak. Tapi, bingung mau masak apa.”
    “Apa aja yang penting asal ma kamu sekarang.”

    Tanganku menyusup celemek dan meremas dada yang aku suka.
    “Aaawwww……nakal kamunya. Tetek aku diremas – remas kaya gini.”
    Kuremas juga pantatnya yang seksi.

    “Sssshhhh…..Grha, jangan diterusin……”
    Jariku kini bermain di memeknya.
    “Ooooocccchhhhh…….jangan disitu…..geli…….”

    “Memek kamu udah bisa ngentot kan?”
    Ia tersenyum dan kami kembali bergumul hingga akhir hari itu.

    Entah telah berapa banyak sperma yang kutumpahkan di badannya. Oh, Siti Badriah, you’re a such natural angel.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks nafa urbach

    Nafa_Urbach, cewek cantik yang sudah malang melintang dunia artis selalu menunjukan kesintalan tubuhnya dengan buah dada yang besar. Lantas bagaimana mendapatkan wanita ini agar bisa kutiduri ? Hmmmm .. pertanyaan yang menggelitik. Wanita ini menyimpan magnet seksualitas tinggi. Aku tidak tahu ketika ada sebuah sms tak dikenal masuk ke hapeku. Dari klient guwe, diminta untuk datang ke kantornya. Karena tak ada pekerjaan setelah semalam suntuk bercinta dengan Andi Soraya aku sanggupi saja datang sekarang juga. Kutinggalkan Andi Soraya yang semalam kugumuli dan masih terlelap tidur dengan bertelanjang bulat, namun sebelum pergi aku sempat meminta untuk nungging dan kusodoki sampai Andi Soraya ngos ngosan.
    Bujubeneng jalan ke kantor itu lenggang tanpa ada kemacetan walau di jalan Sudirman, aku sampai di gedungnya ketika masih siang. Ketika aku masuk ke kantor temanku, aku sudah dicegat resepsionist
    “Mas ditunggu Bapak di ruangan ya “ sapa Anis ketika mencegatku ketika aku mau naik lift
    “Oke .. “ kataku singkat
    “Mas .. ada waktu nggak sih besok ?”
    “Ada ! ada perlu apa ?”
    “Biasalah ... tagihan deh”
    Anis itu merupakan seorang pegawai yang sudah bersuami dan beranak satu, sudah 3 kali aku menidurinya. Yang aku suka dari Anis adalah bentuk buah dadanya yang besar sekali, belum lagi bentuk vaginanya sangat indah jika disodok sodok dengan posisi ditindih.
    Aku masuk ke ruangan Afandi, aku mengetuk dan dipersilakan masuk. Aku terkejut ketika di situ ada Nafa Urbach
    “Selamat siang Han .. “ sapa Afandi ketika melihatku masuk
    “Siang juga .. hmmm .. ada artis cantik dimari “ celetuku dengan mengajak bersalaman
    “Iya Han . nih kenalkan Mbak Nafa Urbach “
    Aku duduk disampingnya, bau parfumnya terasa menusuk hidungku
    “Begini Han .. Mbak Nafa ini khan punya usaha sendiri, nah dalam bidang jual beli pakaian untuk teman temannya .. butik kalo nyebutnya di kalangan artis .. “
    “jadi guwe mau dijadiin salah satu target konsumen .. “ celetuku disambut tawa mereka
    “Nggak .. “ sahut Nafa Urbach
    “Begini lho ... tugasmu ngurus software accountingnya, dari pemasukan sampai pengeluaran” kata Afandi dengan serius
    “Walah .. kalo penisku keluar masuk di vagina Nafa Urbach mau deh “ pikiran kotorku muncul dalam pikiranku, bathinku dengan tersenyum
    “kapan ? “ sahutku cepat
    “Sekarang kau berangkat sama Mbak Nafa .. “
    “Sekarang ??? “ tanyaku terkejut
    “Iya .. kau jual softwaremu di perusahaanku, sedang orangku masih dalam trainingmu, belum percaya aku... “
    “Baik . kita dimulai dari mana ?”
    “Begini ... kita mulai dari butik saya satu di Thamrin dan satunya di Senayan .. lalu yang terakhir di rumah agar saya bisa mengontrolnya .. “ sahut Nafa Urbach dengan sigap.
    “Semua ongkos itu ditanggung Mbak Nafa ... yang ngurus garansi dan support biar orangku dengan bantuan dirimu Han “
    Kami berangkat bersama, keluar dari kantor Afandi, Nafa Urbach memberikan kunci mobil. Penginnya nyopir Nafa Urbach diranjang saja deh .. penisku dah kumat nih
    Di butik pertama aku agak lama juga karena pegawainya agak susah diminta menjalankan aplikasi baru, namun setelah kutraining secara singkat barulah bisa mengerti. Butik kedua juga tak masalah, hanya ada masalah error pada komputernya menjadi lebih lama, padahal dah hampir gelap.
    “Bisa lembur nih “ kataku
    “Ntar lemburnya aku hitung deh “ sahut Nafa Urbach sambil mengambil rokokku yang kuletakan di dashboard mobil
    Sesampa dirumahnya aku langsung ditunjukan laptop yang dikeluarkan dari lemari rumahnya, aku diminta duduk di ruan tengah yang sangat mewah,
    “mau minum apa Han ?” tanya Nafa Urbach
    “Teh manis saja “ kataku singkat
    “Oke .. aku buatin .. “
    Aku hanya mengangguk dan mencoba memasang aplikasi tersebut dan bisa langsung jalan, dua butik bisa terkontrol penjualannya.
    “Han .. aku mandi dulu ya .. aku gerah je “
    “Baik .. boleh ikut ?” candaku dengan tertawa
    “Boleh .. kalo berani .. ntar dikampleng sama suamiku “ balas Nafa Urbach dengan tertawa
    “Nggak takut “ ujarku sambil cuwek ke layar laptop.
    Aku mencoba meneruskan pekerjaanku membuat backup laptopnya, lalu setelah selesai aku duduk diam kecapekan bekerja dan mikir, aku terkejut ketika diberi handuk dan disampirkan di pundaku
    “Mandi dulu sana ... kalo boleh aku ikut deh “ canda Nafa Urbach dengan tertawa
    “Boleh .. “ ujarku dengan menarik tangannya
    “Idih .. nafsu amat sih lu “ ujar Nafa Urbach dengan tertawa.
    “maklum belum ada penyaluran deh “
    Aku mandi dengan membayangkan Nafa Urbach telanjang bulat, aku kembali lagis selama serempatnya dan kembali berpakaian rapi, aku sangat terkejut dan kaget, di sofa itu Nafa Urbach telah telanjang bulat memamerkan keseksian tubuhnya. Vaginanya sangat indah sekali dengan rambut yang tidak begitu lebab dan nyempluk, buah dadanya besar sekali dan merangsang. Senyumnya yang genit hendak menerkamku bulat bulat, pandangannya tertuju pada penisku.
    “Kesini Han .. “ panggilnya dengan suara mendesah
    Aku mendekat tanpa rasa takut, lalu aku langsung menindihnya dan kuarahkan bibirku ke bibir Nafa Urbach, kami berciuman sangat ganas dan benafsu, tangan Nafa Urbach meremas remas penisku yang masih bercelaa lengkap. Kuremas buah dadanya yang kenyal itu memberikan rangsangan, Nafa Urbach sampai melenguh, merintih dan mendesah menambah birahiku naik berlipat lipat. Dijepitnya kedua kakiku dengan keras sehingga aku mau tak mau hanya bisa melumat bibir Nafa Urbach dan meremas remas buah dadanya yang semakin mengeras itu
    “Kata Inez Tagor .. kau jago diranjang ya .. ? aku dah tahu kau ada main dengan dia, kalo tak mau bocor, ya aku ingin mencoba kejantananmu“
    “Kau nekat juga Mbak Nafa ?” kataku sambil meremas gemas buah dadanya
    “Ayo Han .... puasi aku, nikmati kesintalan tubuhku .. terbangkan aku ke langit “ desahnya semakin membuat diriku cepat cepat menggotong tubuh telanjang seksi ini ke kamar, kusingkirkan kakinya dan aku turun dari sofa, kupondong Nafa Urbach ke dalam kamar dan kulemparkan ke ranjang yang empuk itu, tubuhnya menggeliat dan lidahnya menjulur menjilati bibirnya.
    Kubuka pakaianku, ketika aku membuka celanaku, penisku bagian kepala sudah menyembul keluar
    “Ih ... gedhe banget penismu Han “ ujar Nafa Urbach dengan kawathir
    “Biasa saja .. “ujarku sambil melepas celana dalamku dan ngacung dengan tegak di depan Nafa Urbach. Digenggamnya penisku dan dikocok kocok, aku masih dalam posisi berdiri. Nafa Urbach menungging di ranjang dan langsung menelan penisku bulat bulat. Penisku disedot sedot dalam mulutnya sehinga aku hanya bisa meringis dan melenguh.
    “Auh ... argggg .. enak sekali Mbak Nafa .. “ desisku dengan nikmat
    Dikeluar masukan penisku dalam mulutnya, kuremasi buah dadanya dengan keras sehingga tubuh Nafa Urbach sampai oleng ke sana kemari tak tahan remasanku, bahkan sambil melepas pegangan tangan pada ranjang dan menepis tanganku, namun tak lama lagi aku pun kembali bermain di buah dadanya.
    “Hmmmmmmm ... mmmmmm ... mmmm “ hanya itu yang bisa diucapkan Nafa Urbach
    Tak lama kemudian Nafa Urbach menghentikan oral seks pada penisku dan langsung tiduran mengangkang, memamerkan vaginanya yang sudah sangat basah
    “Puasi aku Han . Oh .. besar sekali penismu Han .. “
    “Enak khan kontolku ?” godaku
    Aku langsung menyerbu ke hutan yang sangat indah itu, kujilati naik turun sehingga Nafa Urbach hanya bisa mendesis dan melenguh sampai kepalanya oleng tak tentu arah. Kumasukan lidahku ke dalam lubangnya yang sudah becek dan semakin membesar itu, aku dijepitnya pada kepalaku dan tanganku bekerja di dadanya yang membusung itu, lenguhan Nafa Urbach membahana di kamar itu dan aku menyedot vaginanya
    “Han .. auhhh ... enak Han .. aaaargggggg “ lenguh Nafa Urbach sambil menggelinjang keenakan, tangannya meremas sprei tanda merasakan sensasi oralku
    “Terus .. oh ..sayang .. terus ... aku .. aaa ku .. Oh .. Haaan “ teriak Nafa Urbach dengan tubuhku montang manting ke sana kemari melawan aksiku yang bekerja di vagina dan buah dadanya diremasinya kepalaku lalu dilepas dan kembali meremas sprei, matanya merem melek keenakan.
    “Aku nggak tahan Han .. teruskan . Oh ... aku .. aku ... “ ujar Nafa Urbach dengan terputus ketika memuncratka air orgasmenya dan langsung mengelepar dengan tubuh mengejan dan berkelojotan, kubiarkan dia menikmati orgasme dan diam dengan nafas tersengal, aku merapat pada tubuhnya dan kuarahkan penisku ke lubangnya. Nafa Urbach sangat kaget ketika aku sudah mendesak memasukan batangku
    “Sabar dulu Han .. make kondom “ pekiknya keras
    “Terlambat “ ujarku sambil menekan lebih jauh ke dalam, namun Nafa Urbach tak mencegahnya
    “Masuki Han .. lebih dalam .. aku genjot aku,sayang “ ujar Nafa Urbach menyemangati diriku
    Kumajukan mundurkan penisku dengan pelan agar bisa masuk lebih dalam.
    Penisku amblas masuk sampai pangkalnya disambut dengan pekikan kami
    “aaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh .... “
    Langsung saja kumaju mundurkan penisku menghujam, jepitan pada vaginanya sangat keras dan menyedot, meremas penisku. Terasa sangat panas.
    Tubuh kami sudah bermandi keringat, lalu aku menidh tubuh Nafa Urbach dengan memberikan lumatan pada bibirnya sambil aku naik turun di atas tubuh Nafa Urbach, tangan kananku bekerja pada buah dadanya, sehingga Nafa Urbach sangat kepayahan melayani serbuanku dan hanya bisa memelukku. kadang pelukan itu lepas dan mencari remasan di sprei.
    Tubuh seksi Nafa Urbach itu menggeliat bak cacing kepanasan di ranjang empuk itu
    “Han .. Oh .. aku suka gayamu yang membabi buta “ kata Nafa Urbach dengan gemas lalu menggigit bibirnya, kukejar bibir itu lenih jauh dan masuk dalam kulumanku
    Menit demi menit kami saling memilin memagut dan mengulum dengan batang penisku keluar masuk vaginanya. Rambut Nafa urach berantakan tak karuan
    “Aku .. aku .. aku aaah ... Han .. “
    “Iya, sayang “ ujarku melepas pagutan namun tanganku tetap saja dibuah dadanya.
    “Han .. aku mau ... sampai “ pekiknya menjepit pinggangku lebih keras
    Beberapa menit kemudian Nafa Urbach mencapi orgasmenya yang kedua, jepitan pada penisku semakin erat dan membuatku bisa muncrat namun kutahan, Nafa Urbach seksi itu menegang dengan kaku ke atas dan membuat erat dengan tindihanku
    “oooooooohhh ...aaaaaaaakkkkkkkkkuuuuuuu “ ujar Nafa Urbach dengan nafas tersengal dan tersenyum.
     

    Kami saling diam dengan memeluk penuh peluh keringat ketika terakhir kali Nafa Urbach mencapai orgasme. Ketika aku hendak mencabut penisku, tangan Nafa Urbach mencegah dengan menahan pantatku
    “Jangan cabut dulu, sayang .. “ ujar Nafa Urbach
    “Oooooouhhhhh ... jepitan vaginamu membuat aku bisa muncrat nih ... ketat banget “
    “hihihihi .. kamu jorok amat sih “ celoteh Nafa Urbach dengan genit sambil menjawil hidungku, tubuh Nafa Urbach yang kutindih dengan kedua kaki Nafa Urbach masih menjepitku, disilangkan sehingga aku tak bisa berkutik dalam posisi demikian, Nafa Urbach memandangku dengan teduh
    “Han ... keluarkan manimu ya .. di dalam saja ... puasi aku “ iba Nafa Urbach dengan memberikan ciuman mesra dibibirku, kami saling memagut, pagutannya berada dalam bibirku bawahku dan aku memagut bagian bibir atas Nafa Urbach, keberikan pagutan selembut mungkin membuat Nafa Urbach semakin hanyut dan memegang bagian kepalaku dan mengelu elus rambutku.
    “Sayang ... kau hebat .. boleh nggak kapan kapan kita main lagi?”
    “Sekarang saja aku belum muncrat, mosok mau selesai “ ujarku sambil mencoba untuk memompanya.
    “Aduh Han .. entar dulu ... beri aku istirahat .. capek deh “ protesnya dengan genit menahan pantatku yang mau naik turun.
    “kuperkosa kau Mbak Nafa kalo lama lama “ godaku dengan tertawa
    “Aku mau kok diperkosa sama kamu ... amit amit diperkosa orang lain “ ujar Nafa Urbach dengan gemas dan memberikan ciuman maut ke bibirku, ciumannya sangat ganas sekali. Kami saling menghisap dibibir dengan kuat sampai kami terengah engah.
    “Nggggg ... kita ganti gaya deh .. kau diatas “ kataku sambil menggulingkan badan kami berdua, kini Nafa Urbach menindihku.
    “Ohhh Han .. arrrggggg .... gesekannya membuatku enak banget nih “ erang Nafa Urbach sambil menekan ke dadaku untuk menaikan tubuhnya, kedua kakinya ditarik ke depan sehingga dalam posisi menuduki selakanganku, ditariknya tanganku untuk bangun, penisku serasa dibetot sangat keras, diremas remas dengan gemas, disedot sedot membuat aku menahan mataku menikmati jepitan vagina Nafa Urbach.
    “Duh .. tempekmu sangat kerasa sekali Mbak Nafa “ kataku jorok
    “Ih .. kamu sih jorok “ protes Nafa Urbach dengan memposisikan naik dikit sehingga aku bisa menggeser pantatku, kaki Nafa Urbach lalu dimajukan dan aku menaikan posisi ke duduk, ketika Nafa Urbach terangkat oleh gerakanku, gesekannya sangat hebat.
    “Kamu juga jorok Mbak Nafa .. cuma bilang, aku suka kontolmu “ godaku sambil meremas buah dadanya
    “Nggak mau “ ujar Nafa Urbach dengan melotot
    “Kalo gitu ya dah ... nggak usah diterusin “ candaku dengan cuwek dan diam
    Dipandangnya mataku lalu memajukan kepalanya dan menuju ke telinga kiriku
    “Aku suka kontolmu, sayang .. “ ujar Nafa Urbach dengan berbisik lalu tersenyum dengan memandangku, seolah olah ingin menelanku bulat bulat.
    “Kurang keras, ngapain bisik bisik “ protesku sambil menjawil punting buah dadanya dan kutarik,
    “Sakit tahu ... aku suka kontolmu “ teriak Nafa Urbach dengan keras dan membuatku tertawa. Nafa Urbach ikut tertawa juga.
    “kau ini nakal Han .. jahil mengerjai istri orang “ kata Nafa Urbach sambil tertawa cekikikan. dan merangkulkan kedua tangannya di pundaku lalu mengelus rambutku yang pendek itu
    “Lha Mbak Nafa kok mau dikerjai ?” kataku sambil meremas buah dadanya memberikan rangsangan agar mulai bergerak memompa dan menggejotku dalam posisi seperti itu.
    “Tauk ah .. “ ujar Nafa Urbach dengan cuek dan mencoba menaikan pantatnya agar bisa memberikan gesekan di alat kelamin kami.
    “Gimana kalo tiap hari aku ngajak Mbak Nafa bercinta ?”
    “Mau donk .. tapi ya nggak bisa deh ... suamiku juga punya jatah “
    “Kurangi deh jatah dia .. untukku saja tuh “ godaku sambil memberikan ciuman mesra, Nafa Urbach lalu bergerak naik turun, penisku serasa digesek gesek dengan nikmat, kulihat penisku mengkilat dengan keluar masuk ke vagina Nafa Urbach, gesekan itu membuatku mengerang.
    “uuuuh .. uuuuh uuhhhh .. “erangku disambut pagutan Nafa Urbach di bibirku, tanganku bergerilya di kedua buah dadanya yang kenyal dan keras itu.
    Kedua kaki Nafa Urbach menjpeit pinggangku dan naik turun memberikan hajaran ke penisku yang besar itu, gesekannya sangat nikmat dan membuat kedua kakiku gemetaran
    “Kau mau muncrat ya Han ?” tanya Nafa Urbach dengan nafas tersengal sengal dan bergerak terus menggenjotku
    “Ntar kalo muncrat di dalam .. kau ... eh Mbak Nafa hamil gimana ?” tanyaku dengan memberikan perlawanan dengan pantatku melawan genjotan Nafa Urbach dipangkuanku.
    “Biar . Oh .. enaknya .. enak sekali kontolmu “ erang Nafa Urbach dengan gemas, tubuhnya menggelinjang ke kanan kiri karena aku semakin aktif meremas remas kedua buah dada Nafa Urbach dengan keras
    “Iya Mbak Nafa ,,,, aauuuuh .. betapa bahenolnya kamu Mbak Nafa .. “ pekikku sambil terus memberikan remasan pada buah dadanya, jepitan pada penisku semaki keras, penisku keluar masuk vaginanya, menusuk nusuk sampai batas terdalam lubang kemaluan Nafa Urbach.
    Selepas memberikan pagutan sebentar ke bibirku, Nafa Urbach semakin liar menggenjotku, tubuhnya serasa sangat liar menghujam naik turun, hendak meluluhlantakan penisku
    “Han .. kontolmu kuat banget .. “ pekiknya sambil memegang bahuku lebih erat, kedua pinggulnya meliuk liuk sangat erotis, menari nari dengan erangan birahi yang tak tertahankan. Tubuhnya semakin deras dbanjiri keringat dan bercampur dengan keringatku, kembali berpagut ke bibirku dan mencampur air liur kami, bibirnya semakin basah dengan air liur.
    “Mbak Nafa .. Oh ... aku suka dirimu .. arggg.. enaknya dirimu “ erangku smabil terus menerus memberikan perlawanan
    “Terus Han .. iya terus ... ayo kita tuntaskan Han .. aku nggak tahan nih “ teriak Nafa Urbach dengan keras sambil mengelinjang ke kanan kiri karena aku masih saja suka meremas kedua buah dadaya bergantian
    “Iya . iya Mbak Nafa “ sahutku sambil terus melawan kebinalan dan keliaran Nafa Urbach menggenjot di atas tubuhku
    Kami saling memacu, memilin, memeluk semakin erat, lalu lepas lagi dan Nafa Urbach semakin lam lama semakin liar, rambutnya sangat acak acakan karena kepalana bergerak sangat liar.
    “Aku mau mun .... crat Han ... Han .. gi gi giii maan nnnaaa dee dee nggan kamu “ kata Nafa Urbach dengan terbata bata menahan nafas. Matanya terpejam menahan rasa sensasi birahi sangat tinggi, seklipun membuka matanya tapi hanya kelihatan warna putih saja. Bibirnya yang ranum itu sangat indah dibasahi dengan air liurnya. Rambutnya tak karuan berantakan.
    “Iya aku juga mau “ ujarku sambil memberikan lumatan di bibirnya, Nafa Urbach membalas pagutanku tak kalah ganas sehingga bibir kami bertaut cukup lama sambil terus memompaku, setelah itu kami mempercepat gerakan karena Nafa Urbach mengambil inisiatip mempercepat laju pompaannya.
    “Aku .. aku “ pekik Nafa Urbach ketika aku merasakan jepitan vaginanya semakin erat 2 kali lipat hendak meremas penisku, dan akupun merasakan tubuhku sangat panas, dari dada turun ke perut
    “Ak ..ahhhhh .. aku ..hendak sampai, sayang “ erangku sambil terus saja melayani genjotan Nafa Urbach
    beberapa detik kemudian Nafa Urbach menghujamkan pantatnya lebih keras dan dalam, dan aku memuncrat isi air maniku menembak ke rahim Nafa Urbach, detik selanjutnya Nafa Urbach menyambut orgasmeku dengan muncratkan cairan kewanitaanya pertanda mencapai orgasme yang ketiga kalinya
    “Oooooooh ... aku dapat ... aku dapat” erang Nafa Urbach dengan kembali menghujam lebih dalam menelan penisku dan memelukku erat, tubuhnya menegang kaku dipelukanku dan aku pun juga memeluknya dan isi air maniku muncrat berkali kali ke vaginanya.
    “craaaaaat .. craaaaaaat .. craattttttttt .. craaaaaaaatttttt “ begitu sangat banyak aku menumpahkan isi air maniku, sehingga membuat Nafa Urbach sampai terkejut
    Tubuhku seakan melayang sangat ringan entah kemana. merasakan kenikmatan bercinta dengan Nafa Urbach. Tubuhku kami melemas dan ambruk ke ranjang, Nafa Urbach menindihku dan memelukku untuk menikmati sisa sisa orgasme,
    “air manimu banyak sekali Han .. “ pekik Nafa Urbach
    “Aku bisa muncrat banyak kalo Mbak Nafa nyebut kontol ... semakin jorok semakin cepat aku muncrat “
    “Idih .. alasan saja ... kutunggu kontolmu besok besok ya “ ujar Nafa Urbach dengan nakal
    “Bukankah malam ini aku masih memberikan kenikmatan padamu Mbak Nafa . nggak usah nunggu besok”
    “Iya deh ..iya .. hajar aku ya .. awas kalo nggak mau ... mumpung suamiku di luar negeri “
    “Oke deh .. ntar kita make gaya doggy style ya .. “ ujarku sambil memeluknya lebih erat
    “Oke .. kutunggu .. tapi aku capek deh “
    “Tenang saja sayang .. “ hiburku sambil memejamkan mataku
    “Sudah muncrat masih saja tegang kontolmu Han ?”
    “Nggak tahu tuh .. lha sudah muncrat tempekmu saja masih menjepit keras “ candaku dengan lebih jorok mengerjainya
    “Ih ... jorok sekali “ pekik Nafa Urbach dengan gemas
    Kudorong tubuh Nafa Urbach untuk mundur dan penisku keluar dari vagina Nafa Urbach, gesekannya membuatku seakan mau ngilu karena serasa sakit, kami saling mengerang dengan mendesis, selepas penisku lepas, menetes cairan kental warna putih, cairan air mani bercampur cairan orgasme Nafa Urbach
    “Banyak banget maniku Han ... “ ujar Nafa Urbach dengan berjalan menuju kamar mandi kamar itu, masuk dan mencuci kemaluannya, setelah membawa handuk dan mengelap penisku, aku lalu keluar dari ranjang dan berdiri lalu mendorong Nafa Urbach ke meja rias itu, kubungkukan badannya dan kuremas buah dadanya
    “Ntar dulu .. nafsu amat sih kamu “ ujar Nafa Urbach dengan sangat genit tersenyum nakal.
    Kucekal tangannya dan kuletakan di meja rias, di depannya ada cermin besar, terlihat Nafa Urbach sangat kelelahan sekali.
    “Aku dah capek Han .. please .. aku ngaku kalah “ pekiknya menolak keinginanku, namun aku tak mengalah, kumajukan kakiku untuk membuka kedua kaki Nafa Urbach akan mengangkang membuat huruf V, penisku sendiri sudah kembali menegang keras. Nafa Urbach membungkuk dengan buah dadanya yang bergelantungan sangat indah, kuberikan remasan agar terangsang, bibirnya digigit dengan giginya , namun tak lama kemudian menoleh k belakang, belum sampai penuh menoleh aku sudah menghujamkan penisku, sehingga melesak masuk separo
    “Aduuuuuuuh .. bangsat kau Han ... aaauhhhhhh .. enak sekali Han “ erangnya disambut dengan nafas memburu
    Kuremas pantat bahenol yang menungging membuat nafsuku naik sampai ubun ubun, kusodokan lagi penisku agar masuk lebih dalam dan kutarik serta kuulangi, posisi ini membuat aku merasa akan muncrat lagi, jepitan vagina Nafa Urbach sangat erat, membetot sangat keras penisku.
    Aku lali memajumundurkan penisku, sedang Nafa Urbach hanya bisa memandang ke depan cermin dan melihat dirinya meringis keenakan
    “Ayo Han .. janji ya berhenti dulu nanti “
    “Iya .. iya “ kataku sambil menggenjotnya dengan mantap
    Tubuh Nafa Urbach sampai ikut menggelinjang karena sodokanku, bunyi pertemuan antara pantat bahenol Nafa Urbach dengan tubuhku membuat aku semakin bernafsu menuntaskan ronde ini.
    Tanganku semakin nakal maju ke depan dan memberikan remasan sangat keras, tubuhnya sampai menggelinjang tangannya sampai mencekal tangaku, namun dilepas lagi karena aku menyodoknya sehingga kalo tidak dilepas agar terjerembab di atas meja cermin
    Kusentakan lebih cepat pantaku maju mundur.
    “Ayo Han .. aaauuuuuh .. enaaaak ... enaaaak Han .. aku terus “ erang Nafa Urbach bertalu talu
    “Iya .. aku mau muncrat .. “ sambung Nafa Urbach tak tahan posisi doggy stile ini
    Aku semakin cepat menghujamkan penisku, sehingga tubuh Nafa Urbach terguncang guncang, buah dadanya montang manting ke sana kemari, ku elus punggungnya kurapikan rambutnya sambil terus maju mundurkan pantatku.
    “Gila Han .. oh . enak “ pekik Nafa Urbach
    Aku semakin cepat dan aku merasa akan muncrat
    “Mbak Nafa .. Ohhhh .. aku sammmm “ ujarku terputus, Nafa Urbach semakin menjepit keras penisku karena juga akan mencapi orgasem
    Kutumpahkan isi penisku dengan beberapa muncratan, tubuhku sangat letih sekali, Nafa Urbach juga mencapai orgasme bersamaan, kusangka tubuhku dengan memegang bibir meja, Nafa Urbach menahan tubuhku dengan kedua lengannya ke meja rias
    “Hebat Han .... makasih Han “ ujar Nafa Urbach dengan pelan, kutarik pantatku lalu kutarik tubuhnya dan kubarringakn di ranjang. Aku pun lalu tiduran di ranjang itu, cairan menetes dari vagina Nafa Urbach, lalu aku mengocok penisku agar ngaceng lagi, setelah ngaceng kutindih Nafa Urbach dan kumasukan penisku ke dalam.
    “Kita tidur yuk .. biarkan kontolku kau genggam di tempekmu “ ujarku menggulingkan badan Nafa Urbach.
    “Oke Han ... makasih kau memberikan pemainan seks yang keras .. sorry kalo aku marah marah tadi, tapi itu cuma pura pura “ kata Nafa Urbach dengan genit, kusodokan pantatku
    “Aduuuuuuuuuuuuuuh .. sakit tahu “ pekik Nafa Urbach
    “Itu upah pura-pura “sengitku
    “Sorry deh .. sorry .. “ ujar Nafa Urbach memelukku erat
    “Nggak apa apa, sayang “ hiburku
    “Keloni aku ya . biarkan kontolmu menancap.. aku suka kontolmu Han .. “ kata Nafa Urbach dengan memberikan ciuman ke pipiku.
     
    Kami berdua masuk ke dalam kamar kuremas pantat Nafa Urbach dengan lembut dan Nafa Urbach sangat suka dengan remasan tanganku di pantatnya yang besar itu, Nafa Urbach yang menggunakan pakaian minim tembus pandang tanpa bra dan celana dalam, sedang aku menggunakan celana kolor dan kaos oblong
    “Aku suka tubuhmu, Nafa sayangku .. aku suka dengan kemontokan dan kemolekan tubuhmu, terutama besaran buah dadamu “ pujiku sambil melepas pakaian Nafa Urbach agar telanjang. Dan Nafa Urbach juga berlawanan melepas celana kolorku, matanya membelalak ke penisku yang besar, lalu diremasnya dengan gemas, kemudian berdiri dan mencopot kaosku.
    “Trims Han .. kalo kamu mengagumi kesintalan tubuhku .. silakan genjot aku sepuasmu, silakan sodoki aku semaumu . aku milikmu, sayang .. aku menyerahkan diriku seutuhnya padamu .. berikan aku kenikmatan duniawi seperti yang telah kau lakukan padaku “
    “Nafa sayangku .. hari ini aku akan memperlakukan dirimu bukan dengan keliaran .. aku ingin memberikan kepuasan duniawi padamu bak seorang istri .. anggap saja aku suamimu dan kau istriku, akan kuberi kau kepuasan dengan penuh kelembutan .. kita akan habiskan hari hari kita memadu cinta penuh birahi “ balasku disambut senyum menggoda Nafa Urbach.
    Nafa memelukku dengan erat, kubelai belai rambutnya yang panjang sampai ke dada berwarna pirang, terasa buah dadanya yang besar dan montok itu menempel ke dadaku dan membuatku geli.
    “Nafa, istriku sayang .. aku tidak akan melakukan kekerasan padamu .. please kita akan melakukan seperti layaknya suami istri .. kita kurangin ngomong jorok, karena bagi kita .. ini merupakan ungkapan batin kita, aku tahu kamu rindu dibelai, dielus elus dan diberi kelembutan, kau tidak akan pernah melupakan hari ini sepanjang hidupmu “
    “Oh .. suamiku sayang .. hanya kamu yang bisa memuaskan aku .. suamiku sendiri .. “ ujar Nafa Urbach kupotong
    “Jangan sebut orang lain di sini .. bahkan Alice sekalipun .. sekarang ini hanya aku dan kamu saja “
    “Baik, sayangku … kau memang suamiku sekarang ini, akan kulayani dirimu bak seorang suami, aku ingin diberi kenikmatan dengan lembut, jangan keras keras menghajar seperti pada Titi” ujar Nafa dengan melepas pelukanku. Kami berdua sudah telanjang bulat, penisku sangat ngaceng, namun aku menahan diri agar tidak over acting memberikan kepuasan pada Nafa Urbach.
    Kami lalu saling bercium bibir dengan lembut penuh perasaan, Nafa Urbach membalas pagutan bibirku tak kalah dengan lembut, kurangkul pundaknya dan Nafa Urbach memelukku dengan erat dan kami saling memagut dengan pelan, terasa manis sekali bibir Nafa Urbach, pagutanku lembut dan pelan, bibirku bergerak bersamaan dengan bibir Nafa Urbach. Pelan pelan kami saling bermain bibir, menyedot dengan pelan. Bahkan kami sangat lama saling mencium bibir, penisku yang tegak itu terpepet perut Nafa Urbach dan kadang Nafa Urbach menggerakan perutnya untuk menggodaku.
    “Nafa istrriku sayang .. kau akan melihat .. penisku yang akan memberi kepuasan padamu…” ucapku selepas kami bermain bibir dan nafas kami sudah mulai memburu untuk lebih dalam saling memuaskan birahi dan cinta kami. Mata Nafa Urbach melirik ke penisku yang tegang bak tugu monas.
    “Haaan ..suamiku sayang .. kamu nakal aah “ semprot Nafa Urbach dengan tersenyum penuh arti, memandangku dengan perasaan sangat senang dan bahagia
    “Kau benar benar romantis Fa .. aku suka padamu .. akan kutanamkan benihku padamu, aku akan membuatmu hamil … “ kataku dengan berbisik ke telinga Nafa Urbach da menjilatinya membuat Nafa Urbach menjadi geli
    “Sayaaang .. lakukan sayang .. lakukan sepenuh hatimu .. aku suka akan sikapmu padaku yang mau bersikap lembut mau menghamili aku .. aku siap mengandung anakmu… jangan sungkan sungkan menggenjot dan menyodokiku jika mau muncrat .. akan kutampung spermamu dalam rahimku” balas Nafa Urbach dengan tak kalah menjilati telingaku.
    Nafa Urbach mengajak untuk ke ranjang, di ranjang aku langsung merebahkan tubuh seksi Nafa Urbach, namun aku tidak langsung menggumulinya.
    “Sayaaang … gumuli aku .. tindih aku … lakukan dengan penuh rasa cinta .. “
    “Mengapa kau terburu buru, Nafa istriku sayang .. aku ingin bermain dulu dengan tubuhmu, akan kujilati sekujur tubuhmu mili demi mili .. “
    “Oh .. cintaku .. tak mengira, ternyata kau sangat perhatian padaku .. begitu lembut dan romantismu, kurasa kamu langsung bermain dengan meremas remas buah dadaku yang montok, kali ini kau tidak bernafsu untuk meremas buah dadaku .. “ balas Nafa Urbach dengan tersenyum senang padaku.
    “Kau istriku Nafa, aku pasti akan memberikan kenikmatan luar biasa, bagiku .. dirimu bukan bangsa ayam betina yang langsung digenjot, atau kuda yang langsung disodoki .. kau wanita luar biasa Nafa, luar dalam .. andai aku bisa menikahi dulu .. aaah .. tak kusesali jika hari ini aku baru bisa memberikan kepuasan lahir batin padamu “ucapku dengan mulai menjilati kaki Nafa di tumitnya kemudian naik sampai ke lututnya dengan pelan pelan.
    “Ooooh .. suamiku sayang … nikmaaat aah .. kamu hebat .. auuuh .. geli aaaah “ erang Nafa Urbach yang mulai menggelinjang ketika kaki kirinya aku jilati pelan pelan dan membuat Nafa Urbach semakin senang dan suka.
    “Tak kusangka, sayang … kau pandai memuaskan wanita .. iyaaa .aaaah .. jilatanmu aaah .. geli aku .. Huh … “
    “Fa .. aku 3 hari lagi harus ke Australia.. aku ada urusan penting, tapi aku masih kekurangan uang saku, entah cari di mana .. “ kataku dengan tersenyum
    “Akan kuberi sayang .. berapapun kau minta .. kau tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun, simpan saja uangmu .. anggap saja itu sebagai rasa terima kasihku karena kamu sangat membuatku bahagia dengan caramu memuaskan aku .. “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum
    “Yang benar ah Fa .. “
    “Please .. percayalah padaku .. “
    Aku kini gantian menjilati kaki Nafa Urbach sebelah kanannya dan naik sampai lututnya, kujilati dengan lidahku menyelusuri sampai pahanya, kulihat di vaginanya sudah membasah termakan birahi, terkadang dengan nakal Nafa Urbach memegang kepalaku dan dihentikan tepat di selakangannya
    “Faaa .. jangan suka merusak ah .. aku ingin menjilatimu keatas .. “ dengusku dengan mata setengah marah
    “Maafin istrimu sayang .. aku nggak taaaahaaan deh .. geli ah “ erang Nafa Urbach dengan melepas pegangan di kepalaku.
    Aku tersenyum padanya
    “Jangan marah ya .. kalo kamu marah membuatku sedih lho .. “ ungkap Nafa Urbach dengan mengelus tanganku
    “Ndak ah … suamimu akan memberikan segalanya untukmu .. “ ucapku kembali menjilati pusar Nafa Urbach dan membuat Nafa Urbach mendongak, kemudian di perutnya itu aku menjilati sampai pinggang, kemudian ke pinggang satunya. Bahkan aku belum berniat meremasi buah dadanya.
    “Ijinkan aku menyupangmu nanti ya, Nafa sayangku “ pintaku dengan memandangnya
    “Lakukan saja sayang .. asal jangan sampai kelihatan dari luar .. malu aku “ ujar Nafa Urbach dengan tertawa senang.
    “Sungguh kasian kau Nafa, menikah hanya ditelantarkan saja “ ungkapku dengan naik menjilati dadanya, kedua buah dadan aku kitari dengan lidahku memutar di sebelah kiri.
    “Auuuuh .. oh ,.. nikmat sekali jilatanmu, Han suamiku sayang .. “ lenguh Nafa Urbach dengan menggelinjang. Geliat tubuh Nafa Urbach mengundang nafsuku semakin naik, namun aku tetap bertahan untuk terus menyusuri kemulusan tubuhnya yang putih itu. Pelan pelan aku mengulum puntingnya sebelah kiri, kukulum dan kusedot dengan pelan.
    “Haaan .. kulumanmu aaah ..aduuuh .. enak sekali .. nggak taaaahaan deh “ timpal Nafa Urbach meremasi kepalaku dengan pelan dan penuh rasa cinta.
    Lalu aku berpindah ke buah dada satunya, bukit kembar itu sangat montok sekali, dengan punting sedikit besar, belum pernah menyusui karena belum pernah hamil. Kemontokannya luar biasa Nafa Urbach ini di payudaranya, apalagi belahannya, setiap lelaki pasti ingin menikmati lekuk lekuk tubuhnya, kini Nafa Urbach menyerahkan dirinya total padaku.
    Kukulum puntingnya itu dan tanganku mulai nakal menempel di buah dada satunya dan kuremas pelan dengan penuh perasaan.
    “Hhhhssssssssss …. “ dengus Nafa Urbach memejamkan mata menikmati remasan tanganku dan kuluman puntingku. Badannya melengkung ke atas dan membuat remasanku sedikit keras dan Nafa Urbach menggelinjang dengan penuh erotis, kaki kirinnya diangkat dan menopang di pinggangku, namun tak berapa lama diturunkan lagi karena aku naik ke dadanya kemudian sampai pundaknya kujilat jilat, lehernya sebelah kiri yang menjadi santapan lidahku. Kemudian aku balik lagi ke bawah dan menyusuri dadanya, menuju leher sebelah kanan.
    “Balik badanmu, Nafa Urbach istriku sayang, aku ingin menjilati bagian bawah tubuh montokmu” perintahku disambut dengan senyum mesra Nafa Urbach.
    “Oke deh .. huh . geli rasanya .. aku juga akan melakukan nanti padamu, Han ..suamiku sayang “ balas Nafa Urbach dengan senang, Nafa Urbach berbalik badan, aku menjilati pahanya yang mulus dan besar serta berisi itu, sedang tangan kananku mengelu pahanya membuat Nafa Urbach sampai melenguh
    “Gilaaaa aaah … enak sekali … tak pernah kudapatkanseperti ini darimu .. kau banyak belajar rupanya .. andai tiap hari aku diginiin .. duh puasnya aku .. terbangkan aku ke langit, sayang “ ucap Nafa Urbach dengan nafas memburu, aku naik ke atas dan berhenti di pantatnya, aku menjilatinya dan tanganku juga nakal meremas pantat Nafa Urbach.
    “Huuuuh … remesanmu aaah .. duh .. gilaaa .. yaaang ..aaah .. uuuh .. “ lenguh Nafa Urbach dengan menggeleng geleng kepalanya merasakan nikmat yang luar biasa. Lalu aku berpindah ke pantat sebelahnya, gantian tanganku yag berlawanan meremas pantat sebelah Nafa Urbach.
    “Haaan .. sayang .. aaah .. uuuh .. nakal ah kamu .. bikin aku geli aah .. “ pekik Nafa Urbach dengan mengangkat pantatnya, karena aku menjilati pada belahan pantat dekat vaginanya itu. Terasa nikmat sekali, badan Nafa Urbach yang wangi serta bau kelamin menusuk ke hidungku, terlihat rambutnya yang sedikit lebat menyeruak lewat belahan bawah anusnya
    “Jangan lakukan anal seks ya “ pinta Nafa Urbach
    “Tidak sayang .. anal seks hanya aku lakukan jika yang kuajak mau saja .. bagiku nyodok di situ bisa merusak organ kita Fa .. aku ingin bercinta secara bersih saja .. “ ujarku dengan naik terus menjilati punggung Nafa Urbach, sampai ke atas pundaknya sebelah kiri
    “Taaahaan Faaa .. “ ujarku dengan menggigit pundaku Nafa Urbach sekuatku untuk memberikan cupangan
    “Haaan ..sakit aaaah .. aduuh .. “ pekik Nafa Urbach dengan menekan tangannya sekuatnya ke ranjang, bahkan kepalanya mau menggeleng tapi berhenti, gigitanku yang keras itu membuat Nafa Urbach sampai teriak histeris
    “Saaayaaang .. kamu buaaass aaah .. “ erang Nafa Urbach dengan meringis, dari gigitanku di pundaknya mengalir darah segar dan kujilati
    “Perih nih .. oooh .. makasih sayang mau menyupangku .. silakan dicupang sekujur tubuhku .. aku rela sayang .. aku milikmu .. aku siap segala galanya demi kamu .. demi kepuasan kita .. “
    “Tidak Fa .. aku hanya akan mencupang empat tempat, di pundakmu dan buah dadamu .. tapi tidak sekaligus .. waktu masih panjang, istriku sayang “ balasku dengan menindih Nafa Urbach dan menciumi pundak kananya, penisku aku benamkan di belahan bawah vaginanya dan dijepit oleh paha mulus Nafa Urbach.
    Kuelus elus rambutanya yang wangi itu, lalu aku menciumi pipi Nafa Urbach dengan gemas, menjilati telinganya berulang ulang membuat Nafa Urbach menjerit jerit. Lalu aku ke samping dan masuk di belahan tangannya menciumi ketiaknya menjadi Nafa Urbach menjerit kegelian, kuciumi dan kujilati ketiaknya itu dengan nakal, Nafa Urbach malan menahan kepalaku agar tidak lama lama bermain disitu.
    “Geli aaah yaaang .. uh .. kamu nakaaal .. “ semprot Nafa Urbach, lalu aku berpindah ke samping tubuhnya dan berhenti
    “Sudah, sayang ?” tanya Nafa Urbach yang melihat diriku diam di sampingnya dengan tersenyum
    “Yaaa .. tubuhmu benar benar montok sekali Nafa .. aku senang sekali .. hmm … aku haus sekali .. aku mau bir ya, kamu yang keluar .. “ kataku dengan menutup mataku.
    Nafa Urbach langsung keluar kamar dan menuju ke ruang tengah, melihat Nafa Urbach keluar Alice Norin terkejut, namun mengabaikan saja dan membawa nampan, botol bir, dua gelas.
    “Gimana Fa .. kamu dicupang ya .. “ tanya Alice Norin yang menonton tv melihat Nafa Urbach di pundaknya mengalir darah kecil.
    “Duh .. gila nih .. nggak liar . dia memberikan aku penuh kelembutan .. baru kali ini kurasakan indahnya cinta Lice, indahnya seks .. kau nanti juga akan diperlakukan demikian . pokoknya seumur hidup tak akan pernah kau lupakan jika hendak tidur … “
    “Hebat Fa .. “
    “Lice .. tolong kita kasih duit dan akomodasi dia ke Australia ya “
    “So pasti Fa “ ujar Alice dengan tersenyum
    “Kau tidak akan pernah menyesal disetubuhi dia .. nikmat sekali “
    Nafa Urbach lalu meninggalkan Alice Norin dengan tersenyum, Alice Norin pun membalas senyuman itu.
    “Selamat menikmati berdua memadu kasih, kawan .. “ ucap Alice Norin dengan senyum lebar
    “Makasih Lice, kau teman baikku .. “ balas Nafa Urbach dengan menaikan tangga menuju lantai atas.
     
    Nafa Urbach masuk lagi dengan membawa nampan dan dua gelas kecil, bir buatan dari luar negeri yang rasanya enak sekali, walaupun dengan kadar alkohol rendah, cara berjalan Nafa Urbach sangat merangsangku apalagi pantatnya yang besar itu membuat aku sampai terpana, melihat buah dadanya bergoyang goyang.
    “Ada apa, sayang “ tanya Nafa Urbach dengan meletakkan nampan di ranjang.
    “Luar biasa kemontokanmu .. tidak mengurangi keseksianmu .. turunin dikit ya … biar buah dadamu makin membusung .. “ saranku dengan memegan tangan Nafa Urbach naik ke ranjang lagi dan memelukku erat.
    “Kau terkagum kagum dengan tubuhku, ya sayang “ tanya Nafa Urbach dengan tersenyum padaku
    “Luar biasa Fa … aku akan mencari istri sepertimu .. “
    “Aku saja jadikan istri resmimu .. nunggu aku cerai “ balas Nafa Urbach dengan sungguh sungguh, namun aku tertawa membuat Nafa Urbach tersinggung
    “Haiyah .. jangan ketawain aku …. please .. aku sungguh sungguh “ tukas Nafa Urbach dengan serius
    Aku hanya menggeleng saja.
    “Kenapa ? apa yang kurang dariku sayang … jadikan aku sebagai istrimu kelak, aku kurang bahagia sayang, berjanjilah padaku jika diantara kita terjadi … nikahi aku ya “ ujar Nafa Urbach dengan memelukku erat sekali, dan aku membalas pelukannya.
    “Jika waktu mengijinkan “ balasku dengan mengelus elus pungung Nafa Urbach.
    “Trims .. yuk .. minum dulu … “ ajak Nafa Urbach dengan menuangkan bir itu pelan pelan ke gelas, satu gelas diberikan padaku, dan Nafa Urbach menuangkan lagi hanya sedikit dan langsung menenggaknya.
    Gelas ditanganku ditarik oleh Nafa Urbach, lalu nampan itu dipindakan ke meja dekat ranjang, lalu dengan gemas Nafa Urbach menindihku, memagut bibirku dengan gemas, kubalas pagutan itu tak kalah gemas, tanganku semakin aktif meremas buah dadanya. Kami bermain lidah di luar bibir kami, tautan lidah itu kadang masuk ke dalam mulutku kadang di mulut Nafa Urbach. Pagutan dan sedotan yang lembut dan penuh kemesraan itu membuat nafsu kami tetap terjaga. Nafa Urbach sudah tidak tergesa gesa lagi melakukan rangsangan kepadaku sehingga membuatku semakin tergoda.
    Dengan menindihku, kedua kaki Nafa Urbach ditekuknya lalu duduk di selakanganku, dengan gemas, Nafa Urbach lalu menjilati aku dari dada menuju ke leherku.
    “Duh .. enaknya jilatanmu, Nafa sayangku “ erangku dengan mengelus elus punggung Nafa Urbach.
    Nafa Urbach melakukan jilatan dengan sesekali mengerling nakal padaku, dari leherku kemudian turun lagi menuju ke dadaku dan naik ke leher satuku. Di situ bermain dengan lidahnya menjulur julur menjilati sampai telingaku menjadi aku semakin geli. Lalu Nafa Urbach turun menjilati sampai perutku, memutarkan kepalanya mengitari di pusarku. Tangannya menekan ke dadaku. Kemudian turun menuju selakangaku
    “Sayaang .. aku nggak tahan ingin mengulum penismu .. “ pinta Nafa Urbach dengan penuh harap
    “Lakukan, istriku .. lakukan Nafa istriku, sayang .. peniskulah yang akan memuaskan dirimu, sayang “ balasku dengan mesra.
    Lalu dengan pelan Nafa Urbach menjilati buah pelirku dengan tangannya memegang penisku namun tidak dikocok, di buah pelirku itu Nafa Urbach melakukan jilatan ke sana kemari membuatku menjadi sangat terangsang.
    “Oh .. Naaafaaa …duuuuh … jilatanmu … enak sekali .. “ erangku dengan menaikan kepalaku, namun Nafa Urbach menahan di dadaku dan membuatku rebah kembali
    “Jangan bangun sayang .. duh ..suamiku sayang .. mempunyai penis yang besar sekali, lebih besar dari yang pernah kurasakan dulu dengan penismu … “ puji Nafa Urbach dengan tersenyum padaku lalu kembali menjilati lagi ke buah pelirku. Di belahan penisku itu, Nafa Urbach menjilati ke sana kemari, lalu berpindah ke pahaku sebelah kanan. Lalu dengan pelan lidahnya naik menuju batangku yang besar itu. Aku menyakin besaran mulut Nafa Urbach yang tidak besar itu pastilah tak akan muat dalam mulutnya.
    Pelan pelan, batangku dijilat bak es krim oleh Nafa Urbach
    “Besar sekali sayang … akan kumasukan dalam mulutku … akan kukulum “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum menggodaku, terasa haus kenikmatan seks yang penuh dengan kelembutan bukan dengan cara keliaran. Selama kami selingkuh, kepuasan kami lakukan dengan liar dan ganas, bahkan terakhir menggumuli Nafa Urbach, aku melakukan dengan cara keras dan kasar, namun Nafa Urbach tidak marah tapi justru semakin ketagihan. Aku menyukai paha Nafa Urbach yang besar itu dan menjepit erat vaginanya itu. Waktu pertama menggumuli Nafa Urbach ketika mengurus jaringan butiknya, tubuh Nafa Urbach tidak sesintal dan semontok sekarang, apakah mungkin karena aku pernah menyemprotkan air maniku walau tidak membuat Nafa Urbach hamil sehingga menjadi makin montok. Aku tak tahu !
    Nafa Urbach masih melakukan jilatan naik turun di batangku, menyampingkan kepalanya menjilati penisku lewat sebelah kiri, lalu kembali lagi menjilati ke arah kanan
    “Auuuuh .. Aaaah ..Faa .. Naaafaaaaaa… “erangku dengan menggelinjang tak karuan merasakan jilatan lidah Nafa Urbach di penisku.
    Pelan pelan Nafa Urbach menaikan jilatannya sampai kepala penisku, hendak dimasukan, aku hanya menonton terasa gemetar akan sikap Nafa Urbach yang lembut, namun Nafa Urbach menggodaku dengan menarik bibirnya dengan menjilat turun
    “Duuuh . kamu nakal Naafaa… “ pekikku gemas dengan sikap Nafa Urbach yang mengecohku
    “Terkecok ya ?” ejek Nafa Urbach dengan tersenyum dengan menjilati batangku turun sampai buah pelirku, lalu menciumi pahaku sampai lutut sebelah kiri kemudian denga pelan berpindah ke pahaku sebelah kanan, menjilati dan mencium sampai pada pangkal pahaku.
    “Nafa .. istriku benar benar hebat .. romantis ..senang sekali akan perubahanmu yang tidak liar, sayangku “ pujiku dengan meremas kepala Nafa Urbach. Aku lalu bangun dan merapikan rambut Nafa Urbach yang berantakan ke depan. Kutatap wajahnya yang lapar dan haus akan kepuasan birahi.
    Nafa Urbach tersenyum padaku lalu memelukku dan melumat bibirku dengan gemas, lalu kembali lagi membungkuk dan menjilati batangku
    “Rasakan kulumanku ya .. “
    “Aku tak yakin mulutmu bisa dimasukin batangku yang besar .. “ rintihku dengan kawatir.
    “Jangan kawatir, sayang .. rasakan saja lidahku di dalam dan rasa gigiku menyentuh batangmu yang besar ini .. penish terbesar yang pernah aku rasakan .. dan aku tak pernah akan melupakan dirimu “ ujar Nafa Urbach dengan memandangku, lalu mengedipkan matanya dan kubalas
    “Genit juga kamu Fa .. istriku genit banget .. “ timpalku dengan mengelus punggung Nafa Urbach
    Nafa Urbach hany tersenyum saja lalu menaikan lidahnya menuju kepala penisku, dimasukan kepala penisku ke dalam mulutnya, sampai di situ lidah Nafa Urbach langsung menggerakan kepalaku penisku membuat aku langsung mendongak, kepala penisku disedot dengan gemas oleh Nafa Urbach
    “Naafaaa .. aaaah … istriku .. enaaak aah .. nikmaaat “ lenguhku dengan berteriak keras.
    Terkadang Nafa Urbach menggodaku dengan menggigit pelan kepala penisku membuat aku meringis keenakan “Gila Fa … uuuh .. gigitanmu bisa membuatku muncrat “ erangku dengan gemas dan terpancing untuk meremas buah dada Nafa Urbach, merasakan remasanku yang lembut di buah dadanya, Nafa Urbach menggelinjangkan dadanya, buah dada sebelah kirinya tergoyang dengan sangat merangsangku, kusaksikan keindahan buah dada Nafa Urbach yang montok, menggelantung, ketika tegak tidak menampakan melorot seperti wanita setengah baya, benar benar sempurna buah dada Nafa Urbach. Buah dada Nafa Urbach sangat sekal sekali, terasa kenyal bak gadis anak muda, wajahnya yang imut plus innocent itu menambah semangat untuk menggumulinya, memberikan kepuasan cinta yang terkesan seumur hidupnya.
    Lalu dengan pelan pelan penisku dimasukan dalam lubang mulutnya, terlihat pipi Nafa Urbach menggelembung dimasukin batangku, terasa sangat sesak batangku tenggelam dalam mulutnya, itupun mentok karena terlalu panjang batangku, sisa beberapa centi di bawahnya.
    “Wuiiih .. aku suka melihat dirimu ngulum penisku, sayang .. duh . indahnya kamu Fa, jika mengulum “ ejekku dengan tersenyum melihat wajah Nafa yang menjadi lucu sekali.
    Dengan pelan pelan Nafa Urbach mempermainkan batangku dengan lidahnya dengan penisku ditarik keluar separonya, sehingga aku menjadi menyeruakan kekagumanku pada Nafa Urbach yang mempermainkan batangku dengan lidahnya, di dalam mulutnya, lidahnya mengolesi batangku. Aku menjadi menggelinjang di dadaku, kepalaku sampai menggeleng geleng merasakan nikmat luar biasa
    “Duuh …. enaknyaaa .. aaah .. Nafaaaa … istriku, sayang .. enak aaah . “ erangku dengan melepas remasan pada buah dadanya dan kutekan tanganku sekuatnya ke ranjang. Lalu Nafa Urbach menyedot penisku dengan gemas membuatku sampai memejamkan mataku merasakan sedotan mulut Nafa Urbach di batangku.
    “Yaaa . kau memang pintar memuaskan lelaki Nafa sayangku .. “ pujiku dengan bangun dan duduk kembali.
    Nafa Urbach mengeluarkan penisku keluar masuk dengan pelan pelan, terasa nikmat sekali batangku yang besar itu menyentuh gigi Nafa Urbach. Aku merasa ngilu namun aku tahan, karena kuluman Nafa Urbach sangat lembut, dikeluarkan penisku dan dikocok dengan pelan membuat aku sampai menaikan kedua kakiku tidak tahan.
    Nafa Urbach memasukan lagi ke dalam mulutnya dan menyedot dengan gemas
    “Jangan sampai muncrat Faaa .. belum saatnya ya .. “ pintaku dengan mengatur rambut Nafa Urbach pelan pelan. Badannya sudah penuh keringat membanjir.
    Kemudian dengan telaten disedotnya lagi batangku, dipermainkan lagi dengan lidah dan giginya, terakhir dikeluarkan dari mulutnya, dijilati terus pelan seluruh batangku dengan memutar dan akhirnya menjilati buah zakarku, sehingga batangku terasa mengkilap penuh air liur Nafa Urbach.
    Nafa Urbach langsung merebahkan badannya di sampingku
    “Sudah, sayang .. enak khan ?” tanya Nafa Urbach dengan tersenyum
    “Terima kasih sayang .. kau memang hebat .. aku suka dirimu yang mengoral penisku .. “ pujiku dengan mengelus elus pipi Nafa Urbach
    “Nanti gantian aku dioral ya .. tapi aku kudu muncrat .. aku juga nggak mau kamu keluar di luar, khan sudah janji mau menghamili aku .. “ balas Nafa Urbach tak kalah mesra.
    “Rasanya luar bisa Fa .. tadi … bibirmu terasa sesak dengan batangku .. “
    “Iiiih .. penismu kebesaran sayang … tapi enak kok .. gimana nih kamu kok bisa besarin ..? ke Mak Erot ya ?” tanya Nafa Urbach dengan menggoda
    “Nggak ah .. alami saja .. sering dipakai buat nyodok .. “ balasku dengan tersenyum
    “Ih .. kamu ada ada saja .. rasanya beda deh .. “
    “Nafa sayang .. selepas aku pergi ke Australia .. aku ingin bersamamu selama seminggu, akan kuberi kepuasan lagi ya .. “
    “MInggu depan ? aaah .. mundurin beberapa hari ya .. aku ada job, lagian seisi rumah pergi, Zack kuliah di US .. “ kata Nafa Urbach dengan tersenyum
    “Jadi aku yang mengisi ranjangmu ya selama dia minggat ke luar negeri ya Fa .. “ godaku
    “So pasti donk .. jangan isi harimu tanpaku nanti .. usir dan kita ke villaku saja .. kita berdua sampai Zack pulang ya .. “ balas Nafa Urbach dengan tersenyum dan memberikan pagutan mesra, kupagut itu dengan gemas dan kami saling menyedot dengan sedikit cepat membuat nafsu kami naik kembali.
     
    Dengan masih memeluk erat kubisikan kata kata yang membuat Nafa Urbach langsung mendelik.
    “Aku akan menggenjotmu .. aku di atas ya … akan kulakukan remasan, sodokan dan lumatan .. aku akan menyodoki vaginamu, meremas buah dadanya dan melumat bibirmu .. “ godaku dengan tersenyum membuat Nafa Urbach sampai mendelik, karena ini yang sering menjadi tak tahannya Nafa Urbach jika bercinta denganku, palingan juga tak lebih dari sepuluh menit orgasme
    “Duuuh .. kenapa langsung begitu aaaah … please .. nanti saja .. “ rengek Nafa Urbach dengan tersenyum masam karena ketahuan letak titik lemahnya.
    “Apapun yang akan kulakukan tak akan mempengaruhi hubungan kita Fa .. aku mencintaimu Fa”
    “Tapi aaah .. aku sering nggak tahan deh .. kamu suka menyodoki sambil meremas susuku dan mengajak saling melumat .. duh .. aku sering nggak tahan … kamu nakal sekali membuatku cepat orgasme ..” rengek Nafa Urbach dengan memelas agar aku tak melakukan aksi tersebut. Aku tersenyum senang bisa membuat Nafa Urbach tersudut dan menyerah
    “Please .. jangan lakukan ah .. please .. “
    “Katanya istri khan kudu patuh sama suami .. tuh istriku sudah mulai rewel “ godaku semakin gemas
    “Aaah .. kamu tuh suka membuatku tersudut .. “ balas Nafa Urbach dengan gemas.
    “Makanya .. patuh dulu ya ?” tawarku dengan sendu
    “Oke deh .. aku siap .. “
    “Nah gitu nanti aku genjot, kuremas buah dadamu dan kita saling beradu bibir, gerakan pantatmu seiring sodokanku yaaa .. tenang saja Fa .. aku tak akan mengusirmu walau dirimu orgasme lima puluh kali .. “
    “Trims aah .. kukira aku akan dieliminasi jika aku kalah .. “ balas Nafa Urbach dengan tersenyum dan menarik tanganku agar lebih merapat, Nafa Urbach membuka pahanya lebar lebar dan memamerkan bagian paling rahasianya yang sudah merekah merah, dengan gemas ditariknya batangku dan ditempelkan ke lubangnya yang merekah itu.
    “Pelan pelan yaaa .. jangan buru buru … “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum manja padaku, aku lalu memposisikan dengan memiringkan tubuhku dengan menekan ke samping dada Nafa Urbach, sedang Nafa Urbach sendiri yang memegang batangku yang besar dan sangat ereksi, aku tak tahan ingin segera menggenjot Nafa Urbach, nafsuku tak tertahankan lagi karena sudah lama aku melakukan foreplay, kurasakan aku ingin segera menggenjotnya, memberikan kepuasan seks yang membuat kami semakin ketagihan. Pelan pelan batangku menusuk ke lubang vagina Nafa Urbach, hanya menekan saja sudah membuat Nafa Urbach menjadi histeris karena tekananku yang melesak masuk pada kepala batangku
    “Haan ..aaah … beda nih … penismu terasa besar banget .. nggak kayak dulu dulu “ ringis Nafa Urbach dengan memandangku yang juga meringis keenakan, kedutannya terasa sekali walau batangku masuk pada kepala penisku.
    “Hhssss .. sesak banget nih .. “ ringisku dengan menggigit bibiku, kedua tangan Nafa Urbach kini berpindah ke pantatku dan meremasnya, lalu mendorongnya untuk memberikan tekanan pada lesakan batangku yang pelan pelan mili demi mili menembus lubang rahasianya, yang seharusnya hanya boleh dimasukin penis suami resminya.
    “Haaan .. tarik dulu yaaa .. sakit sekali nih ..aduuh .. oucch .. hhsss .. mmm “ pekik Nafa Urbach yang kesakitan ditembus dengan batang penisku yang besar itu, lubang vagina Nafa Urbach begitu sempit, aku tak menanyakan, kutarik batangku dan kudorong lagi dengan tenaga besar namun tidak mendesak secara keras, pelan tapi menggunakan tenaga besar.
    “Yaaa .. terus Han .. dah jalan .. ayooo … yaaa … tekan terus .. aaauh ..aauucch … muuuuuaaah … hhhssss… mmmm… aaaaaaaaaauhhhh .. “ rintih Nafa Urbach dengan memejamkan matanya merasakan penisku mulai melancar masuk walau sangat kesulitan.
    Kulihat Nafa Urbach masih meringis dengan memejamkan matanya menikmati penisku yang mili demi mili masuk, walau setelah kepalaku penisku tenggelam, masih separo lebih batangku harus kutanamkan dalam dalam di vagina Nafa Urbach, terasa sekali, penisku seakan diremas mau hancur atau gepeng, belum lagi diremas juga disedot sedot dari dalam, tak beda jauh ketika Nafa Urbach mengulum penisku dengan menyedotnya.
    “Gila nih cewek .. vaginanya legit sekali .. sesak banget ..aauuuh … “ erangku dengan mencium dahi Nafa Urbach yang dirinya merem dengan rapat memejamkan matanya.
    “Hmmm ..aaah … Han, sayaaang … tarik dulu aaah .. sakit .. “ erang Nafa Urbach dengan membuka matanya
    “Gila bener Fa .. istriku secantik ini dan semlohei .. montok menggairahkan, sekal, berbuah dada besar dan padat, betisnya sangat indah … kurang apalagi ?” pujiku kepada Nafa Urbach yang hanya dijawab dengan cubitan di pinggangku, akibat cubitan itu justru aku bergerak menjadi penisku malah maju
    “Aduuuuuh … sakit tahu “ bentak Nafa Urbach
    “Itu karena dirimu yang nyubit Fa .. akibatnya pantatku malah maju .. makanya jangan asal nyubit .. lagi donk cubitannya “ godaku disambut cibiran moncong Nafa Urbach.
    “Ogaah aaah .. kamu tarik dulu …. susah ya masukin batangmu ?” goda Nafa Urbach.
    Aku hanya tertawa keras melihat Nafa Urbach yang sangat ingin dimanja, akibat aku tertawa maka Nafa Urbach menjadi gemas dengan menabok pantatku sehingga justru penisku melesak lebih dalam bukannya malah kutarik, akibatnya kami berdua langsung memekik sangat nyaring
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ jerit kami berdua sampai terdengar keluar kamar, karena kamar terbuka sedikit, membuat Alice Norin sampai geleng geleng
    “Sudah mentok tuh penis dia .. duh .. lama banget mereka .. tapi gimana lagi ya .. sudah kesepakatan, aku kudu bersabar .. “ujar Alice Norin dengan kembali melihat berita di tv.
    “Gila tuh .. kalo Nafa ceraiin Zack dan memacari dia .. repot aku .. aku sangat suka sama dia, selain pinter juga gemas sikapnya .. beruntung aku bisa mendapatkan kepuasan cinta yang luar biasa, Iiih .. penisnya yang besar itu … Riri saja cuma separo, dah gitu letoy … “ umpat Alice Norin dengan membayangkan pengalaman penisku yang mengobok obok lubangnya, sudah lebih dari 15 kali aku menggenjot Alice Norin, baik di villa, di rumahnya, di Bandung, Semarang, aku tak bisa menghitungnya. Hanya di rumahnya yang tak aman untuk melakukan hubungan gelap. Bahkan Alice Norin lama lama menjadi sangat perhatian padaku, ketika aku pinjam mobil atau uang langsung saja diberi, malah terakhir aku pinjam duit 15 juta, tapi malah nggak mau dibalikin, Alice Norin sempat marah marah ketika aku menstransfer, uang itu dibalikin lagi lewat transfer juga.
    Belum amblas juga batangku yang melesak lebih separo, terasa sekali aku sampai merem melek keenakan, dan ditertawakan Nafa Urbach.
    “Dhuh .. malah ngetawain guwe sih Fa … vaginamu bener bener menjepit keras sekali .. baru kurasakan vagina seenak begini .. sempit … legit dan sangat terasa sekali remasan dan sedotannya “ pujiku dengan menahan rasa nikmat luar biasa.
    “Enak khan ? aku sengaja menyempitkan vaginaku, kemaren khan berlima kamu juga nggak tahu punya siapa yang disodok .. kini rasain kenikmatan vaginaku sayang … hihihihi .. rasain dirimu … mau genjot malah repot sendiri “ ejek Nafa Urbach dengan gemas
    “Awas kau Fa kalo ngejek .. ntar kugenjot tahu rasa .. rasain nanti “
    “Please aaah .. jangan gitu aaah .. maafin aku sayang .. maafin “ iba Nafa Urbach dengan memelas
    “Istri tak tahu diuntung sudah dikasih kenikmatan malah protes dan ngejek suami .. kuceraiin kamu saja” umpatku dengan mencoba serius mungkin bersikap seolah marah walau sebenarnya aku mencoba untuk menggodanya. Mendengar aku bersikap marah Nafa Urbach langsung diam dan mencegahku menusukan lagi dan dipandangnya aku dengan bersikap serius juga “Maafin istrimu, sayang .. maafin aku yang membuatmu tersingung .. lakukan saja semaumu, aku milikmu, aku rela mau diapain terserah .. aku ndak protes lagi .. silakan genjot dan sodoki aku sepuasmu, akan kulayani .. kau segalanya bagiku .. aku tak mau lelaki lain selain kamu, bahkan zack pun aku sebenarnya tak rela disetubuhi .. please “ iba Nafa Urbach dengan sangat memelas
    “Nah tuh .. katanya dah rela dan menyerahkan bulat bulat masih protes “ kataku lagi dengan menggodanya tapi tak kubuat dengan tersenyum
    ‘Iya deh .. silakan sayang .. yuk masukin terus, kamu lakukan genjotan, remasan dan lumatan semaumu, tapi aku nggak yakin bisa lebih sepuluh menit “ kata Nafa Urbach dengan menarik kepalaku dan melumatku dengan rakus dan kubalas.
    “Sudah nggak marah ?” tanya Nafa Urbach dengan megap megap
    “Ndak sayang … “ kataku dengan tersenyum.
    Aku lalu kembali berkonsentrasi dengan menekan lagi, pelan pelan penisku melesak lebih dalam dan tinggal beberapa centi untuk amblas.
    “Tarik dulu Han, sayangku “ ajak Nafa Urbach dengan pelan
    Kutarik penisku dan kembali aku menekan dengan tenaga besar dan membuat Nafa Urbach kembali memekik keras
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ jerit Nafa Urbach dengan keras.
    Kembali Alice Norin hanya geleng geleng.
    “Hihihihihi .. vagina Nafa terasa sesak dimasukin penis dia .. nggak muat tuh .. kasihan Nafa kalo megap megap .. ntar digenjot juga remuk … ck ck ck ck ck ck .. cowok itu tenaganya besar dan nafsunya tinggi, lima cewek saja dihajar apalagi satu orang .. gimana nih .. aku sampai ketar ketir juga digenjot dengan keras .. sampai vaginaku sakit … tapi kalo dah genjot gitu aku kok ketagihannya , semoga Nafa bisa mendapatkan kepuasan luar biasa .. aku ingin jadi pacarnya .. tapi Nafa juga ingin jadi pacarnya.. pilihan sulit sekali .. aneh tuh sudah punya suami pengin ganti lagi yang berpenis besar…. ck ck ck ck ck“ ujar Alice Norin sambil ketawa sendiri.
    Kini penisku tinggal sedikit lagi tenggelam dalam dasar terdalam vagina Nafa Urbach, rasanya dijepit luar biasa, akibat pahanya yang montok itu membuat vagina Nafa Urbach semakin sempit, itu yang kusuka, kuelus pahanya yang mulus itu untuk memberikan rangsangan lebih membuat Nafa Urbach terasa geli
    “Aaah . yaaang .. rangsanganmu … geli aaah … ayo tinggal dikit laaagiii “ ajak Nafa Urbach lagi
    Kutekan lagi dengan tenaga yang pelan dan akhirnya penisku amblas tertanam mentok sampai pangkal penisku, luar biasa jepitannya.
    “Pelan ya nindih aku .. ngeremes buah dadaku juga jangan kasar .. lakukan dengan penuh kelembutan, trus magutku juga jangan serakah “ ujar Nafa Urbach dengan memegang tanganku, lalu aku pelan pelan menindih Nafa Urbach. Kedua kaki Nafa Urbach mulai digerakkan menjpeit pinggangku dan terasa sekali jepitannya lebih erat.
    “Faaa.. mintalah permohonan apa yang Nafa inginkan, anak laki laki atau perempuan ?” tanyaku dengan memagut pelan bibirnya

    “Hmmm .. aku ingin anak yang pinter .. sepinter kamu .. laki laki atau perempuan sama saja .. hamili aku segera .. aku ingin punya momongan .., akan kujaga rahasia ini .. aku yang bertanggung jawab jika Zack protes atau marah marah.. jika masih ngeyel aku akan minta cerai “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum senang

    “Oke Faaa .. .. siap yaa “
    “Pelan pelan dulu yaaa “ saran Nafa Urbach dengan memegang kepalaku dan melumat dengan gemas, aku membalas lumatannya lalu mulai menarik batangku pelan pelan lalu menusuk lagi, setiap tusukanku membuat Nafa melepaskan pagutan, begitu penisku menarik keluar kembali Nafa Urbach melayani lumatanku, demikian pula dengan tanganku yang mulai meremas buah dadanya membuat dada Nafa Urbach menggelinjang menghindari remasanku, terasa Nafa urbach tak tahan akan gaya ini.
    “Aaaauh .. Haaan ..aaah .. uuuh …aah ..aaaucch .. hhhsss. oouggggh .. aaargggg “ lenguh Nafa Urbach bertalu talu, penisku masih pelan pelan keluar masuk, belum begitu lancar untuk menggenjotnya secara cepat, satu menit kemudian penisku semakin lancar keluar masuk, aku langsung kembali menggenjot Nafa Urbach dengan lebih cepat sedikit dan membuat Nafa Urbach menarik kepalaku yang melumat, tangan kirinya menahan remasan tangan kananku yang gemas meremas buah dadanya
    “Aaa uuuh .. Nggak taahaan ..aaah .. remesanmu tuh .. aduuuh ..sodokanmu makin cepaat sial dah .. aduh .. aaauh .. hhhsss… mmmmm “ lenguh Nafa Urbach dengan keras berusaha melawan remasan dan sodokanku, pantat Nafa Urbach ingin bergerak seiring pantatku yang maju mundur, kuputar pantatku untuk memberikan kesan lain, membuat Nafa Urbach sampai merem keenakan.
    “Duuuh ..ouuuuuh ..aaaucch … Oh my God .. rasanya luar biasa .. aaah “ pekik Nafa yang terhenti ketika aku kembali melumat bibirnya agar tidak bisa melenguh dan kuremas lagi buah dadanya.
    Kusodokan pantatku kembali maju mundur kali ini lebih cepat lagi, membuat Nafa Urbach semakin menjerit jerit tak karuan, kakinya dibuka lebar memberi ruang padaku untuk menggenjotnya lebih keras, kugenjot dengan tak beraturan kadang cepat kadang pelan membuat Nafa Urbach hanya bisa merem melek, lalu Nafa Urbach memejamkan matanya, ketika membuka matanya, hanya berwarna putih, kurasakan Nafa Urbach merasakan genjotanku terasa sangat menyentuh hati dan pikirannya, kepuasan yang kuberikan tak sebanding dengan suaminya.
    “Duuh . sepuluh kali lipat dari suamiku .. “ timpal Nafa Urbach masih merem
    “Jangan sebut dia sayang .. aku suamimu .. aku cemburu “ balasku dengan menggenjot lagi dengan mantap membuat Nafa Urbach kini menjepit pinggangku dan tidak di pantatku sehingga aku tetap saja lancar menyodoknya, penisku keluar masuk dengan lancar. Semakin bersemangat untuk menggenjot. Tak disangka Nafa Urbach justru memintaku menyodoknya lebih keras
    “Sodok yang keras sayaaang .. terlalu pelan “ pekik Nafa Urbach. Aku menjadi tertawa dalam hati, apa maunya Nafa Urbach.
    Aku langsung mneghujamkan batangku keras keras membuat Nafa Irbach sampai tergoncang, buah dada sebelah kiri yang tak kuremas ikut bergerak bergoyang di dadaku dan buah dada sebelah kanan aku meremasnya dengan sekuatku membuat Nafa Urbach semakin kepayahan, akibat sodokanku yang keras itu membuat Nafa Urbach mendapatkan orgasme dengan memegang kepalaku yang melumat bibirnya.
    “Akkkuuuu aaah .. mau muncaaak “ erang Nafa Urbach dengan keras, kuhujamkan lagi dengan keras penisku menggenjot vagina Nafa Urbach dan mmebuat dirinya menegang, jepitan kakinya dipererat, tangannya mencakar ke pundakku dengan keras sehingga membuat pundakku terasa perih sekali, goresan kuku Nafa Urbach membuat cupangan di pundakku. vaginanya menyempitku dengan cepat dan batangku dijepit luar biasa, kuremas lagi buah dada sebelah kanan itu dan Nafa Urbach untuk lebih memberikan kepuasan dalam orgasme.
    Lama sekali Nafa Urbach menegang menyemburkan cairan orgasmenya, lalu dengan dilanjutkan berkelonjotan sangat lama, tak seperti yang sudah sudah. Sepertinya Nafa Urbach mendapatkan orgasme luar biasa, terbukti masih berkelonjotan bak disetrum listrik. Tangan kirinya lemas yang meremas sprei, penisku terasa panas disiram cairannya, yang biasanya hangat.
    Aku menindihnya, kuhentikan remasanku dan sodokan serta lumatanku karena Nafa Urbach menjadi diam hanya detak jantungnya yang terpacu sangat cepat ditambah nafasnya yang bak dikejar kejar orang. Matanya terpejam lama sekali sampai aku menunggu dengan gemas. Batangku masih terjepit dengan kuat dalam vaginanya.
    “Puas ya ? “ ejekku dengan menciumi ketiaknya yang tanpa rambut itu dan membuat geli Nafa Urbach
    “Aaaaah .. ntar dulu aaah … “ erang Nafa Urbach dengan masih memejamkan matanya.
    Aku menunggunya dengan setia sampai Nafa Urbach membuka matanya. Membuka matanya saja terasa berat dan berkunang kunang, namun tak lama kemudian kesadarannya pulih
    “Luar biasa, sayang .. tak kusangka kamu begitu sangat memuaskan aku … ada hadiah untukmu untuk ke Australia ya .. aku kuberi uang banyak .. “
    “Tak usah banyak .. secukupnya saja sayang .. “
    “Aku puas sekali tadi sayang .. kau benar benar hebat .. baru kali ini kurasakan seks yang luar biasa, aku tak akan pernah menyesal ditiduri kamu, digenjot kamu, disodoki kamu, diremas buah dadamu oleh kamu… duh … nikmat sekali … Oh .. sayangku .. aku menyerahkan diriku total padamu, aku pasrahkan diriku kupersembahkan untukmu, aku ketagihan sama kamu .. please .. kuberi 500 juta pun aku tak masalah kok .. uangku banyak .. “ kata kata Nafa Urbach memamerkan kekayaannya
    “Berapa sih kekayaanmu sekarang, sayang ?” tanyaku sekedar ingin tahu
    “2 digit dalam satuan M “
    “Kalo itu separonya buat aku saja .. khan berbagi kudu separo paro“ godaku nakal
    “Hmmm .. kamu mau ?” tanya Nafa Urbach dengan serius
    “Nggak aah .. “ tolakku
    “Please .. aku transferi separonya ya “ rajuk Nafa Urbach dengan gemas menabok punggungku
    “Nggak mau “
    “Kalo gitu semua saja ya .. tapi aku jadikan istrimu dan kamu hidupi aku dengan uang itu “ goda Nafa Urbach
    “Huuuuh .. wanita banyak maunya .. “ semprotku gemas
    “Aaaaah .. kamu kok gitu sih “ protes Nafa Urbach
    “Aku ingin mencari uang sendiri .. tapi kalo ndak mampu untuk membiayai ya mau tak mau minta saja Mbak Nafa saja .. “ kataku dengan kembali memanggilnya dengan Mbak.
    “Pokoknya nanti bayaranmu gedhe .. supaya kamu mau terus menggenjotku sampai tua ..sampai kita sudah tidak butuh seks lagi, sayang “
    “Satu M ya ?” godaku
    Nafa Urbach tertawa kecil dan gemas padaku
    “Sudahlah .. gampang kok .. jangan bicara uang sebelum kamu menggenjot aku sampai dirimu muncrat memberikan spermamu dan kutampung dalam rahimku, tokok ukurnya kamu harus bisa menghamili aku, itu wajib .. kalo ndak kamu sama saja mandul “ ancam Nafa Urbach
    “Enak saja .. tuh si semok Tina Talisa dah punya satu anak, aku yang bikinin .. terus Tamara Blegwisky, dan yang terakhir Sophie Navita dan Febiola.. kamu yang mandul “ protesku tak kalah
    “Duuuuh .. kamu jahat .. jahaat menghamili istri orang sembarangan .. “ semprot Nafa Urbach
    “Lho .. khan mereka yang minta sepert Nafa .. enak saja .. yang penting khan mereka jadi senang, punya kesibukan jadi ibu rumah tangga “ kataku dengan logika ngawur membenarkan caraku menghamili istri orang demi sebuah keinginan yang tidak dapat dilakukan oleh suaminya.
    “Ih .. kamu bisa aja “ ujar Nafa Urbach dengan gemas
    “Belum Nafa Urbach .. lihat saja bulan depan periksa ke dokter kandungan, kujamin hamil .. “
    “Hmmm .. dua milyar ya kalo hamil .. kudu diterima “ goda Nafa Urbach
    “Lho .. khan belum dibuktiin .. lihat saja .. aku ingin anak darimu Fa .. dalam hati kecilku Nafa hamil olehku”
    “Trims sayang .. istirahat sebentar ya .. lalu kamu genjot aku lagi “ balas Nafa Urbach dengan melebarkan tangannya mengambil gelas berisi bir dan kuambilkan lalu kuberikan dan kuangkat tubuhnya, ditenggaknya bir itu dan langsung berujar
    “Gayaaa apalagi .. aku genjot aku .. genjot aku sepuasmu … “ ajak Nafa Urbach dengan gemas dan melumat habis bibirku da kubalas tak kalah gemas.
     
    Sambil menenangkan diri Nafa Urbach dan diriku menghela nafas untuk menguatkan badan dan mengembalikan tenaga. Terasa hawa dingin di puncak Cipanas gampang kembali ke keadaan tidak lelah walau masih capek menggenjot Nafa Urbcah. Dengan gemas Nafa Urbach memeluk dan menggulingkan aku sehingga kini Nafa Urbach berada di atasku
    “Gantian aku yang menggenjotmu ya .. kalo kamu mau muncrat .. segera bilang .. benamkan dalam dalam penismu, sayang .. “ ajak Nafa Urbach dengan tersenyum nakal
    “Kamu nakal Fa … “
    “Iiiih .. kalo nggak dinakalin kamu ndak mau lagi genjot menggenjot denganku “ seloroh Nafa Urbach dengan menekan tangannya ke dadaku karena aku hendak bangun
    “Kamu tidur saja ya .. biar aku yang naik turun menggenjotmu .. “ timpal Nafa Urbach lagi ketika aku hendak menyela.
    “Pelan pelan dulu Nafa sayang “ usulku dengan memandang buah dadanya montok
    “Uuuuh .. tadi aku minta pelan tapi kamu genjotnya cepat dan keras .. aku jadi terbawa nafsumu, pinter juga kamu sayang .. “ puji Nafa Urbach tertawa kecil
    “Nafa sayang .. betismu wuih … aku senang sekali sama betismu yang gedhe dan mulus “ ujarku sambil mengelus paha Nafa Urbach dan membuat Nafa Urbach terasa geli dan menggelinjang.
    “Nikmati saja sayang .. nikmati kemulusan tubuhku, nikmati sepuasmu “ timpak Nafa Urbach semakin menggodaku dengan pula menaikan tubuhku hendak menggenjotku
    “Rasakan sayang genjotanku “ gidik Nafa Urbach dengan mendelik, Nafa Urbach menaikan badannya, terasa penisku terasa ringan ketika Nafa Urbach turun lagi terasa penisku dijepit luar biasa
    “Aduuuh Fa .. Nafaaa .. enak .. nikmaaat .. “ erangku dengan memejamkan mataku
    “Naaah .. kamu suka khan ?” ejak Nafa Urbach dengan gemas dan terus naik turun menggenjotku pelan pelan, terasa sekali selakanganku merasakan jepitan luar biasa. Nafa Urbach menarik tanganku dan diletakkan di buah dadanya
    “Remesss susuku, sayang “ pinta Nafa Urbach dengan terus bergerak pelan menggenjotku naik turun, kuremas buah dadanya yang naik turun seiring genjotan Nafa Urbach.
    “Aaaauh ..aaaauh .. hhhsss.. aaauchhh .. ouggg ..mmmm … hmmmm “ lenguh Nafa Urbach yang menggenjotku, kepalanya sampai digeleng gelengkan merasakan penisku mengoyak liang vaginanya menghujam ke atas sampai mentok
    “Gimana sayang ?” tanya Nafa Urbach di sela sela menggenjotku dengan kecepatan dua kali lipat
    “Aku nggak taaaahaan nih .. kayaknya mau muncraaat “ balasku dengan membuka mataku pelan pelan dan tersungging senyuman Nafa Urbach yang menggoda
    “Yaaa .. kita keluar bareng bareng yaaa … “ ujar Nafa Urbach dengan begerak, kini tidak hanya naik turun, tapi pantat Nafa Urbach yang gedhe dan membulat itu bergerak mengebor membuat aku sampai mendongak merasakan remasan luar biasa di penisku.
    “Uuuuuuh … “ erangku bersahutan dengan lenguhan Nafa Urbach yang menggelora.
    Nafa Urbach terus menggenjotku naik turun, sedang aku hanya bisa meremas buah dadanya bergantian, gerakan Nafa Urbach sangat erotis, rambutnya berantakan, badannya penuh dengan peluh keringat demikian pula denganku sampai megap megap merasakan genjotan Nafa Urbach.
    Elusan tangan kiriku di paha Nafa Urbach semakin membuat nafsuku naik ingin menyemprotkan air maniku ke dalam rahim Nafa Urbach.
    “Naaafaaa .. kemaren khan sudah kusemprot sperma pas bercinta bersama yang lain “ ujarku dengan membuka mataku
    “Ngggg .. itu lain sayang … nggak enak .. aku tak bisa merasakan senikmat berdua .. “ balas Nafa Urbach dengan bergerak lagi menggenjot lebih cepat
    Bunyi keciplak alat kelamin kami serta pertemuan selakanganku dengan pantat Nafa Urbach membuat suara yang nyaring
    “Naaaaaaaafaaaaaaaaaa “ teriaku dengan keras sehingga terdengar sampai di ruang tengah di mana Alice Norin menjadi terkejut
    “Tumben Nafa bisa menghajar dia .. ck ck ck ck ck .. aku harus bisa seperti itu aaah .. hhhmmm gimana ya, ntar nanti tanya Nafa saja “ batin Alice Norin dengan tersenyum
    Gerakan Nafa Urbach semakin menggila, tidak hanya naik turun secara tegak, tapi kadang miring ke kanan dan kekiri karena tak tahan remasanku yang keras di buah dadanya. Genjotan demi genjotan Nafa Urbach semakin membuat aku ingin muncrat
    Penisku terasa remuk digencet luar biasa, bahkan tak jarang aku sampai berteriak keras sampai Alice Norin bisa tersenyum
    “Rasain tuh anak .. suka menghamili istri orang .. sekarang digenjot Nafa baru tahu rasaa “ timpal Alice Norin semakin senang
    Menit demi menit kami berpacu dengan penuh gairah, aku tetap melawan gerakan Nafa Urbach dengan menaikan pantatku, apalagi ranjangnya sangat empuk, ketika Nafa Urbach naik aku menekan pantatku ke ranjang, ketika Nafa Urbach turun aku langsung menaikan pantatku
    “Aduuuuuuuuuuuuuuh ..aaaaaaaaaaauuuuuh …aaaaaaaaaaaaucccc “ teriak Nafa Urbach yang terasa sekali sodokanku menghujam dalam, sama saja teriakan Nafa Urbach terdengar sampai keluar
    “Waaah ..seru banget tuh .. gantian Nafa yang kepayahan.. “ ujar Alice Norin dengan geleng geleng dan menjilati bibirnya.
    Gerakan Nafa Urbach semakin cepat dan tak tahan
    “Sayaaaaaaaaaaaang .. gimana ? gimana ?” tanya Nafa Urbach dengan gemas
    “Iyaaa .. ntar lagi … dadaku dah panas .. mau muncaaak “ erangku dengan gemas meremas buah dada Nafa Urbach.
    “Saaamaaa .. aku nggak kuaat .. mau muncaaaaaaaaak “ teriak Nafa Urbach dengan menggenjotku lebih keras dan liar, penisku seakan merasa remuk rendam.
    Dengan terus bergerak dan memacu, menit demi menit akhirnya aku pun tak kuat dan aku sampai menegang kaku luar biasa, demikian pula dengan Nafa Urbach “Akuuu ..aaah .aaaku.. sam … “ ucap Nafa Urbach terputus dengan melengkung ke depan, kuremas buah dadanya dengan keras dan aku menegang dengan kaku, penisku kubenamkan dalam dalam ke atas, dan Nafa Urbach menekan lebih dalam ke selakanganku. Kami orgasme bersama sama.
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah” lenguhku panjang bersamaan dengan lenguhan Nafa Urbach
    “Aaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Nafa Urbach
    Badan Nafa Urbach melengkung menegang, lalu aku berkelonjotan di sambut kelonjotan Nafa Urbach, kusemburkan spermaku keras sekali menembak ke rahim Nafa Urbach
    “Creeeeeeeeet … creeeeeeeeeet … creeeeeeeeeeet “
    Aku merasa lega dan ringan, demikian pula dengan Nafa Urbach yang mengucurkan cairan panas membasahi penisku, air maniku pun ikut meleleh keluar bersamaan batangku yang menciut dengan cepat, Nafa Urbach luruh ke depan dan kutahan dengan sisa sisa tenagaku, tubuhnya berdebam menindihku, namun kepalanya berada di samping kepalaku. Nafas kami sangat berantakan, kurasakan pantatku kesakitan luar biasa, terasa pegal dan penat menggenjot dan digenjot Nafa Urbach.
    Kami diam dengan saling memeluk, tak ada suara, hanya suara deburan nafas kami yang tak teratur, kurasakan buah dadanya menekan ke dadaku keras sekali. Kami terdiam dengan pikiran masing masing, baru sepuluh menit kemudian kami sudah kembali membuka mata.
    “Sayaaang .. “ ucap Nafa Urbach dengan pelan pelan mengangkat kepalanya dan berhadapan muka dengan Nafa Urbach
    “Ya .. Nafaku sayang “
    “Trims ya Han .. aku merasakan air manimu banyak sekali .. “ puji Nafa Urbach dengan mengelap dahiku lalu memagut bibirku mesra
    “Sama sama Nafa, sayang “
    “Giliran Alice kamu genjot ya .. aku mau pulang dulu sebentar ke rumah .. ntar kalo sudah gelap aku ke sini lagi .. keloni kami berdua ya “
    “So pasti Nafa .. “
    “Han, sayang .. beri waktu sebentar ya .. merasakan penismu dalam lubangku “ rengek Nafa Urbach kembali rebah di samping kepalaku dengan memeluk erat
    “Rasakan saja Fa .. jika itu menenangkan dirimu .. “ ucapku dengan mengelus elus punggung Nafa Urbach.
    “Suamiku memang hebat .. jago ranjang dan tukang hamilin istri orang “ celetuk Nafa Urbach.
    Kami kembali hening, setengah kemudian Nafa Urbach bangun dan menarik penisku yang terjepit, sangat susah sekali dicabut
    “Nggak usah dicabut Fa.. “
    “Aaah .. tuh .. masih ada satu lubang buatmu menunggu .. sudah gatel dia “ goda Nafa Urbach
    Kami berjuang melepaskan alat kelamin kami yang lengket, pelan pelan penisku lepas dengan jeritan kecil kami, Nafa Urbach langsung menariku menuju kamar mandi dan mencuci penisku dengan gemas, terasa kami sangat kelelahan.
    Keluar dari kamar setelah mandi juga tidak mengembalikan tenagaku lagi, aku semakin loyo namun aku pantang menyerah, keluar kamar dengan menggunakan celana kolor pendek dan baju kaos, sedang Nafa Urbach menggunakan daster tanpa BH dan CD. Kemunculan kami dengan saling tersenyum membuat Alice Norin melonjak kegirangan
    “Lama sekali kalian nih .. aku sampai nggak sabaran “ seloroh Alice Norin
    “Nikmat luar biasa Lice … tak pernah kurasakan seperti tadi “ ujar Nafa Urbach dengan mendudukan aku di sofa lalu melumat bibirku dengan gemas, Alice Norin yang berada di sisi kananku tak lepas nakal dengan meremas penisku yang lembek
    “Duuuh .. aku hanya dapat sisa tenaganmu .. “ keluh Alice Norin
    “Justru itu .. itu tugasmu mengembalikan semangat dan tenaga dia .. sampai malam kok .. bolehlah ntar malam kamu berdua kelonan … “ goda Nafa Urbach
    “Okeee .. “ jawab Alice Norin dengan tersenyum.
    “Lice . kita patungan 5.000 US ya untuk uang saku dia ke Australia “ usul Nafa Urbach
    “Boleh .. tapi aku mau ngasih dia 10.000 US tuh .. “ sergah Alice Norin
    “Oke deh Lice .. kita janjian kasih 10.000 US .. “ tambah Nafa Urbach dengan tersenyum.
    Aku tak mengubris soal uang tersebut, begitu sangat mudah mereka mencari duit, sedang aku malah menggerogoti keuangan mereka, padahal aku tak ingin dibayar, tapi mau menolak justru malah membuat mereka tersinggung dan marah marah dan semakin menggejarku untuk mendapatkan kepuasan birahi. Aku diberi minuman penambah tenaga dan langsung kutenggak.
    “Kamu mau pulang Fa ?” tanyaku
    “Iyaaa .. nggak lama kok .. tapi aku mau istirahat dulu deh .. kamu istirahat sana dengan mengeloni Alice, aku mau rehat sahja di sini “
    Mendengar ucapan Nafa Urbach, Alice Norin langsung menarikku menuju kamar yang berada di pojok lantai bawah, aku terasa capek sekali dan Alice Norin menggandengku namun tidak menggodaku.
    Sampai di kamar, aku langsung rebah dan Alice Norin membuka pakaiannya telanjang bulat lalu ikut naik ke ranjang dan memelukku, memberikan ciuman mesra
    “Istirahat dulu kamu .. ntar kalo tenagamu sudah pulih genjot aku ya “ Alice Norin memberikan nasehat.
    Aku hanya tersenyum dan menutup mataku, tangan Alice Norin melingkar memelukku, buah dadanya menempel di lenganku terasa sangat kenyal dan mengeras. Kami tertidur bersama dalam beberapa jam.
     
     
     
     
     
     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks titi kamal

    Seperti biasa, kalau ada libur pada hari Jum’at, aku selalu memanfaatkan waktu untuk menyalurkan kegemaranku, naik gunung atau sekedar jalan-jalan ke daerah yang jauh dari perkotaan. Pada liburan kali ini, iseng aku memilih mau jalan kaki dan berkemah di daerah Bandung Selatan sehingga ku siapkan perbekalan untuk 3 hari dua malam.
    Ku bawa mobilku sampai ke rumah temanku di perkebunan lalu ku titipkan disana, selanjutnya aku lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati jalan-jalan di perkebunan. Udara yang sejuk disertai pemandangan yang indah membuatku bersemangat melewati tanjakan demi tanjakan di tengah kebun teh yang luas ini hingga akhirnya aku tiba di sebuah pos tempat penimbangan. Ku lepas ranselku dan sambil menikmati sebatang rokok kretek serta soft drink, ku edarkan pandanganku melihat keindahan alam ciptaanNYA.
    Ketenanganku tiba-tiba terusik mendengar ada langkah kaki di jalan berkerikil lalu ketika ku tengok, tampak seorang perempuan sedang berjalan dengan membawa ransel dan di tangannya memegang tongkat dari ranting. Wajahnya tidak terlalu jelas karena tertutup topi dan berkaca mata. Ketika jarak kami sudah dekat, perempuan itu memandang padaku dan aku tersenyum saja sambil sedikit menganggukkan kepadaku, ternyata dia malah menghampiriku.
    “ Selamat Siang, Kang ….. “, katanya sambil melepas ranselnya kemudian duduk.
    “ Selamat Siang juga, Teteh …. “, jawabku sambil ku tatap wajahnya. Rasa-rasanya … aku seperti mengenal wajah ini tapi ….. dimana yaa …….. aku sempat berpikir
    “ Hey … Kang ? Kenapa bengong begitu ? “ tanyanya sambil mengibaskan tangannya.
    “ Oh .. maaf … hehehe ….. mau kemana Teteh ? “ kataku sedikit malu karena sempat bengong melihat wajahnya ……
    “ Aku mau ke Kawah …, masih jauh yaa ? “ tanyanya sambil melepas topinya.
    Nah …. baru aku ingat …. Ini Titi Kamal !
    “ Eh …. Kawah ? … Oh, ya lumayanlah “, jawabku agak gugup karena tidak menyangka bakal ketemu selebritis di daerah begini.
    “ Kenapa Akang seperti yang bingung sih ? “ katanya sambil menatapku.
    “ Bukan …. Teteh … Titi Kamal yaa ? “ tanyaku, penasaran.
    “ Kalau Iya kenapa ? “ dia balik bertanya sambil mengeluarkan minuman dari ranselnya.
    “ Titi Kamal ? “ aku meyakinkan.
    “ Iyyyaaa, saya Titi Kamal “, sambil menepuk-nepukan tangannya ke dada terus dengan santainya dia minum air mineral dari botolnya.
    “ Gak nyangka aja, ternyata Teteh suka begini “, kataku lalu ku hampiri dia dan ku sodorkan tanganku untuk berjabat tangan dan dia sambut tanganku dengan disertai senyum.
    “ Adi “ kataku sambil menjabat tangannya yang lembut.
    “ Titi “ katanya singkat lalu dia melepaskan tangannya dari genggamanku dan aku kembali duduk, mengeluarkan kembali rokokku.
    Kami diam sejenak menatap pemandangan yang ada di daerah ini kemudian kulihat Titi membuka sehelai kertas lalu dia bertanya
    “ Kang Adi suka main di daerah ini ? “
    “ Ya gitulah … di saat ada libur aja …. Kenapa ? “
    “ Kalau ini namanya daerah apa Kang ? “
    “ Ini daerah Tenjo Laut, Afdeling Barusell, Perkebunan Patuhahwattee “
    “ Aih .. aihh … sampai hapal gitu”
    “Namanya juga suka main kemari, ya pasti hapal atuh”
    Titi meneliti kertas yang dipegangnya lalu ku hampiri dia pelan-pelan dan dia perlihatkan kertas yang dipegangnya, ternyata peta wilayah perkebunan ini.
    “ Nah … kita ada disini Teh “ kataku sambil menunjukkan satu titik di peta itu.
    “ Berarti ke Kawah masih jauh yaa ? “
    “ Ya lumayanlah …. Satu jam jalan kaki dari sini “
    “ Waaahhh ….. aku pikir udah dekat “
    “ Dekat dekat jauh deh ….. “ candaku
    Titi tertawa renyah mendengar jawabanku dan dia keluarkan bungkusan dari ranselnya, lalu dia tawarkan isinya padaku. Ku ambil beberapa potong sambil menggumankan terima kasih lalu ku nikmati saja biskuit pemberiannya.
    “ Kang Adi aslinya dari mana ? “
    “ Saya mah urang Bandung pituin, tinggal di daerah Bandung Utara “
    “ Pituin itu apa ? “
    “ Asli “
    “ Ohhh …… “ jawabnya
    “ Nah Teteh sendiri koq mau-maunya main ke daerah ini … sendirian lagi. Emang Teteh suka melakukan kegiatan begini ? “
    “ Iya sih. Aku suka diam-diam pergi ke daerah-daerah wisata yang tidak terlalu terbuka. Aku senang aja menikmati alam tanpa diganggu oleh kehadiran pers “
    “ Padahal kan pers yang bikin Teteh jadi ngetop “
    “ Betul tapi aku juga butuh kesempatan untuk bisa menikmati privaciku dong “
    “ Iya … sih dan sekarang Teteh sedang menikmatinya “
    Hening sejenak, ku lihat dengan ekor mataku, Titi sedang menatapku.
    “ Kang Adi ….. “
    “ Ya ? “
    “ Keberatan ndak kalo nemenin aku ? “
    “ Ya berat sih kalau harus bawain juga ranselnya “
    “ Aaahhhh … Kang Adi ini becanda melulu ….. mau kan ? “
    “ Ya ayo aja … lagian siapa yang mau nolak kalau nemenin seleb “
    “ Kang Adi … sekarang aku cuma seorang Titi Kamal, bukan seleb dan aku minta kesediaan Akang untuk nemenin aku “
    “ Ya kalau Teteh percaya sama aku, mangga teh teuing “
    “ Bahasa Sunda Akang kadang suka lucu deh, aku suka tuh dengar orang Sunda kalau berbicara pakai bahasanya “
    “ Ya kudu bangga atuh menggunakan bahasa sendiri “
    Kami kemudian ngobrol tentang daerah yang terlihat dari tempat kami istirahat. Kebetulan tempat kami beristirahat memang ada di daerah pedataran tinggi sehingga hampir semua terlihat. Apalagi saat ku sodorkan padanya teropong, Titi begitu antusias menanyakan daerah demi daerah yang tampak jelas dari teropongku. Otomatis posisi dudukku jadi dekat dengannya. Tercium olehku harum rambut dan tubuhnya namun karena aku tidak mau dikatakan kurang ajar, aku tetap membuat jarak agar tubuhku tidak bersinggungan dengannya. Rupanya Titi menaruh simpati padaku dengan sikapku ( ge-er nih ), hal itu terbukti dengan sikapnya yang makin terbuka seolah aku ini kawan lama buatnya.
    “ Sekarang rencana Teteh bagaimana ? “
    “ Kang, kalau aku lihat usia Akang ada di atasku, plis deh, jangan panggil aku Teteh … panggil saja namaku “
    “ Takut aja aku mah, nanti dibilang tidak menghormati “
    “ Akang jangan gitu ah. Dari tadi juga Akang baik tuh ….. “
    “ Ya atuh … jadi aku panggil Titi aja “
    “ Jangan pakai Aja “
    “ Baik Titi Aja “
    “ Ahhhh …. “ sambil dia cubit tanganku dan aku tertawa melihat gayanya.
    Kami menjadi akrab lalu setelah lelahnya hilang, aku ajak dia untuk berjalan menuju lokasi yang dia inginkan. Sepanjang jalan kami saling bercerita dan dia banyak tertawa kaena aku sering menceritakan hal-hal yang lucu padanya. Kadang dia sampai menjerit-jerit minta aku menyudahi cerita karena tidak kuat menahan tawa …. Ah, ternyata seorang Titi Kamal bisa juga tertawa lepas oleh guyonanku yang bukan pelawak ini.
    Akhirnya kami tiba juga di Kawah dan kebetulan tempatnya sepi, hanya ada beberapa turis lokal dan mereka tidak tahu bahwa yang sedang berjalan denganku adalah seorang selebritis yang terkenal sehingga Titi dengan santai dia dapat menikmati keindahan panorama Kawah yang sudah terkenal ini. Dia memotret berbagai objek termasuk memotret aku, kadang dia meminta aku memotretnya.
    Puas memotret, tiba-tiba bb Titi berbunyi lalu ku dengar dia berbicara agak serius kemudian setelah selesai kulihat roman wajahnya seperti yang kesal tetapi aku pura-pura tidak tahu. Aku tetap anteng aja menghisap rokok kretekku sambil melihat gambar-gambar di kamera hasil pemotretan tadi.
    “ Kang …… “ suara Titi di sebelahku
    “ Ya ? “ jawabku sambil menoleh padanya
    “ Rencana pengambilan foto diundur sampai hari Minggu …. Jadi aku tidak tau mesti mengisi hari besok dengan acara apa ….. “
    “ Ya terserah kau saja. Kalau mau turun ke Bandung, nanti aku antar karena ada mobilku di bawah sana, tapi kalau mau jalan-jalan disini, tidak jadi apa, akan ku temani “ jawabku.
    Tampak Titi berpikir lalu akhirnya dia kembali membuka bb nya dan menghubungi seseorang. Aku tidak mau nguping obrolannya jadi aku jalan agak menjauh lalu Titi memanggilku
    “ Kang Adi …. Sini “
    Ku hampiri dia, lalu Titi bilang dengan penuh semangat
    “ Kang, barusan aku telepon managerku, ku bilang bahwa aku mau jalan-jalan aja di perkebunan sampai sabtu pagi. Managerku awalnya khawatir tapi setelah ku bilang ada yang nemenin, dia mengijinkan aku. Kang Adi mau kan nemenin aku ? “
    “ Aku mah siap-siap saja, siapa nolak nemenin selebritis ….. “, jawabku.
    “ Tuh .. mulai lagi deh “, jawabnya sambil memukul pelan tanganku. Lalu ku buka peta yang dibawanya, ku tunjukkan tempat-tempat bagus di sekitar daerah situ dan Titi dengan penuh semangat meminta aku untuk mengantarkannya ke tempat-tempat itu.
    Dari kawah, kami kembali berjalan, kali ini ku bawa dia untuk menuju sebuah kawah kecil yang masih aktif. Jalan kesana memang agak terjal tapi Titi ikuti saja langkahku, kadang tangannya ku pegang bila jalan terlalu menurun atau mendaki dan kalau dia merasa lelah, ku suruh dia beristirahat bahkan pada akhirnya daypacknya aku bawakan.
    Kami semakin akrab saja, sampai akhirnya kawah yang ku sebutkan terlihat di depan mata. Titi kembali memotret objek-objek yang menarik, kadang dia memotret aku hingga tak terasa waktu bergerak menuju senja. Ku ingatkan dia untuk segera keluar dari wilayah ini karena bila senja hari, disini kabutnya suka tebal. Setelah dia menyimpan kameranya, ku ajak dia berjalan menuju jalan utama perkebunan namun ternyata apa yang ku khawatirkan akhirnya terjadi juga. Kabut tebal datang menyergap kami saat waktu sudah magrib, otomatis jalan menjadi tidak terang hingga kukeluarkan senter untuk membantu menerangi jalan.
    Satu sisi aku senang bias jalan-jalan dengan seorang selebritis, tapi di sisi lain aku khawatir terjadi hal-hal yang tidak enak dan aku pasti akan menjadi sorotan karena sudah berlaku gegabah membawanya ke daerah yang asing tetapi ketika ku lihat, Titi tenang-teang saja ku bawa ke daerah itu sehingga aku jadi ikut tenang.
    Jalan utama yang menuju kea rah afdeling terdekat ternyata masih belum tergapai sedangkan malam sudah keburu datang.
    “ Ti …. “, panggilku saat ku suruh dia beristirahat di batang pohon yang roboh.
    “ Ya, Kang ? “
    “ Hari sudah gelap nih, kau masih kuat gak kalau aku bawa jalan barang dua jam lagi. Di sana ada perkampungan perkebunan, kau bisa istirahat di salah satu rumah penduduk “, kataku dengan rasa khawatir akan keselamatannya.
    “ Kang Adi, tadi kan aku sendiri yang memilih untuk jalan-jalan dengan Akang, jadi Akang gak usah sekhawatir itu … nyantai aja deh. Aku percaya, Akang bakal jaga keselamatanku “
    “ Beneran nih ? “ tanyaku untuk meyakinkan diriku sendiri.
    “ Beneran. Suer “, katanya sambil mengacungkan tanda V dengan kadu jarinya.
    “ Oke. Sekarang, karena aku lihat kau sudah lelah, maka di depan sana ada pedataran …, kita pasang tenda disana saja. Kebetulan di tempat itu ada sumber airnya, lumayan untuk bersih-bersih “ tawarku.
    “ Beneran ? Aku mau Kang … aku mau “ jawabnya spontan sehingga menggembirakan aku.
    Ku sodorkan padanya jaket karena ternyata dia cuma bawa switer dan Titi mengenakan jaket pemberianku lalu setelah beberapa saat, ku ajak dia berjalan menuju tempat yang ku rencanakan. Karena jalan gelap serta hanya diterangi senter, otomatis Titi tidak melepaskan tangannya bahkan beberapa kali dia malah memeluk tanganku sehingga tanpa sengaja dadanya membentur lenganku. Titi sama sekali tidak canggung bersikap padaku sehingga aku jadi terbiasa saja menggamit tangannya bila jalan agak sulit.
    Tiba di tempat yang ku katakan, segera ku dirikan tenda lalu setelah berdiri, ku persilahkan dia untuk istirahat di dalam tenda, sementara aku menyalakan unggun untuk mengusir rasa dingin. Setelah unggun menyala, ku panaskan air mineral dari botol lalu kubuatkan minuman hangat untuknya. Selama aku bekerja, Titi hanya menatapku, sesekali memberikan komentar dengan apa yang ku kerjakan. Setelah dia minum beberapa teguk, ku minta dia untuk ku tinggal sebentar karena aku mau mengambil air bersih di sumber tapi ternyata dia tidak mau ku tinggal sendirian.
    “ Gak ah … aku atut ditinggal sendiri “
    “ Disini mah tidak ada apa-apa Ti, aman-aman saja “ kataku
    “ Gak mau … aku ikut ke sumber air aja “ jawabnya sambil keluar dari tenda lalu berdiri disisiku sambil memegang tanganku. Aku kalah, ku tuntutn saja dia menuju sumber air yang jalannya agak curam sehingga jalan kami jadi sangat perlahan karena Titi belum terbiasa menyusuri jalan seperti itu dan setelah beberapa lama, tibalah kami di sumber air.
    “ Aih … koq tempatnya begini ? “ Titi bingung menatap sumber air yang hanya di kelilingi rimbunan pohon teh dan alang-alang.
    “ Ya namanya juga di gunung. Kalau ada showernya mah ya di hotel atuh “ jawabku nyantai sambil ku serahkan senter padanya lalu aku mencuci muka.
    “ Akang mau mandi ? “ tayanya
    “ Ya mau, tapi bagaimana mau mandi kalau kau diem disitu ? “ jawabku sambil menatapnya.
    Titi tertawa perlahan lalu jalan agak menjauhiku dan setelah posisinya agak jauh di balik gerumbul, aku segera membuka pakaianku dan mandi. Beerrrrrr, dingin air gunung membuat tubuhku menggigil tapi karena tubuhku seharian sudah mandi keringat, aku bela-belain mandi. Selesai mandi, aku pakai kembali bajuku dank u panggil Titi. Ku tawarkan dia untuk mandi, tapi ternyata dia tidak mau …. Takut katanya, Ku ambilkan saja air dari sumber, ku simpan di jerigen terus ku ajak dia kembali ke tenda. Tiba di tenda, ku panaskan air dan setelah mendidih, ku campurkan air dingin. Ku suruh dia untuk membasuh wajahnya supaya segar. Titi turuti mauku, saat dia sedang membersihkan wajahnya, ku siapkan makanan kaleng perbekalanku …. Ku bakar di unggun, setelah panas, kubuka kalengnya dengan pisau lalu ku tawarkan makan malam sederhanaku padanya.
    Titi terlihat senang menikmati makanan orang hutanku dan dia banyak bertanya tentang makanan itu. Kami makan dengan lahap dan setelah makan sambil menikmati minuman hangat sambil duduk berdampingan, kami saling bertukar cerita tentang pengalaman masing-masing. Dari ceritanya aku dapat pengetahuan bahwa tidak semua selebritis itu bahagia dengan kehidupan selebnya. Ada sisi-sisi kehidupan orang kecil yang mereka rindukan.
    “ Aku kadang suka ingin bisa jalan dengan santai tanpa orang harus melihatku sebagai seleb Kang “
    “ Lha, hari ini kau bisa mengalaminya. Aku tidak melihatmu sebagai seleb koq “, jawabku.
    “ Tapi tadi kan Akang sempat begitu …. “ jawabnya
    “ Hanya beberapa saat, sesudahnya kan tidak Ti “ jawabku.
    Ku keluarkan harmonica kesayangku lalu ku mainkan beberapa lagu dan sepertinya Titi terhanyut dengan permainan harmonikaku. Tiba-tiba saja kepalanya bersandar di bahuku …. Aku sempat kaget tapi ku tenangkan saja hatiku dank u teruskan permainan harmonikaku. Saat aku alunkan lagu Annie Song-nya John Denver, Titi seperti sangat menghayati dan aku kaget juga ketika ku dengar dia mengisak …. Ku hentikan tiupan harmonikaku.
    “ Ti ? …. Kenapa ? “ tanyaku.
    “ Lagu itu …. Mengingatkan aku pada seseorang Kang “ katanya sambil mengusap air matanya.
    “ Duh .. maaf atuh … aku tidak tahu “, kataku menyesal.
    “ Gak apa …. Akang tidak salah koq …… “ jawabnya lalu dia tersenyum. Aku jadi tidak enak untuk melanjutkan permainan harmonikaku jadi ku hentikan saja dan ketika ku lihat jam, ternyata sudah mau jam 22 dan kulihat Titi beberapa kali menguap sehingga ku persilahkan dia untuk masuk ke tenda. Ku keluarkan sleeping bagku dan ku serahkan padanya.
    “ Lho … terus Akang tidur pakai apa ? “ tanyanya saat dia menerima sleeping bagku.
    “ Gampang, aku masih mau duduk-duduk dekat unggun “, jawabku sambil keluar dari tenda dan kututupkan pintunya agar angin tidak masuk.
    Aku naikan sleting jaketku hingga ke leher, ku pakai balacalvaku dan kaos tangan wool dan ku jerang kembali air untuk menghangatkan perutku. Ku nikmati rokok kretekku sambil ku lihat jutaan bintang di langit yang tidak berbulan.
    Udara malam semakin menggigit sehingga ku besarkan nyala unggun untuk melawan dingin, pantas, sudah jam 1. Ku buka flysheet untuk ku jadikan selimut lalu aku berbaring di atas matras … lumayan hangat dan perlahan kesadaranku mulai menghilang menuju ke alam mimpi tetapi tiba-tiba ku dengar pintu tenda dibuka lalu …… muncul kepala Titi.
    “ Kang ? “
    Aku bangun
    “ Koq bangun Ti ? Ini masih jam 1 malam ….. “
    “ Aku gak bisa tidur, dingin sekali dan aku tidak enak sama Akang. Akang yang punya barang, koq aku yang pakai lalu Akang malah tidur di luar begini …… “
    “ Ya tidak apa Ti, disini juga hangat … ada unggun “ jawabku
    “ Gak mau, Akang tidurlah di tenda sama aku “, jawabnya sambil menghampiriku lalu menarik tanganku untuk masuk ke tenda.
    Aku manut saja … ku singkirkan fly sheet yang sudah basah oleh embun lalu aku turut masuk ke dalam tenda.
    Ku tutup pintu tenda lalu aku berbaring di sampingnya tapi justru aku malah tidak bisa tidur. Di sebelahku, saat ini, terbaring seorang selebritis, Titi Kamal dan berbagai perasaan berkecamuk di sampingku hingga semakin sulitlah aku untuk tidur.
    “ Koq Akang jadi melamun ? “ Tanya Titi memecah keheningan.
    “ Ndak Ti, cuma bingung aja …. Mimpi apa aku koq sampai bisa tidur setenda denganmu ?’
    “ Emangnya kenapa dengan aku ? “
    “Ya bingung, ya gak percaya .. koq bisa-bisanya aku tidur bersebelahan dengan sele ..” tiba-tiba Titi menutup bibirku dengan tangannya dan berkata “ Stop, jangan diteruskan lagi “. Aku mengangguk-anggukan kepala, baru dia lepaskan tangannya lalu dari mulutku keluar kata-kata “ ..britisssss “ sambil ku miringkn tubuh memunggunginya dan …..Titi langsung menyerbuku dari belakang, mencubiti dadaku dan entah sadar atau tidak, bibirnya begitu dekat dengan telingaku … ku raih saja tangannya ….. dan ku putar tubuhku sehingga sekarang poisisi titi berhadapan denganku ….. bibirnya begitu dekat, begitu menggoda …. dan matanya yang semula menatapku sekarang mulai meredup dan akhirnya perlahan ku tempelkan saja bibirku ke bibirnya …. 1,2,3.4.5 detik … ku jauhkan wajahku, mata Titi tetap terpejam dan tangannya malah memelukku sehingga tanpa pikir panjang lagi … kusatukan lagi bibirku dengan bibirnya dan ku baringkan tubuhnya dan ku tindih dia. Kami berciuman dengan lembut, lidah kami berpilin dan karena aku tidak merasakan adanya penolakan, maka ciumanpun ku tingkatkan, ku gigit lembut bibirnya, ku hisap lidahnya dan tanganku mulai bergerak ke arah dadanya. Saat tersentuh, ku remat dengan perlahan …. Sementara mulutku sudah mulai bergerak ke lehernya yang jenjang, lidahku bermain disana dan Titi merintih serta melenguh kenikmatan ….. tubuhnya kadang mengejang kadang melemas dan tanganku semakin nakal di dadanya.
    Lidah saya terus bergerak menuju celah antara kedua payudaranya. Titi sudah tidak menentu gerakan kepalanya, kadang menggeleng kekiri-kekanan kadang sedikit terdongak menatapku kadang meregang ke belakang karena kegelian oleh tarian lidahku. Baju yang dia kenakan sudah terbuka, pengait bhnya sudah ku lepaskan sehingga terbentanglah tubuh setengah telanjangnya ……. Perlahan lidahku mulai turun menjelajah perutnya yang mulus. Kadang ku gigit lembut disitu hingga Titi semakin menggelinjang .
    “ Kanggggggg ….. oooohhhh …… Kang Addddiiiiiiiiiii “
    Perlahan celananya kuturunkan sekaligus dengan celana dalamnya lalu lidahku bergerak turun lagi menuju selangkangannya. Aku ciumi rambut yang menutupi kemaluannya, ku cari celahnya dan Titi pun membuka pahanya. Aku ambil posisi di antara kedua kakinya. Kedua tanganku mencoba membuka lubang kemaluan Titi sampai lubangnya terlihat. Aku ciumi dan jilati celah kenikmatan Titi yang sudah tidak perawan ini dengan penuh nafsu. dan Titi kegelian sehingga sesekali mendorong atau menekan kepalaku. Rintihannya sudah tidak menentu dan nafsunya sudah terlihat jelas. Dari lubang kenikmatan telah keluar cairan yang menandakan Titi sudah siap untuk menerimaku sehingga segera ku buka bajuku hingga kami bertelanjang bulat. Lalu aku teduhi tubuh telanjangnya dan perlahan namun pasti batang kemaluanku bergerak masuk. Setelah terbenam seluruhnya, ku diamkan sejenak sambil ku cium bibirnya. Titi memelukku dan kakinya membelit pinggangku dan mulailah ku ayun pinggulku dan Titi bekerjasama dengan menggoyangkan pinggulnya.
    Dari mulut kami terdengar desah, rintih dan lenguh mengiringi gerakan kami lalu Titi berguling ke samping dan kini Titi sudah berada di atas tubuhku. Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata. Buah dadanya yang masih kencang dengan puting susu yang mengacung ke atas mengundangku untuk meraih puting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum.
    “Ooouuuhhhh … Kang Adi … teruskan … Kangggggg ” desah Titi sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang kemaluan yang berada di dalam lubang kemaluannya.
    Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tanganku. Kadang tanganku meremas pantatnya yang masih kenyal, bibirku melumat bibirnya
    dan membuat goyangan pinggul Titi semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.
    “Adduuuhhh ….. Kang Addddiiiiiiiiiii” lenguh Titi dengan gerakan yang kian tak teratur dan akhirnya

    tubuh Titi mengejang, kurasakan ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang kemaluanku. Titi menggelepar dan menggelinjang liar dengan nafasnya yang tersengal. Lalu segera ku balikkan lagi tubuh telanjangnya dan aku ayunkan dengan cepat pinggulku, mengayunkan batang kemaluanku keluar masuk di lubang kemaluannya yang masih terasa sempit tapi sudah licin karena Titi sudah menggampai puncak kenikmatannya dan ketika aku sudah mulai merasa akan tiba di puncakku, ku peluk tubuh Titi, ku hujamkan batang kemaluanku se dalam-dalamnya dan ku lepaskan cairan kenikmatanku menyirami kedalaman lubang kemaluan Titi ….. ada 3-4 kali kedutan nikmat yang ku rasakan. Ku rengkuh tubuhnya dalam pelukan yang sangat kuat dan Titipun menggigit dadaku … rupanya kembali dia mencapai puncaknya bersama dengan letupanku …..
    Tubuh kami mengejang beberapa saat kemudian akhirnya aku ambruk di sisinya. Ku kecup bibirnya sebagai ungkapan bahagia dan terima kasihku, Titi menatapku sejenak sambil tersenyum lalu dia peluk tubuhku dan membelitkan kakinya ke tubuhku sehingga kurasakan kemaluannya yang basah menempel tubuhku. Kutarik sleeping bag menutupi tubuh telanjang kami dan akhirnya kami tertidur kelelahan tapi dengan perasaan yang sangat tenang dan bahagia …..

    Keesokan paginya, aku terjaga karena hangatnya sinar matahari yang menerpa ke wajahku dan kulihat Titi masih terlelap memelukku. Sejenak kulihat punggung telanjangnya yang semalam bersimbah peluh ketika menggapai puncak birahi …. Ku usap dengan perlahan lalu ku cium rambutnya yang panjang sebahu. Titi menggeliat lembut tetapi tidak terbangun oleh elusan dan kecupanku di rambutnya. Perlahan ku dorong tubuhnya agar lepas dari tubuhku lalu ku selimuti tubuh telanjangnya dengan sleeping bag dan fly sheet … perlahan ku pakai celana dan kaosku lalu aku keluar tenda untuk membuat air panas. Kunyalakan tungku dank u panaskan air mineral dari botol. Sambil menunggu air, ku basuh wajahku dan ku hirup udara sejuh keindahan pagi ini.
    Aku duduk sambil menunggu air mendidih dank u bayangkan kembali kejadian hari kemarin …. Aku, bias jalan, tidur dan bersetubuh dengan seorang selebritis yang bernama Titi Kamal ? Edan … ini pengalaman yang paling top dari semua pengalamanku meniduri perempuan …. Masih terbayang desahnya, geliatnya saat tubuhku menggeluti tubuh hangatnya Titi … ah, siapa yang akan percaya kalau aku semalam sudah bersetubuh dengannya ?
    Ketika air mendidih, saat aku akan mengangkat nesting, tiba-tiba muncul kepala Titi dan dia keluar dengan hanya membalutkan sleeping bag di tubuhnya yang telanjang dan dia berjalan mendekatiku.
    “ Pagi, Kang ….. “ sambil dia cium pipiku lalu dia duduk di sampingku. Ku buatkan dia minuman hangat manis lalu ku sodorkan padanya. Dia terima sambil tersenyum dan menggumankan terima kasih …. Aaahhh, senyumnya …. Lalu kami nikmati minuman hangat dan kurengkuh tubuhnya agar merapat ke tubuhku. Dia manda, kepalanya di sandarkan di bahuku. Perlahan ku gumankan lagu George Gorban You Raise Me Up ….
    “ Kang ….. “
    “ Ya ? “
    “ Kenapa Akang nyanyikan lagu itu ? “
    “ Lagu yang menggambarkan tentang rasa syukur seseorang yang telah mendapatkan semangat dari orang lain ….. “
    “ Akang dapet semangat dari siapa ? “
    “ Dari kaulah …. “ sambil ku kecup pipinya
    “ Justru aku dari sejak kemarin telah Akang beri semangat. Sebenarnya aku pergi ke gunung karena aku sedang down banget …. Aku bingung mau ngapain, mau ngomong ke siapa dan dalam kegalauanku, aku pergi ke daerah ini dan bertemu dengan Akang “
    “ Ah … aku kan gak berbuat apa-apa, Ti, kenapa kamu malah bilang aku memberi semangat ?
    “ Justru itu. Sikap Akang saat jalan dengan aku yang begitu melindungi aku, perhatian Akang yang tulus tanpa pamrih sama aku ….. “
    “ Itu mah biasa Ti, kalaupun aku bertemu dengan orang lain juga, ya aku pasti akan begitu. Bagi sebagian besar orang-orang seperti kami, menolong dan membantu orang lain itu wajib hukumnya … “
    “Justru itu, di lingkunganku jarang ditemui hal seperti itu. Mereka mau dekat-dekat aku selalu ada maunya …. dengan Akang aku merasakan sebuah ketulusan … aku sudah dapat pelajaran berguna dari Akang ….. Terima Kasih yaa “ dan dia kecup pipiku. Ku peluk dia lebih erat …………
    “ Sekarang, apa rencana kita, Kang ?”
    “ Kau harus ada di Bandung Sabtu pagi kan ?”
    “ Iya. Pemotretannya memang hari Sabtu tapi aku jadi betah disini Kang”
    “ Ah, jangan mengecewakan orang, Sayang, mereka kan perlu makan. Mereka sudah siap-siap lalu kau malah tidak dating, kasihan atuh …. “

    Titi terdiam lalu dia berdiri dan berjalan ke tenda … lalu ku dengar dia tengah berbicara dengan seseorang.
    Tak lama kemudian dia keluar lagi, masih dengan tubuh berbalut sleeping bag … ah, cantik benar bidadari ini kataku dalam hati.
    “ Barusan sudah aku telepon managerku, ternyata pemotretan diundur lagi ke hari Senin …. Bête jadinya aku harus nunggu “, mukanya merengut.
    “ Deeeuuuuu … yang bête “, godaku.
    Titi menatapku dengan ekspresi cemberutnya tapi kemudian dia tersenyum dan memelukku, otomatis sleepingbag yang membungkus tubuhnya terlepas tetapi sepertiya dia tak perduli …..
    “ Tapi dengan Akang aku gak bête koq “, dan sebuah ciuman mendarat di bibirku. Ku balas saja ciumannya dengan memainkan lidahku di bibirnya dan dia sambut lidahku dengan lidahnya. Tanganku pun akhirnya tak tinggal diam, ku belai punggung telanjangnya lalu ku remas buah dadanya. Tubuhku terdorong sehingga terguling di atas rumput basah, Titi ada di atas tubuhku dan dia terus ciumi aku dengan penuh gairah. Semula ingin aku balikkan tubuhnya tetapi karena rumput masih basah, maka aku bertahan saja dengan posisi ini. Tanganku sudah mulai memainkan dada Titi dan ini membuat Titi terengah-engah dan bibir Titipun selepas dari bibirku, sudah bergerilya ke leherku, telingaku ….. desah-desah lembut ku dengar dari mulutnya ketika putting dadanya ku mainkan.
    “ Ooohhh ….. Kaaaannnggggg “
    Tanganku yang tidak bias bergerak bebas karena tindihan tubuhnya akhirnya hanya bermain sekwilda (sekitar wilayah dada) dan sedikit ke perutnya yang dating tetapi agak sulit untuk bergerak ke selangkangannya. Ku belai punggung telanjangnya dan kujilati saja leher dan bahunya.
    “ Titi … udah dulu dong ‘Yang …. Ntar ada yang lewa “ kataku
    “ Semalem Kang Adi hebat deh … aku suka banget “
    “ Terus mau lagi ? “
    Titi tidak menjawab tetapi dia kecup bibirku …… dan buatku itu merupakan jawaban sehingga akhirnya ku ponding tubuh telanjangnya ke dalam tenda, ku taruh perlahan di atas matras lalu ku tutup pintu tenda.
    Ku buka kaos dan celanaku sambil menatapnya dan Titi memandangku dengan pandangan yang sayu. Tubuh telanjangnya ternyata begitu indah untuk dilihat. Rambut panjang tergerai, buah dada yang besar dan pinggul yang besar serta lubang kenikmatannya yang telah ke jelajahi semalam bersamanya.
    Lalu setelah aku telanjang sama dengan dia, ku baringkan tubuhku dan ku peluk tubuh telanjangnya. Dia sambut aku dengan ciumannya dan kemudian kami berciuman. Mula-mula lembut namun semakin lama semakin panas dan tanganku mulai bergerak. Awalnya ku mainkan dadanya bergantian, ku usap-usap putiingnya dan makin lama Titi semakin bergairah, tangannya mulai bergerak turun untuk menuju selangkanganku dan akhirnya batang kemaluanku terpegang olehnya lalu mengocoknya pelan-pelan sehingga tanpa kusadari aku mengeluarkan desahan kecil, “ssshh…, aahh”, sambil kedua tanganku kuusap-usapkan di wajah dan rambutnya.
    “ Kaaanggg, aku ingin menghisapnya “ bisik Titi dan kemudian kubalikkan tubuhku ke posisi 69.
    Langsung saja Titi memegang batangku dengan kedua tangannya lalu mengeluarkan lidahnya serta menjilati kepala batangku lalu Titi membuka mulutnya lalu memasukkan batangku masuk ke dalam mulutnya. Kurasakan lidah Titi memainkan kepala batangku dan sesekali dia menghisapnya dengan lembut hingga kenikmatan yang luar biasa kurasakan pagi ini dan kemudian tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku mulai melebarkan kakinya dan kuletakkan badanku di antara kedua pahanya, lalu kusibak bulu kemaluannya yang lebat itu untuk melihat belahan kemaluannya, ternyata kemaluan Titi telah basah sekali. Saat ujung lidahku kujilatkan kekelentitnya, kurasakan tubuh Titi menggelinjang agak keras lalu dengan cepat kumainkan lidahku. Kadang sesekali kusedot dengan agak keras ini sehingga Titi mulai menaik-turunkan pantatnya serta suaranya sudah meracau memanggil manggil namaku dan saat kukecup daging kecilnya Titi menggelinjang hebat.
    “Aahh…, Kang Adddiiiiiii enaak…, aahh”, sambil kedua tangannya meremas pantatku serta menekan kepalaku lebih dalam masuk ke lubang kemaluannya. Jilatanpun kuteruskan hingga gerakan tubuh Titi semakin tidak beraturan dan ke dengar suara Titi setengah mengerang, “aahh…, oooh…, Kang Addiiiiiii ….. aku sampaiii ……….. oooh”
    Tubuhnya terdiam lalu ku balikkan dan tanpa membuang waktu lagi aku lalu kupegang batang kemaluanku yang sudah mengeras dan basah oleh kulumannya dan kuusapkan di belahan bibir kemaluannya sudah sedikit terbuka. kutusukkan batang kemaluanku dengan lebih perlahan ….. kuresapi gesekan batang kemaluanku dengan dinding kemaluannya yang masih peret dan …..Bleess …. Batang kemaluanku masuk seluruhnya ke lubang kemaluannya diikuti dengan teriakan kecil, “Ahhhhhh, Kang Adddiiiiiiiiiii” dan jemari tangan Titi terasa menekan di punggungku. Setelah diam beberapa detik karena aku sendiri merasa nikmat berada dalam cengkraman lubang kemaluannya, perlahan kunaik-turunkan pantatku sehingga batang kemaluanku yang terjepit di dalam lubang kemaluannya keluar masuk dan Titi mulai menggoyang-goyangkan pantatnya pelan-pelan sambil mendesah.
    Sambil ku genjot pinggulku, sesekali ku cium bibirnya, meremas punggungnya, pantatnya. Sementara nafas Titi sudah kian memburu dan lalu ku cabut batang kemaluanku, kubalikkan tubuh Titi yang sudah bersimbah peluh lalu setelah posisinya nungging segera saja kutusukkan kembali batang kemaluanku ke lubang kemaluan Titi yang sudah sangat basah. Saat semua batangku sudah masuk terbenam semua di dalam lubang kemaluannya, aku lanjutkan lagi gerakan maju mundur dengan ayunan keras dan kuat. Tiap kali batang kemaluanku kutekan dengan kuat ke dalam luang kemaluannya, Titi mendesah kadang menjerit kecil memanggil namaku, “Oooh …. Kang Adddiiiiiii ……….. enak sayangggggg, terus, tekan yang kuaat sayaang”. Aku terus menghantamkan batang kemaluanku tanpa memperdulikan rintihnya. Aku tarik dengan gerakan perlahan dan ku dorong denga gerakan menghentak sehingga tubuh Titi semakin bergetar. Ku mainkan buah dadanya yang tergantung bebas.
    Betapa legitnya kemaluan perempuan ini, ucapku dalam hati. Setelah beberapa lama dalam posisi itu dan kulihat Titi sudah lelah, segera ku cabut batang kemaluanku dan kembali ku telentangkan tubuhnya. Titi membuka pahanya lebar-lebar hingga lubang kemaluannya agak terbuka. Ku lesakkan kembali batang kemaluanku yang sudah mengeras ke lubang kemaluannya dan kembali ku ayunkan pinggulku untuk menggerakkan batang kemaluanku maju mundur di lubang kenikmatannya.
    “ Kaaannngggg ….. ayooooo … Kaaannngggg ….. terusssss ….. oooohhhh …..” Titi mendesah desah tidak karuan lalu ku peluk tubuhnya, ku lumat bibirnya dan saat kurenggangkan tubuhku, segera ku hisap buah dadanya hingga terdapat tanda merah.

    Akhirnya tubuh Titi kurasakan mengejang. Matanya membeliak sebentar lalu terpejam kuat, lubang kemaluannya terasa menjepit batang kemaluanku dan jari-jari tangannya terasa membenam di kulit punggungku. Kupercepat ayunan batangku dan ketika kurasakan aku akan segera tiba maka kutekan pantatku dalam-dalam. Tanpa sadar kami kami berdua berteriak lirih dan ku lepaskan cairan kenikmatanku untuk membanjiri lubang kemaluan Titi yang paling dalam. Beberapa detik kami seolah tidak sadar dimana kami berada ….. nikmat tiada terperi saat air maniku muncrat.
    Tubuh kami menegang tanpa suara hingga beberapa saat lalu akhirnya aku pun roboh menindih tubuhnya.
    Ku angkat kepalaku menatapnya dan Titipun menatapku.
    “ Makasih, Sayang ….. indah banget pagi ini dengan permainanmu “
    “ Aku juga makasih banget, Kang Adi dah buat aku merasakan nikmat yang luar biasa “
    Setelah kurasakan ketegangan berkurang, aku rebahkan tubuhku di sisinya. Nafas kami terdengar sangat keras dan saling bersahutan kemudian Titi memelukku.
    “ Kang Adi …. Jantan banget sih ….. aku sampai lemas begini “
    “ Sama Ti, kau juga begitu liar melayaniku “
    “ Nafsu kita, Sayang ….. “ katanya sambil mengecup bibirku.

    Kami terbaring dengan tubuh sama-sama telajang, meresapi kenikmatan yang sudah terjadi lalu
    “ Hari ini mau dibawa kemana aku ? “
    “ Kau maunya kemana Ti ? “
    “ Aku ingin menikmati keindahan tadi lagi nanti …. Jadi mendingan kita diam aja disini …. “
    “ Lha … trus kita cuma makan daging mentah melulu ? “
    “ Aaaaahhhhh …. Akang nakallll ….. “ katanya sambil mencubit dadaku yang masih berkeringat. Lalu akhirnya kuajak dia untuk mandi di sumber air. Kami mandi bersama dalam di tempat itu tanpa rasa khawatir akan ketemu orang bahkan saat aku menyabuni tubuhnya, ku ajak dia untuk bersetubuh di tempat itu tetapi dia menolak karena khawatir kulitnya akan tergores oleh ranting-ranting. Ah, aku ingat, tubuhnya adalah modal utama kepopulerannya ….. sehingga akhirnya aku hanya menciumi saja bibirnya, pipinya. Usai mandi kami kembali ke tenda lalu berdua kami membuat sarapan sambil diselingi obrolan, canda, godaan ….

     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks sophia latjuba

    Sudah lama aku tak bertemu dengan Sophia Latjuba, artis yang pernah malang melintang ini terbersit dalam benakku, terlintas pikiranku kemolekan satu artis ini. Entah bagaimana sekarang nasibnya, niat bertemu dengannya pun tidak sengaja, ketika kami berpapasan di bandara Cengkareng, saat itu aku habis pergi dari US karena ada urusan bertemu dengan saudaraku, wajahnya masih cantik, aku suka senyumnya itu, tinggi badannya hampir setara denganku, hanya beda beberapa centi saja. Kemolekan tubuhnya tidak jauh beda ketika beberapa lama tak bertemu denganku.

    “Oh mbaaak Sophiaa . duuuh .. lama ndak jumpa ?” ucapku sambil menyalaminya, Sophia Latjuba pun menyambut tanganku.

    “Iya nih .. kemana aja kamu .. duh kamu kok tambah cakep dan ganteng gitu .. “ balas Sophia Latjuba dengan tersenyum, aku menjadi semakin tertarik dengan wanita berumur ini, tubuhnya masih seksi dan tidak melebar seperti wanita yang sudah menikah, tetap ramping menampakan keindahannya. Tapi bagaimana aku memintanya untuk diajak bercinta, aaah .. pikiran kotorku masih saja menyelimuti. Berkali kali aku bersetubuh dengan orang lain selalu saja aku ketagihan, kali ini aku bertemu dengan bintang pujaanku, nafsuku sampai tidak tahan, andai sudah sekamar dengannya, aku pasti sudah tidak bisa menahan gelora nafsuku, lirikan mata Sophia Latjuba tertangkap mataku ketika aku sedang menatap ke hapeku karena ada panggilan.

    “Kapan main ke rumah ? bantuin donk .. seperti dulu .. tuh anakku, Eva juga nanya kamu .. khan kamu jago arransement lagu … ke rumah ya ” tanya Sophia Latjuba dengan tersenyum.

    “It’s okay Mbaak .. capek nih dari US .. “

    “Waah … makin sukses aja kamu … pasti banyak ilmu tentang kesukaan Evaaa .. ke rumah ya .. nih aku kasih alamat rumah baru … “ ucap Sophia Latjuba dengan memberikan sebuah kartu nama, aku pun memberikan kartu namaku.

    Pertemuan yang singkat, namun aku merasa ada yang tak beres dengan wanita itu yang sering melirikku kembali ketika aku hendak naik taksi. Lambaian tangan diberikan padaku dan aku pun meninggalkan bandara itu ke rumahku, sesampai di rumah pun aku menjadi tak tenang. Aku tahu Sophia Latjuba memang sangat respek padaku, berkali kali dulu ketika aku masih kuliah, Sophia Latjuba sering minta bantuanku, bahkan aku pun rela sampai didera macet dan banjir untuk datang menolongnya.

    Entah setan mana yang menyuruhku, ketika besok sorenya, ketika aku sore itu sedang makan di sebuah café, mendadak Sophia Latjuba mengirimkan sms. Aku sampai terkejut kalo café itu tak jauh dari rumahnya, sontak naluri kelakianku bangkit. Tekadku semakin bulat, aaah .. bagaimana memintanya, itu selalu membuatku sulit mengatakan.

    Aku datang ke rumahnya, entah artis ini tiba tiba ke Indonesia, di bandara kemaren pun tidak tampak suaminya, apalagi anaknya, jadi apakah aku berani langsung to Teh poin mengajaknya bercinta, otak kotorku selalu menyelimuti kepalaku, aku menjadi pusing sendiri.

     

    “Malam Tanteee “ ucapku ketika aku dibukakan pintu, aku sampai terbengong kemudian ketika melihat wanita ini mengenakan pakaian yang agak longgar, menampakan pinggulnya, aku menjadi kikuk, yang aku tahu Sophia Latjuba mengerti bahwa aku masih hijau, belum doyan soal tentang kemolekan tubuh wanita. Gaun yang longgar itu menampakan keindahan soerang Sophia Latjuba.

    “Malaaaaam … kok bengong .. “ balas Sophia Latjuba dengan menyuruhku untuk duduk, aku pun masuk dan duduk, ketika Sophia Latjuba ke hendak duduk, aku sempat melihat pahanya yang mulus itu, kami saling terdiam sebentar.

    “Rasanya .. cepat sekali kita bertemu lagi .. kabar kamu baik khan ?” tanya Sophia Latjuba dengan tersenyum, kulihat tangannya meremas, entahlah, mungkin apakah wanita ini kurang pemuasan nafsu

    “Baik Tante .. lepas dari kuliah .. aku juga ndak begitu sibuk .. sekarang hendak mau meneruskan ke S2 .. tapi masih malas sekolah .. “

    “Lho itu khan demi masa depanmu .. “

    “Eva kemana tante ?” tanyaku sambil celingukan

    “Lagi keluar .. entah pulang kapaaan .. “ sahut Sophia Latjuba dengan menatapku, tatapan yang beda, tatapan matanya kutatap balik membuat Sophia Latjuba menghindar.

    “Kamu mau minum apa ?” ucap Sophia Latjuba dengan berbasa basi. Tanpa menjawab Sophia Latjuba pun berdiri, kupandang pantatnya yang tercetak jelas itu, gaun itu seperti menghinoptisku, cetakan celana dalamnya terlihat mataku, sebelum lenyap dari pandanganku hendak masuk pintu, Sophia Latjuba melirikku, aaah .. aku suka lirikannya. Entahlah .. aku belum berani sampai memeluk atau memperkosanya, aku masih mengulur waktu bagaimana bisa berlama lama dengannya, syukur syukur ketika kami berdua saling bermesraan atau sedang menggenjot memeknya diintip anaknya, itulah harapanku.

    Aku sampai tidak tahan karena Sophia Latjuba lama keluar, ketika aku sibuk dengan black berryku, wanita anggun cantik itu muncul dengan membawa minuman, ketika hendak meletakan gelas itu, terlihat bagian dadanya, aku sampai takjub memandang, merasa aku dipandangi, Sophia Latjuba langsung menutup dadanya dan memandangku dengan sikap tak suka

    “Maaf Tantee .. ndak sengajaaa .. namanya saja lelaki “ ucapku dengan kubuat nada menyesal, aku tahu wanita ini memang benar benar kepingin melakukan hubungan seks, namun tak mudah keinginan kami bertemu. Padahal kontolku sudah ngaceng tak karuan melihat kemolekan tubuhnya yang masih terbalut gaun itu, namun mataku memandangnya sudah tanpa sehelai benangpun, namun ketika duduk, aku sampai bengong bagian belakanganya seperti basah. Woow .. berarti Sophia Latjuba sudah tidak tahan untuk diajak kawin, namun bagaimana cara meminta, bibirku menjadi kelu, berat rupanya baginya, entah kenapa aku begitu gugup menghadapinya, sikapku ini sampai dibaca Sophia Latjuba.

    “Kamu kok aneh sih .. ndak kayak kemaren yang ceplas ceplos, kemaren manggil mbak, sekarang make tante“ ledek Sophia Latjuba dengan tersenyum, aduh maaah .. aku suka senyumnya, andai dia tersenyum di depan kontolku yang ngaceng itu.

    “Ndak tahu tanteee .. “ ucapku dengan lidah yang kelu merasakan beratnya aku menahan nafsuku untuk menggeluti wanita setengah baya ini.

    Aku pejamkan mataku sejenak, kuhirup nafasku berkali kali, kubuka mataku, kulihat Sophia Latjuba sedang membuka buka hapenya, aku pun semakin berani, duduknya yang menopangkan ke salah satu pahanya itu membuatku semakin tak karuan, aku kemudian langsung berpindah ke sampingnya membuat Sophia Latjuba menjadi terkejut, sontak sikapku langsung terbaca oleh Sophia Latjuba.

    “Maaf Tantee … “ ucapku dengan nada pelan mendesah, kupegang tangannya, sontak tangan Sophia Latjuba langsung berusaha ditariknya, namun aku sudah keburu memegangnya, wanita ini mencoba berusaha menarik tangannya namun aku semakin mendesaknya.

    “Mau apa kau ?” tanya Sophia Latjuba dengan menghembuskan nafasnya, namun kemudian memalingkan mukanya tak berani menatapku

    “Aku sudah lama merindukan Tante Sophia “ ucapku dengan nada yang bergetar di bibirku, wanita ini tidak menjawab, aku yakin wanita ini sudah lama menginginkan aku juga, hanya dulu aku takut takut, sekarang aku menjadi berbeda

    Kutarik tangannya dan keelus elus, sampai Sophia Latjuba tidak menyadari kalo aku sudah menempelkan telapak tanganku di pahanya itu, sontak membuat Sophia Latjuba menjadi terkejut

    “Jangaaan lakukaaan .. tolong .. pleaseee “ tolak Sophia Latjuba dengan memandangku, elusan demi elusan itu membuat Sophia Latjuba semakin tak karuan, bibirnya juga ikut tergetar. Tangan kananku naik memegang pundaknya kemudian ke belakang kepalanya memijit pelan pelan membuat Olla Ramlan terpejam, aaah .. benar juga wanita ini merindukan belaian lelaki, elusan dan pijitan pelan itu membuat Sophia Latjuba semakin terpejam, kudekatkan bibirku, hembusan dari hidungnya itu terasa membuatku semakin bernafsu, kupagut pelan namun Sophia Latjuba langsung membuka matanya

    “Jangaaaaaaaaaaaaaaaan “ tolak Sophia Latjuba dengan pelan.

    “Marilah tantee .. bukankah Tante Sophia juga menginginkaaan “ bisikku lagi sambil tanganku bergerak gerak mengelus elus pahanya yang mulus, kontolku menjadi ngaceng tak karuan. Walau posisiku menguntungkan namun tetap tidak mudah, Sophia Latjuba kemudian mendorong dadaku, kemudian langsung berdiri

    “Aku tidak mau .. tolong jangan lakukan itu .. “ tolak Sophia Latjuba dengan menutup wajahnya kemudian berlalu dariku, aku menjadi kecewa, Sophia Latjuba melangkahkan kakinya, ketika hendak lenyap wanita itu melirikku, lirikan itu membuatku semakin nekad, aku mengejarnya, ketika hendak menutup pintu tengah, kakiku sudah mengganjal daun pintu, Sophia Latjuba menjadi melotot

    Sophia Latjuba penuh keraguan antara kesetiaan dengan kenikmatan, namun aku langsung mendorong daun pintu itu, ketika wanita ini hendak melangkah pergi aku sudah menangkap tubuhnya, aku langsung menarik kepalanya, walau beda beberapa centi aku tetap mampu menjangkau bibirnya, aku langsung memagutnya, Sophia Latjuba tidak membalas dan langsung menarik kepalaku, bibirnya tidak mau menanggapi pagutanku, aku semakin nekad memegang buah dadanya

    “Jangaaaaaaaaan aaaaaaaah .. to tooo long .. ini tidak baaaa baa ik “ ucap Sophia Latjuba dengan terbata bata, sehingga aku semakin nekad, wanita ini langsung kepeluk dan kudorong ke sofa di ruang tengah itu. Kutindih tubuhnya, mula Sophia Latjuba berontak namun seiring dengan elusan tanganku yang masuk sampai membuka celana dalamnya yang basah itu barulah Sophia Latjuba tidak berani menatapku

    “Tante juga pengin ?” tanyaku dengan tanpa tersenyum

    Sophia Latjuba tidak menjawab, sehingga aku menarik tubuhnya, kemudian menarik celana dalamnya, Sophia Latjuba menolak, namun terlambat aku sudah bisa melihat memeknya dengan jembut yang lumayan agak lebat itu, rangsangan demi rangsangan itu membuat Sophia Latjuba menjadi tenggelam dalam lautan cinta birahi, aku semakin nekad, kunaikan gaunnya ke atas, Sophia Latjuba masih menolak, perlahan lahan gaun itu lepas, wooow .. buah dadanya mantap .. masih sekal.. ranum walau tidak montok

     

    “Tante Sophia masih seksi … marilah tante .. aku tahu kalo tante kesepiaaan … “ ucapku dengan membuka bajuku, Sophia Latjuba bangun dan tak berani menatapku, kunaikan dagunya, kupegang tangannya dan kuarahkan ke selakanganku yang menonjol itu, Sophia Latjuba menjadi kaget

     

    “Taaak baa baaaik .. “ ucap Sophia Latjuba lirih. Wanita ini sudah masuk dalam lingkaran nafsuku, atau mungkin sebaliknya, sikap penolakan itu merupakan sebuah jebakan bagiku. Tangan Sophia Latjuba menjadi kaku ketika memegang kontolku itu, tangannya berusaha menarik, namun aku langsung kembali memagut bibirnya, kupagut tanpa balasan, kupagut terus sambil tanganku nakal memegang buah dadanya dengan menaikan cup bra warna putih itu, perlahan lahan wanita ini membuka bibirnya, namun belum membalas pagutanku.

     

    Kutarik bibirku dan kupandang wajah cantik Sophia Latjuba, matanya sayu, namun tangannya masih memegang kontolku dengan diam, matanya kemudian melotot ke arah selakanganku.

    “Marilah Tante .. aku akan mengisi waktu kesepian Tante Sophia .. “ bisikku dan kubuat semesra mungkin, tanganku ke belakang dan melepaskan kaitan branya, sontak Sophia Latjuba berusaha menutup dadanya, namun bra itu lebih duluan melorot, sehingga Sophia Latjuba hanya menangkap cup branya, dinaikan cup bra itu untuk menutup buah dadanya yang ranum walau sedikit mengendor walau sudah berusia setengah baya.

    Aku kemudian mengangkat tubuhku, kupelorotkan celanaku, Sophia Latjuba memandangku dengan pandangan yang beda, ketika kontolku sudah memberojol keluar barulah mata Sophia Latjuba melotot, namun kemudian memalingkan mukanya. Kusodorkan kontolku ke depan mulutnya, Sophia Latjuba pun menatapku ke atas.

     

    “Too too “ ucap Sophia Latjuba terputus karena kepala kontolku kutempelkan. Mau tak mau wanita ini hanya membuka mulutnya, namun aku kemudian ditarik tanganku untuk duduk.

     

    “Maaas .. aaaah .. tolong … tanteee ju jugaaa …” ucap Sophia Latjuba dengan terputus karena malu itu. Namun ketika aku duduk itu, tangan Sophia Latjuba langsung memegang kontolku. Kali ini disertai dengan elusan

     

    “Maafin tante yang tadi menolakmu .. tante takut takut .. tapi .. taaapi … aaah .. punyamu besaar “ bisik Sophia Latjuba dengan nada mendesah, aku semakin terbius oleh suara desahannya itu

     

    “Sudah lama aku merindukan seperti ini tanteee .. bertahun tahun aku ingin merasakan kemolekan tubuh Tante Sophiaa “ bisikku dengan mesra, secercah senyuman diberikan padaku. Tangan Sophia Latjuba kini mulai agresif mengelus elus kontolku yang ngaceng itu.

     

    “Sayaaang .. puasin tanteee .. maafin tante yang menolakmu .. tante sudah lama pengin sama kamu .. tante ndak mau munafik .. tolong … lakukaaan .. lakukaaan …“ ucap Sophia Latjuba dengan menggunakan kata “sayang” itu, aku semakin bernafsu.

     

    Kami berdua kemudian saling tersenyum, kupagut bibirnya, dan Sophia Latjuba pun menanggapi pagutan itu, kurasakan bibir manisnya itu, kurasakan kami saling berbagi air liur dengan saling berpagut.

     

    “mmmmmmmmmmh … “ suara yang keluar di sela sela kami saling berpagut, tanganku semakin bergerilnya lebih nakal, kali ini aku menekan nekan dan mengelus memek basahnya itu, perlahan lahan Sophia Latjuba terbawa nafsunya, perlahan lahan wanita ini tangannya semakin agresif memberikan perlawanan padaku yang rajin menjamah tubuhnya, rambut panjangnya itu aku usap usap ke belakang, sambil kami saling memagut dengan pelan, tiba tiba aku langsung di dorong dan kemudian aku diduduki.

     

    “Sayaaaaaaang …. Tante juga pingin .. tante merindukan kebersamaan .. tante suka anak muda, suka brondong kayak kamuuu “ ucap Sophia Latjuba yang sudah menduduki pahaku dengan mengangkang itu, memeknya yang basah itu semakin membanjir, aku pun dipandangnya dengan penuh nafsu.

     

    “Marilah tante .. malam ini habiskan bersama sama “ rayuku yang disambut dengan senyum nakal Sophia Latjuba.

     

    “Kamu benar benar jadi anak nakaal .. dulu kamu begitu alim .. sekarang sudah berani main dengan tante tante yaaa “ goda Sophia Latjuba dengan gemas sambil membetot kontolku

     

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ erangku merasakan remasan bak membetot nakal kontolku ke atas itu.

     

    “Tooolooong tanteee .. aku pengin diemut kontolkuuu “ ucapku dengan vulgar sampai dipandang dengan nada kaget Sophia Latjuba.

     

    “Yaa aampuun kamu kok kotor pikiramu sekaraaaang .. “ ucap Sophia Latjuba dengan nada yang kemudian tergelak.

     

    “Siapa tak suka ****** gedheee “ balas Sophia Latjuba tak kalah vulgar.

     

    “Kita ke kemar tante .. agar lebih indaaah “ ajakku yang dijawab dengan gelengan Sophia Latjuba itu

     

    “Di sini saja sayaaang .. “ ucap Sophia Latjuba dengan turun dari pangkuanku dengan berlutut kemudian melepaskan sisa sisa pakaiannya itu, lepas itu Sophia Latjuba baru terlihat mulai agresif, kontolku dikocok kocok dengan nakal.

     

    “Uuuuuuuuuuf .. besaarnya .. sayaaaaaaang .. “ puji Sophia Latjuba dengan tersenyum memandang kontolku itu, matanya kemudian menatapku.

     

    Tanpa ampun Olla Ramlan kemudian menatap kontolku, membungkuk dan langsung memasukan kontolku aku menjadi kelabakan

     

    “Ooooooooooh Taaaaaaaaanteeee aaaaaaaaaaaaaaaaaaaah aaaaaaaauh .. mmmmmmmmmhh .. ooh tantee sooophiaaaaaa .. aduuh taaaan .. enaaak taaaaaaaaan “ lenguhku merasakan mulut Sophia Latjuba sudah memasukan kontolku dan dikulum keluar masuk

     

    “Hmmmmmmmmm .. mmmmmmhh … “ suara yang keluar dari mulut Sophia Latjuba yang tersumpal kontolku itu, aku sampai melenguh tak karuan, Sophia Latjuba begitu sangat agresif melakukan hisapan demi hisapan pada kontolku, ****** dipermainkan dalam mulutnya dengan nakal.

     

    “Teruus Taaaaaan aaaaaaaaaaah .. enaaak .. enaaaaak .. oooooooooh ssssssssssssssshh ssssssssshhh hhhhh “ desisku tak karuan dengan kaki gemetar, Sophia Latjuba semakin lama semakin tenggelam dalam lautan mengemut kontolku dengan nakal.

     

    Kontolku keluar dari mulutnya, bibir Sophia Latjuba penuh dengan air liurnya.

     

    “Kontol kamu besaaaaaaar .. mmmmmmmmhhhh … enaaknya ****** kamuu “ puji Sophia Latjuba dengan menjilati kontolku lagi, aku pun semakin nakal mengelus elus punggungnya kemudian turun ke bawah meremas pantat Sophia Latjuba yang sekal itu, kurasakan kelembutan demi kelembutan kulitnya yang mulus, keringat sudah membanjir di antara kami, Sophia Latjuba begitu sangat agresif, sampai sampai tangannya sendiri mengelus elus memeknya, ditekan tekan sambil kembali bermain main dengan kontolku, tangan kanannya memegang kontolku yang dimasukan dalam mulutnya.

     

    “Mmmmmmmmmmmmmhh … “ kembali suara yang keluar dari mulut Sophia Latjuba yang mengoral kontolku lebih bernafsu, aku semakin panas, semakin terbakar nafsuku, oral demi oral itu akhirnya berhenti

     

    “Aku pengin merasakan memek Tante Sophia .. mari tante .. kita saling memuaskan.. berikan memek Tante Sophia padaku, naiklah tante … enam sembilaaan “ ajakku yang dijawab dengan anggukan dan senyum Sophia Latjuba itu, Sophia Latjuba pun naik kemudian langsung berbalik dan memberikan memeknya itu,aku pun bersandar pada sofa.

     

    Memek Sophia Latjuba itu diberikan padaku dengan menempelkan ke bibirku, kepala Sophia Latjuba pun kemudian mendekat ke kontolku.

     

    “Lakukan sayaaang .. lakukan .. beri Tante Sophia kenikmataaaan .. ayolah sayaang .. kau sudah lama merindukan tante bukan ?” goda Sophia Latjuba semakin tak karuan, lidahnya kemudian menjilati kontolku lagi. Sophia Latjuba semakin agresif. Aku pun menempelkan bibirku ke memek Sophia Latjuba yang basah itu, kuhisap memeknya sampai membuat Sophia Latjuba menahan jilatan kontolku

     

    “Ooooooooooooooh .. sayaaang .. teruuus yaaang .. teruuuuuuuuuuuuus .. aaaaaaaaaaauh ,,,mmmmmmmmmmmhhh .. sssssssssssshh ssssssssshhh hhhh “ desis Sophia Latjuba menahan diri, merasakan hisapan dan jilatan bibir dan lidahku yang semakin nakal mengorek kedua daging yang menutup lubang memeknya itu, kuremas buah dadanya ketika tanganku menyelusup ke tengah itu.

     

    Posisi kami saling enam sembilan itu sungguh merupakan pemandangan yang vulgar, kontolku semakin tak karuan merasakan kocokan demo kocokan disertai rintihan demi lenguhan Sophia Latjuba yang aku oral memeknya itu.

     

    Memek basah khas wanita setengah baya itu semakin membuatku bernafsu, kubuka daging itu dan kusentil dalamnya, setiap aku menyentil bagian dalamnya itu Sophia Latjuba sampai menahan tidak menjilati kontolku, kusapu bagian dalamnya itu sampai membuat lenguhan demi lenguhan memenuhi kami.

     

    “Teruuuuuuuuuuuus .. aaaaaaauh …mmmmh ssssssssssssh sssssssssssshhh hhhh .. Ooh noo .. saayaaaaaaang … aaaah .. tantee biaarkan nikmaaati kontolmuu .. kamuuu aaaaah .. makin pinteer “ ucap Sophia Latjuba dengan mengerling nakal padaku, kubiarkan wanita ini kemudian menenggelamkan kontolku dalam mulutnya dan disedot dengan kuat

     

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ erangku panjang merasakan sepongan nakal itu, kontolku disepong berkali kali sampai aku menjerit tertahan

     

    “Tanteee .. nakaaaal aaaaah .. aduuh tante .. nggak tahaaaaaan nih .. pengin coblooos .. “ erangku yang tidak dijawab oleh Sophia Latjuba itu.

     

    Aku menjadi tak karuan, kupegang pinggangnya kemudian kuturunkan tubuh Sophia Latjuba ke samping, Sophia Latjuba kini tengkurap di sampingku. Sophia Latjuba terus melakukan serangan dengan agresif menyepong kontolku

     

    “Croooooooop “ suara yang keluar dari sepongan itu, kutahan kepalanya, kuangkat dan kuajak saling melumat, ditahannya kepalaku

     

    “Sayaaaaang aaaaaaah .. biarkan tante menyepong kontolmuuu .. sayaaang aaaaaaah .. biarkan tantee “ rengek Sophia Latjuba yang sudah terbakar gairahnya itu, kulumat dan Sophia Latjuba pun membalas lumatanku, kami berdua saling beradu bibir dengan rakusnya, bibirku sampai dihisap penuh nafsu oleh Sophia Latjuba, kami berdua saling menghisap, hisapan demi hisapan, lumatan demi lumatan kami lakukan sampai nafas kami semakin memburu.

     

    “Tanteee masih cantik .. aku … aakuu tantee .. aaah tidak bisa kulukiskaaan “ ucapku dengan nafas terleha leha itu. Tangan Sophia Latjuba kemudian mengelus elus dadaku, kemudian kepalanya turun lagi, kontolku dijilati lagi dengan rakus, bahkan kedua buah zakarku sampai djilati, sekujur selakanganku menjadi basah oelh air liur Sophia Latjuba, aku semakin tidak tahan. Kembali kontolku disepong lagi, sepongan demi sepongan berkali kali dilakukan

     

    “Creeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeep “ suara itu kembali terdengar sampai membuatku ngilu, aku menjadi terpejam keenakan, ditengah mataku terpejam itu, Sophia Latjuba langsung menduduki aku, memaksakan kontolku untuk dimasukan dalam memeknya

     

    “Tanteeeee aaaaaaaaaaaah “ erangku

     

    “Taaak sabaaaaaaaar .. ayolaah, sayaaaang .. uuuh .. kamu diaam dulu .. duuh sesaaaaaknya aaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. oooh … saaaaaaakitnyaaa … sesaaaaaaaaaaaaaaak “ erang Sophia Latjuba merasakan tekanan demi tekananya selakanganya yang memaksa itu, Sophia Latjuba sampai mendongak ke atas, kuremas remas buah dadanya cukup kuat membuat Sophia Latjuba semakin mendongak, tekana demi tekanan itu berhenti tepat ketika kontolku tenggelam separo.

     

    “Gilaaa aaaaaaaaaah .. gilaaa .. uuuh .. kontolmu keraaas bangeeeeeet .. aduuh sayaaang ooh … rasanyaa .. aduuuh, sayaaaaang .. oooh …taaaaaariik yaaa “ lenguh dan erang Sophia Latjuba dengan naik ke atas kemudian turun lagi ke bawah

     

    “Tanteee .. kaaaloo aku keluaaar di manaaa ?” tanyaku dengan bloon, mataku seolah berat kubuka karena merasakan nikmatnya jepitan memek Sophia Latjuba yang ketat itu.

     

    “Didaaalaaaam donk, sayaaaaaang .. “ ucap Sophia Latjuba dengan pendek sambil meremasi kepalaku, buah dadanya ditekankan ke wajahku sehingga aku susah bernafas, aku langsung memegang kedua pantatnya dan menekan ke bawah membuat Sophia Latjuba menjerit

     

    “Aaaaaaaaaaaaauh oooh sayaaang aaaaaaah .. benamkan kontolmuu .. benaaamkan kontoool .. teruus yaaaang aduuuh sayaaaang .. uuuh enaaaaknya aauuh .. hangaaaat … ooh sayaang .. beruntung tante dapat kamuu .. ayo sayaang .. ayolaaah .. lakukan .. lakukan .. nanti ke kamaaar .. agar lebih nikmaaaaaat .. aaaaaaaauh sayaaang uuuh sesaaknya … vaginaku terasaa di boor … aaaaaaaaauh oooooooh .. sssssssssssssssssh ssssssssssshh hhhhh “ lenguh dan desis Sophia Latjuba sambil mendongak.

     

    Kami berdua diam sejenak, Sophia Latjuba menata nafasnya, demikian pula denganku, kami terdiam dengan saling memandang mesra. Kami saling berbalas senyum menjadi satu tubuh itu, tubuh kami sudah penuh dengan keringat birahi

     

    “Siapa yang genjot tantee ?” tanyaku

     

    “Tante Sophia aja ya .. kamu diaaam … Hmm .. oooh .. rasanyaa “ ucap Sophia Latjuba dengan perlahan naik pelan pelan.

     

    “Aaaaaaaaaaauh .. “ lenguh Sophia Latjuba merasakan gesekan batang kontolku itu. Aku pun sampai merintih keenakan digenjot perlahan lahan oleh Sophia Latjuba. Sampai sampai aku merem melek keenakan, sementara Sophia Latjuba sampai terpejam erat merasakan nikmatnya gesekan kontolku itu mengoyak lubang kawinnya

     

    “Oooh sayaang .. kontolmu enaak bangeet .. duuh sayaaaaang ooh aaaaaaauh aaaah uuuh aaah uuuuh aaaah …uuuuh .. mmmmmmmmmmmmmmhh .. sssssssssssssssshh sssssssshhh hhh aayoo sayaaang geraaakn .. bantuuuuuuu tanteeeeeeeeee “ seru Sophia Latjuba dengan bernafsu menggenjotku.

     

    Genjotan demi genjotan itu semakin santer menimbulkan bunyi keciplak selakanganku, genjotan semakin gencar dan semakin lancar

     

    “Plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok “

     

    Aku merasakan luar biasa nikmat kontolku dikoyak koyak dinding memek Sophia Latjuba itu. Mataku mengintip dan sampai aku terkejut kalo ada sepasang mata mengintip dari jendela sebelah kanan, kepalanya terlihat sebelum bersembunyi, aku tahu itu Eva Celia, anak Sophia Latjuba sendiri.

     

    (Sementara Eva Celia mengintip sambil was was, matanya tidak tahan ingin selalu mengintipku memberikan kepuasan pada mamanya

     

    “Duuh .. kenapa mamaku selingkuh sama temanku .. duuuh .. mama kok gitu sih .. aduuh .. huuh .. mamaku benar benar suka sama temanku itu .. gilaaa aaaaaah .. aduuh aku kok malah jadi pengin .. oooh .. liarnya mamaku … ya ampuuun .. besaarnya aampun aaaaaah … “ dera hati Eva Celia melihat mamanya benar benar liar menggenjot kontolku.

     

    “mama begitu mesra banget sama temanku itu .. gilaa .. uuh .. mereka memang sudah selingkuh sejak aku berkenalan .. “ batin Eva Celia yang semakin tidak tahan akan kenikmatan kami berdua ).

     

    “Sayaang ayoolaah .. ayoo .. terus .. ayoo sodok .. sooooooooooooodook “ ajak Sophia Latjuba semakin gencar naik turun, gerakan demi gerakan Sophia Latjuba tidak hanya naik turun, kadang wanita haus seks ini memutarkan pantatnya sambil menggodaku

     

    “Enaaaaak yaaa ?” tanya Sophia Latjuba sambil keenakan memegang kedua pundaku

     

    “Iya aa tanteee .. aduuh aaaku ndak taaaahaan .. “ seruku tak karuan mengabaikan intipan Eva Celia itu.

     

    “Iyaaaa aaaaaaaaaaaaaaaah .. aaaaaaaaauh teruus yaaang teruus aaaaaaauh aduuh .. nggak tahaan .. ayo sayaaang lebih cepeeeeeeeeeeeeeeeeet aaaaaaaaaauh ooooooooooooh “ erang Sophia Latjuba semakin tak karuan naik turun dengan cepat, kurasakan genjota demi genjotan itu membuat kontolku semakin tak karuan kurasakan setiap gerakan naik turun itu, memeknya semakin menyempit, kurasakan setiap genjotan Sophia Latjuba membenamkan dalam dalam kontolku

     

    “Dikit laaaaaagi aaaaaaaaaaaaauh sayaaaaang aaaaaaaaaaaah .. oooooooooooh sssssssssssssssshhh ssssssssssssssssssssshhh hhhhhhhhhh “ desis Sophia Latjuba. Aku juga semakin tidak tahan ,kurasakan dadaku panas, memek Sophia Latjuba menyempit dan membenamkan dalam dalam memeknya ke kontolku, Sophia Latjuba tegang membusung dan mendapatkan puncak orgasmenya, kurasakan memeknya mengucur cairan panas, kuremas buah dadanya seiring benaman terakhir Sophia Latjuba ke kontolku itu. Sophia Latjuba pun kemudian berkelonjotan memekku, aku langsung menggulingkan ke samping. Aku lebarkan kedua kakinya, aku langsung menggenjotnya dengan cepat ditengah Sophia Latjuba menikmati orgasmenya, kontolku benar benar gencar menggenjot memeknya sampai berkeciplak bunyi benaman kontolku

     

    “Sleeep .. sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … sleep ..sleep .. sleep .. sleep … “

     

    “Sayaang aaah .. udaaaaaaah .. udaaaaaaaaaaah .. aaaaaaaaauh “ lenguh Sophia Latjuba dengan menggeliat perlahan, aku terus gencar menggenjot, kontolku benar benar tidak kuat lagi, kubenamkan dalam dalam kontolku dan kukucurkan isi kontolku dalam memeknya

     

    “Craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaat .. craaaaaaaat “

     

    “Ooooooooooooooooh tanteeeeeeeeeeeee aaaaaaaaaaaaakuuuu aaaaaaaaaaaaaaah “ ucapku terputus ditengah mendapatkan orgasme menggenjot memek Sophia Latjuba itu, aku tegang dan aku pun terkapar menindih Sophia Latjuba yang lemas tak bertulang itu.

     

    Aku pun lepas tuntas, kurasakan bebanku ringan, aku bak terbang ke awas, dadaku terasa lega, badanku ringan, mataku terpejam erat dan aku pun lemas memeluk wanita idamanku ini. Kami diam sejenak dengan nafas tak karuan. Sophia Latjuba membuka matanya terlebih dahulu.

     

    “Sayaang .. jangan jangan .. aanakku tahu kita selingkuh begini .. ke kamar yuk .. biar lebih indaah “

     

    “Kalo tahu terus kenapa tantee .. “ tanyaku yang tidak dijawab oleh Sophia Latjuba.

     

    “Kok .. manimu banyak, sayaaaaaaaaaaaaaang “ tanya Sophia Latjuba dengan menggoda itu.

     

    “Aku terlalu bernafsu sama Tante Sophia .. oke deh tante .. kita ke kamar yuuk .. janji ya tante .. kita lakukan semesra mungkin .. “ ajakku menanggapi ajak Sophia Latjuba

     

    “Semesra atau seliar mungkin ?” goda Sophia Latjuba dengan tak karuan.

     

    Aku menggeliat ke samping, kutarik kontolku itu yang penuh berlendir, agak seret juga, namun kontolku keluar juga, aku langsung membopong tubuh molek Sophia Latjuba itu, ketika hendak kubopong itu, Sophia Latjuba sempat memungut pakaian kami.

     

    “Kau ganteng, sayaaaaaaaang .. “ ucap Sophia Latjuba dengan mengelus elus pipiku

    “Tante juga cantik “ pujiku balik. Kami berdua masuk ke dalam kamar, kututup tanpa kukunci dan kurebahkan wanita cantik ini ke ranjang empuk, Sophia Latjuba sampai melotot melihat kontolku penuh dengan lendir. Namun dengan telaten Sophia Latjuba kemudian mengelap kontolku dengan gaunnya, kemudian mengelap memeknya sendiri.

     

    “Berikan lagi, sayaaaaaaang .. lakukan .. lakukan semesra mungkin terlebih dahuluuu “ rengek Sophia Latjuba yang semakin terlihat nakal padaku. Aaaah .. kenapa .. kenapaaaa … batinku berteriak kembali menikmati wanita maniak seks ini.

     

    Kulihat Sophia Latjuba benar benar sangat menggairahkan, tubuhnya yang berlumur keringat itu sangat indah dipandang, pahanya yang mulus, buah dadanya yang ranum nan sekal tapi montok walau tidak besar, tapi puntingnya itu sungguh menggoda, posisi telentang setengah tidur terduduk dengan terganjal bantal, bagian pahanya dibuka tidak begitu lebar, sehingga bagian memeknya sangat indah bagiku, belum lagi memandang pada kontolku yang ngaceng itu, aku belum naik ke ranjang dan masih duduk di bibir ranjang, dipandangnya aku yang duduk dengan memegang kontolku, tanganku pun ditariknya untuk berada di depannya, aku pun menurut, aku kemudian berada di antara pahanya, aku dipandang dengan penuh senyum mesra. Matanya kini kembali menatap ke bawah, kemudian naik lagi memandangku, demikian pula aku pun memandang tubuh sintalnya dengan penuh nafsu, ketika aku memandang bagian paling rahasia itu, Sophia Latjuba tersenyum mesra

     

    “Sayaaang .. Tante Sophiaaaa sudah lama merindukanmu … “ ucap Sophia Latjuba dengan mata menatapku, aku pun mendekat dan Sophia Latjuba mengelus elus pipiku.

     

    “Aku juga tante … Tante Sophia idamanku … aku sayang Tante Sophia “ ucapku sambil mengelus elus pipinya itu, Sophia Latjuba pun tersenyum malu malu dan memerah mukanya

     

    “Tante dah berumur sayaaang “ ucap Sophia Latjuba menolak pujianku

     

    “Bagiku Tante Sophia masih muda, masih cantik dan seksi … aku dah lama ngebet sama Tante Sophia .. marilah tante .. kita habiskan malam ini .. aku akan memberikan kepuasan pada tante, dan tante akan kubuat tak akan melupakan diriku .. “ ucapku sambil perlahan lahan mengelus elus pahanya yang mulus itu

     

    “Tante Sophia pun tidak akan melepaskanmu .. akan kubuat kau selalu mengejar tante ..walau sampai ke Amerika .. sayaaang .. uuuh .. silahkan nikmati tubuh tante .. iya sayaaang .. marilah kita habiskan malam ini menyatukan kerinduan kita … tante ingin merasakan gairah mudamu .. marilah, oooh .. kontolmu sudah ngaceng yaa … Tante Sophia suka menyepong ******, iih .. ****** kok gedhe banget .. ooh my honey .. puaskan aku sayaaaaaang .. berikan aku siraman pada memekku .. lakukan sayaang .. teruuus, sayaaang .. rangsaang tante . oooh sayaaaaaaang uuuuh .. tanganmu .. ooh teruuus .. teruus .. remes susu tanteeeeeeee “ rintih Sophia Latjuba merasakan tanganku menjamah kemulusan tubuhnya dari paha sampai ke buah dadanya

    “Aku suka buah dada Tante Sophiaaa .. uuuh lembutnyaaaa … “ pujiku dengan menatap ke Sophia Latjuba yang tengadah merasakan remasan lembut pada tanganku, Sophia Latjuba sampai menikmati setiap tanganku meremas lembut buah dadanya itu. Sophia Latjuba pun kemudian merebah ke samping.

     

    “Sayaang , masukin kontolmu dulu dalam memek tante .. ingin merasakan kehangatan kontolmu, ayolah sayaaaaaang “ ajak Sophia Latjuba dengan melebarkan pahanya, aku pun kemudian maju dan memposisikan kontolku tepat di memeknya

     

    “Pelaan, yaaa sayaaaang .. ****** kamu gedheee .. “ ucap Sophia Latjuba dengan wajah menggoda sambil tersenyum dan mengelus elus kontolku itu.

     

    “Baaik tanteeku sayaaaang “ balasku dengan menggigit bibirku ketika tangan lentik Sophia Latjuba menarik kontolku dan ditekankan ke memeknya itu. Perlahan lahan aku merasakan gesekan dinding memeknya, ada rasa sensasi yang membuat kontolku serasa diremas remas lembut, kurasakan kontolku seperti dierami dengan hawa hangat, kurasakan setiap otot otot dinding memek Sophia Latjuba mengelus nakal, sambil tersenyum Sophia Latjuba terus memajukan selakangannya, perlahan lahan mili demi mili kontolku mulai amblas.

     

    “Sayaaang .. jangan genjot dulu .. marilah sayaang .. Tante Sophia kelonin kamuuu .. uuuuuuuuh ssssssssssssssh sssssssssssssssshh …hhhhh aaaaaaaaaaaaauh .. sayaaaaaang aaaaaaaaaah … sesaaaaaknyaaa .. teruus sayaaang teruus.. ooh kontolmuuu .. kontolmuuu nikmaaat bangeeet .. memek tante kayak dibooooooooooor …………aaaaaaaaaaaaaaaaaaauh … huuuuuuuuh .. sesaaaaaaaaknyaaa “ rintih dan erang Sophia Latjuba merasakan desakan demi desakan kontolku yang menerobos masuk memeknya. Posisiku yang menguntungkan bisa melihat ke arah pintu, sehingga aku menunggu Eva Celia mengintip aku menggumuli ibunya itu. Sophia Latjuba selalu mengelus elus pahaku untuk memberikan rasa gairah cinta birahi yang membuatku semakin ketagihan dengan wanita setengah baya ini. Jerat demi jerat diberikan oleh Sophia Latjuba agar aku selalu lengket padanya, jebakan demi jebakan diberikan padaku agar aku selalu diajaknya untuk kawin.

     

    Kurasakan kehangatan memeknya itu, kurasakan kontolku sesak dalam memek wanita idamanku itu, mataku sampai tak berkedip memandang ke buah dadanya dan hidungku dicubitnya

     

    “Kamu nakaaal .. mandangi susu tantee .. .. remes or isap sayaaaaaang “ ucap Sophia Latjuba sambil menopangkan pahanya ke pahaku untuk menjepitnya

    “Habis aku gemes sama susu Tante Sophiaaa .. uuh .. tubuh tante mulus “ pujiku sambil naik turun mengelus pahanya itu sampai membuat Sophia Latjuba terpejam matanya menikmati elusan demi elusan itu. Aku mengintip dari sela sela rambutnya itu, pintu kamar itu terbuka kecil, aku melihat Eva Celia terlihat rambutnya masuk ke celah itu, kurangsang Sophia Latjuba agar membuat Eva Celia juga kepingin

     

    “Aku suka tante yang jorok .. “

     

    “Kamuu aaah .. yang ngajarin tante bilang ****** … idih .. kamu benar nakal, sayaaang … uuuuh .. ****** kamu hangat bangeeet .. tante betah diginiin sama kamuuu “ ucap Sophia Latjuba sambil mengelus elus pipiku dengan mesra itu.

     

    Sambil mengelus elus pahanya itu, kupagut bibir Sophia Latjuba, dan Sophia Latjuba pun menanggapi pagutanku, perlahan lahan kami saling berpagut dengan mesra sambil diintip anaknya itu

     

    (Sementara Eva Celia tegang melihat ibunya selingkuh denganku, tangannya secara refleks mengelus elus bagian rahasianya, entah perawan atau tidak aku tidak tahu

     

    “Uuuh .. mamaku benar benar hot banget .. aduuh .. mama kok doyan anak muda ya .. kalo aku pacaran sama dia .. pasti mama minta jatah .. uuuh mama .. mama jahat .. mama merebut calon pacarku .. aduuh .. aku kok jadi pingin … ternyata .. mamaku memang naksir sama dia .. ya ampuun .. mamaku sudah satu tubuh lagi sama diaaa .. siaaal … aaaaaaaaah duuuh “ keluh Eva Celia sambil asyik mengintipku menggumuli ibunya dengan tegang, keringat dingin mulai mengucur dari kepalanya, hatinya ingin pergi namun otaknya terpatri pada pandangan vulgar aku mencoblos memek mamanya itu )

    Sambil kami berpagut, saling menghisap dengan pelan pelan, saling bermain lidah membelit, sehingga air liur kami saling bertukar, lidahku sampai dirangsek ke dalam mulutku, aku pun meladeni permainan lidah itu sampai aku semakin tenggelam dalam lautan birahi bersama Sophia Latjuba, tanganku terus bergerilnya mengelus elus kemulusan pahanya, naik sampai di pantatnya dan kuremas lembut, Sophia Latjuba semakin terbakar gairahnya. Pagutan demi pagutan, tangan Sophia Latjuba mengelus elus kepalaku, mengontrol setiap pagutan kami yang penuh dengan kemesraan

    “Hhhhhmmmm .. ooooh nikmatnya bercumbu denganmu, sayaaang .. apa yang kita tunggu sayaang, tante ingin aaaah .. kamu genjotin Tante Sophia, sayaaang .. sayaang .. beri tante kenikmatan .. pompa memek tante, sayaaang .. ayolah sayaaaaaaaaaaaaang .. kita habiskan .. tante takut kalo Eva pulang “ ucap Sophia Latjuba dengan tersenyum sambil menghela nafas

     

    “Andai kita bersama Eva, tante “

     

    “Jangan aaaaaah .. ndak baik .. jangan ganggu anakku, cukup ibunya sama kamu gauli .. Tante sophia milikmu sayang, dan kau adalah milikku .. marilah sayaang .. ayolah sayaaaang … kita kembali saling memompa mendapatkan kenikmataaaan .. tante nggak tahaaaaaaaan “ rengek Sophia Latjuba dengan wajah yang benar benar tidak tahan aku memompa memeknya itu.

    Eva Celia sampai kesal mendengar ibunya yang bicara seperti itu, wajahnya sampai cemberut.

    “Enak aja mama .. aku mau kok ma .. bisa main bareng .. nih ma .. memekku dah basaah .. uuuh .. mama benar benar membuatku semakin panas .. aku kok takut takut masuk ya .. aduuh .. gimana ini .. mama jahat .. mama jahat .. dia pacarku eeh .. calon pacarku diembat juga .. aduuh ma .. jangan nakal gitu aaah .. mama sudah punya papah kok masih doyan daun mudaaa “ protes Eva Celia dalam hatinya )

     

    Aku hanya tersenyum saja, kemudian Sophia Latjuba memelukku dan menggulingkan aku sehingga aku kini menindihnya.

     

    “Lakukan sayaang , lakukan .. pompa Tante Sophia dengan kontolmuuu “ ajak Sophia Latjuba dengan tersenyum padaku

     

    (“Iih .. mama jorok banget, sama bilang namanya ****** dan memek .. gilaaa aaaaaaah .. apa kata papa, gilaaa .. mamaku jorok .. bilang ****** seenaknya .. ya ampun .. aku kok ikut ikutan jorok .. iih .. kata ****** benar benar nikmat banget dibanding penis .. “ batin Eva tak karuan ingin menyeruak masuk, namun mengintipku yang sedang mesra mesranya membuat dirinya menahan diri walau sangat berat melihat adegan aku menyetubuhi ibunya itu ).

     

    “Uuuuuuuuuuuuuh .. memek tante .. rasaaanyaa aaah .. ada barang hangat nyasar sayaaaaaang “ goda Sophia Latjuba dengan menahan ke dadaku agar aku tidak menindihnya, kedua paha Sophia Latjuba dilebarkan sehingga kontolku sedikit terbebas jepitan memek sempit Sophia Latjuba itu.

     

    “Itu kontolku, Tante Sophia sayaaaaang .. nggak nyasar .. tantelah yang ngundang masuk … kontolku butuh sarang memek Tante Sophia aaaaaaaaaaaaauh .. taaan .. jangan jepit duluu “ ucapku sambil mengerang keenakan merasakan jepitan memek Sophia Latjuba yang sempit dan hangat itu.

     

    “Idih .. kamu benar benar membuat Tante Sophia mabuk cinta padamu .. ooh sayaaang .. “ kepala Sophia Latjuba kumiringkan ke samping, agar Sophia Latjuba tidak melihat Eva Celia mengintip aku menggauli ibunya itu.

     

    “Aku genjot sayaang .. jangan lama lama aaah .. memek tante nggak tahan nih .. butuh genjotan kontolmu, ayolah ****** .. ****** .. ****** .. ayo ****** .. yaa .. ****** .. tarik .. aduuuh yaaang pelaan ajaa .. tante suka gesekan kontolmu itu … “ rintih Sophia Latjuba merasakan kenikmatan aku perlahan lahan menarik dan mendorong kontolku keluar masuk memek Sophia Latjuba itu. Geliat tubuhnya mulai terlihat, mulai montang manting ke kiri, kepalanya digeleng gelengkan merasakan kontolku membentur bagian buntu memeknya yang basah itu.

     

    (“Mamaku luar biasa jorok dan vulgar .. aaah .. betapa senangnya mama mendapatkan kepuasan birahi, mamaku memang doyan ****** .. maniak ****** malah .. mulut mamaku sangat merdu bilang ******, iih amit amit .. rasain kau ma, ****** pacarku benar benar ngaceng mengebor“ batin Eva Celia dengan tersenyum melihat mamanya keenakan merintih rintih dalam tindihanku itu.

     

    “Uuuh .. mamaku benar benar merintih rintih keenakan … uuh mama senang rupanya sama anak muda, mamaku benar benar tante girang .. ooh tidak tidak .. mamaku hanya suka sama cowok idamanku itu .. ya ampun .. gimana kalo aku pacaran sama dia, bisa bisa aku diajak gituan .. enak nggak ya .. aduuh .. lihat mamaku keenakan merem melek dicoblos lubangnya eeh memeknya, .. lho aku kok ikut ikutan bicara vulgar seperti mama, gila aaaaaah .. masuk, tidak, masuk, tidak, masuk, tidak .. aah nunggu mama digenjot dulu aja .. uuh .. rintihan mama membuatku semakin pingin, ayoo mama .. goyang donk, mosok mama dikasih kenikmatan cuma diam .. ayo mama .. goyangin pantat mama “ batin Eva Celia semakin tak karuan menahan rasa pengin seperti ibunya merintih rintih keenakan itu )

     

    Genjotan demi genjotan itu, membuat Sophia Latjuba semakin bergairah

     

    “Uuuuuuuh .. ssssssssssssssssh sssssssssssssssh hhh .. mmmmmmmmmmhh oooh .. indahnyaaaa .. nikmaaatnyaaa .. teruuus sayaaaaang .. ooh memekku .. aduuh sayaaaaang .. terus yaaang jangaaan cepaat dulu .. aduuuh enaaaaknyaaa “ rintih Sophia Latjuba semakin keenakan merasakan genjotanku yang masuk mundur itu.

     

    Kedua kaki Sophia Latjuba aku topangkan ke pundaku, Sophia Latjuba memandangku dengan wajah penuh keringat itu

     

    “Yaa sayaang yaa .. aduh sayaang .. kamu pinter … Tante Sophia suka kamu .. ini tante suka gaya begitu .. ayo sayaang .. buat tantemu mengeliat keenakan .. buat tantemu tak karuan bicara vulgar .. ayo ****** .. ayo ****** .. ****** .. ooh enaknya kontolmu .. kontolmu besaar .. kontolmu buat tante keenakan .. huuuuuuuuf .. mmmmmmmmmmh aaaaaaauh yaaaang .. jaaangaaaan cepeeet .. pelaan dulu aaaaaaaaaah … aaaaaaaaaaaauh aaaaaaaaah .. uuuuuuuuuh yaaa .. aaaah .. tantee sukaaa suara kontolmu mencoblos memeeek .. aduuh sayaaang .. ooh memekku .. memek .. memeek .. teruus ****** .. enaknyaaaa .. ya ampun oooh .. kenapa sekarang aaaku enaknya dikawini .. aduh .. aaaaaaaaaaauh sssssssssssssssssssh sssssssssssssssssssh hhhh .. mmmmmmmmmmmmmmmmhhh .. aaaaaaaauh .. “ erang dan rintih Sophia Latjuba dengan menggeliat ke kanan dan ke kiri, genjotan demi genjotan itu aku lakukan dengan pelan pelan, lalu aku juga tidak tahan ingin cepat, kupercepat genjotanku sampai membuat Sophia Latjuba menggeliat bak cacing kepanasan sambil berteriak vulgar

     

    “KONTOOOL KAAMUU .. KONTOOOL .. KONTOOOOOL .. ENAAAKNYA ****** KAMUUU AAAAAAAAAAAAH AAAAAAAAAAAAAUH .. “ teriak Sophia Latjuba dengan badan tergoncang goncang aku genjot memeknya dengan cepat itu, sesekali tubuh Sophia Latjuba naik dan kemudian berdebam lagi ke ranjang, kemudian montang manting aku genjot dengan cepat

     

    “Kontol .. teruus ****** .. teruus kontoool .. oooooooooh .. kontolmu .. kontoooolmuu aaaaaaaaaaaaah “ teriak dan erang Sophia Latjuba semakin penuh kepuasan birahi tak terkendali itu

    (“Uuuh .. mamaku benar benar vulgar bangeet .. enak rupanya dikawini sambil bicara vulgaaar .. aaah aku pengin, ma .. bagi donk .. dia pacarku .. seharusnya dia coblos memekku .. awas ya ma .. kalo ndak bagi sama aku .. aku lapori sama papa …” ancam Eva Celia dalam hatinya merutuk karena merasa haknya dirampas )

    Kurasakan memek Sophia Latjuba semakin menyempit.

    “Ooh memek .. memek tante sempit oooooh .. tantee aaaaaaaah .. tante sophiaaaaa aaaaaaauh tantee .. enaak jepitan memek tanteee .. aduuh aduuuuuuuh aaaaaaaaaauh aaaah uuuh ..aah uuh .. enaaknya .. aduuh aaaaaaaaaaauh aaaaaaaaaaaah .. sssssssssssssssssh sssssshhh hhhh “ lenguhku keenakan yang terus memompa memek Sophia Latjuba itu.

     

    “Iyaa yaa .. aaauh ,sayaang .. ayo terus .. genjot memek tante dengan kontolmuu .. teruus yaaan teruus, sayaaaang .. kontolku sayaaaaaang aaaah .. tante nggak tahaaaaaaaan aaaaaaaaaaaauh sssssssssssssssssh ssssssssssssssssh hhhh “ erang dan desis Sophia Latjuba tak karuan yang matanya terpejam keenakan, namun kemudian matanya yang terlihat memutih keenakan mendapatkan pompaan yang konstan, kontolku gencar keluar masuk memeknya, hujaman kemudian aku lakukan sehingga Sophia Latjuba semakin tergoncang goncan

    “Teruuuuuuuuuuus aaaaaaaah dikit laaaaaaaaagi .. dikit laaaaaagi aaaaaaaaaaauh ooh ****** .. ooh ****** .. kontooooooooool “ seru Sophia Latjuba tak karuan itu, kurasakan memeknya menyempit dengan cepat, badannya hendak naik namun kemudian berdebam lagi, memeknya sudah tidak kuat, bagian dadanya dibusungkan ke atas dan dengan kugenjot kedua buah dadanya aku remas sekuatku sampai aku terus melakukan pompaan, memek itu pun akhirnya jebol juga mengucurkan cairan hangatnya, tangan Sophia Latjuba mencakar sprei sekuatnya.

    “KOOOONTOOOOOOOOOOOOOOOOOOL “ teriak Sophia Latjuba dengan tegang dan kemudian berdebam dengan genjotanku itu, nafasnya seolah terputus dan melolong panjang mengucapkan kata vulgar lagi yang tidak keras

    “Aaaaaaaaaaaaaaaauh Koooooontoooooooooooooooool “ Sophia Latjuba sampai berkelojotan dengan tubuh lemas tak berdaya aku gumuli itu

    kurasakan cairan hangat itu merembes keluar membasahi kontolku, kumiringkan tubuh Sophia Latjuba, kuangkat kaki kirinya aku kemudian berpindah agar nyaman, aku sampai setengah berlutut kemudian memompa kembali

    namun tangan Sophia Latjuba menahan pahaku

    “Jangaaaaaaaan “ ucap Sophia Latjuba dengan lemah

    “Aku nggak tahaaan tantee .. mau muncraaat “ ucapku dengan nafas berat. Tangan Sophia Latjuba ditariknya kembali

    “Yaa .. aaaah lakukaaan …. sirami tantemuuu “ ucap Sophia Latjuba dengan mengalah itu

    Aku kemudian kembali memompa memek Sophia Latjuba, kurasakan kontolku kembali mendapatkan kehangatan dengan cara tergesek gesek di dinding memeknya itu.

    “Aaa .. uuh .. aaah uuh .. aaaaaaaaaaauuh aaaaaaaaaah “ lenguh kami berdua bersahutan.

    (“Uuh, duuh mamaku sudah muncaaak .. mamaku puas banget tuh .. ya ampun .. ****** itu masih menghajar mamaku .. gila aaaaaah .. apa aku kuat dicoblos begitu .. aaah pingin .. awas kau ma .. kalo nggak ngasih .. aku laporin papa “ batin Eva Celia dengan mengancam )

    Genjotan demi genjotan sambil aku memeluk setengah menindih, aku memagut bibirnya dan dibalas oelh Sophia Latjuba, tangan kananku meremas remas buah dadanya, sampai membuat tubuh Sophia Latjuba tak karuan, genjotan demi genjotan disertai dengan lenguhan, erangan dan rintihan kami yang bersahutan itu. Indahnya kami saling menikmati setiap ****** dan memek kami bertubukan dalam kawin itu.

    Kontolku sudah tidak tahan, hujaman demi hujaman itu kurasakan kontolku sudah tidak tahan lagi, aku terus gencar melakukan kawin ke memek Sophia Latjuba yang sudah membengkak itu, hujaman demi hujaman membuat kontolku sudah tidak tahan dan aku pun sampai tegang pada hujaman terakhir, Sophia Latjuba hanya pasif menerima genjotan kontolku itu, aku sudah tidak tahan dan kumuncrat isi kontolku dalam dalam di memek Sophia Latjuba.

    “Creeeeeeeeeet .. creeeeeeeeeet .. creeeeeeet .. creeeeeeeeet “

    Aku melolong dengan mata terpejam merasakan kontolku kembali muncrat isinya menembak ke rahim Sophia Latjuba, aku lemas tak berdaya menindih wanita cantik nan seksi ini, aku terkapar dengan badan berkelonjotan dan kemudian lemas tak berdaya, aku ngos ngosan, kami berdua kemudian diam dengan pikiran masing masing, sahuta nafas demi nafas kami yang ngos ngosan perlahan lahan turun dengan sendirinya, kurasakan kembali lendir kentalku memenuhi memek Sophia Latjuba.

    Seperempat jam kemudian Sophia Latjuba baru terbangun, matanya dibuka, lalu mendorong badanku

    “Jangan tindih tante, sayaang . ooh jam berapa sayaaaaaang ? “ tanya Sophia Latjuba dengan melirik ke jam dinding yang sudah hampir sampai jam 10 malam

    “Ya ampuun Eva dah pulang nih “ ucap Sophia Latjuba dengan tak tenang, kemudian mendorong tubuhku, Sophia Latjuba langsung keluar dari ranjang.

    “Pakai bajumu .. cepaaat .. bahaya, sayaaaaang “ perintah Sophia Latjuba dengan tegang, Sophia Latjuba kemudian memakai daster, Sophia Latjuba kemudian meninggalkan aku, keluar dari kamar dan menutup, sedang aku langsung mengintip dari lubang kunci, aku berdebar debar menunggu adegan perang atau perdamaian anak ibu saling berebut aku. Ketika Sophia Latjuba hendak melangkah, Eva Celia langsung mendamprat

    “Mama ngapain sama pacarku di dalam “ bentak Eva Celia dengan nada marah itu

    Sophia Latjuba sampai tercekat kalau adegan kawinnya ketahuan anaknya, Sophia Latjuba sampai tak bisa bicara

    “Mama jahat .. mama jahat .. mama merebut idaman hatiku ..”

    “Maafkan mama, Eva .. mama nggak tahaaan .. mama sudah lama nggak gituan “ ucap Sophia Latjuba dengan nada luruh dan duduk

    “Dia miliku ma .. aku harus mendapat jataah “ ancam Eva Celia

    “Jangan Eva .. jangan sayang “ tahan Sophia Latjuba

    “Mama aku laporin papa besok .. kalo mama selingkuh .. “ ancam Eva Celia yang bagian selakangaannya basah membuat Sophia Latjuba menjadi tertegun, apalagi anaknya minta jatah kawin.

    Sophia Latjuba sampai terdiam.

    “Mama jahat .. dia pacarku maa .. mama merebutku .. mama .. kenapa maa .. kenapa mama lakukan ?” tanya Eva Celia dengan tak suka itu.

    “Maafkan mama, Eva .. sudahlah Eva … jangan lakukan .. mama sayang kamu “

    “Mama menyakiti hatiku .. “ ucap Eva Celia dengan langsung meninggalkan Sophia Latjuba, kemudian membuka kamar yang jaraknya beberapa meter itu, Sophia Latjuba sampai hendak mencegah namun sudah keburu masuk, aku hanya berdiri dengan pandangan kawatir

    “kamu harus puaskan aku .. aku ini pacarmu “ tantang Eva dengan mendorong Sophia Latjuba yang hendak masuk, namun akhirnya Eva membiarkan Sophia Latjuba masuk.

     “Mama ndak boleh melarangku bercinta dengan pacarku .. mama pilih aku laporkan ke papa atau aku bercinta dengan pacarku ?” tantang Eva Celia, Sophia Latjuba sampai hanya bisa mengangguk pelan, walau berat.

     “Kalian berdua harus menikah ..” ucap Sophia Latjuba dengan nada ragu, namun Eva Celia kemudian maju dan merebut celana yang hendak kupakai

     “Kau telah puaskan mamaku .. sekarang anaknya juga minta jataah .. uuh .. ****** kamu besar banget .. ayo sayaang … perawani aku .. aku cinta padamuu “ ucap Eva Celia dengan agresif itu, Sophia Latjuba sampai menghela nafas, Sophia Latjuba sampai tegang, baru kali ini menyaksikan anaknya diperawani, aku sampai tertegun tidak tega, namun Sophia Latjuba kemudian mengangguk walau keraguan. Diusapnya wajah cantik masih berpeluh itu.

     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    sophia and eva

     Sudah pukul 01 dinihari, Sophia merasa cemas. Eva, anaknya, belum menampakkan batang

    hidungnya, gadis itu sudah mekar dan mengundang banyak kumbang untuk datang mendekat.

    Ibu muda itu hampir jatuh tertidur, ketika pintu kamar terbuka perlahan, kamar itu sengaja digelapkan. Siluet tubuh Eva, tertangkap mata sang ibu.
    Eva terkejut melihat ibunya dalam kamar menantinya, dan sang ibu terkejut melihat anaknya dalam keadaan mabuk berat dan acak-acakan.

    'Eva, what the hell do you think the time is now?' bentak Sophie,
    Dengan acuh Eva menyahut, 'ah, fuck off, I'm dizzy okay, I need rest.'

    'Eva! apa begitu caramu menjawab mama?'
    Jari tengah sang anak teracung, sambil santai, Eva meloloskan tanktopnya, Sophie kaget melihat putrinya tak mengenakan bra. Tak lama, leather mini skirt itu lolos dari pinggul Eva, balutan mini panties sexy, menunjukkan siluet gadis muda yang ranum itu.

    Sophie merenggut bahu Eva, mambalikkannya,dan berkta gusar, ' Eva, aku ibumu, mana sikap...'
    plak...
    satu tamparan mendarat di pipi Sophie, ia tertegun. Eva menamparnya! Belum hilang
    tertegunnya, degan keras Eva menjambak rambutnya, dan melemparkan tubuh ibunya ke atas tempat tidur.

    Sophie benar-benar kaget, dan hal itu benar-benar dimanfaatkan Eva, dengan sigap ia mengikat pergelangan tangan dan kaki ibunya, mengikatnya ke ujung-ujung tempat tidur, membentuk huruf x.
    Dengan santai, Eva naik, mendekatkan wajahnya ke wajah sang ibu. Sophie dengan jelas dapat mencium aroma miniman keras dari mulut Eva.

    'A...apa-apaan kamu Eva..' kata Sophie dengan terbata, 'lepasin mama...kamu....'
    Sophie benar-benar bergidig ngeri. Anaknya berbeda sekali, dengus nafasnya menerpa bibirnya, jarak bibir merka sangat tipis, dan dengan gerakan menggoda, Eva menyentuhkan bibirnya ke bibir sang ibu, memberikan kecupan ringan, lalu mengangkat wajahnya kembali, matanya yang merah menelusuri wajah sang ibu.

    Sophie bergetar, pikirannya berkecamuk, dan tubuhnya mengejang ketika Eva mendekatkan bibirnya ke tlinganya, desah nafas sang anak yang hangat membutnya menahan nafas menanti perbuatan anaknya.
    Dengan lembut, Eva mencium telinga sang ibu, dan memainkan lidahnya dengan sensual, lalu berbisik, ' you are, one hot momma, kind of mother i like to fuck....'

    Perkataan tak senonoh itu benar-benar membuat Sophie tergagap, ia seperti tak percaya, kalau anaknya mampu berbicara sekotor itu. Kembali tubuh Sophie bergetar, Eva menciumnya lembut, lidahnya bermain nakal di sudut bibirnya, hingga bibirnya terbuka merekah, dan dengan ahli, Eva memainkan lidahnya di dalam mulut Sophie, lidah mereka berpaut, berpagutan.

    Sophie tersadar, ia tak boleh terhanyut, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melepaskan ciuman liar mereka, Lepaskan mama, Eva....', Sophie berusaha tegar, ia mencoba sadar. 'Aku mamamu....' desis nya sambil meronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya
    'Shhh..' sahut Eva, mendiamkan mamanya, ia berbisik, 'mama makin sexy kalau marah...'

    Ibu muda itu frustasi, ikatan itu begitu kencang, dan anaknya makin menjadi. Dengan lembut Eva membelai wajah mamanya, memulas bibir sexy sang mama dengan jarinya, turun ke leher jenjang sang mama, bermain di tulang belikat sang mama, ia menarik putus tali daster sutra sang mama yang menerawang, menampakkan siluet tubuh Sophie yang memang indah itu.

    Lalu dengan perlahan Eva memainkan jemarinya di leher sang mama, menurunkannya ke arah dada, ke perutnya, memberikan sensasi geli pada sang mama yang tana sadar mendesah, mengikuti jejak jari sang putri.
    Kembali, kecupan lembut sensual di lakukan Eva, lidahnya bermain lembut di pinggir bibir sang mama, yang mulai tergerak dan membuka bibirnya, membiarkan sang putri memagut bibirnya lembut.

    'Mmmmpphhh.... Eva.... No!', seru sang mama, mencoba menahan birahi terlarang ini.

    'Sssshhh....' desis Eva, sambil perlahan menjilat telinga sang mama, turun ke lehernya, ke dadanya dan menjilati sekeliling payudara sang mama. Ia merasakan tubuh sang mama bergetar.
    'Mmm, mom, dadamu masih kenyal..., i like it' desah Eva, sambil mengulum puting sang mama.

    Tubuh Sophie mengejang, melengkung ke atas, memberikan akses bebas pada sang putri untuk, mengulum, memainkan dan menggigit lembut putingnya yang sensitif.
    Eva benar-benar membuainya, lidah lenik sang putri membuat putingnya keras, lidah itu kemudian turun menelusuri uluhatinya, bermain lembut di perutnya, kemudian Eva menciumi pinggulnya, menggigit lembut pinggangnya.

    Erangan Sophie makin nyata, geliatnya makin tak teratur, ia menggerakkan tubuhnya, ingin sang putri memuaskan titik-titik birahinya, namun Eva ingin mempermainkan sang mama. Ia menjilati paha dalam sang mama, lidahnya dengan lembut menggelitik sang mama, turun ke betis, lidah itu melingkar di sana, sebelum turun dan dengan lembut, Eva menghisap ibu jari sang mama, yang melenguh kencang menerima serangan sensasi kenikmatan dari sang putri.

    Dengan sensual Eva mengulum ibu jari kaki sang mama, lalu dengan lembut bibirnya mengecup telapak kaki sang mama, yang kini melejang-lejang minta dipuaskan.
    Perlahan eva menciumi betis, paha dalam, dan kemudian lidahnya bermain liar di seputar vagina sang mama...

    'Evaaaaaaaa, puaskan mamaaaaa', Sophie yang sudah tak tahan akhirnya melepaskan suaranya, dan Eva memenuhinya dengan membenamkan wajahnya di selangkangan sang mama.
    Lidahnya bergerak lincah, menerobos vagina sang mama yang terawat, menjilat, mencium, dan menggigit ringan vagina itu, clitoris sang mama menjadi permainan sang putry yang memperlakukannya bagai puting susu, dikulum, dijilat, dihisap, serta sesekali melakukan anal rimming pada sang mama.

    Pinggul Sophie, bergerak liar menghentak hentak wajah sang putri, yang semakin rakus
    menyeruput vagina sang mama, yang tak lama kemudian mengejang hebat.
    'aaaaaaaarrrrrrgggghhhhh, evaaaaaaaa', lenguh sang mama yang mencapai orgasmenya
    yang dahsyat.

    Dan putrinya sepertinya sangat mengetahui kelemahan sang mama, dengan lembut ia masih bermain dengan vagina dan anus sang mama, membuat Sophie mengalami multi orgasme, yang merontokkan staminanya.
    Keringat membanjir di tubuhnya, Sophie benar-benar lemas, tak berdaya. Ia hanya pasrah ketika Eva menjilati keringat di sekujur tubuhnya, memberikan orgasme-orgasme kecil.

    Kemudian Eva melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki sang mama. Sophie hanya bisa pasrah ketika Eva, menyeretnya turun dari ranjang, menelungkupkannya di sebuah dipan, dan kembali mengikat tangan dan pahanya di dipan itu.
    'ssssuuudah sayang', lirih Sophie, ' aaaampun... mama cape...'

    Namun sang putri hanya diam, ia berjalan ke arah meja rias, embuka laci, dan mengeluarkan beberapa barang yang membuat sang mama tertegun, kare tak menyangka sang putri ternyata begitu binal.
    Eva mengambil sebuah egg vibrator, dan berjalan mendekati sang mama, yang dengan lemah berusaha menggerakkan pinggunya, minta belas kasihan sang putri.

    Tanpa kesulutan berarti, Eva melekatkan egg vibrator tadi di clitoris sang mama, dan
    merekatkannya dengan silver duct tape, kemudian menyalakannya dengan kekuatan penuh.
    Mata sang mama membeliak merasakan rangsangan hebat di clitorisnya, rintihan, erangan desahan menjadi satu keluar dari mulut Sophie yang melejang-lejang, pandangannya kabur, secara samar ia bisa melihat Eva membawa twin dildo panties, dengan ukuran besar
    'Lick this rubber, bitch' perintah Eva, dan Sophie, yang sudah setengah sadar, menjilati dildo tersebut hingga basah.
    Sophie melihat dengan santainya Eva, memasukkan dildo seukuran 30cm itu ke dalam vaginanya, dan mengencangkan strapnya.
    Kemudian ia berjalan ke belakang sang mama, yang memohon mintabelas kasihan.
    'pleeeeeaaaassseee, sweeet heart.... enough..... don't rape me'

    Tapi permohonan tinggal permohonan. Dengan santai Eva, membimbing dildo itu ke vagina sang mama yang sudah sangat basah, dan menghentaknya.
    Erangan, desahan dan rintihan kembali keluar dari mulut Sophie, rangsangan di clitoris dan kombinasi dildo besar membutanya kembali mengalami multi orgasme.
    'Like it don'tcha, bitch?' ejek Eva, 'Bigger than Michael little dick, right'

    Sang mama hanya bisa mendesah tak konsentrasi mendengar kalimat Eva. Termasuk ketika sang putri berkata.
    'I'll let you feel, something new, bitch'

    Sophie mengejang, jerit teredam keluar dari mulutnya yang di sumpal sang putri, yang dengan liar kini menyodomi sang mama dengan dildo itu.
    Namun tubuh yang terangsang hebat itu segera melupakan rasa sakit yang menyengat dan mulai dapat menikmati genjotan dildo di dalam anusnya.

    Kepala Sophie hanya bisa terkulai di tepi dipan, liur mengalir keluar dari mulut sexynya, dan hanya bagian putih matanya yang nampak.
    'Say thay you're my bitch seru Eva pada sang mama
    'Say it' bentak sang putri yang juga menuju puncak orgasmenya.
    Sang mama terhanyut dan menjerit
    'I'm your Bitch... I'm your biiiiiiiiiii......'
    Dan mereka berdua terlempar dalam puncak orgasme yang maha dahsyat...

    Sebuah lenguhan terlontar, ketika sang putri mencabut dildo dari anus sang mama, Eva kemudian menggiring dildo itu dan memaksa sang mama men deep throath dildo tersebut hingga bersih.

    Eva kemudian mencabut egg vibrator dari clitoris sang mama, dan menjejalkan dua vibrating dildo ke anus dan vagina sang mama, dan memainkannya dengan kekuatan penuh, lalu Eva membaringkan tubuh telanjangnya di springbed, sambil mendengar musik berupa desahan dan rintihan sang mama yang menahan rangsangannya sampai keduanya tak sadarkan diri dan membiarkan tubuh mereka terlelap, hingga mentari pagi datang. Dan mengubah Sophia Latjuba menjadi sex partner sang putri Eva Celia, dan sang mama betul-betul menikmatinya.
     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks winny putri lubis

    Matahari mulai merangkak naik di ufuk timur, jam dinding menunjukkan pukul 7.15 lima belas menit kemudian Dering weker dari smartphone berbunyi sangat keras membuat gadis cantik yang tengah terbuai mimpi terbangun dari tidurnya.

    “Buseet udah pagi aja sih..” gerutu Winny sambil mengambil Hpnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur.

    Winny berdiri dari tempat tidurnya tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuh sexynya, ketika akan melangkah, kaki jenjangnya menginjak sesuatu yang tergeletak di karpet, Winny memungut benda tersebut lalu tersenyum simpul, sebuah Dildo berbentuk kontol karet berwarna pink.

    Ya itulah benda favorit Winny yang selama ini membantunya melepas hasrat birahinya yang tinggi semenjak dirinya putus dengan pacarnya sebulan yang lalu.

    Sambil membawa dildo tersebut Winny melangkah menuju kamar mandi, di dalam bathup yang penuh busa Winny membasuh tubuh mulusnya dengan spon lembut, sementara itu Dildo yang dibawanya terapung-apung di antara busa2 sabun.

    Winny mengusap lembut payudara besarnya yang berukuran 36B dengan spon, saat spons tersebut menyentuh ujung puting Winny yang merah kecoklatan terasa desiran desiran nikmat yang menjalar keseluruh tubuhnya, putingnya mulai mengeras dan menyembul menantang menghiasai payudaranya yg bulat montok. Tangannya mengusap dengan lebih intens area puting sambil sesekali meremas lembut payudaranya sendiri.

    “Shhhh…ahhhhhh…” tanpa disadari Winny mendesah lirih menandakan dirinya sudah terangsang hebat, tanpa pikir panjang lagi Winny meraih dildo yang terapung di depannya lalu bangkit dari bathup dan duduk di pinggiran bathup.

    Kedua kaki mulusnya menganga memperlihatkan gundukan vagina yang diselimuti rambut rambut tipis, tubuh Winny yang basah oleh air sabun nampak terangsang dan sesekali mengejang saat ujung dildonya menyentuh belahan bibir vaginanya.

    Perlahan namun pasti tangan kanan Winny menekan dildo berbentuk kontol itu kedalam liang surganya, “Ahhhhkkk… uhhhggg…” Winny mengerang nikmat seiring batang dildo yang masuk lebih dalam ditelan oleh vaginanya, gerakan tangan Winny mengoral vaginanya dengan dildo semakin lama semakin cepat…cleeppp..cleeppp..cleeeppp suara vagina basahnya yang dihajar oleh dildo itu terdengar mengisi ruang kamar mandi.

    “Winny sayang bangun nak! Udah siang nih.” tiba tiba suara mama Winny terdengar keras dari depan pintu kamar Winny, membuat gadis cantik yang tengah berusaha mencapai orgasme itu terkejut..

    “I..Iya..ya Ma.. ni Winny lagi mandi Ma!” Sahut Winny tanpa menghentikan gerakan dildo yang keluar masuk Vaginanya.

    “Tanggung ah dikit lagi udah mau keluar nih.” pikir Winny, Winny kemudian menyandarkan tubuhnya di tembok dan masih dalam keadaan duduk di bibir bathup, tangan kanannya semakin cepat menggerakkan dildo keluar masuk vaginanya.

    Sementara jemari lentik tangan kirinya mengusap usap benjolan daging kecil di antara belahan bibir vaginanya yang merekah, cleeppp..cleeeppp.cleppp.cleeepp…

    “Mmmpphhh., ahhhhh..,sshhhhh” erangan nikmat yang keluar dari bibir sexy winny bersahutan dengan suara berkecipak di vaginanya,, tak lama kemudian Winny mengerang tertahan.

    “Enggghhh… ahhhhh mmmpphhh” sambil membenamkan dildo dalam-dalam ke liang vaginanya, tubuh Winny mengejang beberapa saat, kenikmatan orgasme yang menyerang tubuhnya mengiringi semburan cairan kewanitaan membasahi kepala dildo yang masih hangat terjepit didalam vaginanya.

    Beberapa saat kemudian Winny menarik dildo keluar dari liang nikmatnya, plooop… terdengar bunyi saat kepala dildo itu terlepas dari jepitan bibir vagina Winny.

    “Uhhh lega rasanya..” gumam Winny pelan sambil mengatur nafasnya yg masih memburu, dadanya kembang kempis mengikuti irama nafas membuat payudara Winny berayun ayun naik turun.

    Pukul 9.30 Winny sampai di boutique bajunya, gadis cantik itu melangkah memasuki boutique miliknya yang dibuka beberapa tahun lalu, sejumlah karyawanya yang sebagian besar wanita tengah merapikan manekin dan baju-baju yang akan dipajang.

    “Pagi mbak Winny.” sapa Eko salah seorang karyawan cowok di boutique Winny, ada 3 cowok yang kerja disana, salah satunya Eko sebagai tukang bersih bersih dan pekerja serabutan. ” Pagi mas Eko.” jawab Winny sambil tersenyum.

    Winny melangkah masuk ruanganya tapi mata Eko masih menguntit bongkahan pantat bosnya yang besar padat dan menggiurkan, apalagi Winny saat itu mengenakan rok spandek ketat membuat pantatnya tercetak jelas dibalik rok berwarna biru tersebut..

    Pikiran Eko sekejap melayang membayangkan nikmatnya saat kontolnya menyapa lubang pantat Winny dengan posisi nungging.

    “Woi bengong aja kamu!” suara wanita centil mengagetkan Eko dan membuyarkan lamunan mesumnya.

    “Eh neng Sena.., heheh bikin kaget aja” gadis cantik yang mengagetkan Eko tadi adalah
    Aldira Chena, sahabat Winny yang ikut andil dalam usaha boutique Winny.

    Aldira Chena yang lebih sering dipanggil Sena juga tak kalah cantik dan seksi dibanding Winny, walaupun ukuran payudaranya tak sebesar Winny tapi cukup montok dan mengundang
    birahi, apalagi tubuhnya yang lebih tinggi dari Winny berbentuk biola, ramping dan padat membuat Eko ingin menghayal mesum lagi.

    “Winny mana Mas?” Tanya Sena.
    “Didalem tuh neng baru aja masuk”.

    “Pagi say, koq gak bales bbmku sih?” tanya Sena sambil menghempaskan pantat semoknya disofa.
    “Sory say maklum pagi gini sibuk bales chat nih…” sahut Winny sambil memainkan smartphone dengan jemari lentiknya.

    ” Oya Win, kamu masih inget Alex gak?”
    “Oh si bule aussie yang waktu ini kesini ya? kenapa emangnya?” jawab Winny.
    “Iya, aku semalam quickie ama dia lho hihihih…” Sahut Sena sambil terkekeh.
    “Beneran??? Trus gimana? Cerita lengkap dong..”

    Winny sangat antusias mendengar cerita sahabat karibnya, segera Winny bangkit dari kursinya dan duduk di samping sohibnya tersebut, mereka berdua memang sering sharing seputar percintaan dan sex satu sama lain tanpa rasa malu.

    “Nih liat kalo gak percaya.” Sena mengeluarkan Hpnya dari tas dan menunjukkan sebuah video.
    “Gila kamu Sena,, kamu rekam??” wajah winny terlihat kaget, dia tidak menyangka temennya mau aja direkam saat beradegan sex.

    “Hehe..bukan aku sih yang ngerekam tapi si Alex, dia rekam diem diem, tahu-tahunya besoknya aku dikirimin ginian ama dia.”
    “Bawa sini!”, Winny merebut Hp Sena, matanya tanpa berkedip menatap layar smartphone di genggamannya.

    Saat menekan play terdengar suara erangan erangan penuh nikmat “Ahhhh…yesss..harderr baby..ahhh yea…”.
    “Sssstttt…., kecilin suaranya..buset dah.” pekik Sena.
    “Sory..sory lupa ngecilin hehehe…” sahut Winny sambil menekan tombol volume.

    Nampak adegan dimana si Alex bule yang berbadan tinggi besar namun perut agak buncit itu tengah berdiri disamping ranjang, Hp yang digunakan untuk merekam sepertinya diletakkan di sudut kamar sehingga viewnya lebih luas.

    Sementara itu Sena yang masih menggunakan bra hitam dan Gstring sewarna jongkok di depan Alex, nampak mulut sexy Sena mengulum kontol putih kemerahan yang mencuat di antara selangkangan Alex yang hanya mengenakan kaos tanpa celana lagi.

    Bule berkepala plontos itu menengadah sambil sesekali mengerang nikmat, dengan lihainya Sena memainkan batang kontol bule yang besar dan panjang tersebut.
    “Slrrppp.slrrpp..cleppp..clepppss…” suara sepongan mulut Sena terdengar jelas walau agak lirih karena volume Hp yang sudah dikecilkan.

    Tangan kanan Sena aktif meremas lembut peler Alex sementara lidahnya menjilat dan menari mengusap kepala kontol Alex di dalam mulutnya.

    Melihat adegan tersebut Winny menelan ludah sambil membayangkan dirinya yang tengah mengoral kontol Alex.

    Dalam video tersebut Alex nampak sangat menikmati hangatnya mulut Sena, lalu kedua tangan bule yang berbulu tersebut memegang kepala Sena dan menekannya ke arah selangkangan.

    Otomatis kontol Alex yang besar melesak lebih dalam memenuhi mulut Sena, beberapa kali ujung kontol Alex membentur kerongkongan Sena.

    Beberapa saat melakukan deepthroat Alex mempercepat hentakan tangannya maju mundur, kepala Sena seperti mengangguk angguk mengikuti gerakan tangan Alex.
    Pinggul Alex juga bergoyang cepat, terlihat seperti Alex sedang mengentoti mulut Sena.

    “Ughhh…mpphh..uhhkkk..uhukk..” Sena tersedak beberapa kali saat Alex memaksa kontolnya masuk lebih dalam.

    Walaupun hanya setengah batang kontol yang masuk namun beberapa kali ujungnya menabrak kerongkongan Sena membuat gadis sexy itu tersedak.

    Alex melepaskan senjatanya dari mulut Sena, air liur gadis itu menetes dari sela-sela bibir sexynya dan turun membasahi belahan payudara yang masih terbungkus bra.
    Dengan sigap Alex membuka kait tali bra Sena dan nampaklah susu yang indah bulat menggantung dihadapan Alex.

    Alex menempelkan ujung kontolnya pada belahan dada Sena yang basah, lalu menggesekkan maju mundur.

    Sena memegang kedua payudaranya dan merapatkan ke arah kontol pria bule yang baru dikenalnya beberapa hari tersebut.

    Batang kontol Alex yang mengkilap basah terjepit hangat di antara kedua toket Sena, lalu Sena menggerakkan payudaranya naik turun untuk mengocok batang kontol Alex.

    “Uhhh..yeah..titfuck babe, ayo lebih cepat.” kata Alex dengan logat asingnya, karena kontol Alex yang panjang, sesekali ujung benda tumpul itu menyentuh dagu Sena.
    Sena menjulurkan lidahnya menjilat ujung kontol yang timbul tenggelam di tengah belahan dadanya.

    Wajah Winny merah padam menahan nafsu melihat adegan adegan di Hp temannya.
    “Mmmm.. kamu horny ya say?” kata Sena lirih melihat wajah Winny yang tak mampu menahan gejolak birahi.

    “Iya lah..secara aku masih normal kan, liat adegan gini jelas horny dong.” sahut Winny ketus.
    “Bahaya nih,, trus siapa yang kamu ajak ML ntar? Atau…. Selfserve? Hihihi…” canda Sena.
    “Kamu tau sendirikan, aku udah putus ama Andi bulan kemarin.. sekarang gak ada partner tempur..uhhh…” jawab Winny.

    Mata Winny kembali menatap layar Hp, adegan sudah berganti , Sena sudah telanjang bulat dan menungging di pinggir ranjang.

    Wajah Alex terbenam di antara bongkahan pantat montok Sena, walau tak terlihat jelas karena sudut kamera yang tidak memungkinkan tapi sudah bisa ditebak apa yang tengah Bule tersebut lakukan.

    “Emhhhsss… come on honey..ahhh masukkin.. uhhh lebih dalam..shhh…” Sena meracau menahan nikmat saat lidah Alex yang besar masuk menelusuri liang vaginanya.

    Pinggul Sena bergoyang tak beraturan menahan birahi yang sudah membuncah, Alex menghentikan gerilya lidahnya dari vagina Sena dan menggantikannya dengan kedua jarinya yang besar.

    Jari Tengah dan telunjuk Alex mengobel liang vagina Sena yang sudah basah kuyup, sambil terus memainkan jemarinya di liang sorga Sena, Alex aktif menjilati bongkahan pantat Sena yang kenyal.

    Lidahnya turun menyusuri pantat Sena dan berhenti di lubang anus.
    “Ahkkk shhhh..its great.. ufffff..” Sena kembali mendesah nikmat karena serangan pada vagina dan anusnya, lidah Alex mencucuk-cucuk lubang pantat Sena membuat sensasi lain yang begitu menggetarkan.

    Mister Sange – Kumpulan Cerita Sex Fiksi
    Tok..tok..tok…, Seseorang mengetuk pintu ruangan Winny, membuat kedua gadis sexy dalam ruangan itu terkejut.

    “Busett dah..siapa sih ganggu aja..” Winny menggerutu.
    “Masuk…” Winny mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk.
    “Maaf ganggu mbak bos… ini kiriman paket bajunya udah datang, mau taruh dimana?” kata Pak Hendra salah seorang karyawan pria di boutique Winny.

    “Langsung masukkin aja ke gudang dulu pak, tapi suruh si Rista ngecek dulu barangnya ya dan inventory sekalian..”Sahut Winny sambil tersenyum.

    Pak Hendra adalah karyawan Winny yang sudah lama bekerja di Boutique, dia membantu Winny untuk mengirim orderan yang dipesan secara online, Pak Hendra yang berumur 40 tahun tersebut selalu memanggil Winny dengan kata Mbak Bos.

    Sedangkan Rista adalah karyawan wanita Winny bagian akunting dan admin, Rista juga masih saudara sama Winny.

    “Ehh lupa gak di pause..” celetuk Winny setelah Pak Hendra meninggalkan ruanganya.
    Adegan di Hp terus berlanjut dan Winny kembali focus melihat ulah sahabatnya di dalam rekaman video tersebut.

    Sudah beberapa adegan berlalu, terlihat di layar Hp Sena tengah duduk di atas tubuh besar Alex yang terlentang diatas ranjang.
    “Uhhh… shhh kamu punya vagina sempit sekali.” puji Alex dengan logat englishnya.

    Plakk plakk plakkk..suara lirih dari speaker Hp terdengar seiring goyangan pantat Sena naik turun, batang kontol Alex terlihat timbul tenggelam ditelan bibir vagina Sena.

    Beberapa menit dengan gaya woman on top Sena merubah posisinya, dia memeluk tubuh Alex dan berguling ke samping sehingga posisi Alex yang sekarang di atas tubuh sintal Sena.

    Kedua tangan Alex meremas gemas bukit kembar Sena yang mencuat menantang sementara itu pinggul Alex bergoyang maju mundur menggesek gesekkan batang kontolnya di dinding vagina Sena.

    “Shhh.. ahhhh… keep going babe… terus lebih dalam.” Sena benar benar terbuai oleh kontol si Bule ini.

    Alex mempercepat ritme goyanganya dan menambah sedikit hentakan hentakan saat kontolnya terbenam penuh di vagina Sena.
    Suara erangan bersautan diiringi bunyi pinggul Alex yang membentur pangkal paha Sena, tubuh mulus Sena berguncang mengikuti alur sodokan kontol Alex.

    “Ahhh..aku keluar..uhhh I cum, please..harder.. fuck me harder..” pinta Sena yang sudah akan mencapai puncak kenikmatannya.

    Beberapa detik kemudian Sena mengerang dan menggeliat “Shhhh…ahhhh keluar… mhhhh…”
    Tampaknya cairan kewanitaan Sena tak terbendung lagi, keluar dengan begitu deras menyiram kepala kontol Alex yang masih tenggelam di vagina Sena.

    Setelah beberapa kali tubuh Sena mengejang hebat akhirnya Sena terkulai lemas dengan nafas tersengal.

    “Sorry babe, aku keluar duluan.” Kata Sena dengan nafas memburu.
    “Its Ok, kamu bisa bantu aku oral sampai keluar.” jawab Alex sambil tersenyum dan mengecup bibir sexy gadis yang masih ditindihnya.

    Plopp… Alex mengeluarkan senjata tumpulnya yang masih hangat berendam cairan dari dalam vagina Sena, lalu menyodorkannya ke wajah Sena.
    “Mpphhh..mmpphhh..” tanpa rasa jijik Sena melumat habis kepala kontol yang berlumuran cairannya tersebut, tangan kirinya mengocok batang kontol Alex dengan cepat.

    “Arggghh..sshhhh.. sebentar..sebentar lagi keeluarrr.” erang Alex tak tahan kuluman mulut Sena yang liar.
    Tiba tiba Alex menarik kontolnya dan mengocok dengan tangannya sendiri sambil mengarahkan ujung kontolnya ke wajah Sena.

    Sena menyibakkan rambut panjangnya yang menutup sebagian wajah cantiknya untuk bersiap menerima semburan sperma hangat si Bule.

    “Ahhhh..shhhh….emmmmmhhh” Alex mengerang dan mengejang diiringi semburan cairan putih kental yang muncrat dari lubang kencingnya membasahi sebagian wajah Sena.
    Sena membuka mulutnya sedikit sambil memejamkan mata ingin merasakan sperma Alex yang masih menyembur beberapa kali.

    Sedikit semburan meluncur ke dalam mulut Sena dan gadis itu menelanya bulat bulat, lalu Sena meraih batang kontol Alex dan membersihkan sisa sperma pada lubang kencing dengan lidahnya.

    Setelah itu Sena berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sementara Alex berjalan mendekati kamera dan mengambil kamera yang telah merekam semua adegan bokepnya dengan gadis Indonesia tersebut.

    “Ihh tu Bule gede banget ya tongkatnya hehe..” kata Winny sambil mengembalikan Hp kepada Sena.
    “Iya dong… pokoknya bikin puas loh.” jawab Sena “Emmm kamu mau nyoba gak Win?”
    “Ahh gila aja, orang kenal juga baru masak langsung main hajar aja.” tolak Winny.

    Ya Alex memang baru dikenal kedua gadis cantik itu beberapa hari ini, saat itu Alex yang punya bisnis konveksi di Aussie ingin menawarkan beberapa produknya untuk dijual di Boutiqe milik Winny.

    Sena yang emang kegatelan kalo lihat cowok bule langsung PDKT sama Alex, dan tanpa ba bi bu lagi dia sudah berhasil membuat rekaman video sex layaknya Ariel vs Cut Tari.
    “Win aku cabut dulu ya, mau ketemu Alex jam 12 nanti..” kata Sena sambil melangkah ke pintu.
    “Ciee yang habis ML bareng sekarang mau lunch bareng..ya udah sono, hati hati dijalan say.”

    Sepeninggal Sena sekarang Winny sendiri diruanganya, pikirannya masih melayang membayangkan nikmatnya Sena yang tengah di cumbu Alex.
    Hasratnya untuk bersetubuh semakin menguat, dia berpikir tak mungkin ngentot sama karyawan cowoknya, dan memutuskan untuk masturbasi di sofa.

    Winny memejamkan matanya dan mulai membayangkan seorang pria tengah menjilati liang vaginanya, tangan kanannya secara reflek menyingkap rok ketatnya dan menariknya ke perut membuat G string birunya terlihat jelas.

    Gundukan vagina Winny yang masih dibalut Gstring tersebut nampak sedikit basah, jemari Winny mengusap lembut permukaan vaginanya dari luar, kemudian menyibakkan kain Gstring ke samping membuat Vaginanya yang merekah terasa agak dingin disapa udara AC dalam ruangan.

    Sementara itu tangan kiri Winny aktif meremas remas payudaranya sendiri yang masih tertutup bra dan kemeja putih.
    Tanpa Winny sadari pintu ruangannya belum tertutup rapat oleh Sena saat keluar tadi.

    “Eko sini!” Rista memanggil Eko yang tengah merapikan paket baju yang baru datang.
    “Kenapa mbak Rista?” Eko menghampiri Rista yang tengah asyik mengetik di laptop.
    “Tolong kasih mbak Winny ya, ini laporan inventory barang yang baru dateng tadi.” Perintah Rista sambil menyerahkan map ke Eko.

    “Siap Bos!” sahut Eko yang langsung bergegas menuju ruangan Winny.
    Saat akan mengetuk pintu ruangan Winny Eko terperangah melihat pemandangan langka.

    Terlihat Winny yang tengah asyik mengobel vaginanya dengan jarinya sendiri, karena sofa tempat duduk Winny menempel sejajar dengan tembok pintu masuk jadi Eko bisa melihat kelakuan Winny dari samping.

    Eko seperti mendapat durian runtuh, Bos pujaannya yang menjadi bahan onaninya setiap hari kini benar benar nyata menampakkan keindahan vaginanya di depan Eko.

    Tanpa pikir panjang Eko merogoh saku bajunya dan mengeluarkan Hp cinanya, Eko merekam adegan Winny yang tengah bermasturbasi ria dengan Hpnya, walaupun gambarnya agak burem yang penting Eko sudah memiliki bahan coli yang nyata.

    “Shhhh..ahhhh..sshh” Winny mendesah lirih, tangan kirinya kini sudah bebas meremas payudaranya dan memainkan putting susunya sendiri tanpa terhalang kemeja, Winny sudah melepas beberapa kancing atas kemejanya dan menurunkan branya.

    Payudara berukuran 36B tersebut mencuat menantang membuat Eko menelan ludah, ingin rasanya Eko menghampiri Winny dan memperkosanya tapi Eko masih bisa menahan diri, dia takut dipenjara.

    Beberapa menit berlalu, kontol Eko yang sudah dari tadi tegang diusap-usap oleh tanganya sendiri dari balik celana jeans yang dipakainya, tangan satunya lagi mengepit map di ketiaknya sambil merekam adegan bersejarah tersebut.

    Winny semakin intens memainkan bibir vaginanya, kemudian memasukkan dua jari lentiknya kedalam liang sorga tersebut, jarinya semakin cepat mengocok vaginanya.
    Clepp..cepp.ceepp suara tersebut terdengar oleh Eko membuat Eko semakin blingsatan menahan birahi.

    Apalagi diiringi desahan Winny yang semakin tak karuan.
    “Ahhh..ehmmmm shhhh..” Winny mendesah agak keras tanpa menyadari karyawannya tengah mengabadikan momen tersebut.

    Beberapa menit kemudia Eko melihat Bos cantiknya mengejang beberapa kali dan melenguh tertahan.

    “Ahkkkkk…ohhhhhsss…” Eko tahu Winny tengah mencapai orgasmenya, tangan Eko tak bergeming sedikitpun mengarahkan Hpnya ke selangkangan Winny, tampak cairan bening menyeruak keluar dari sela sela bibir vagina Winny dan membasahi sofa yang didudukinya.
    Winny istirahat sebentar mengatur nafasnya dan menikmati sisa sisa orgasmenya yang nikmat, kemudian merapikan bra dan kancing kemejanya.

    MisterSange – Kumpulan Cerita Sex Selebgram
    Tangan Winny meraih Tissue di meja depan sofa dan menyeka cairan nikmat yang membasahi vagina dan selangkanganya, lalu mengembalikan posisi Gstringnya yang tersibak kesamping seperti semula.

    Eko segera menyimpan video berharganya tersebut dan pura pura mengetuk pintu ruangan Winny.

    “Iya masuk.” sahut Winny yang sudah berpakaian rapi dan tengah menyeka keringat didahinya dengan tissue.

    “Mbak ini laporan inventory barang yang dating tadi, udah selesai dikerjain sama mbak Rista..” kata Eko sambil pura pura tidak mengetahui apa yang dilakukan Winny beberapa menit lalu.

    “Ok taruh aja dimeja ya, oh ya Eko tolong beliin aku float donk, haus nih” perintah Winny sambil membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang 50 ribuan.
    “Ok Siap Bos!” Sahut Eko lalu melangkah pergi meninggalkan Winny yang masih kelelahan.

    Eko berpikir untuk mengancam Winny dengan Videonya tersebut, Dia ingin mengajak Winny bersetubuh dan jika Bosnya menolak maka Eko akan menyebarkan Video masturbasi Bos cantiknya itu.

    “Hahaha ini ide bagus” pikir Eko sambil berjalan ke toko Ice cream di samping boutique Winny.
    “Berapa mbak?” Tanya Eko saat menerima Float yang dipesan Winny.
    “20 ribu mas.” sahut mbak pelayan toko.

    Eko mengeluarkan Uang 50 ribu yang disimpanya disaku baju, tak sengaja Hpnya ikut tertarik dan jatuh kelantai.
    Praakkk… Hp cina Eko jatuh dan menjadi beberapa bagian terpisah.

    “Ahhh sial!” pekik Eko sambil memungut casing, baterai dan bagian hp lain yang tercerai berai, kemudian mencoba memasangnya lagi.
    Setelah membayar Eko berusaha menghidupkan Hpnya tapi beberapa kali dirinya menekan tombol On masih juga belum menyala.

    “Kampreettt…tai..gagal rencanaku dapetin tubuh Winny” gerutu Eko dalam hati.
    Beberapa saat kemudian Eko sadar kalau video itu tersimpan di memory sticknya.
    “Hahaha yang penting memorynya masih utuh.” Eko tersenyum jahat dan melangkah kembali ke Boutique Winny dengan sejuta hayalan dan rencana.

    Bali Trip
    Brrrmmmmm…brmmmmmm… Suara motor Eko terdengar kencang, Eko sudah tak sabar untuk segera pulang lalu ke counter Hp temennya untuk memperbaiki Hp cinanya yang rusak.

    Dalam Hp itu ada secercah harapan Eko untuk bisa menikmati tubuh sexy Bosnya, Winny Putri Lubis, rekaman video Winny yang sedang bermastubasi di boutique yang tersimpan di memory stick Hpnya akan Eko gunakan untuk memeras Winny.

    “Bro bisa benerin Hp gua gak?” Eko menyodorkan Hp kepada penjaga counter yang merupakan temannya sendiri.
    “Kenapa? Mati?” Jawab teman Eko singkat.
    “Iya nih, tadi jatuh.”

    “Bentar gua periksa dulu” Teman Eko segera membongkar Hp tersebut setelah beberapa menit melakukan pengecekan dia mengeleng gelengkan kepalanya.
    “Gimana bro? bisa dibenerin?” Eko bertanya cemas..

    “Mampus total bro IC nya ada yang rusak nih, kalo HP lu Samsung bisa gua ganti IC nya, tapi kalo Cina gini udah tamat riwayatnya bro.” ujar teman Eko sambil memasang kembali Hp mati tersebut dan mengembalikan ke Eko.

    “Ahh sial.. ya udah deh coba loe ambil memory sticknya aja terus pasang di laptop loe, gua mau liat isinya doank” Pinta Eko.

    Beberapa File Video tersimpan di memory stick Eko, ya Video video bokep JAV tapi video rekaman Winny tak ada disana.

    “Eh koq gak ada ya? Tadi padahal gua ngerekam video koq gak ada tersimpan disini?”
    Wajah Eko terlihat sangat kecewa, harapan satu satunya untuk bisa menjilati vagina bos cantiknya sirna sudah.

    “Ahh loe yang bego, ini video hasil download semua, kalo ngrekam pake HP biasanya foldernya nyimpen di memory HP bukan memory stick, kecuali loe rubah setting defaultnya, liat galleri foto foto yang diambil kamera juga gak ada kan?” Teman Eko menjelaskan panjang lebar.

    “Kalau gitu bisa gak ambil data di memory HP yang udah mati bro?” Tanya Eko penuh harap.
    “Gak bisa bro, Hp lu mati total memorynya gak akan kebaca di laptop”
    Sahut teman Eko.
    “Ohhhh modarrr aku… gagal..gatot gagal total dah.” batin Eko menahan kecewa.

    Drrrttt…drrrtttt… Smartphone Winny bergetar menandakan ada chat masuk.
    ” Hi Winny salam kenal, saya Ricky dari Denpasar Bali, saya mau menawarkan kerjasama untuk pemasaran kain-kain pantai dari Bali, kalau Winny berminat silahkan hub saya, trims.” Winny membaca chat BBM tersebut dengan seksama.

    “Wao kain pantai dari Bali?? Boleh juga nih buat nambahin koleksi di boutique dan OL shop aku” pikir Winny antusias.
    Lalu Winny segera menelfon no ponsel yang ada di pesan tadi.

    Terlihat Winny berbicara serius dengan orang yang ditelfonnya beberapa menit kemudian dia menyudahi pembicaraan tersebut dan menelfon temannya Aldira Chena (Sena).
    “Halo Sen, kamu lagi sibuk?”
    Terdengar suara agak gaduh ditempat Sena.

    “Emm gak juga.. ke kenapa Win..mhhhh..” Sahut Sena diujung telfon.
    Suara Sena yang terbata bata sambil mendesah membuat Winny heran apa yang tengah dilakukan sahabatnya itu.

    “Kamu kenapa Sen? Koq suaramu gitu, kamu lagi jogging ya?” Tanya Winny penasaran.
    Winny tak tahu saat itu Sena tengah bercinta dengan Alex, Bule Aussie yang kini jadi TTM (Teman Tapi Mesum)nya Sena.

    ” Hehehe gak koq ni lagi sama Alex,, mmm kenapa say?” jawab Sena berusaha menahan agar tak mengerang nikmat, padahal tubuhnya dalam posisi menungging dan mengelinjang liar mengimbangi sodokan konthol Alex dari belakang.

    ” Ahh kamu pasti lagi ML ya? Eh besok ketemu di Boutiqe ya, ada bisnis nih” kata Winny.
    “Ohh ok deh..see u tomorrow” Sena menutup pembicaraan lewat HP tersebut dan melanjutkan aksi duel kelaminnya dengan Alex.

    Winny mendengar langkah kaki mendekati ranjangnya, sosok itu berjalan semakin dekat dan menyentuh paha mulus Winny yang tersingkap.
    Sepertinya Winny mengenal sosok tersebut.

    “Eko.. kamu ngapain di kamarku?” Winny membangunkan tubuhnya yang hanya berbalut piyama tidur tanpa bra dan cd.
    Eko duduk disamping Winny diatas ranjang dan membelai lembut kepala bos cantiknya.

    “Eko koq kamu diam,, kamu mau ngapain disini?” Bukannya berontak Winny hanya menatap dalam wajah Eko karyawannya yang seumuran dengannya.
    Eko tak menjawab, lalu tiba tiba Eko memeluk tubuh Winny dan menghujani bibir mungil Winny dengan ciuman ciuman ganas.

    Lidah Eko memaksa menyeruak masuk dari sela sela bibir Winny membuat Winny agak gelagepan.
    “Emmmhhh..emhhhh..” hanya suara tertahan yang keluar dari mulut Winny karena disumpal dengan lidah Eko.

    Anehnya Winny tak melawan justru membiarkan anak buahnya itu mencumbuinya dengan kasar, bahkan Winny mulai terangsang dengan serangan serangan Eko.
    Tangan Eko tak tinggal diam, diremasnya toket Winny dari luar piyama, karena tak mengenakan bra maka daging kenyal nan besar itu terasa sekali di genggaman tangan Eko.

    “Ahhhss… E.eeko..ahhh mmmhh” Akhirnya Eko melepaskan cumbuanya dari bibir Winny sehingga Winny bisa melenguh melampiaskan nikmat yang dirasakannya.
    Ciuman Eko berpindah ke leher jenjang Winny, beberapa cupangan merah dibuat Eko di kulit leher bos cantiknya yang mulus.

    Tangan Eko sudah berpindah dari dada Winny turun kepaha, sementara tangan satunya lagi memeluk pinggang Winny.

    “Ahhhsss nikmat Ko.. uhh teruss…terusinn..” Erang Winny saat tangan Eko yang bergerilya di paha mulus Winny mulat merambat mengusap permukaan vaginanya.

    Karena Winny tak mengenakan cd maka sekali singkap piyama itu tak lagi menutupi daerah kewanitaan Winny, jemari Eko dengan leluasa menggesek belahan bibir vagina Winny yang nampak mulai basah.

    “Ehhmmm…. Kocok Ko..uhhhh yea…shhhh trusss ….” Winny mulai liar menyuruh Eko melanjutkan aktifitas jemari yang bersarang di dalam vaginanya.
    Tangan Winny bergerak mencari senjata pamungkas Eko, gadis itu agak kaget saat tangannya menyentuh benda keras dan panjang di bawah perut Eko.

    Entah sejak kapan Eko sudah tak memakai celana dan cd lagi, hanya kemeja kerjanya yang masih melekat di tubuh Eko.
    Winny tak menyangka kontol anak buahnya itu ternyata lumayan juga, walau tak terlalu besar tapi begitu keras dan panjang dengan warna hitam dan dihiasai helm kemerahan.

    “Ehmmm…emmmmm..ehmmm” suara itu yang pertama kali terdengar dari mulut Eko sejak dia masuk kamar Winny.

    Dengan jemari lentiknya Winny membelai kepala Kontol Eko yang mengacung menantang.
    Eko menghentikan kocokan jarinya dari dalam vagina Winny, lalu berdiri dan mengarahkan batang kontolnya yang berayun ayun kehadapan wajah bos cantiknya tersebut.
    Winny masih duduk di tepi ranjang dan segera menyambut sodoran sosis keras dihadapannya,.

    “Slrrrppp…slrupp..emhhhh…mhhhh” desahan Winny tertahan batang kontol Eko yang menyumbat mulut Winny, lidah Winny bermain main didalam mulutnya menjilati lubang kencing anak buahnya itu.

    ” Shhhh….Shhhhh…..” hanya desisan dari mulut Eko yang keluar saat Winny mengoral penisnya.

    Beberapa saat kemudian Eko menarik lengan Winny untuk menyuruhnya berdiri, lalu pria bertubuh kurus jangkung itu menarik simpul tali piyama Winny membuat bagian depan tubuh sexy Winny terbuka lebar.

    Eko diam sesaat menikmati pemandangan indah tubuh Bosnya yang cantik dan sexy.
    Lalu Eko berlutut dihadapan Winny sehingga wajahnya berada persis didepan gundukan daging berbulu rapi dan beraroma khas vagina.

    Tangan Eko memegang paha Winny dan mengangkatnya agar satu kaki Winny berpijak diatas ranjang sehingga selangkangan Winny terbuka lebar dan membuat Eko lebih leluasa menikmati vagina ranum milik Winny.

    “Ahhhh Shhhhh… Ahhh..” Winny mendesah nikmat sambil menekan kepala anak buahnya yang terbenam di antara jepitan pangkal pahanya.
    Permainan lidah Eko yang lihai mengorek dinding vagina Winny membuat gadis itu menggeliat nikmat.

    “Udahh.. udah Ko.. aku gak mau keluar duluan..” kata Winny sambil mendorong kepala Eko menjauhi selangkanganya.

    Eko paham keinginan Bos cantiknya untuk segera menuju babak utama, Winny melepaskan piyamanya yang sudah tak terikat lagi sehingga tubuhnya benar benar bugil.
    Bentuk tubuh Winny yang sexy dan mulus sudah benar benar seperti pemain Bokep JAV professional, tak kalah dengan tubuh maria ozawa atau Sora Aoi.

    Eko kemudian memeluk tubuh Winny masih dalam keadaan berdiri, diangkatnya satu kaki dengan tangannya sehingga kaki Winny menggantung di pinggang Eko.

    Winny memegang batang kontol Eko dan mengarahkannya kedalam goa kenikmatannya.
    Vaginanya yang sempit seperti enggan menerima tamu sebatang kontol hitam yang berusaha masuk, namun akhirnya karena cairan pelicin dari dalam vaginanya terus keluar membasahi kepala kontol itu maka akhirnya pertahanan bibir vagina Winny runtuh.

    Perlahan tapi pasti kontol Eko bergerak masuk menyusuri sempit dan hangatnya dinding vagina Winny.
    Eko terus mendorong pelan rudal tumpulnya sampai kepala kontolnya menabrak mulut rahim Winny.

    “Uhhh.. panjang juga ni kontol..” pikir Winny saat merasakan benda keras itu menusuk bagian liang vagina yang terdalam.
    Eko mendiamkan Kontolnya beberapa saat menikmati kedutan dan pijatan dinding hangat vagina Winny yang basah.

    Jlebbb..jlebbbb..jlebbb.. mendadak Eko mulai menggoyangkan pantatnya dengan kasar membuat liang sorga Winny tersodok sodok keras.
    “Ahhhhkkk…shhhh..” Pekik Winny tertahan ada sedikit rasa nyeri pada dinding vaginanya karena masih belum beradaptasi dengan kontol Eko.

    Tapi dalam sekejap rasa nyeri tersebut hilang digantikan rasa nikmat luar biasa yang menjalar sampai ke ubun ubunnya.
    Plakkk..plaakkk…plaakkk suara keras tercipta akibat pangkal paha mulus Winny beradu dengan pinggul Eko.

    “Emhhh…srrrppp…emhhh” Eko melumat bibir sexy Winny sambil meningkatkan kecepatan goyangan kontolnya.
    Winny membalas cumbuan Eko, lidah kedua insan tersebut saling bertautan,membelit satu sama lain.

    Sekitar 5 menit mereka bertahan dalam posisi tersebut, lalu Eko mendorong Tubuh Winny keatas ranjang.

    Winny yang terlentang di atas ranjang bagai rusa montok yang siap diterkam serigala.
    Eko memburu mangsanya, menyergap tubuh sintal Winny dan menindihnya.
    Dengan ganas mencumbui Winny, kembali Winny dan Eko saling memagut liar menumpahkan birahi yang membakar mereka.

    Perhatian Eko beralih ke toket Winny yang bulat besar, ciuman Eko turun menyusuri leher Winny dan mendarat di belahan payudara berukuran 36B tersebut.

    Wajah Eko seperti terbenam diantara dua gundukan daging kenyal nan mulus milik Winny. Kedua tangan Eko beraksi meremas dan sesekali memilin puting susu Winny dengan jarinya, membuat si empunya toket menggelinjang geli dan nikmat..

    “AHhhhhss.., Ko masukin lagi.. please..” pinta Winny sambil mengelus batang kontol yang menempel erat di pahanya.

    Eko merenggangkan kedua paha bosnya dan kembali mengarahkan senjatanya ke belahan bibir vagina Winny yang basah merekah.
    Blesss..”Uhhhhgggg….” erangan Winny mengiringi kontol Eko yang meluncur lancar menerobos hangatnya himpitan dinding vagina Winny.

    Gerakan pinggul Eko semakin cepat dan cepat membuat tubuh Winny terguncang,toket Winny berayun maju mundur seirama goyangan Eko.

    Tak ingin cepat keluar dengan posisi itu Eko membalikkan tubuh Winny menjadi telungkup, lalu menarik pinggul Winny ke atas sehingga Winny dalam posisi menungging dengan bertumpu pada kedua lutut.

    Pantat bulat mulus dihiasi lubang kecoklatan itu kini terpampang jelas di depan mata Eko.
    Jlebb..jleebbb jlebbb.. kembali Eko menyodokkan kontolnya dengan gaya doggie.
    Kedua tanganya meremas remas bongkahan pantat Bos pemilik Winny boutiqe tersebut, sambil terus menggoyang Eko meludahi lubang anus Winny dan memainkan jempolnya disana.

    “Uhhhh.., ahhhkkk enak.. Ko.. ahhh shh” Winny mendesah merasakan sensasi lain saat vaginanya disodok kontol bersamaan dengan anusnya yang diobok obok jempol Eko.
    Puas memainkan lubang dubur wanita cantik itu Eko menarik pundak Winny ke atas, punggung Winny yang putih mulus terlihat kontras menempel di dada coklat Eko.

    Kontol berurat yang asyik melaju terus berpacu menggesek lubang nikmat Winny dari belakang, kedua tangan Eko meremas memainkan susu gantung yang berayun ayun maju mundur.

    Winny memalingkan wajahnya ke belakang dan menjulurkan lidahnya, isyarat agar Eko segera melumatnya.

    Tanpa pikir panjang anak buah Winny itu melahap bibir bosnya. Beberapa menit kemudian Winny melepaskan ciumanya dan kembali menungging,” Ahhhkk lebih cepat Ko… sodok yang dalem.. ahh aku mau keluaarr” pekik Winny.

    Eko segera memegang pinggang singset Winny dan menarik kearahnya sementara pantatnya maju menghujamkan kontolnya yang sangat beruntung itu sedalam dalamnya.

    Plakkkk plakkkk plaaakkk.. bunyi keras benturan tak terhindarkan lagi “Ahhhkk.., ahhhkk….”… “Emmmhhh… ohhhhh ya.,, shhh” erangan pekikan dan desahan nikmat bersaut sautan menggema dikamar Winny.

    Mendadak sengatan sengatan nikmat menjalar dari dalam vagina Winny keseluruh tubuhnya.
    “Akk..akku keluaarrrr Ko.., Ahhhhhhhhhhkkkkkk…….” lolongan nikmat Winny menandakan puncak birahi telah tercapai dan deras cairan bening menyembur menggenangi rongga vagina Winny yang masih disumbat penis hitam Eko..

    “Ahhhhhkkkkkkkk.., Erregghhh” Eko menggeram dan menusukan kelaminnya dalam dalam,,croootttt.. croootttt crooottt.. crooottt… empat kali pejuh Eko tersembur keluar dari lubang kencingnya menyirami mulut rahim Winny dan bercampur dengan cairan bening yang sudah lebih dulu tergenang disana.

    Eko dan Winny sama sekali tak bergerak beberapa saat, mereka menikmati sisa sisa kepuasan birahi yang baru saja mereka daki.

    Eko mengatur nafasnya yang memburu sebelum akhirnya menarik kontol yang masih tertancap didalam himpitan daging merah merona tersebut.

    Cairan kenthal berhamburan berlomba lomba keluar dari sela sela bibir vagina Winny, turun menyusuri kulit putih paha Winny yang masih dalam posisi menungging.

    Eko kembali memegang pantat yang masih terpampang didepannya dan sepertinya akan melakukan serangan dadakan ke dalam anus Winny, Winny yang masih kecapekan meronta “Jangan.. jangan Ko.. sakit.. ahkkk jangan!” tapi terlambat, entah dari mana datangnya kekuatan itu membuat kontol Eko kembali ngaceng, lebih keras dan lebih besar dari sebelumnya.

    Dan kontol itu sekarang tengah menyeruak memaksa masuk lubang pantat Winny “Ahhhh sakit.. stoooopppp!”.

    MrSange – Kumpulan Kisah Fiksi Selebgram
    Tok..tok..tok..tok.. “Winny! Sayang ayo bangun.. udah siang nih.” Mama Winny memanggil anak gadisnya sambil mengetuk pintu kamar Winny.

    Mendadak Winny terbangun,bulir bulir keringat tampak menghiasi wajah cantik Winny yang baru bangun.

    “Ahhh.. shitt.. syukurlah semua cuma mimpi.. huh mimpi buruk yang nikmat.”
    Gerutu Winny dalam hati, dirinya tak sanggup membayangkan jika itu benar terjadi dia ngentot sama Eko karyawanya sendiri.

    “Mau ditaruh mana harga diriku nanti.” pikir Winny sambil beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi.

    Pagi itu Winny sampai ke boutiqe agak terlambat, Winny berpapasan dengan Eko dan saling sapa seperti biasa.

    Winny ingin menghilangkan ingatanya tentang mimpi bersetubuh dengan si Eko semalam dan Eko sendiri ingin menghilangkan keinginanya untuk memeras Winny dengan rekaman videonya yang sudah hancur.

    “Pagi say…kenapa kemarin nelfon? Katanya ada yang penting ya?” Sapa Aldira Chena (Sena) yang baru memasuki ruang kerja Winny.

    “Iya Sen, kemarin aku dapet tawaran dari orang Bali, dia mau nyoba jual kain kain pantai khas Bali lewat boutiqe dan OL shop kita” Winny menjelaskan dengan antusias.

    “Oh Ok bagus itu, kita belum ada koleksi sarung atau kain pantai kan?, tapi… kan kita harus liat dulu kualitas dan harganya Win, juga produksinya sekalian kalo memungkinkan” kata Sena menanggapi.

    “Yups, tadi malem aku udah dikirimin beberapa motif dan harganya juga spesifikasi bahannya lewat email, nah makanya besok aku mau ngajak kamu ke Bali ketemu suppliernya dan ngomongin masalah kontrak, gimana?” sahut Winny./

    “Ke Bali?? Besok?? Why not??… ayuk ayuk,,, sekalian refreshing say, kan banyak bule bule ganteng disana hohoho..” Sena nampak berbinar binar mendengar ajakan sahabatnya untuk ke Bali,

    “Isshh kamu ni, baru juga 2 bulan kemarin kita kesana, kaya gak pernah ke Bali aja sih ni anak, lagian tuh si Alex bule plontosmu mau dikemanain??” ,
    “Alex kan cuma cinta satu malam.. eh 3 malam, soalnya 3 kali dapet begituan hihihi” jawab Sena terkekeh.

    “Ok aku sekarang mau booking tiket pesawat ama hotel dulu, kita 3 hari aja disana say, sampai hari minggu, senin soalnya ada temen temen mau ke boutiqe.” kata Winny sambil mengetik di keyboard laptopnya untuk booking tiket online.

    **********

    Hari Jumat pukul 13.00 WITA, Bandara Ngurah Rai Bali terlihat agak lenggang, dua bidadari cantik nan seksi berjalan bak model di catwalk menyusuri koridor pintu keluar.

    Winny yang mengenakan rok terusan ketat berwarna putih dipadu dengan heels hitam yang kontras dengan kulit putih mulus tumit kakinya membuat beberapa pria salah focus, apalagi roknya beberapa senti naik di atas lutut membiarkan paha putih kencang tak tertutup dan menjadi santapan mata mata nakal pria.

    Sedangkan Sena tak kalah hot, dengan tubuh dibalut model yang sama dengan Winny namun bermotif garis hitam putih cukup membuat pria yang menatapnya menelan ludah.

    “Mbak..mbak.. Taxi??” beberapa supir Taxi menawarkan jasa mereka di ujung koridor pintu keluar, mengharapkan dua gadis cantik bagai peri itu mau mendaratkan kedua pantat montoknya di jok Taxi mereka.

    “Nggak, udah ada yang jemput makasih” Sahut Sena ramah sambil mengumbar senyum manis.

    “Hai Winny ya?” seorang pria muda berperawakan macho dengan kulit coklat menghampiri kedua bidadari yang sedang sibuk menolak tawaran jasa para supir Taxi maupun travel.
    “Hai.. Ricky ya?” Winny membalas sapa pria itu sambil menyodorkan tangan mulusnya menyalami Ricky.

    “Sory..sory banget agak telat, maklum macet, jadi gak bisa jemput di gate.” kata Ricky menyambut tangan Winny.
    “Wow mulus banget..kayak keramik.” Ricky bergumam dalam hati.
    “Kenalin ini Sena, teman aku sekaligus yang ikut jadi investor nanti” Winny memperkenalkan Sena.

    “Sena..”
    “Ricky.., wah kalian masih muda, cantik sukses jadi pebisnis juga, hebat.” puji Ricky sambil menyalami Sena.

    “Ahh biasa aja koq, kamu juga masih muda udah jadi pengusaha kan.” jawab Sena berusaha merendah.

    Dalam perjalanan menuju hotel tempat Winny dan Sena menginap mereka bertiga tampak akrab ngobrol ngalur ngidul di dalam mobil Ricky.

    “Bentar lagi nyampe nih, kalian nginep di Hardrock Kuta kan? Emmm.. gak makan dulu? Udah jam makan siang nih, dah lewat malah.” kata Ricky menawari makan siang.
    “Gak deh makasih Rick, langsung ke hotel aja, gak pingin makan, masih jetlag nih.” tukas Winny.

    Terik matahari terasa menyengat membakar kulit orang orang yang berjemur di pantai Kuta.
    “Fiuhh panasnya Bali ya..” Sena menggumam saat mereka bertiga berjalan di lobby hotel.

    “Hehe iya lagi musim panas Sen, liat kulit aku udah kayak sawo busuk hehehe, Ok deh, besok kita ketemu lagi di sini untuk bahas bisnisnya, sekarang aku tinggal ya, aku sebentar lagi ada ketemu klien lain, have fun dan selamat beristirahat dulu.” kata Ricky sambil menyalami kedua gadis cantik itu.

    Setelah membongkar isi koper kedua wanita cantik itu merebahkan diri di ranjang hotel yang empuk sambil memainkan gadget masing masing.

    “Say ntar sore ke pantai yuk, aku pingin renang.” kata Sena memecah keheningan.
    “Ok.. tunggu sunset aja biar gak panas, sekarang aku mau tidur bentar.” sahut Winny sambil memeluk guling dan mencoba menuju alam mimpi.

    Tubuh sexy Winny terguncang guncang, “Say..say..bangun.. woi udah jam 5 lebih nih.” Sena menggoyang goyangkan pundak Winny membangunkan sahabatnya.

    “Emmmhhhh… ya ya..” sahut Winny malas sambil mengucek ucek matanya dengan tangan.
    Kedua gadis itu berjalan santai dengan hanya mengenakan 2pcs bikini dan handuk yang melilit di pinggang mereka.

    Keluar dari hotel mereka berjalan menuju pantai di seberang jalan yang hanya berjarak beberapa meter dari Hardrock hotel.
    Suasana Sunset terlihat lumayan ramai, hampir semuanya didominasi turis asing, hanya beberapa turis lokal yang terlihat diantara bule bule disana.

    ” Woooooo…. Kuta beach, Im comiiiiing…” Sena berlari kecil sambil berteriak setelah meletakkan handuknya dikursi pantai yang disediakan disana.

    Winny mengikuti sahabatnya dari belakang, kedua gadis itu asyik bermain ombak di pinggir pantai, tubuh basah mereka nampak putih berkilau diterpa sinar matahari sore, payudara Winny dan Sena tercetak begitu jelas, bulat padat montok dibalut bikini basah.

    “Hi kalian…” suara seorang lelaki memanggil, Winny dan Sena menoleh bersamaan ke arah suara itu datang.
    “Hai Ricky..” Winny melambai kearah pria yang memanggilnya. Dengan menenteng papan surfing Ricky berlari kearah 2 wanita cantik tersebut.

    “Hai,, ketemu lagi.. hehe, kamu sering surfing disini Ky.” sapa Sena.
    “Iya Sen.. kan rumah aku di Legian, deket dari sini koq, hampir tiap sore kalau ada waktu aku surfing atau jalan jalan aja disini.” jawab Ricky tersenyum.
    “Boleh dong ajarin surfing.” kata Winny.

    “Oh tentu, kamu bisa renang kan yang pasti?” tanya Ricky.
    Sena menyahut, “Dia renang gaya batu aja bisanya Ky, hahahaa”.
    “Enak aja, aku kalo renang kaya hiu tau.. kenceng ngebut..” timpal Winny sewot..

    “Ngebut tenggelemnya?? Hahahah gak gak.. bercanda ja koq, ok sini naik ke board.”
    Ricky menaruh papannya diatas air..
    “Gimana caranya?” Winny tampak bingung.

    “Sini aku bantu, ntar telungkup aja diatas board, nah aku yang bantu dorong ke tengah ntar..”
    jawab Ricky sambil membantu Winny yang berusaha naik ke atas papan surfing.

    Winny telungkup diatas papan sesuai instruksi Ricky, pria berhidung mancung itu sedikit tertegun melihat belahan pantat Winny yang tercetak dari balik bikininya, pantatnya yang sekal membuat Ricky ingin meremas Manja.

    “Ok aku dorong ya, tenang aja, kamu bisa sambil dayung pake kedua tangan biar papannya bisa meluncur, kalo dirasa udah kenceng coba bangun trus jongkok dulu di atas papan..”
    Ricky menjelaskan layaknya instruktur surfer. Beberapa menit kemudian mereka berdua sudah agak jauh dari bibir pantai, Sena tampak masih bermain air sendiri di sana.

    Winny berusaha jongkok walaupun agak takut tapi sedikit dipaksakan dan akhirnya berhasil, gelombang ombak datang agak besar membuat papan yang dinaiki Winny sedikit limbung,
    “Ahhhhh..,Rickyyyy” Winy menjerit panik saat papan nya berguncang dan akhirnya jatuh ke air, namun Ricky dengan sigap menangkap tubuh Winny dan menariknya ke permukaan air.

    “Hehehe santai aja Win, kan jatuhnya ke air juga, lagian gak dalem koq di sini.” kata Ricky berusaha menenangkan gadis cantik itu.
    “Hah..hah.. iya, hehe sory maklum masih newbie.” jawab Winny dengan nafas agak tersengal.

    Tanpa sadar tangan kanan Ricky masih melingkar di pinggang mulus Winny saat dia menarik Winny dari dalam air tadi.
    Momen itu seperti berhenti sejenak, Winny dan Ricky saling menatap satu sama lain, tatapan yang dalam seperti adegan adegan di shitnetron bullshit di tv2 swasta. Tapi tidak berlanjut dengan ciuman lembut seperti shitnetron.

    “So..sory.. ayo lanjut belajar lagi.” Ricky agak tergagap dan menyudahi moment itu.
    “Eh.. iya iya..” Winny juga agak kikuk, sebenarnya Winny sangat merindukan saat saat seperti itu, sudah sebulan lebih tak ada pria yang memberinya perhatian dan kasih sayang, dia sempat berpikir apa Ricky yang akan mengisi kesepian jiwanya sekarang??

    “Woiiii balik siniiii.. udah mau gelap nihhh.” Sena meneriaki dua insan berbeda kelamin yang tengah asyik bercanda sambil berlatih surfing di tengah deburan ombak pantai Kuta.
    “Winny kita balik yuk, tuh kasian Sena kelamaan ditinggal sendiri di sana.” ajak Ricky sambil mendorong papan yang masih dinaiki Winny.

    “Ok dorong aku sampai pinggir ya.. yang kenceng..” ujar Winny.
    “Ok thanks ya Ricky udah repot repot ngajarin surfing tadi.” Winny mengucapkan terimakasih dan mengembalikan papan surfing ke Ricky.

    “Iya santai aja, kalo mau aku bisa ngajarin kalian surfing selama kalian di Bali.” jawab Ricky,
    “Trus aku siapa yang ngajarin??” Sahut Sena,
    “Tenang Sen, besok aku ajak temenku dari Amrik dia lebih jago surfing, biar dia yang ngajarin kamu, gimana?” kata Ricky,

    “Bule? Sapa namanya? Ganteng gak hehe.” Sena mulai kegenitan.
    “Ah dasar ni anak kalo udah bule lain dah ceritanya.” Winny menimpali.
    “Hahaha.. ya ganteng koq, namanya Jhonny, Ok deh ladies, aku balik duluan ya, soalnya mobilku agak jauh parkir dari sini.”

    Ricky berpamitan dan menenteng papan surfingnya berlalu meninggalkan dua bidadari cantik yang tengah mengeringkan badan dengan handuk.

    Tok..tok..tok.. “Breakfast..” suara ketukan pintu di kamar hotel Winny terdengar jelas.
    “Kamu mesen breakfast Sen?” Tanya Winny saat mendengar ketukan di pintu.
    “Iya say, tolong bukain gih, aku lagi ngeringin rambut nih” jawab Sena sambil menggerakkan hairdryer di disekitar kepalanya.

    Winny yang hanya mengenakan tanktop dengan belahan dada rendah dan celana hotpants mini membuka pintu kamar.

    “Ehmm..Pa..Pagi mbak.. ini breakfast yang dipesan tadi..” Pelayan hotel itu agak gugup saat bidadari cantik membuka pintu untuknya.

    Sebagai pria normal wajar jika pelayan itu agak shock melihat penampilan Winny, dia dapat melihat paha putih mulus sampai ke pangkal nya, dan belahan dada yang tak tertutup tanktop menyembul seperti menggodanya, ditambah wajah cantik mulus dan cute Winny seperti boneka sex jepang memecahkan konsentrasi pelayan itu.

    “Masuk mas.. taruh aja di meja.” Winny mempersilahkan pelayan itu masuk.

    Suara music dari band RHCP terdengar mengalun di Lobby Hardrock Café, beberapa Bule duduk menikmati kopi sambil ngobrol satu sama lain. Disini Winny akan bertemu Ricky membicarakan masalah bisnis kain pantai untuk Boutiqe dan OL shopnya, Ricky bersama seorang pria Bule tengah mengobrol saat dua wanita sexy menghampirinya.

    “Hi Ricky.” sapa Winny,
    “Hai juga.” sambut Ricky menyalami Winny dan Sena.
    “Ini kenalin temenku Jhonny yang aku certain kemarin, dia investorku, dia yang modalin usaha kain pantai itu.”, Ricky memperkenalkan teman bulenya kepada dua dara manis tersebut.

    “Winny”.
    “Jhonny, panggil saja Jhon.” kata Jhon sambil menyalami Winny dan Sena.
    “Aldira Chena, panggil saja Sena.” Sena tersenyum manis menebar pesona saat menyalami Jhon yang berwajah ganteng tersebut.

    “Wow..ok punya nih temen Ricky.” batin Sena.
    Satu jam kemudian mereka sudah selesai membicarakan perihal bisnis dan sudah sepakat untuk mengirimkan beberapa sample ke Boutiqe Winny, setelah itu 4 orang tersebut masih asyik bercengkerama, Winny terlihat akrab dengan Ricky, dan begitu pula Jhon dengan Sena.

    Suasana pantai Legian disaat sunset tak seramai Kuta, 2 pria dan 2 wanita berbikini asyik bermain surfing.
    “Jhon pegang yang erat, jangan sampai aku jatuh.” teriak Sena saat berusaha naik papan seluncur.

    “Ok, santai aja, kamu rileks trus telungkup dulu di papan, seperti Winny itu.” kata Jhon yang fasih berbahasa Indonesia, Jhon sudah lama tinggal di Bali, bahkan Jhon menguasai bahasa Bali dengan baik.

    “Yeaaaa.. aku bisa.. aku berdiriiiiii!” Winny berteriak girang saat berhasil berdiri seimbang diatas papan surfing yang meluncur mengikuti ombak.

    Sementara Sena masih berjuang untuk bisa berjongkok di atas papan, berkali kali Sena jatuh diterpa ombak, dan kesekian kalinya Jhon dengan sabar mengangkat tubuh sintalnya kembali ke atas papan.

    Lelah belajar surfing dan berenang mereka berempat memutuskan untuk pulang, dan sebelumnya membuat janji untuk dinner malam itu di rumah Ricky.

    Rok hitam pendek, T-shirt berlogo Bebe di dada dan heels biru tua menjadi pilihan pakaian Winny untuk dinner malam itu sedangkan Sena mengenakan rok terusan biru tanpa lengan yang ketat mencetak lekuk tubuh indahnya.

    30 menit kemudian jemputan dating di depan hotel, Ricky dan Jhon mempersilahkan dua bidadari itu masuk mobil dan segera mereka berempat meluncur kerumah Jhonny yang tidak jauh dari hotel.

    “Rumah kamu sepi banget say?” Tanya Winny kepada Ricky.
    “Cieee udah panggil say sekarang.” canda Sena dan disambut cubitan manja Winny di lengannya.

    “Iya ini rumah peninggalan Papaku, sejak papaku meninggal Mamaku memilih pulang kampung dan tinggal dengan kakek nenekku di Jawa.” jelas Ricky sambil menyiapkan hidangan diatas meja.

    “Ohh kamu aslinya Jawa, aku kirain Bali.” sahut Winny.
    “Mama Jawa, Papa Bali.” jawab Ricky.
    “Yo silahkan dinikmati guys, ini masakan aku, sorry kalo agak gimana gitu rasanya hehe.” Jhonny mempersilahkan mereka makan.
    “Emmmm… enak, enak koq, kamu pinter masak Jhon.” Puji Sena

    Setelah makan makan selesai Jhonny menghidangkan Wine, “Kamu bisa minum wine?” Tanya Jhonny.
    “Ya,, tentu” jawab Winny dan Sena bersamaan.

    MrSange – Kumpulan Kisah Sex Party
    Selanjutnya Winny mengobrol dengan Ricky diruang tengah, sedangkan Sena dengan Jhon berada di taman belakang menikmati angin malam.
    Obrolan Winny dan Ricky semakin hangat dan akrab, Winny merasa nyaman senyaman saat dia masih bersama mantan pacarnya dulu.

    Tangan Ricky membelai rambut Winny mesra dan Winny seperti mematung, bingung harus ngapain, mereka berdua belum resmi pacaran dan baru kenal tiga hari.
    Bibir Ricky mendekat mengecup hangat kening gadis yang duduk di depannya, Winny masih terdiam, Ricky mengangkat dagu Winny dan mengarahkan ciumanya ke bibir.

    “Ahhhh…shhhhh” Suara desahan terdengar membuat Ricky dan Winny terkejut dan membatalkan acara percumbuan mereka.
    “Kamu dengar Rick,?” Tanya Winny
    “Iya, kayanya dari belakang, coba kita cek.”

    Winny dan Ricky terdiam mematung di depan jendela pintu belakang.
    Jelas terlihat di kursi taman Sena tengah duduk mengangkang, rok birunya tersingkap sampai ke perut dan Gstringnya sudah bertengger di lutut sebelah kanan.

    Tangan kanan Sena menjambak rambut Jhon dan menekan nekan kepala bule itu kearah selangkangannya.

    Melihat adegan itu darah Winny bergejolak, jantungnya berdebar, gairahnya bangkit seketika.
    “Ahhhsss.. Jhonn..shhh iyah jilat.. ahhh jilat trussss” Sena mengerang nikmat menerima permainan lidah Jhon yang menggelitik klitorisnya.

    Winny sudah hilang akal, hasratnya yang menggebu tak dapat terbendung, dengan cepat dia memeluk Ricky yang masih menikmati adegan Sena dan Jhon.

    Ciuman Winny di bibir Ricky begitu ganas bertubi tubi, membuat pria itu sedikit kewalahan meladeninya.
    Winny sudah bertekad untuk mengakhiri kemarau di jiwanya dan ingin menikmati kembali kenikmatan kenikmatan bercinta dengan kontol asli, bukan dengan dildo pink langganannya.

    Ricky menggendong manja tubuh sexy Winny yang menggelayut manja dipundaknya, dan merebahkan di sofa di ruang tengah tempat mereka ngobrol sebelumnya.
    Ricky melepas T-shirtnya memperlihatkan otot otot tubuhnya, walaupun tidak terlalu besar dan membentuk tapi sangat macho bagi Winny.

    Winny bangkit dan mendorong Ricky ke sofa dan menduduki tubuh pria berkulit coklat tersebut. “Wow,, easy..easy babe..” Ricky tersenyum melihat keganasan Winny yang menampakkan wujud binalnya saat bercinta.

    Sambil duduk diatas tubuh Ricky, Winny menarik roknya keatas, saat kain rok hitam itu tersingkap terlihat gundukan diselangkangan Winny yang masih berbalut cd dengan warna senada dengan roknya.

    Tanpa pinggir panjang Winny menggeser tubuhnya kearah wajah Ricky dan menduduki wajah Ricky.

    “Ahhhh shhhhhh mmhh” desah Winny saat mulut Ricky menghisap vaginanya dari luar cd.
    Tak mau kenikmatan itu terhalang kain cd, Winny turun dari atas kepala Ricky dan menurunkan cdnya lalu melepas dari kedua kaki jenjangnya.
    Sekarang Winny naik lagi ke kepala Ricky dengan tubuh menghadap ke arah kaki Ricky.

    Semilir angin malam menyapa dedaunan di taman belakang rumah Ricky, angin sejuk itu tak lupa menerpa kulit putih Sena yang tengah asyik duduk diatas pangkuan Jhon, dress biru tanpa lengan itu sudah turun keperut Sena dan rok dibawahnya juga bersatu terlipat diperutnya.

    Benda putih kemerahan sebesar pisang ambon terlihat naik turun dijepit bibir merah vagina Sena, kedua payudara Sena yang menggantung bebas didadanya silih berganti dinikmati mulut Jhon.

    “Ohhhh… yea.. ahhh Jhonnn.. enakk.. shhhh” Suara erangan Sena terdengar semakin jelas dari ruang tengah dimana Winny dan Ricky juga tengah beradu kelamin.
    “Ahhh.. Sena.. kamu..kamu mau coba anal?” Jhon menawari Sena dengan nafas tersengal.
    Sena mengangguk kemudian melumat bibir Jhon, mereka berganti posisi.

    Sena sekarang berdiri dengan badan membungkuk, kedua tanganya berpegang pada kursi taman sebagai tumpuan.
    Dari belakang Jhon menyiapkan kontolnya untuk mencoba penestrasi ke liang dubur Sena,
    “Pelan Jhon… plaseee..” Pinta Sena lirih.

    Jhon tak menjawab dirinya tengah sibuk melumasi lubang anus Sena dengan ludahnya, setelah dirasa cukup basah Jhon mulai menempelkan kepala kontolnya dan menekannya kedalam pantat Sena.

    “Uhhhhhhhhh….uhhhhh” Sena melenguh pelan menahan sedikit perih di anusnya.
    Namun setelah kontol itu terbenam setengah perih itu lenyap, digantikan sensasi nikmat yang agak aneh bagi Sena.

    Jlebb..jlebbb.jleebbb. kontol Jhon bergerak teratur menggesek dinding anus Sena.
    Setelah dirasanya cukup longgar baru Jhon menaikkan RPM nya.
    Plakkk..plakkk plakkkk…” Ahhhh… Ahhhh …Ahhh” Setiap sodokan kontol Jhon diiringi suara kecipak pantat Sena yang membentur pinggulnya dan juga erangan nikmat Sena.

    20 menit berlalu sejak Winny dan ricky mengintip adegan sex Sena VS Jhon di taman,.
    Sekarang Winny berusaha membuka celana jeans Ricky, sambil menikmati permainan lidah Ricky yang menari-nari diselangkanganya.

    “Owwww.. gede juga” pikir Winny sembari menatap seonggok benda seperti sosis yang tegak mengacung didepannya.
    “Emmmhhhh…emmmmm emmmmm” Dengan sigap Winny melumat dan mengulum benda itu membuat pemiliknya menggelinjang nikmat.

    Pantat Ricky bergerak naik turun mengimbangi permainan mulut Winny yang melahap kontolnya.
    Setelah puas dengan gaya 69 Winny menggeser tubuh sexynya maju kearah kontol Ricky yang sudah siap tempur itu.

    Dengan tangannya Winny mengarahkan penis coklat itu untuk memasuki lubang kawinnya.
    Blessss…. Tak perlu usaha lama sang kontol sudah menyapa bagian dalam vagina Winny.
    “Haaa…hahhhhh..hahhhh.” Seperti orang kepedasan Winny mendesah dan menggoyangkan pinggulnya naik turun.

    Kontol Ricky berdiri tegak pasrah dijepit liang hangat vagina Winny, gerakan Winny semakin liar dan tak teratur, kadang berputar kadang naik turun.
    “Ohhhh ohhhhh… yah Win… kamu benar benar liar..ahhh.” kata Ricky disela sela desahan nikmatnya.

    Kursi taman berderit derit menahan goyangan tubuh Sena yang dipompa oleh Jhon dari belakang, sejenak Sena ingat Winny.
    “Hemmm aku kasih aja live show si Winny sekarang, kemarin Video trailernya kan udah hehehehe” Kata Sena dalam hati.

    Sena mengajak Jhon masuk kedalam ruang tengah, Jhon cuek mengikuti kemauan gadis cantik itu tak peduli apa nanti yang akan dilihat Ricky dan Winny.
    Tanpa melepaskan kontolnya dari anus Sena, Jhon mengangkat kedua paha mulus Sena.
    Sena yang bersandar di dada bidang Jhon dibawa ke ruang tengah dengan kontol yang masih tertancap erat di lubang sorganya.

    Sena dan Jhon heran apa yang tengah dilakukan Winny di sofa, terlihat Winny yang masih memakai T Shirt itu bergerak naik turun.
    Karena terhalang oleh sandaran Sofa mereka tak melihat Ricky yang terbaring menikmati goyangan pinggul Winny.

    “Ohhh hey.. so..sory.” Winny kaget setengah mati saat terpergok sedang menggoyang kontol Ricky, tapi Ricky seperti cuek dan berkata “Kalian akan main disini juga?”
    “Heheh iya gak papa kan.” jawab Sena sambil melempar senyum kearah Winny.

    “Ta..api..ta..tapi..” Winny tergagap tak tahu harus bagaimana, dia sudah terlanjur terlihat oleh Sena dan Jhon lagian tanggung banget kalau mau menghentikan kenikmatan sodokan kontol Ricky.

    Ricky bangkit dan memeluk Winny dari belakang sementara kontolnya masih menancap di vagina Winny yang dipangkunya.
    “Gak apa apa say.. kita Orgy aja disini.” Ricky berusaha menenangkan Winny sambil meremas susu Winny yang masih dibungkus Tshirt dari belakang.

    Winny melirik kearah Sena yang juga tengah dipangku oleh Jhon di Sofa samping dirinya duduk, yang menjadi perbedaan adalah kontol Jhon yang tenggelam dianus Sena sedangkan kontol Ricky didalam vaginanya.

    Ricky melucuti sisa kain yang melekat ditubuh sintal Winny membuat gadis cantik itu telanjang bulat.

    Sena berimajinasi semakin tinggi di tengah kenikmatan yang dirasakannya, dia membayangkan Ricky melepaskan Winny dan kemudian ikut menyodok vaginanya sementara Jhon masih membenamkan kontolnya di anus, “ Ya.. aku pingin digangbang dua kontol.” pikir Sena.

    Sena bangkit dari pangkuan Jhon membuat kontol yang sedari tadi menancap di anusnya itu terlepas, lalu berjalan mendekati Winny yang masih asyik bergoyang diatas Ricky.
    Sena meremas gemas payudara Winny yang lebih besar sedikit dari payudaranya kemudian menghisap putingnya bergantian.

    “Ahhh Senn…uhhhh enak” erang Winny sambil membelai kepala sahabatnya yang asik mengulum bukit kembarnya.
    Jhon tak tinggal diam dia mendekati Sena yang membungkuk dan menempelkan kontolnya di bibir vagina Sena.

    Sena menaikkan pantatnya sedikit agar kontol Jhon dapat meluncur lancar ke dalam vaginanya.
    Winny yang sudah terbuai permainan itu tak peduli lagi apa yang akan terjadi selanjutnya, begitu juga dengan Sena.

    Dalam otak kedua dara cantik itu hanya nikmat, nikmat dan nikmat saja yang akan diburu, tak ada malu dan tak ada perasaan bersalah lagi antara mereka.

    Beberapa menit berlalu, dan Ricky berinisiatif untuk merubah posisinya.
    Winny turun dari pangkuan Ricky dan duduk bersandar disofa, karena Winny sudah berpindah maka wajah cantik Sena yang ada di hadapan Ricky.

    Sena menatap kontol coklat Ricky yang baru saja terlepas dari cengkraman hangat vagina Winny, diraihnya kontol itu dan dikocoknya pelan.

    Winny semakin terangsang melihat sahabat karibnya digarap 2 pria, namun Ricky agak ragu, dia menoleh kearah Winny dan Winny pun mengangguk sambil tersenyum tanda memberikan ijin kepada Ricky untuk berpartisipasi bersama Jhon menikmati tubuh Sena.

    MisterSange – Kumpulan Cerita Dewasa Gangbang
    Ricky pun berdiri di depan Sena, Sena kembali membungkuk untuk melumat kontol Ricky sementara Jhon tanpa kenal lelah memacu kontolnya dari belakang menghajar vagina Sena.
    Winny beristirahat sejenak sambil menatap kontol putih yang keluar masuk dengan aktif dari sela sela pantat sahabatnya.

    “Hemmm boleh juga nih nyobain kontol bule..mumpung ada kesempatan.” Winny berkata dalam hati.

    Winny kemudian berdiri dan mendekati Jhon, melihat Winny mendekat, Jhon tersenyum lalu meremas kedua susu Winny yang menggoda.

    Winny melingkarkan tanganya dileher Jhon lalu melumat bibir sibule tersebut tanpa menghentikan aktifitas kontol Jhon yang masih keluar masuk liang vagina Sena.
    Beberapa menit kemudian Jhon mencabut kontolnya dari vagina Sena dan meladeni cumbuan Winny.

    Sekarang mereka resmi bertukar pasangan, tubuh sexy Winny dangkat oleh jhon dan didudukkan disofa disamping Sena yang sudah duluan duduk disana, kedua bidadari cantik itu mengangkang membuka paha mereka lebar lebar menunggu kontol kedua lelaki itu menyapa vagina mereka.

    “Sen sini lepas dulu bajunya” Kata Ricky sambil menarik dress Sena yang terlipat diperut langsing itu.

    Keempat insan itu telanjang bulat dengan pasangan masing-masing, bersamaan seperti dikomando, Jhon dan Ricky mencoblos vagina masing masing gadis manis itu dengan keras.
    “Ahhhhhh….sshhhh, “Emhhhhh emmmhhh”

    Erangan dan desahan nikmat Winy feat Sena bersaut-sautan terdengar ke seluruh penjuru ruangan.
    Winny menoleh ke kiri dan mengecup pipi Sena, sebaliknya Sena segera menoleh ke kanan membalas ciuman sahabatnya.

    Lidah kedua gadis cantik itu saling bertautan, mereka saling mengulum dan mencumbu seperti pasangan lesbi.
    Yang membedakan mereka dari lesbian adalah vagina mereka yang masing-masing tersumbat kontol Ricky dan Jhon.

    Rasa nikmat yang mengalir deras keseluruh tubuh setiap manusia di ruangan itu terus melanda tanpa henti seiring riuh suara desah nikmat yang keluar dari masing masing mulut mereka.
    Sena merubah posisinya, dia menungging disamping Winny dengan wajah di perut rata Winny, dari belakang Ricky menatap lubang pantat Sena yang sudah tak rapat lagi karena sedari tadi sempat disodok penis Jhon.

    Ricky menempelkan ujung kontolnya yang mengkilap ke anus Sena dan mendorongnya dengan cepat, batangnya segera meluncur kedalam lubang pantat Sena.
    “Ahhhhh… Rickk… ahhhh” Erang nikmat Sena.

    Sena menikmati tusukan kontol Ricky dalam anusnya sambil menciumi perut rata Winny yang masih mengangkang menerima sodokan kontol putih Jhon.
    Ciuman Sena turun ke bawah dijilatinya pinggiran bibir vagina Winny yang mengembang dan mengempis menerima tusukan kontol Jhon.

    Jhon menghentikan sejenak goyanganya untuk beristirahat, Kontolnya terlepas dari hisapan vagina Winny namun mulut Sena langsung menyambutnya.
    “Emhhhhh.. ohhhh kalian hebat mainnya ladies…” Puji Jhon menikmati kuluman mulut Sena.
    “Kalian juga..” sahut Winny sambil berdiri dan melangkah ke dapur mengambil 3 botol air dingin.

    Mereka berempat beristirahat sejenak untuk minum, setelah itu Winny mengawali aktifitas sexnya dengan mengocok kontol Ricky yang sudah agak mengendur. Winny memainkan buah zakarnya kemudian mengulum kepala kontolnya, dalam sekejap batang coklat itu kembali mengeras dan tegak.

    Sena yang duduk disofa sambil memeluk Jhon hanya melihat tingkah laku sahabatnya sambil tersenyum.
    Ricky mengangkat pundak Winny dan menyuruhnya untuk menungging di sofa,
    Winny memilih mendekati Jhon dan Sena, lalu mengulum penis Jhon yang terkulai.

    Dari belakang Ricky menusuk kembali vagina Winny untuk kesekian kalinya.
    “Emhhhh…emmmmm.mmmffff” suara nikmat Winny tak terdengar karena kontol Jhon yang sudah mengeras itu menyumbat mulut Winny.

    Sena dan Jhon saling berciuman, beberapa saat kemudian Winny melepaskan kontol Jhon dari mulutnya.

    Melihat senjata tumpul Jhon menganggur Sena segera naik ke pangkuan Jhon dan membalikkan badannya membelakangi Jhon dan menghadap ke Winny.
    Jemari lentik Sena membimbing sang kontol kembali masuk liang senggamanya.
    Sleeebbb…sleebbbb sleebbbb.. kontol Jhon melesak dengan cepat didalam vagina Sena.

    “Ahkkk.. lebih cepat Ricky. Ahhh.. aku mau keluaarrr.” pekik Winny.
    Sena membantu merangsang Winny dengan meremas dan memilin milin kedua susu Winny yang terguncang guncang kedepan kebelakang.

    Selang beberapa saat Winny melenguh keras “Ahkkkkkk keluaarrrrr… enakkk Rickkk.. ohhhhhhh…” Ricky merasakan vagina gadis cantik itu berkedut keras seperti meremas batang kontolnya.

    Cairan hangat terasa menyembur menyirami kepala kontol Ricky, Winny mengejang beberapa kali menandakan puncak birahi telah direngkuhnya. Ploopp… Ricky melepas kontolnya dan merenggangkan pantat Winny dengan tangannya menyaksikan bibir vagina Winny yang menganga berkedut kedut.

    Lalu tampak cairan bening mengalir pelan turun dari lubang vagina Winny menelusuri pangkal pahanya dan terus turun.
    Dengan gemas Ricky menjilati cairan itu dan membersihkan bibir vagina Winny dengan mulutnya.

    Sekarang Sena sendiri yang harus bertempur dengan Jhon dan Ricky, karena Winny sudah lunglai terlentang disofa.
    “Jhon kamu di belakang aku yang depan.” kata Ricky,
    “Maksudnya?” Tanya Sena penasaran.

    “Kamu nikmati aja say pasti lebih nikmat kok” sahut Jhon sambil mencabut kontolnya dari vagina Sena dan memindahkanya kebelakang sedikit untuk penestrasi di anus Sena.
    “Ahhhhhh… ahhhhhh… shhhhhh ahhhhh” suara nikmat Sena lepas saat dua lubangnya dihajar dua kontol sekaligus.

    Ricky dengan penuh nafsu menyodok vagina Sena sedangkan Jhon menusuk anusnya dari belakang.
    Winny yang masih lemas melihat sahabatnya dikeroyok dua pria sekaligus didepan matanya.
    Dia berdiri dan mengambil Hpnya di meja, lalu merekam adegan tersebut.

    “ Ya.. inilah bintang bokep kita,,, Aldira Chena..hehehe” kata Winny memberikan narasi untuk video rekamannya.
    Sena menatap kearah kamera Hp dengan wajah sensual.

    Winny mengarahkan Hpnya ke selangkangan Sena dimana tempat itu menjadi medan perang pertempuran antara dua rudal mengobok obok dua lubang dalam satu tubuh sexy.

    Mister Sange – Kumpulan Cerita Group Sex
    Sekitar 10 menit kemudian mereka bertiga melolong nikmat bersamaan pertanda orgasme sudah dekat.
    Winny konsentrasi untuk merekam adegan puncak tersebut, dia mengelilingi 3 manusia yang saling menindih tersebut.

    “Arrggghhhhh…keluar…. Arrrgggg” Jerit Jhon pertama kali keluar… semburan spermanya berkali kali menyemprot dinding anus Sena..
    Sementara Ricky mempercepat sodokannya dan ikut mengerang disusul oleh Sena.

    “Ahhhhhhkkkkk….aku juga keluar… ohhhh” teriak Ricky sambil membenamkan Kontolnya dalam dalam dan menahanya disana.

    “Ohhhhhhhh… shhhhhhhh “ Sena mendesah panjang dan mengejang mengeluarkan semua kenikmatan di tubuhnya dalam bentuk cairan yang segera bercampur dengan pejuh Ricky yang menyembur di mulut rahim Sena.

    “Wow mereka ngecrot bersamaan, mari kita lihat lebih dekat.” kata Winny.
    Sambil mendekatkan Hpnya ke selangkangan Sena.

    Ricky melepas kontolnya dan seketika cairan putih kenthal berhamburan keluar dari lubang nikmat Sena yang menganga, turun membasahi batang kontol Jhon yang masih tertancap di lubang pantat gadis cantik itu..

    Jhon juga mencabut penisnya, cairan spermanya turun keluar dari anus Sena dan menetes menggenangi Sofa tempat mereka bertarung.
    Winny mengambil Tissue dan mengelap bersih selangkangan Sena,
    “Makasih say muah.” Kata Sena sambil mengecup bibir Winny.

    Jam dinding rumah Ricky menunjukkan pukul 10 pagi, Winny bangun dari tidurnya dan melihat Sena masih tertidur pulas disampingnya dalam keadaan telanjang bulat.
    Winny juga masih telanjang melangkah keluar kamar mencari bajunya.
    Di ruang tengah Ricky tengah menyiapkan sarapan.

    “Pagi say… Jhon mana?” Tanya Winny.
    “Eh ada bidadari telanjang nih, Jhon langsung pulang semalam sayang.” jawab Ricky. Kemudian Ricky menyodorkan pakaian Winny.

    “Ini pakai dulu say kita habis ni sarapan, bangunin Sena gih.”
    Winny mengangguk pelan sambil menerima bajunya.

    “Sekarang hari sabtu, ini hari terakhir di Bali.. besok dah balik ke Medan, masih ada kesempatan sex party sekali lagi hihihihih.” kata Winny dalam hati.
    Winny kembali menuju kamar untuk membangunkan sahabatnya Sena dan mengajak Sena untuk melakukan orgy sekali lagi, tapi kali ini Winny ingin dirinya yang digangbang.
     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    cerita seks pamela safitri

    Perpisahan sekolah sudah semakin dekat, aku dan teman teman berencana berlibur di pantai pangandaran, kami sudah menyewa penginapan yang mana dekat dengan bibir pantai kami semua berpasangan dengan pacarnya, kita sangat senang dan keliling bersama sama saat malam hari yang mempunyai pacar jalan jalan menyusuri suara ombak di pantai.

    Terlalu asyik ada sebagian mereka untuk kembali ke penginapan dan ada juga yang bercinta dengan pasangannya masing masing, pada malam ke dua teman temanku melanjutkan dengan mengelilingi di sekitar pantai, singkat cerita tinggallah aku dan Safitri di penginapan, aku tanya dia “kenapa kamu tidak ikut keluar”

    Safitri menjawab “Kepalaku lagi pusing nih jadi agak malas untuk keluar. Karena aku sebagai teman kasihan melihat keadaan Safitri seperti itu jadi aku temenin dia di kamarnya, malam itu aku menonton tv kira kira pukul 7 malam karena Safitri gerah dia izin mau mandi , aku sih cuek saja mendengar perkataan itu aku masih asikk nonton tv nya.

    Setelah 10 menitan Safitri memanggil aku unutk mengambilkan handuknya karena lupa tidak terbawa saat masuk ke kamar mandi, ya udah aku bantu dia katanya suruh bawa masuk handuknya dan tiak terkunci pintu kamar mandinya aku sedikit kaget mendengar perkataan tersebut, lalu aku masuk dengan mata sedikit tertutp takutnya entar dikira ngintip atau gimana.

    Aku sungguh gugup dan hatiku berdebar dengan perlahan lahan tanganku yang kanan memberikan handuk kepada Safitri tangan kiriku menutup mataku,

    “Ini handuknya Safitri  taruh mana”kataku

    “bawa sini soalnya tangaku tidak nyampe saya lagi di shower masuk saja gak apa apa kok “ kata Safitri , mendengar perkataan itu aku langsung masuk saja.

    “saya taruh sini ya handuknya di tempat wastafel , karena jaraknya wastafel dan shower hanya tertutup oleh tirai tipis jadi seakan akan siluet tubuh Safitri terkihat jelas, sungguh kagetnya lagi saat meletakkan handuk tangan Safitri langsung menyentuh tanganku kemudian dia kelaur dari tirai tipisnya terlihat tubuh telanjang Safitri masih basah total.

    Aku terpesona dengan payu daranya yang besar dan indah itu, kulitnya yang putih dan mulus tiba tiba penisku langsung tegang dan keras pemandangan indah pokoknya, tak lama kemudian tangan Safitri memegang tanganku menyuruh untuk memegang buah dadanya dan merasakan detak jantungnya.

    Dia berkata “ooh, Wolf. Saya sudah tidak tahan lagi.

    Usaplah payudaraku ini dan kita main yuk!”.

    Sebagai cowok normal, saya pasti ereksi. Lalu pelan-pelan tangan kananku memeras payudaranya yang kanan.

    “Yaa, itu Wolf. Nikmat sekali.

    Teruskan Wolf!”. Sewaktu tanganku meremas pelan payudaranya, Tangan Safitri dengan ringan membuka kancing-kancing bajuku.

    Setelah kancing bajuku terlepas semua, Bibirnya yang ranum dan merah merekah itu pelan-pelan mencium dan menjilati dadaku.

    Lidahnya yang panjang itu terasa nikmat sekali di dadaku. Lalu dia kubalas dengan tangan kananku yang kuarahkan ke pantatnya yang besar dan bersih dan tangan kiriku memeluknya yang diteruskan dengan ciuman saya yang hot di bibirnya itu.

    Dia mengerang dan menikmatinya, beberapa detik kemudian tangannya membuka retseleting celanaku dan kemudian memelorotinya. Begitu celana dalamku dibuka, penisku yang sudah ereksi dari tadi langsung meloncat keluar.

    Melihat penisku yang sudah membesar dan memanjang, dia langsung membungkukkan badannya dan mulutnya itu dengan pelan mengulum penisku.

    Terasa nikmat sekali “Aah.., Safitri .., enak.., terusin!”. Lidahnya itu dengan leluasa menjilati permukaan penisku dan puncaknya, lidahnya diarahkan ke pucuk penisku.

    Setelah berselang beberapa detik, giginya itu langsung menggigit penisku dan langsung mengocoknya. Setelah setengah jam kita melakukan foreplay di kamar mandi, ternyata dia masih belum puas juga.

    “Wolf, yuk kita lanjutin di tempat tidur! saya pengin lebih hot lagi”. Dengan perlahan, saya angkat dia dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Setelah sampai di pinggir tempat tidur, perlahan-lahan saya taruh badannya di atas tempat tidur.

    Masih dalam keadaan membungkuk, saya ciumi bibirnya dan saya jilat payudaranya yang makin membesar itu.

    “Oyaa, terusin Wolf, terusin”, Mendengar omongannya saya jadi semakin buas menikmati tubuhnya.

    Saya rebahkan badannya menjadi dalam keadaan telentang, susunya yang membesar terlihat bagai Gunung Bromo yang menjulang tinggi.

    Payudaranya itu langsung saya serbu dengan jilatan lidahku. Setelah itu, mulutku diarahkan ke arah selangkangannya. Terlihat bulu vaginanya lebat bak hutan perawan yang masih belum terjamah.

    Dengan asyik, tanganku mengobrak-abrik bulu vaginanya dan terlihatlah dinding daging tipis alias vaginanya. Langsung saya jilati vaginanya dengan buas dan Safitri langsung menjerit kenikmatan sambil mengerang dan berkata

    “Terusin Wolf, terusin”. Masukin lidahmu itu ke ‘dompet’ku”.

    Anehnya vaginanya yang rata-rata orang bilang vagina cewek itu biasanya kebanyakan bau tak sedap, tapi vagina Safitri terasa harum dan nikmat. Baunya yang justru harum itu membuat saya makin terangsang lagi untuk lebih lama menikmati vaginanya.

    Sambil menciumi vaginanya, kedua tanganku juga meraba kedua belah payudaranya, Safitri hanya mengerang lagi dan memegang kedua tanganku dengan erat. Setelah setengah jam saya terus begitu, akhirnya Safitri minta posisinya diganti ke atas.

    Saya turuti dech, masa saya terus yang gerilya? Saya langsung pindah jadi di bawah dan Safitri di atas. Sebelum mulai aksinya, Safitri pertama-tama meremas sendiri kedua payudaranya dan mimik wajahnya itu yang membuatku tambah syuur.

    Sehabis meremas-remas sendiri kedua payudaranya, dia langsung memulai aksinya dengan mencium dan menjilati bibirku seraya tangannya meremas-remas dadaku yang agak bidang dan meraba-raba puting susuku.

    Bibirnya benar-benar fantastik, terasa nikmat dan pokoknya tidak bisa saya uraikan dengan kata-kata. Puas dengan menciumi dan menjilati bibirku, perhatiannya mengarah pelan-pelan ke bawah.

    Pertama-tama dia menciumi dan menjilati leherku dan kadang-kadang menggigit leherku, serasa benar-benar nikmat.

    Sambil menikmati leherku, tangan kanannya berpindah posisi menjadi di penisku. Dengan enaknya dia mengocok penisku, ke atas.., ke bawah.., ke atas.. Dan seterusnya. Kocokannya benar-benar membuat mataku merem melek.

    Kemudian setelah menciumi, menjilati dan menggigit leherku, matanya tertuju ke dadaku. Lidahnya langsung menjilati puting susuku.

    Tapi dia cuma sebentar menjilati puting susuku, perhatiannya langsung tertuju ke penisku yang sudah besar dari tadi.

    Bibirnya langsung menjilat penisku, terasa nikmat sekali. Lidahnya itu yang membuatku puas sekali, dengan pelan-pelan lidahnya mnjilati penisku sambil tangannya yang kecil itu terus mengocoknya.

    “Aach Safitri .., Nikmat sekali Ohh”, Selang beberapa menit kemudian, sewaktu dia masih mengocok penisku.

    Terasa ada sesuatu yang hangat mengalir dari penisku dan serasa hendak meletus keluar. saya bilangin ke Safitri,

    “Awas, saya mau keluar. Tahan dulu kocokanmu Jangan sampai spermaku keluar saya masih pengin nerusin!!”,

    Tapi dengan cuek dia malah bertambah giat dan keras mengocok penisku sambil lidahnya menjilati pucuk penisku. Beberapa menit kemudian keluarlah cairan kenikmatan yang berwarna putih yang disebut sperma.

    Dan spermaku mengenai mulutnya dan ada sebagian yang sengaja dijilat dan ditelan Safitri. Terasa nikmat sekali!, Safitri terus menjilati sisa-sisa sperma yang keluar dari penisku. Sementara Safitri masih sibuk dengan penisku, aku istirahat sejenak dalam kenikmatan yang tiada taranya.

    Sewaktu saya masih istirahat, terasa Safitri masih sibuk dengan penisku. Karena saya kasihan Safitri belum mencapai orgasme, Langsung saja saya bangun dan meneruskan aksi. Saya suruh Safitri pindah posisi jadi di bawah, langsung dia turuti.

    Sejenak sebelum memasukkan penisku, saya kocok sebentar penisku agar membesar dan Safitri membantuku dengan ikut mengocoknya. Selang beberapa detik kemudian penisku langsung berdiri lagi dan langsung saya masukkan ke vaginanya.

    Safitri langsung teriak dan mengerang kenikmatan, “Aacchh”. Tetapi terasa posisiku kurang nikmat, saya cabut lagi penisku dan saya taruh bantal di atas pantat Safitri supaya penisku terasa nikmat masuk divaginanya.

    Begitu saya masukin penisku dalam-dalam, terasa vaginanya hangat dan sudah penuh cairan yang membuat penetrasi penisku terasa nikmat dan licin. Ini pertanda Safitri sudah mengalami orgasme sebelum saya masukin penisku.

    Penisku, aku tarik pelan-pelan, masukin lagi pelan-pelan dan demikian seterusnya. Safitri lagi-lagi berteriak kecil dan mengerang. Saya biarin Safitri berteriak dan mengerang, saya terusin aksiku dengan membuat variasi seperti menggoyang pinggulku.

    Selang 45 menit saya meneruskan aksiku, Safitri pelan-pelan berbisik “Wolf, saya sudah tidak kuat lagi.., saya sudah pengin keluar.., Cairan spermaku sudah mau keluar!”.

    Ternyata benar juga, beberapa detik kemudian di penisku terasa ada banyak cairan yang menyelimuti. Saya biarkan penisku di dalam vagina Safitri selama beberapa menit selama Safitri orgasme. Sebab saya baca, cewek senang kalau sewaktu dia orgasme, penis cowoknya berada dalam-dalam di vaginanya.

    Dan benar juga kata buku, Safitri terlihat sangat puas. Begitu dia selesai orgasme, beberapa menit kemudian selama penisku masih di dalam, terasa spermaku masih mau keluar. Buru-buru saya cabut penisku dari vagina Safitri dan Safitri langsung menyambutnya dengan kuluman yang hebat sekali.

    Sekali lagi spermaku langsung tumpah ke arah muka Safitri, sekeliling bibirnya langsung dipenuhi dengan spermaku yang ternyata banyak sekali. Sebagian cairan putih itu masuk ke mulutnya dan sebagian ada yang tumpah ke payudaranya dan ke sprei.

    Safitri memintaku untuk menjilat spermaku yang tumpah ke payudaranya dan saya turuti. Lidahku menyapu sisa-sisa spermaku di payudaranya dan Safitri terlihat benar-benar menikmatinya. Setelah puas, saya dan dia langsung lemas dan langsung tidur sambil dalam keadaan polos sampai pagi (tanpa berselimut).

    Pagi-paginya dia sudah bangun dan nonton TV masih dalam keadaan telanjang. Langsung tubuhnya yang indah itu saya tutupi dengan jaketku supaya tidak masuk angin, dia menolak seraya berbisik,

    “Wolf, lue hebaat sekali tadi malam. Baru lu cowok yang bisa muasin saya. cowok yang lain yang pernah nidurin saya terasa hambar. saya pengin lagi Wolf. saya pengin pagi dan malam selanjutnya kita terus bertelanjang bugil dan main terus.

    Kita cek out saja dari penginapan ini. Kita bilang ke anak-anak kalau kita ada urusan lain dan harus cepat pulang ke Bandung.

    Terus kita cek in ke hotel lain”. Ternyata saya lebih gila daripada dia, saya terima saja. Beberapa jam kemudian teman-temanku datang, saya langsung pamit mau pulang sama Safitri .

    Mereka percaya saja. Langsung deh kita cabut dan cek in di penginapan yang jauh dari mereka. Dan pengalaman itu diteruskan di hotel yang baru, siang malam saya dan Safitri mengadakan pesta seks tanpa istirahat.

    Kecuali buat makan, dan minum. Setiap kali sehabis bersetubuh, saya dan Safitri merasakan kenikmatan yang tiada tara.
     
      Posted on : Feb 20, 2023 | Comments (0)
     
    Ngentot Vira Yuniar

    Sudah lama aku ngefans berat dengan Vira Yuniar ketika aku secara tidak sengaja bertemu dengannya disebuah mall Taman Anggrek Kedoya Jakarta, perkenalan tidak sengaja itu membawaku yang akhirnya harus memenuhi hasrat seks Vira Yuniar yang ternyata justru ngebet ketika habis aku berikan kenikmatan surgawi itu. Aku sendiri tidak sengaja berkenalan dengannya di Gramedia Taman Anggrek ketika kedua anaknya secara tak sengaja menanyakan padaku soal buku buku pelajaran, sedangkan Vira Yuniar sendiri terlepas mengamati anaknya karena sibuk membuka buka buku. Ketika anaknya kuberikan penjelasan dengan cara aku berjongkok, bukan dengan cara berdiri sehingga anak Vira Yuniar itu senang. Kuterangkan soal buku buku itu dengan cara bahasa yang mudah dicerna, apalagi itu buku komputer untuk anak anak, aku tak tahu ketika menjelaskan kepada anaknya Vira Yuniar sudah berada di belakangku dengan tersenyum, aku sendiri tidak menyadari kalo ucapanku yang sampai bersimpuh itu membuat Vira Yuniar menjadi kagum dan geleng geleng, maklum aku biasa bikin anak lewat artis yang selama ini aku gauli, entah sudah berapa anak aku tidak menghitung, spermaku yang ditampung jadi anak atau tidak sudah bukan menjadi urusanku lagi.
    Vira Yuniar tetap membiarkan aku menerangkan semua itu, sang anak pun sangat senang, sehingga aku menjadi terkejut ketika sang anak mendongak dan bicara pada Vira Yuniar di belakang.
    “Ini Ma .. Oom pinter banget soal komputer .. aku suka Ma “ kata anak Vira Yuniar dengan senang. Aku menjadi terkejut lalu memalingkan mukaku ke ke belakang.
    “Terima kasih Mas .. anak saya menyita waktu anda “ kata Vira Yuniar dengsn sopan, wow .. luar biasa body Vira Yuniar ini, aku suka dengan bentuk bodynya yang proposional itu, buah dadanya besar, badannya sungguh berisi dan sangat montok. Aku terkesiap, karena beberapa hari yang lalu temanku yang artis barusan ketemu dengan Vira Yuniar menanyakan soal dunia perblogin, dia malah menyarakan Vira Yuniar menanyakan padaku lewat email. Apalagi buku yang kupegang tentang pembuatan website, sehingga itu menjadi daya tarik bagi Vira Yuniar, aku tetap bersimpuh itu membuat Vira Yuniar semakin bersimpati, apalagi anak satunya juga bertanya tanya padaku soal buku.
    “Oom pinter komputer ya ?”
    “Nggak dik .. hanya Oom senang belajar saja .. tiap hari Oom baca buku dan belajar .. “
    “Wah hebat ya Ma .. sudah besar tetap belajar, aku pengin seperti itu Ma “ kata si kecil dengan ceria dan kemudian menyalami.
    Aku kemudian berdiri dan berkenalan dengannya
    “Burhan .. biasa dipanggil Han “
    “Haaaaaaaah “ Vira Yuniar menjadi terkejut
    “Kamu Burhan ? kenal sama cewek yang dulu temannya mantan suamiku yang masih kuliah sastar di UI ?” tanya Vira Yuniar dengan terkejut sambil menyebut nama
    “Mbak Vira khan ini ? “ tanyaku kikuk karena di hadapanku adalah artis yang matang dalam dunianya.
    “Iya .. duh .. justru itu temanku menyarankan aku bertanya padamu Mas .. tapi nggak sempat .. “
    “Oh yaa ? dia belum kontak sama saya .. maklum saya akhir akhir ini sibuk .. padahal saya barusan pulang dari singapore sehari urusan sebuah produk hardware ..” kataku diplomatis untuk menaikan gengsi walaupun ke singapore memang urusannya asli untuk launching produk hardware komputer atas undangan orang dalam vendor ternama di bidang komputer.
    “Duh .. aku ketemu pakar komputer … pinter juga kamu ngajarin anak anakku .. biasanya mereka nggak suka sama orang yang belum kenal .. “ kata Vira Yuniar dengan menyalami aku. Vira Yuniar meminta nomer teleponku dan kami pun saling bertukar nomer. Kami sempat ngobrol ngobrol di toko buku itu, bahkan aku kembali bersimpuh dan bermain dengan anak anak Vira Yuniar, mereka tak segan segan kupeluk dan Vira Yuniar menjadi senang.
    Aku pun akhirnya harus berpisah dengan artis pujaanku itu, anak anaknya pun merasa keberatan aku pergi, namun memang aku harus pulang karena letih, sepulang dari Singapore aku hanya sebentar ke kantor terus ke gramedia, tak henti hentinya sang anak minta aku datang ke rumahnya.
    Selepas pertemuan itu aku sendiri nekad datang ke rumahnya, itupun juga karena kebetulan aku lewat rumahnya. Janda beranak dua ini menyambutku dengan sumringah beserta anak anaknya, bahkan saking ngebetnya sang anak sampai menarik narik tanganku ke komputer yang masih hidup itu. Aku pun diminta mengajarinya. Dengan sabar aku mengajari anaknya.
    “Anak anakku manja ya sama kamu .. hihihihi .. jarang mereka bersikap begitu .. “ kata Vira Yuniar dengan tersenyum. Sejam kemudian aku pun minta berhenti karena capek, aku relaks di kursi sofa itu, padahal hari sudah semakin menggelap ketika aku diajak makan malam, tak lama setelah makan itu anak anak pada tidur karena kecapekan, tinggal kini aku dan Vira Yuniar yang berembug soal Vira Yuniar mengerti tentang dunia internet.
    Kami duduk saling bersebarangan di meja makan itu, laptop kami berlawanan, aku sering menjadi tidak konsen dengan kecantikan Vira Yuniar sehingga aku menjadi salah tingkah, walau Vira Yuniar sering memberikan aku pujian karena aku gegas dalam menyelesaikan permasalahan internet dan komputer.
    “Kamu pinter Han .. dulu sekolah dimana ?” tanya Vira Yuniar dengan tersenyum dan menyelidik
    vira-yuniar“Ya belajar sendiri aja Mbak Vira .. tapi ya ditekuni sampai bisa .. ada tahapan yang kudu dilalui, nggak bisa serampangan .. satu pelajari sampai bisa baru berpindah ke lain hati ..” kataku disambut tawa Vira Yuniar. Rambutnya yang panjang itu disibakkan karena berada di depan dadanya, aku sampai terpukau dengan kecantikan janda beranak dua itu, sampai aku memandangnya dengan tersenyum sambil geleng geleng
    “Mbak Vira cantik sekali “ pujiku yang disambut senyum malu Vira Yuniar.
    “Ah aku biasa saja Han .. “ tolak Vira Yuniar dengan tersenyum, naluri seksnya seolah olah muncul, Vira Yuniar memancing dengan nakal
    “Kamu sudah punya pacar ? juga sering gituan ?” tanya Vira Yuniar dengan selidik, kuperhatikan jari jari tangannya mengepal di ketika diletakkan di meja. Pertanda wanita ini sudah lama tidak digauli, aku menahan diri agar tidak over acting dan pura pura terperengah
    “Nggak aaaaaaah “ kataku yang ketika menjawab mulutku aku makanan sendkit itu aku pura pura kesedak, sampai Vira Yuniar berdiri dan menahan pundakku di samping
    “Hati hati Haan .. makan jangan sambil ngomong “ Vira Yuniar menasehati aku. Aku pura pura kesakitan, kutenggak air minum di depanku, tanganku sampai menyenggol buah dadanya membuat Vira Yuniar menjadi berdesir tak karuan, namun Vira Yuniar tidak protes, masih memegang lenganku, kuelus elus tangan Vira Yuniar yang halus dan lembut itu, kutatap dengan memalingkan mukaku bertatapan dengan Vira Yuniar, Vira Yuniar menunduk malu namun tetap memegang lenganku dengan erat seolah berat melepaskan, kutarik tangannya sedikit keras, kakiku tersandung kaki Vira Yuniar sehingga kontan Vira Yuniar langsung berada dipangkuan
    “Haaaaaan .. pleaseeeeeee “ Vira Yuniar seolah olah kaget dan keempukan pantatnya berada di pangkuanku, kurasakan penisku yang ngaceng itu mendapatkan timpaan yang empuk dan sekal, aku melingkarkan tanganku memeluk pinggangnya, Vira Yuniar menjadi tidak tenang, tubuhnya mulai gemetaran karena kawatir apa yang akan terjadi.
    “Mbak Vira cantik “ pujiku dengan tetap mengelus elus lengan Vira Yuniar dan kucium rambutnya ya wangi itu, jemari tangan Vira Yuniar meremas kuat celana panjangku, menahan libidonya tak tersalurkan.
    “Mbak .. aku pengin Mbak Vira .. “ kataku dengan membisik pelan
    “Jangan Haaan .. jangaan yaa .. nggak baaaik “ sahut Vira Yuniar dengan suara yang berat untuk menahan nafsu seksnya, nafasnya memburu dengan cepat tidak tahan akan godaan nafsu yang selama ini mengekangnya
    “Mbak .. Mbak Vira cantik .. Mbak Vira jangan bohongi nurani .. Mbak Vira butuh belaian lelaki bukan ?” pancing dengan mulai nakal menaikan gaun roknya itu, rambut yang wangi aku cium, gilanya Vira Yuniar tidak berontak dari pangkuanku. Aku semakin mendapatkan angin, Vira Yuniar semakin tidak tenang dan mulai rileks dan menyenderkan punggungnya di dadaku
    “Mari Mbak .. aku akan mengisi kesepian Mbak Vira .. “ kataku dengan mendorong kepala sebelah kiri Vira Yuniar dan bertatapan denganku, Vira Yuniar memandangku dengan tegang dan matanya sayu pelan pelan menutup, bibirnya terbuka pelan pelan, kumajukan bibirku dan kupagut dengan pelan pelan, Vira Yuniar menikmati pagutan itu, kami berpagutan dengan berpangkuan kembali aku memeluk pinggangnya dengan kedua tanganku, tangan kananku tetap mengelus pahanya yang sangat mulus itu, gelora birahinya meningkat cepat, dadanya membusung lebih besar pertanda birahinya sudah berada di ubun ubun, kami berdua berpagutan sampai kami kemudian saling menghembuskan nafas
    “Ssssssssh ssssssssshhh ..hhhh “ desis Vira Yuniar merasakan nafas yang barusan tertahan karena kami berpagutan dengan lama dan mesra, matanya menatapku lagi
    “Haaaaan .. “ sapa Vira Yuniar dengan suara lirih dan kecil
    “Ya Mbaaak “ jawabku dengan kembali mengelus elus rambutnya yang panjang itu, matanya terpejam dan bibir tergigit dengan kuat, kemudian membuka lagi, kusambar bibir itu dan kuajak kembali berpagutan.
    “Oooh Haaaaaaaan “ tahan Vira Yuniar ketika aku melumat bibirnya dengan rakus, namun tak lama kemudian kembali melawan lumatanku, tanganku naik dan meremas buah dadanya yang membusung padat itu, Vira Yuniar terus melumat bibirku, tangannya naik dan memeluk kepalaku, kami saling berlumatan dengan kupangku Vira Yuniar itu, kami saling menikmati pagutan dan lumatan itu, Vira Yuniar sampai megap megap menahan lumatanku.
    “Kita kita ke kamar Mbaak ., biar lebih indah .. ijinkan aku mengisi sisi ranjangmu yang sepi “ bujukku dengan meremas buah dadanya itu, Vira Yuniar kemudian berbalik badan dengan mendudukiku. Kedua tangannya ditopangkan ke pundakku dan tersenyum padaku, senyum manisnya diberikan padaku
    “Kamu yakin ?” tanya Vira Yuniar dengan menatapku, aku mengangguk dengan pelan. Vira Yuniar kemudian langsung menyerbu bibirku rakus, melumat bibirku. Tanganku dicekal dan diarahkan ke buah dadanya agar aku kembali meremasnya, kuremas buah dada Vira Yuniar dan kami berlumatan dengan penuh rakus dan nafsu.
    “Ssssssssssh ssssssshhh ssssssshhh .. Haan .. sayaang .. ke kamar yuk .. aku aaakuu sudah nggak tahaan .. sudah lama aku nggak gituan “ ajak Vira Yuniar dengan menunduk karena gelombang birahi itu menyerang ke lubuk hatinya yang selama ini kering belaian lelaki.
    “Aku malu Han “ jawab Vira Yuniar ketika dagunya aku naikan dengan tanganku, namun tangan kiriku tetap memegang bongkahan dadanya yang besar itu. Aku kemudian mendorong pinggangnya sehingga Vira Yuniar tidak berada di pangkuanku setengaj berdiri tertahan meja di belakangnya yang aku dorong dengan kakiku, aku langsung menahan ke ketiaknya, kemudian tangan kananku menahan ke belakang lututnya, kuangkat sambil berdiri dan kini Vira Yuniar dalam pondongan
    “Oo Haaan .. mau di bawa kemana aku, sayaaaang “ lonjak Vira Yuniar dengan merangkulkan tangan kirinya ke belakang kepalaku, tangannya kanannya membelai belai pipiku
    “Kamu ganteng Han .. “ ujar Vira Yuniar tersipu malu dan kupagut kembali bibirnya yang seksi dan berlipstik itu, Vira Yuniar menikmati pagutanku dengan mesra
    “Bawa aku ke kamar, sayaang .. “ ajak Vira Yuniar tidak tahan lagi, lahan keringnya minta disirami dengan spermaku agar kembali subur
    “Kamarmu di mana Mbak Vira “ tanyaku lirih dengan hendak berjalan memondong Vira Yuniar.
    “Di belakang itu sayaang “ kata Vira Yuniar dengan memelukku lebih erat, akupun kemudian membawa wanita yang haus pelampiasan birahi ini ke arah kamar yang ditunjuk Vira Yuniar. Kubawa kamar itu ganggangnya dengan kakiku.
    Sesampai ke kamar kuturunkan tubuh seksi nan montok itu ke ranjang, aku langsung ditarik pundakku, aku kembali bercumbuan dengan Vira Yuniar yang dengan rakus melumat bibirku, tangannya menyelinap ke bawa dan meremas batangku, Vira Yuniar sampai mendelik dengan mata membesar
    “Haaaaaaan uuuuuuuuuh .. sssshh .. punyamu besar sekal, sayaang .. ooh .. besaar iih .. gimana ya rasanyaaaa “ lenguh Vira Yuniar dengan tersenyum manja.
    “Mau pengin lihat Mbak Vira, sayaang “ pancingku yang dijawab jawilan tangan Vira Yuniar di pipiku
    vira yuniar“Kamu nakal, sayaang .. lelaki ternakal .. suka to the point ..tapi aku suka sayaang .. sudah lama kuinginkan ini .. aku sudah tahu tentang kamu.. aku baca diirimu di blogmuu .. “ aku Vira Yuniar dengan masih memegang penisku.
    “Aku pengin melihatmu polos Mbak Vira, sayaang “ kataku dengan menarik badanku, melepas kancing bajuku, Vira Yuniar membantu aku membuka bajuku, kemudian menarik kaos dalamku, kini aku bertelanjang dada, tangan Vira Yuniar kembali meremas batangku, dengan cepat kaitan celanaku di buka, Vira Yuniar tidak tahan lagi melihat batangku sebesar berapa, ketika menarik celanaku itu langsung dengan celdamku, Vira Yuniar sampai tersenyum lebar dan kemudian tertawa nakal
    “Besar sekali Haaan .. ck ck ck ck “ puji Vira Yuniar dengan menatapku mesra
    “Gantian aku pengin melihat Mbak Viraaaa .. “ kataku dengan menahan tangan Vira Yuniar yang memegang batangku itu, Vira Yuniar kemudian tersenyum, membuka rok terusan itu dan dibuang ke samping, aku sampai berdegup kencang menyaksikan Vira Yuniar tanpa baju itu, buah dadanya benar benar montok dan besar, kemudian dengan bersimpuh itu aku langsung menarik celana dalamnya
    “Woow .. nggak sabaran ya sayaaaaaaaang “ rajuk Vira Yuniar dengan membuka kaitan branya, ketika cup bra lepas, bongkahan kenyal nan montok itu menjadi tatapan mataku yang nakal. Vira Yuniar kemudian rebahan
    “Tunggu apalagi, sayaaang .. segera puaskan aku .. jangan diam saja, sayaaang .. aku menunggumu sayaang .. segera sayaang pleasee .. tindih aku “ tarik Vira Yuniar dengan gemas dan kami saling bergulat gaya bebas dengan saling bercumbu, tanganku semakin nakal meremas buah dadanya
    “Haaaaaaan sssssssssh .. sayaaaaaaaaaang .. remeesaaamuu “ erang Vira Yuniar dengan menggelinjang merasakan remasanku, malah menjepit pahanya, vaginanya digesek gesekan ke penisku itu.
    “Nggak tahan ya ?” godaku yang disambut dengan pelukan Vira Yuniar dan Vira Yuniar menggulingkan aku, kemudian mendudukiku. Luar biasa indahnya wanita janda ini, kulitnya mulus, rambutnya panjang dan buah dadanya besar, vaginanya basah tidak tahan rangsangan birahi.
    “Aku akan selalu mengisi malammu yang sepi, Mbak Vira sayaang “ rajukku yang dijawab dengan tawa Vira Yuniar kemudian memegang batangku dan dikocoknya pelan.
    “Ya Haaan .. “ jawab Vira Yuniar dengan pelan. Kemudian kepalanya menggeleng dan tersenyum
    “Besar sekali penismu, sayaang .. “ puji Vira Yuniar kembali, namun kemudian malah menindihku dan mengajak saling melumat, kami berlumatan kembali dengan rakus, buah dadanya ditekankan ke dadaku, kurasakan sentuhan punting susunya itu, aku semakin tenggelam dalam lautan birahi bersama Vira Yuniar ini. Kuyakini malam ini akan menjadi malam panjang bagiku dan Vira Yuniar yang mengerang, melenguh dan merintih serta mendesah desah mendapatkan kepuasan birahi.

    vyVira Yuniar tersenyum dengan menatap pada besarnya batang penisku itu, matanya melirik padaku, kubalas lirikan itu sampai membuat Vira Yuniar menjadi semakin tersipu, Vira Yuniar kemudian menarik tubuhnya dan selonjoran sambil tengkurap di depan selakanganku, tangan memegang batangku. Aku menaikan badanku dan kuganjal dengan bantal agar aku bisa rilek. Vira Yuniar menghembuskan nafasanya berulang ulang, sesekali menggeleng geleng dengan tersenyum, kemudian dengan pelan diciumnya batangku dua kali, kuelus elus kepaa Vira Yuniar yang berambut panjang itu, kusingkirkan rambut yang berada tepat di kepalanya itu. Kami masih saling lirik, bertatapan dengan penuh senyum, Vira Yuniar sudah tidak tahan lagi vaginanya disetubuhi, perceraian dengan Teuku Ryan dan pisah ranjangnya yang lama membuat Vira Yuniar kini tidak tahan lagi.
    “Han, sayaaang “ sapa Vira Yuniar dengan meremas batangku dengan pelan pelan
    “Ya Mbak Viraaa “ balasku dengan mesra
    “Kamu orangnya romantis .. sayaang .. aku suka “ sahut Vira Yuniar dengan gemas dan menekan ke penisku, tangannya seolah olah tak mau lepas dari batangku
    “Aku milikmu sekarang, sayaang . sudah lama aku tak bercinta .. aku ngebet banget .. aku takut .. aku kesepiaaan .. “ ujar Vira Yuniar dengan sendu, kutarik tangannya, kemudian aku memegang pinggangnya.
    “Kudekap Mbak Vira agar tenang “ ajakku yang disambut senyum Vira Yuniar kemudian memutarkan badannya, kupeluk diatas perutnya sehingga lenganku menempel di buah dadanya bagian bawah
    “Buah dadamu besar, Mbak Vira sayaang . aku sayang Mbak Viraaa, lagian Mbak Vira sangat cantik .. aku jatuh cinta padamu Mbak.. “ rayuku dengan menciumi pipinya, tangan Vira Yuniar melingkar ke belakang lewat atas meremas kepalaku memberikan sentuhan cinta yang selama ini tak kudapatkan, selama ini aku bercinta dengan cara liar dan brutal, aku pengin bercinta dengan cara yang lembut, aku pengin bercinta seolah olah Vira Yuniar adalah kekasih yang kucintai, aku ngefans berat dengan Vira Yuniar ini.
    “Panggil saja Vira, sayaang “ balas Vira Yuniar dengan memalingkan wajahnya, kami berpagutan dengan mesra, Vira Yuniar menyudahi pagutan itu.
    “Ndak mau Mbak Viraaa .. aku suka panggilan itu… Mbak Viraku sayaang .. kekasihku .. “
    “Haan .. kita bukan sepasang kekasih .. aku sudah punya pacar .. “ goda Vira Yuniar dengan tertawa kecil
    “Lupakan saja Mbak .. malam ini milik berdua .. aku akan menyirami kebunmu yang kering itu .. kau sangat rindu akan belaian lelaki, kau sangat kesepian Mbak .. aku akan memberikan kepuasan padamu .. kau tahu khan .. penisku besar “ kataku dengan suara kubuat dengan lembut membuat Vira Yuniar menjadi tersanjung.
    “Haaan .. kamu tukang perayu .. “ sahut Vira Yuniar dengan mencubitku.
    “Han .. segera setubuhi aku ..sayaang .. aku nggak tahan .. jangan lama lama ngobrolnya sayaang … please “ rajuk Vira Yuniar dengan menarik tanganku yang memeluknya.
    “Kita bercumbu dulu sayaaang “ tolakku
    “Please .. aku sudah nggak tahaaan .. pleasee “ desak Vira Yuniar dengan menggigit bibirnya
    “Sekali saja please .. setelah itu kita lakukan apa maumu !” sambung Vira Yuniar ketika aku belum mengucapkan jawabanku. Kupandang tubuhnya yang telanjang bulat, vaginanya yang sempit itu berada di depanku mataku, kedua kakinya membuka lebar, vaginanya basah, dengan gemas Vira Yuniar langsung menarik kepalaku
    “Oral vaginaku, sayaaang .. nikmati surgawiku .. sayaaang .. lakukan demi akuu .. “ tekan Vira Yuniar dengan tak tahan akan gelombang birahi itu.
    “Memekmu enak sayaaang “ kataku dengan menjilati vagina Vira Yuniar itu, Vira Yuniar menyibakan rambut kemaluannya kemudian berebah dengan telentang.
    “Oh sayaaaaaaaaaang … uuuh sssshh ssssssssh .. jilat teruuuuuuuuus .. aaaaaaah aaaaaaaauh sayaaaaaaaang .. nikmaaaaaaat enaaaaaaaaaak .. “ Vira Yuniar mengerang dan menggelinjang dengan tak karuan, tangannya meremas srei kuat kuat, ketika aku dengan nakal mengerjai vaginanya itu dengan lidahku, vaginanya yang sangat indah, dengan rambut kemaluan yang rapi.
    Tangannya meremas sprei dengan kuat, matanya terpejam merasakan setiap lidahku menjilat dan bibirku menempel menyedot lubang itu
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh .. sayaaaaaang ….. aaaaaaaaah .. kamuuuu aaaaaaaaah pintaaaaaaaar .. teruus Haan .. Burhanku sayaaaaaaang .. puasi aaakuu .. jangan lama lama .. aku tidak tahaaaaaan .. pleaseeeeeeee “ erang Vira Yuniar tak karuan itu.
    Vira Yuniar menjerit jerit tak karuan merasakan oralku itu, matanya kadang pengin melihat ke vaginanya bagaimana aku mengerjai lubang itu, tanganku ditarik dan diletakkan di buah dadanya
    “Remees susuku sayaang .. aku milikmuu .. puasi aaaku malam ini aaaaaaaaaaaauh Haan .. sayaaaaaaang aaaaaaaah .. kamu nakaaal .. nakaaaaaaaaal aaaaaaah “ erang Vira Yuniar tak karuan dengan bergerak ke kanan dan ke kiri tidak tahan akan oralku, daging yang berada di kanan kiri vaginanya aku lebarkan, Vira Yuniar sampai menggigit bibirnya sendiri.
    “Sayaaaaaaaang .. jangan lama lamaaa .. aaku nggak tahaan .. aku pengin dimasukin penismuu “ rintih Vira Yuniar dengan suara mendesis kemudian.
    “Sayaang .. jangan perlakukan aku bak jaaandaa .. perlakukan aku seperti kekasihmu sssssssshh sssssshh “ sahut Vira Yuniar tak karuan melawan kata katanya sendiri. Kutahan sebentar oralku itu sampai mmebuat Vira Yuniar menjadi gemas
    “Please kenapa berhenti ?” tanya Vira Yuniar dengan kesal
    “Kau menolak disebut kekasih .. kini malah mengakui .. pembohong “ sudutku denga tersenyum
    “Maafin aku sayaang .. maafin .. aku kekasihmuu .. “ kata Vira Yuniar dengan kembali merebahkan diri.
    Aku kembali menjilati dan menyedot vaginanya, kembali Vira Yuniar merintih dan mendesah kembali, aku suka rintihan dan desahan Vira Yuniar yang membuatku bersemangat untuk terus bercinta dengan Vira Yuniar itu, luar biasa indah tubuhnya, bodynya benar benar sempurna walau sudah dua anak keluar dari lubang peranakan itu.
    “Sayaaaaaaaaang teruuuuuuuuuuuus ..sayaaaaaaaaaaang Oh .. kekasihku sayaaang .. aaakuu aaaaaaaaaah sssssssssssh sssssssshhh hhhh .. aaaaaaaaaaaauh “ erang Vira Yuniar dengan mengangkat kepalanya kemudian menggeleng geleng dengan cepat ke kanan dan ke kiri tida tahan jilatanku yang mengobok obok vaginanya.
    seksi vira yuniar“Sayaaaaaaaaang aaaaaaaaaah sudaaaaah .. sudaaaaaaaah aaaaah . jangaan buah aku orgasmee “ tahan Vira Yuniar dengan bangun kemudian menarik kepalaku dengan paksa kemudian langsung menyumbat bibirku dengan bibirnya, Vira Yuniar melumat bibirku dengan rakus, kunikmati lumatan itu, kami saling bertukar air liur. Nafas Vira Yuniar sampai ngos ngosan ketika kami saling bertatapan dan kemudian Vira Yuniar memelukku.
    “Aku sayang kamu “ bisik Vira Yuniar di telingaku dan menjilati beberapa kali membuatku menjadi geli
    “Aku juga sayang Mbak Vira .. “ balasku tak kalah mesra. Aku kemudian mendorong tubuh Vira Yuniar dan kupandang besaran buah dadanya, kuremas dengan tanganku, bibirku langsung menyusu pada puntingnya yang sedikit lebih besar. Vira Yuniar memeluk kepalaku, membenamkan wajahku di kedua gudukan gunung kembarnya itu, namun tak lama, dengan agresif Vira Yuniar menarik kepalaku, dengan paksa Vira Yuniar langsung membuka mulutnya mengulum batangku.
    Dengan rakus batangku dikulum kulum, kuremasi kepalanya untuk memberikan rasa nyaman pada Vira Yuniar yang haus belaian lelaki itu. Penisku keluar masuk mulutnya, namun pelan pelan hisapan di batangku menjadi pelan.
    “Uuuuuuuh .. teruus Mbak Viraa .. rasakan nikmatnya kontolku “ sahutku yang disambut dengan cubitan tangan Vira Yuniar di pahaku itu. Mulut Vira Yuniar penuh dengan batangku yang besar itu, batangku terasa sesak dalam mulutnya itu, namun batangku bisa lancar keluar masuk
    “Mbaaaaaaaaak enaaaaaaak aaaaaaaaaah ssshh sssssssssssh aaaaaaaauuh hhh hhh .. aku sukaa sama Mbak Viraa .. oh kekasihku .. teruus sayaang emut kontolku sesukamuu “ kataku memberikan semangat pada Vira Yuniar yang dengan gemas kini menjilati batangku dengan rakus naik turun. Bahkan telurku tersapu oleh lidahnya. Seluruh bagian batangku penuh dengan air liur.
    “Mbak aaaaaaaaaaaah “ erangku, tiba tiba Vira Yuniar menarik kepalanya, kemudian menaiki aku dengan paksa sambil memegang batangku da diarahkan ke vaginanya
    “Aaaaaaaaaaah .. kenapa Mbak Vira buru buru …….ah Mbaaaaaak aaaaaaaaaaaah “ erangku ketika dengan paksa Vira Yuniar memasukan batangku di vaginanya
    “Aku nggak tahaaan sayaaaaaaaaaaaaang .. nggak taaahaaaaaaaan .. “ jawab Vira Yuniar dengan tidak menghiraukan elusan tanganku dipahanya, aku menjadi tak karuan, vaginanya yang sempit itu pelan pelan membuka seiring kepala penisku sudah mulai masuk
    “Ck ck ck ck . kontol pacarku ini nakal sekali “ goda Vira Yuniar dengan tersenyum padaku, kemudian memegang kepalaku dan dipandangnya dengan mesra
    “Haan .. tolong .. luluskan permintaanku .. apapun kau anggap aku ..please “ rajuk Vira Yuniar tak sabaran.
    “Silahkan Mbak Vira .. malam ini jadilah istriku, sayaang .. namun tetap kupanggil Mbak Vira “ kataku berucap dengan disambut senyum mesra Vira Yuniar
    “Baik, sayaang .. kau adalah suamiku .. kau pantas jadi ayah anak anakku .. keduanya suka sama kamu .. kau telah mencuri hatinya “ kata Vira Yuniar dengan kembali menekan, aku menyaksikan bagaimana batangku yang besar itu perlahan mili demi mili mulai hilang tertelan di vagina Vira Yuniar yang becek itu.
    “Mbak Vira sayaang .. sejak lama aku ngefans padamu .. aku cinta Mbak Vira .. “ kataku yang disambut dengan jeritan Vira Yuniar ketika batangku yang besar itu membuat lubang kemaluannya membengkak lebih besar
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw ..oooh ..aaaaaaaaauh .. kontolmuu aaaaaaaah aaaaaaaaaauh … luaar biasaa ngacengmuu .. terasa sekaaaaaaaliiiii aaaaaaaaaah sayaaaaaaaaaaang … suamiku sayaaaaaaang .. puasi aaakuu … oooooooooh .. bebaaanku aaaaaaaaah .. malaam ini akan indah, sayaaang “ erang Vira Yuniar tak karuan dengan melihat bagaimana batangku sudah mulai tenggelam hampir separonya.
    “Tahan dulu Mbak .. jangan bernafsu .. bisa cepat orgasme “ kataku menggoda yang disambut keterkejutan Vira Yuniar namun kemudian menjambak rambutku.
    “Aiiiiiiih .. kamu nakal sayaang … suamiku nakal sekali .. papa anak anakku nakaaaaaal sekali … awas yaaa “ ancam Vira Yuniar dengan menggoda.
    “Istriku juga nakaal “ balasku yang disambut dengan tawa Vira Yuniar.
    “Maafin aku sayaang .. aku sudah tidak tahan .. sudah lama aku tidak bercinta .. maafin istrimu jika sampai duluaaaaaaan “ sahut Vira Yuniar dengan menatapku dan kemudian menekan dengan kuat sehingga batangku yang besar itu kembali menyeruak masuk ke dalam vagina Vira Yuniar.
    Luar biasa sesak vagina Vira Yuniar itu, sampai sampai Vira Yuniar menata nafasnya berkali kali ketika batangku baru masuk separo.
    “Istrimu bangga punya suami berkontol besaar “ goda Vira Yuniar dengan membuka matanya setelah menghembuskan nafasnya. Kemudian mengangkat pantatnya dan menekan lagi, gesekan itu sampai membuatku ngilu
    “Mbaaaaaaaak aaaaaaaaaaaaaaaaaah .. pelaan yaaaaaaa . uuuh .. memek Mbak Vira enaaak “ lenguhku tak karuan dengan menahan pinggang Vira Yuniar.
    “Ya sayaang .. istrimu akan memberikan kepuasan cinta padamu .. terimalah Mbak Vira sebagai orang yang selalu kau puaskaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaaaaauh Haaaaaan uuh .. kontolmu benar benaaaaar sesaaak dalam memek Mbak Viraaaaaa aaaaaaaaaah sssssssshhh sssssssshhh hhhhhhhh “ tahan Vira Yuniar dengan kembali bernafas karena tidak tahan penisku memaksa kedua daging kanan kiri itu membuka perlahan lahan
    “Sakit aaaaaaaaah aaaaaaaaaaauh sayaaaaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaauh sssssssssssh ssssssssssssh .. sayaaaaaaang aakuu nggak kuaaaaaaat aaaaaaaaaah ayoo .. bantu istrimu . jangan diam saja “ erang Vira Yuniar, kujawil pipinya
    “Istriku banyak maunya “ godaku yang disambut sikap manja Vira Yuniar
    “Please .. masak istrimu nggak boleh manjaa sama suami .. payah aaaaaaaaah, kulapori sama anak anakmu “ sungut Vira Yuniar dengan senewen.
    “Mbaak .. aku nanti keluar di mana ?” tanyaku mengalihkan pembicaraan
    “Di dalam donk ..aaaaaaaaaaaauh “ sahut Vira Yuniar cepat
    “Nggak takut hamil ? “ tanyaku
    “Jangan pikirin … please aaayoo deeh tekan ke atas .. jangan diaaaaam “ cubit Vira Yuniar di lenganku, aku pun menurut dan ikut menekan ke atas, Vira Yuniar menekan ke bawah sehingga batangku pelan pelan masuk lebih dalam, tinggalkan menyisakan seperempatnya
    “Luaar biasa kontolmu sayaaaaaaaang .. aah .. aku takut ketagihan kamuu .. please .. jangaan kapok ya Haan .. bercinta dengan aku “ goda Vira Yuniar yang mulai menyukai aku
    “Lhoo aku khan wajib memberikan kebutuhan batin sama Mbak Vira, istriku ini “ kataku yang disambut senyum Vira Yuniar sambil menyibakan rambutnya ke belakang, kemudian mendongak ke atas dengan menggigit bibirnya tidak tahan akan penisku yang besar dan sesak di vaginanya itu, bumerang baginya, ketika dengan paksa menarik ke atas dan turun ke bawah batangku langsung amblas karena tekan besar Vira Yuniar itu
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuh “ jerit Vira Yuniar sedang aku hanya menahan rasa nikmat luar biasa, batangku diperas dengan sangat kuat
    “Mbaaaaaaaak aaaaaaaaaah aaaakuu bisaa muncraaaaaaaaat “ godaku
    “Awas kau Haan .. kalo keluar duluaaaaaaan .. memekku masih sempit ya ?” goda Vira Yuniar dengan membuka matanya dan kemudian memagutku merangkulkan kedua tangannya di pundakku.
    Vira Yuniar kemudian langsung menaikan badannya dan turun menggenjotku, pelan pelan batangku yang seret itu mulai keluar masuk, Vira Yuniar sangat hati hati menggenjot
    “Aaaaaaah sayaaaaaaaaang uuuuuuuuuh . kontolmu aaaah aaaaaaah kaaamuu ngajarin jorok nih .. nyebut nyebut kontol ..pleasee .. ayo sayaang .. ayoo “ ajak Vira Yuniar dengan bergerak pelan pelan.
    Kami berpacu dengan gerakan pelan genjotan Vira Yuniar, kuremas buah dadanya dengan lembut membuat Vira Yuniar mendongak ke atas
    “Sayaaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaaaah .. enaaaaaaaaaak sssssssh ssssssssshhh … teruuuuuus aaaah aaaaaaaaah aaaaaaaach nggg .. ngg ngg …….mmmmmmmmmmmmmhhhhh .. huuuuuuuuuh ..ssssssssssssshhh “ desis Vira Yuniar dengan terus menggenjotku naik turun.
    Sudah lebih lima menit Vira Yuniar menggenjotku, kini Vira Yuniar menggenjot dengan lebih cepat
    “Ayooo suamiku sayaang .. remees susu istrimu .. “ ajak Vira Yuniar dengan bergerak lebih cepat, batangku semakin lancar keluar masuk vaginanya itu
    “Aaaaaaaaah sssssssssh “ desisku tak karuan merasakan nikmatnya bercinta dengan janda Vira Yuniar ini.
    Vira Yuniar menggenjot semakin cepat karena tidak tahan, jepitan vaginanya menyempit dengan cepat, hujaman demi hujaman cepat dan keras membuat aku ikut terpejam menikmati genjotan Vira Yuniar yang semakin liar.
    “Sayaaaaaaang aaaaaaah nggaaak kuaaaaaaaaaat “ teriak Vira Yuniar dengan penuh keringat birahi itu.
    Genjotan demi genjotan itu akhirnya membuat Vira Yuniar mendapatkan orgasmenya yang pertama belum genap sepuluh menit, Vira Yuniar membusung memberikan buah dadanya dengan kuremas kuat untuk memberikan rasa maksimal orgasme
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah sssssssssssssshhhhh ssssssssssssssh ………hhhhhhhhh hhhhhhhh “ erang Vira Yuniar dengan mendongak ke atas, kemudian tubuhnya menegang dengan mata yang hanya terlihat memutih, tubuhnya kemudian lemas dengan cepat dan kupeluk. Benaman sangat kuat selakangan Vira Yuniar membuat batangku luar biasa dijepit. Vira Yuniar kemudian berkelonjotan dalam pelukanku, rambutnya acak acakan.
    Vira Yuniar 005Kuelus elus punggung mulus Vira Yuniar itu untuk memberikan rasa nyaman, kudiamkan Vira Yuniar menikmati sisa sia orgasmenya. Pelan pelan tubuh basah keringat itu hanya terdengar nafasnya, geliat tubuhnya diam.
    Tak lama kemudian Vira Yuniar menggeliat dan menarik tanganku, ditatapnya aku dengan tersenyum
    “Terima kasih suamiku .. aku puaaas ..sekarang terserah kamu .. makasih ya Han .. kamu bisa melepaskan beban hidupku .. aaakuu puas sayaang .. aku menjadi ringan sekarang .. entah aku harus membalas dengan apa ?’ kata Vira Yuniar dengan memandangku mesra
    “Jadikan aku papa bagi anak anakmu Mbak Vira “ kataku dengan jujur, Vira Yuniar memandangku lama
    “Yakin ?” tanya Vira Yuniar
    “Yakin Mbak .. aku cinta Mbak Vira .. “
    “Kau siap kecewa jika kita gagal ?” tanya Vira Yuniar menegaskan lagi.
    “Siap Mbaak .. namun setidaknya kita tetap bercinta jika tida jadi “ tawarku
    “Siapa takut “ jawab Vira Yuniar dengan enteng dan memagutku mesra, kami berpagutan sangat lama, Vira Yuniar menikmati setiap pagutan itu dengan penuh perasaan.
    “Sekarang giliranmu, Han .. semoga kau menjadi papa bagi mereka “ goda Vira Yuniar dengan cekikikan.

    Tubuh mulus Vira Yuniar itu penuh dengan keringat membanjir, tubuhku yang kupeluk dengan masih berada dalam pangkuanku, penisku tertancap dalam memek Vira Yuniar yang terasa sangat hangat. Vira Yuniar masih memelukku erat, menggenggam tanganku dengan erat, rambutnya berantakan, nafasnya kacau setelah menggenjotku bertubi tubi, wanita ini benar benar meluluhlantakan hatiku, kemolekan dan kemontokannya sangat menggodaku, bibirnya yang sangat seksi itu sangat nikmat bila kuajak berpagut, Vira Yuniar menarik kepalanya yang bersandar di pundakku, menatapku dengan penuh kemesraan bak pegantin baru, kepalanya menggeleng geleng dan kemudian tersenyum padaku, diaturnya rambut panjang itu kemudian mengelus elus lenganku. Vira Yuniar kemudian mengajakku kembali berpagut, Vira Yuniar menkmati pagutan demi pagutan yang mesra itu, aku pun larut dalam pagutan itu, lidah kami saling bersentuhan, bibir kami saling menghisap pelan pelan, setiap mili dan setiap detik kami menikmati cumbuan bibir kami. Tanganku bermain dengan buah dada yang kuremas remas dengan lembut, kurasakan kekenyalan buah dada montok itu. Kupermainkan punting susunya, kemudian kuremas dengan sedikit kuat membuat Vira Yuniar meronta
    “Aaaaaaaaaaaaih .. sayaaaaaaaaang .. kamu nakaaaaaal aaaaaaaaaaaah .. “ sungut Vira Yuniar dengan senyum menggoda. Senyumnya sumringah akibat senang diberi kepuasan batin setelah lama menjanda. Nafasnya sudah mulai teratur kembali.
    Aku kemudian mendorongnya agar rebahan, kedua kaki Vira Yuniar melebar untuk memberikan ruang padaku untuk menggenjotnya.
    “Sayaaaang .. suamiku sayaaaaaaaaaang .. genjot istrimu .. genjot Mbak Vira sayaang .. ayo keluarkan pejumu .. hamili aakuu .. hamili istrimu .. beri anak ketiga sayaaaaaaaaaaang .. “ rengek Vira Yuniar tak tahan, bibirnya tersungging senyum, kemudian matanya memejam menunggu reaksi menggenjotnya.
    “Sabar Mbak Viraa .. sabaaaaaaaaaaar .. Mbak Vira menyamping deeh .. aku pengin menggenjot istriku dengan posisi yang kusuka .. “ ajakku yang disambut dengan membukanya mata Vira Yuniar kemudian tersenyum.
    “Sayaaaaaaaang aaaaaaaaaah .. mmmmmmmmmmhhh .. kontolmu benar benar hangat sayaaaaaaaaang .. Mbak Vira sukaaa .. Mbak Vira cinta sama kamu .. puaskan aku sayaaaaaaaang .. puaskan segera .. beri Mbak Vira benihmu .. tanamkan bibitmu sayaaaaaaaang … “ rengek Vira Yuniar lagi tak sabaran merasakan genjotan itu.
    Kuangkat kaki kanannya itu sehingga kini Vira Yuniar berposisi bertumpu dengan pinggang kirinya, aku memposisikan diri lebih enak, kupegang kedua bukit kembarnya, tangan kiriku menyelusup di bawah pinggangnya kemudian memegang buah dada sebelah kanan, tangan kananku memegang buah dada sebelah kiri
    “Aduuuh sayaaaaaaaaang .. kamuu mau ngeremesin terus susu Mbak Viraaaaaaa .. auuh sayaaaaaaaang .. kontolmu sesaaaaaaaaak .. ayo genjtin .. genjotin .. nggak tahaaaaaaaaan nih .. ooh suamiku sayaaang .. jangan lama lama …. segeraaa hajar memek Mbak Viraaa “ ajak Vira Yuniar yang tidak tahan lagi, kurasakan kehangatan memek Vira Yuniar yang sesak ini, kedutan demi kedutan meremas remas kontolku dengan nakal, sesekali dinding memeknya mengencet kontolku, seolah olah aku dipilin oleh dinding memek Vira Yuniar yang cantik dan montok itu, matanya meliriku, kemudian tersenyum nakal padaku.
    “Aaaaaaaaaaauh .. nakal sekali istriku ini .. Mbak Vira istriku sayaaaaaaaaaang .. siap yaa .. suamimu pengin menggenjotmuu “ sahutku dengan meremas kedua buah dadanya yang sangat kenyal itu.
    “Iya sayaaang .. istrimu .. Vira Yuniar sudah siap sayaaaaaaaang ! ayo genjot sayaaaaaaaaang “ ajak Vira Yuniar yang sudah tidak sabaran, belum sempat aku bergerak, Vira Yuniar duluan menggoncangkan badannya sehingga aku langsung ikut menggenjotnya
    “Aaaaaaaaaaaauh ..mmmmmmmmhhh ..aaaaaaaaaaaaaaauh ..sssssssssssh ssssssssshh .. hhh .. oooh sayaaaaaaaaaang enaaaaaaak .. nikmaaaaaaat … teruus yaaang .. teruuus suamiku sayaaaaaaaaaaang .. rasanyaaaaaaaaaa kontolmuuu .. kontolmu aaaaaaah .. ssssssssssssshhh “ desis Vira Yuniar dengan mengerang erang penuh kenikmatan.
    Vira Yuniar sampai menggeliat tak karuan akibat sodokan dan remasanku itu, Vira Yuniar mengangkat kepalanya dan kami kembali saling melumat, kontolku tetap kugerakan keluar masuk memeknya yang becek itu, lumatan demi lumatan. remasan demi remasan, genjotan demi genjotan semakin membuat kami panas.
    “Sssssssssssssh sssssssshhh … hhhhh .. aaaaaaaaaaaaauh “ lenguh Vira Yuniar sambil melepaskan lumatan kami, matanya hanya terlihat memutih karena nikmatnya kontolku keluar masuk memeknya menghajar, belum lagi aku tak berhenti meremas buah dadanya dengan kedua tanganku, Vira Yuniar mulai kedodoran, tubuhnya menggeliat bak cacing kepanasan, bibirnya tergigit dengan kuat. Tubuhnya ikut tergoncang goncang seiring genjotanku
    virayuniar“Mbaaaaaaaaak aaaaaaaaah .. memek Mbak Viraaaaaaa enaaaaaaaak .. aaakuu sayaaaaaaaang .. aku cintaaaaa Mbak Viraaa .. ayo istriku .. sayaaaaaaaaaaang “ erangku merasakan nikmat menyetubuhi artis ini, genjotanku kulakukan dengan intonasi konstan tanpa mengubah ritme, justru itu membuat Vira Yuniar menjadi keenakan dengan merem melek.
    Desisan demi desisan, erangan demi erangan Vira Yuniar semakin tak karuan, tangannya memegang telapak tanganku yang meremas buah dadanya, lebih keras lagi aku meremas buah dadanya itu.
    “Ooooooooooooh sayaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoughh .. mmmmmmmmmmmmmhhh .. teruuuuuuuuuus .. suamikuuuuuuuu .. sayaaaaaaaaaaaang aaaaaaah enaknyaaa .. Mbak Vira ketagihaaaaaaaaan nih .. ayo sayaaaaaaaaaang keluarkan manimu .. hamili .. hamiliii “ erang Vira Yuniar yang mulai kedodoran dengan cepat.
    “Sabaaaaaaar Mbaaaaaaaaaak sabaaaaaaaaaaaaaaaaar .. nikmati genjotanku .. rasakan benturan kontolku di memek Mbak Viraaaaaaaaaaaa “ sahutku dengan terus gencar menggenjot memek Vira Yuniar yang kurasakan semakin hangat.
    “Iyaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. sssssssssssssssssshhh hhh .. cepetaaan dikit sayaaaaaaaaang .. cepetaaan yaaa .. Mbaaaak udah nggak tahaaaaaaaaan nih “ sahut Vira Yuniar dengan membuka matanya, kemudian menatap ke selakangan kami dimana kontolku keluar masuk dengan lancar, tangan Vira Yuniar mengelus elus bagian atas memeknya, memberikan rasa nyaman di mana bagian atas memeknya itu kadang menggelembung kadang mengempes seiring kontolku keluar masuk. Kilitorisnya terkadang ditekan tekan, kepalanya kemudian mendongak, rambutnya kembali berantakan.
    “Sayaaaaaaaaang aduuuuh .. manaaaaaaa tahaaaaaaaaan nih .. ayoo sayaaaaaaaang .. Mbak Vira mau sampaaaaaaai .. istrimu mau sampaaaaaaaaaaaai .. memek Mbak Vira makin sempit ssssssssssssssssh sssssssssssh … luar biasa sayaaaaaaaaaaaang .. ayolaaaaaaaaaah .. sayaaaaaaaang .. suamiku sayaaaaaaaaaaang .. gapaaaaaai puncaaaaaaaaaaaaaaaaaak “ erang dan dengus Vira Yuniar dengan mengelinjang bak cacing kepanasan itu, kembali aku melumat bibirnya dengan terus menyerbu dengan genjotan dan remasan lebih kuat membuat Vira Yuniar menjadi tak karuan.
    “Ya … ayoo . iyaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ teriak Vira Yuniar yang sudah tidak tahan lagi itu, kurasakan memeknya menyempit dengan cepat, mata Vira Yuniar memejamkan kemudian setelah kulepas lumatan itu.
    “Dikit lagi sayaaaaaaaaaaaaaaaang ,… dikit lagi suamiku sayaaaaaaaaang .. ayoo sayaaaaaaaaaaaang uuuuuuuuuuuuuuh … kontolmu nakaaaaaaaaal .. kontolmu enaaak banget sayaaaaaaaaaang .. teruus yaaaaaaaaang .. teruuuuuuuuuus … hujamin .. hujamin “ ajak Vira Yuniar yang sudah tak karuan nafsunya hendak mencapai puncak itu.
    Aku kemudian menghujamkan kontolku dalam dalam membuat Vira Yuniar ikut tergoncang, Vira Yuniar sudah tidak tahan, genjotan dan remasan tanganku membuat Vira Yuniar mencapai puncak, kurasakan kontolku dijepit dua kali lipat, tangan Vira Yuniar menggapai gapai, terkadang menekan kuat ke sprei, kemudian diremas dengan sangat kuat, dicakar cakar tak karuan. Kurasakan gelombang orgasme kian dekat, memek Vira Yuniar menjepit dengan kuat lagi dan dengan disertai lenguhan panjang, Vira Yuniar mendapatkan orgasme dengan menegang, matanya terpejam sangat kuat.
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang panjang Vira Yuniar mendapatkan orgasme, aku terus menghujamkan kontolku ketika tubuh mulus nan montok Vira Yuniar itu berkelonjotan menggapai puncak meninggalkan aku yang masih menghujamkan kontolku dalam dalam.
    Kuhujamkan lagi dengan kuat sampai membuat tubuh lemas tanpa daya itu hanya bisa pasrah, hujaman keras nan kuat akhirnya membuat kontolku muncrat tak karuan membasahi memek Vira Yuniar dengan lendir kental.
    “Craaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaaat “
    Aku melolong tak karuan, aku lemas tak berdaya dengan berkelonjotan kemudian ambruk menindih Vira Yuniar yang sudah tak berdaya itu, aku lemas, aku memeluk tubuh Vira Yuniar yang kusayangi ini.
    Kami bernafas dengan tak karuan, serasa hancur nafas kami, puncak kenikmatan itu membuat Vira Yuniar kemudian memelukku, pelan pelan Vira Yuniar menggeliat, memaksakan tubuhku menindih dengan telentang, kemudian Vira Yuniar menjepit pinggangku dan mengelus elus punggungku
    “Terima kasih sayaaaaaaaaang .. kamu bisa menyemburkan manimu dalam rahim Mbak Viraa .. jadilah anakmu sayaaaaaaaaaang .. hihihihihi “ goda Vira Yuniar dengan cekikikan.
    Gila ini wanita, mau maunya dihamili oleh orang lain. Perlahan aku membuka mataku, Vira Yuniar memeberikan senyum, aku terpana oleh senyumnya itu.
    “Mbak Vira luar biasa cantik .. jadilah pacarku ya Mbak “ rengekku
    vira_yuniar suka selingkuh“Lho .. kamu khan suami Mbak Vira .. masak jadi pacar “ goda Vira Yuniar dengan gemas.
    “Aaah Mbak Vira bisa ajaaaaaaaaaa .. “ balasku dengan memagutnya mesra. Vira Yuniar menikmati pagutanku itu
    “Trim ya sayaaaaaaaaang .. sudah lama Mbak Vira nggak ginian .. kamu bobok di sini saja ya sayaaaaaaaaang .. kelonin Mbak Viraa .. temani Mbak Vira malam ini .. Mbak Vira sayang kamuu “ sahut Vira Yuniar dengan memeluk dan menggulingkan aku, pahanya langsung menimpuk ke pahaku
    “Boboklah suamiku sayaaaaaaaaang .. awas jangan nakaaaaaal .. kalo nakal kulapori sama anak anakmu .. kita istirahat dulu sayaaang .. jadikan aku malam ini benar benar istrimu .. jangan sungkan menggenjot Mbak Viraa .. habis nikmaaaaaaat nih “ goda Vira Yuniar dengan memejamkan matanya.
    Kurasakan lendir kental itu masih perlahan lahan keluar dari sela sela memek Vira Yuniar yang menjepit kontolku.
    “Tidurlah sayaaaaaaaaaaang .. nggak usah takut .. nggak ada siapa siapa .. hanya kita berduaa .. “ belai Vira Yuniar dengan penuh rasa sayang padaku. Aku memejamkan mataku, tidur dengan kontolku masih tertanam dalam memeknya yang hangat itu.
    “Mbak Vira pengin bobok menjepit kontolmu .. pengin merasakan kehangatan kontolmu, sayaaaaaaaaang “ tutup Vira Yuniar dengan memejamkan matanya erat erat.

     
      Posted on : Jan 9, 2023 | Comments (0)
     
    Cerita Sex Agnes Monica

    Namaku Jimmy, umurku 19 tahun. Aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu universitas negeri di Jakarta. Kata temanku, aku tampan, tinggiku ideal, dan bentuk tubuhku atletis. Aku akan menceritakan pengalamanku yang terhebat, bercinta dengan artis muda yang sedang bersinar saat ini, Agnes Monica. Mungkin aku tidak akan menceritakannya terlalu panjang, tapi ringkas dan padat. Sebulan yang lalu, aku pergi ke toko buku yang cukup besar, untuk mencari buku tentang sex, karena aku kuliah di fakultas seksologi. Tempat itu sekarang cukup sepi, karena sudah sore. Aku sangat menikmati pencarian itu, karena selain membaca inti-intinya, aku juga sambil mengembangkan fantasiku, mengikuti cerita buku-buku itu. Rasanya aku sudah sange. Kalau saja aku punya uang banyak, dan didekatku ada wanita panggilan, pasti aku sudah mengerjainya.Aku baru sadar kalau disampingku ada seorang perempuan cantik, dan rasanya aku sering melihatnya, tapi aku lupa dimana. Dia memakai celana jeans dan kaos yang ketat. Aku baru ingat bahwa perempuan itu adalah artis idolaku, Agnes Monica. Aku memberanikan diri menyapanya dan berkenalan. Kami asyik ngobrol, dan aku mulai memancingnya bicara menjurus kemasalah sex. Ternyata dia juga menyukai hal-hal berbau sex. Dia suka melihat film blue, membaca cerita-cerita panas, dan melihat gambar-gambar porno di internet. Aku senang karena hobinya sama denganku. Pembicaran kami berlangsung secara terbuka, dan dia selalu menjawab setiap pertanyaanku, apapun pertanyaan itu. Aku berfikir untuk mengajaknya berhubungan sex. Aku mulai bertanya dengan maksud mengajaknya melakukan itu.

    J(Jimmy): Kamu pernah berhubungan sex?

    A(Agnes): Pernah sih, baru dua kali.J: Aku juga pernah, juga dua kali.A: Dengan siapa?

    J: Dengan mantan pacarku, dan teman sekampusku. Kalau kamu dengan siapa?

    A: Aku nggak bisa mengatakannya, gimana kalau ternyata kamu wartawan? Lalu kamu mengatakannya pada orang-orang?

    J: Aku sudah bilang aku mahasiswa. Kalau kamu nggak bisa bilang nggak apa-apa kok. Aku ngerti. Kamu melakukannya suka sama suka, atau dipaksa?

    A: Aku tidak dipaksa. Aku menikmatinya. Terakhir aku bercinta, dua bulan yang lalu. Dan aku sangat ingin melakukannya lagi. Tapi tidak dengan sembarang cowok. Aku akan melakukan itu dengan cowok yang badannya tinggi, atletis, dan tampan seperti kamu

    .J: Kalau aku mengajakmu bercinta, kamu mau tidak? Permainanku sangat hebat. Aku hafal sampai 30 variasi gaya. Cewek yang pernah bercinta denganku sampai orgasme tiga kali. Kamu mungkin akan mati kepuasan.

    A: Tentu aku mau. Kamu ada tempat? Kalau tidak ada, kita dihotel saja.

    J: Dihotel saja. Di rumahku selalu ada orang

    .A: Baik, biar aku yang bayar ongkosnya.

    J: Agar tidak memancing kecurigaan orang, nanti kamu pergi duluan untuk 'check in' dan masuk kamar dan aku akan mengikutimu dari belakang. Nanti , pintu kamarnya jangan dikunci dulu.

    A: Baik. Kalau begitu ayo kita pergi sekarang.

    Kami pun pergi berdua, naik mobilnya Agnes. Setelah sampai dihotel, kami menjalankan rencana kami. Setelah aku sampai dikamar hotel, Agnes sudah menungguku, dia duduk disofa. Dia sudah melepaskan kaos dan celananya, dia hanya memakai bra hitam dan CD yang juga berwarna hitam. Aku langsung mendekatinya, dan mencium bibirnya. Dan kami mulai memainkan lidah. Dia juga sudah ahli memainkan lidahnya. Aku mencium lehernya, sambil meremas dadanya yang belum begitu besar dan memutar putingnya. Dia menjerit "ooouugghhh" Aku mulai menjilati dadanya. Dia bertweriak lebih keras lagi. "ooouuggghhh, aduuuuh" Aku lang sung membuka baju dan celanaku, Agnespun membuka semua pakaiannya hingga sekarang kami berdua telanjang. Tubuhnya sangat putih dan mulus. Aku semakin bersemangat.Aku baru ingat pintu kamarnya belum dikunci, aku takut ada yang masuk dan mempergoki kami. Aku langsung mengunci pintinya. Agnes memelukku dari belankang lalu aku berbalik, aku memeluk dia dan mencium lagi bebirnya. Aku langsung menjilati payudara dan putingnya. Kemudian, Agnes langsung memegang jalan tolku dan mengulumnya. Sambil berkata "wah, jalan tolmu besar juga. Mungkin aku akan pingsan karena terlalu nikmat bercinta denganmu" Aku menjawab "apa aku bilang. kamu tidak akan kecewa" Agnes bertanya lagi "gimana , nikmat enggak? Aku hanya menganggukan kepala. Ternyata, Agnes sudah ahli melakukan oral seks.Aku bilang pada dia "aduuh, udah mau keluar nich" Tapi Agnes tetap asyik menulum jalan tolku. Akhirnya spermaku keluar dalam mulut Agnes. Tapi dia tidakm marah, malah dia menelannya, dan terus menjilati punyaku hingga bersih. Aku langsung membaringkan tubuh Agnes ke tempat tidur, dan aku langsung me"licking" tempenya Agnes. Aku kemudian menjilati klitorisnya dan mulai menjilati kedalam vaginanya. Sambil sesekali mem"f*ck you" dengan jari tengahku. Dia teriak kegelian "aahhhhh... geli sekali... oughh terus Jim, ayo sayang ougghhh" Aku semakin mempercepat jilatanku ke klitorisnya lalu Agnes bilang "Jim, udah mau keluar nih aduuuhhhh" Agnes mengeluarkan cairan kewanitaannya, lalu aku meminum dan menyedotnya.Agnes berkata lagi "hey Jim, ayo cepat masukan. Aku udah nggak tahan nih. Ayo dong"

    Aku langsung tancap gas dan memasukan jalan tolku ke vaginanya Agnes. Saat itu, aku diatas dan dia dibawah. Kami sambil berciuman. Aku merasakan betapa nikmatnya vagina Agnes Monica. Vaginanya masih sedikit rapat karena belum sering bercinta. Jepitannya pada jalan tolku sangat terasa. Aku sangat beruntung karena bisa bercinta dengan artis favoritku. Aku takan pernah melupakan ini dan aku berharap ini bisa terulang lagi.Kami langsung berganti posisi, dengan gaya bintang laut. Agnes berbaring menghadap kesamping, dan daku ada di belakang dia. Aku kembali memompa jalan tolku. Aku mempercepat pompaanku. Agnes berteriak lagi "aaahhhh... nikmat aaahhh aduuuuhhhhhh terus Jim terus" Aku bembali ganti posisi dengan posisi Doggie Style/gaya anjing. Aku memompa lagi dengan pelan, sambil memegang pantantnya Agnes. Aku menekan punggungnya, hingga pantatnya semakin naik. Dan kami memakai variasi Servent Desire Variat.Agnes bicara lagi "Jim, aku udah mau keluar lagi nih aduuuhhhh" Aku tidak menghiraukannya dan kembali mempercepat genjotanku. Dan "crooottt", air mani Agnes keluar, dan aku merasakan hangat di jalan tolku. Aku mencabut jalan tolku dan ternyata jalan tolku sudah penuh oleh air mani Agnes. Aku membersihkannya dengan tissu. Setelah bersih, Agnes kembali mengulum jalan tolku selama satu menit. Lalu dia menempelkan jalan tolku di jepitan payudaranya sambil meremasnya. Serta memasukan lubang jalan tolku be putingnya. Kemudian permainan kami lanjutka kembali.Kali ini aku duduk dan Agnes duduk diatasku lalu memasukan jalan tolku ke tempenya, dengan gaya belalang. Kami saling berhadapan, dan tubuhnya naik turun. Setelah 7 menit dia ganti arah, menjadi maju mundur dengan pelan, hingga kami bisa sambil berciuman. Lalu aku membalikan tubuh Agnes sehingga dia membelakangiku. Aku mendorong pantatnya naik turun.Setelah itu aku kembali berbaring, sedangkan Agnes duduk diatasku, dengan memakai gaya Women On Top. Dia kembali naik turun, sambil aku terus memandangi tubuhnya, wajahnya, dadanya, dan tempenya. Rasanya seperti mimpi, ini bisa terjadi. Aku langsung bangun dan membalikkan tubuhnya sehingga sekarang aku ada diatas. Aku membuka kakinya dan membentangkannya hingga vaginanya sedikit lebar. Aku kembali menggenjotnya dan meremas payudaranya. Kakinya kembali aku rapatkan dan kami berpelukan kembali, dan aku mempercepat genjotannya karena rasanya aku sudah mau orgasme.

    Agnes berkata "Jim aku mau orgasme lagi, aaghhhh geli, ouuughhhh aduuuhhhhhh.....oh Jim"Aku menjawab "aku juga mau orgasme nih gimana, mau dikeluarin diluar atau didalam?"Agnes berkata "keluarin didalam aja. Kebetulan besok aku kedatangan bulan. Sisa spermamu akan ikut terbawa keluar. Jadi aku tidak akan hamil"Akhirnya kami berdua orgasme secara bersamaan dan terasa hangat sekali ada cairan di jalan tolku, saat itu kntolku masih ada didalam vagina Agnes. Kami berpelukan, berciuman, dan sepertinya aku mendengar dia bilang "ooughhh... Jim, i love you, makasih ya, kamu sungguh hebat. Aku sendiri merasa sangat puas, bisa orgasme sampai dua kali, dan Agnes tiga kali. Kami main selama 1 jam 17 menit. Setelah 15 menit kami beristirahat, kami mandi bersama pukul 8 malam. Aku bilang "kalau bertemu lagi, kamu mau nggak main lagi denganku?"Agnes menjawab "tentu saja aku mau. Rasanya tidak ada lagi pria yang lebih perkasa dari kamu. Sungguh nikmat"Kami kembali berpelukan dan berciuman selama 5 menit. Lalu aku pulang duluan agar orang tidak curiga. Sedangkan Agnes pulang belakangan. Aku berharap agar aku bertemu lagi dengan dia. Tapi Sampai sekarang aku belum pernah bertemu lagi dengan dia. Tapi aku selalu berdoa agar Agnes semakin sukses dan ngetop, walaupun aku tidak bisa memilikinya, tapi aku sudah merasakan nikmatnya vagina Agnes Monica.

     
      Posted on : Jan 6, 2023 | Comments (0)
     
    Ngentot Roro Fitria

    Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…,hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Roro Fitria (seorang artis, presenter, penyanyi dangdut, dan model majalah pria dewasa  yang sexy nan sintal). Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka akupun mencari nafkah lain.
    Malam itu selepas syuting acara Sedap Malam, aku mengantar Roro Fitria pulang ke apartemennya. Roro Fitria tampak sangat sexy dalam balutan kaos merah ketatnya. Ya Roro Fitria memang tampak sekali kesexyannya, yang membuat mata lelaki tidak tahan untuk mencicipi tubuh indahnya.
    “Emmhh cape banget nih Pak…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya..sudah ingin istirahat nih…” sahut Roro kepadaku.
    “Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik sekali Roro, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati. Memang aku sanga tmenyukai Roro Fitria selain cantik dan sexy dia juga selalu baik hati. “Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gundamku untuk memiliki Roro”.Kataku dalam hati lagi.

    Sepanjang perjalanan aku sering melirik kebelakang memuji kesintalan tubuh dari Roro yang begitu sempurna dan sambil melafalkan gendamku yang akanku pergunakan buat Roro. Roro sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan sambil melihat ke jalanan.
    Akhirnya kami memasuki apartemennya, “Pak, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit rezeki buat Pak Parno…”. setelah itu Roro turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.
    Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Roro akupun duduk di sofa. “Ini Pak…, aku punya baju buat Pak Parno, sama sedikit uang…”, kata Roro sambil menyerahkan satu kantong kertas plastik dan amplop kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gundamku.

    “Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Roro yang halus dan mempergunakan gundamku. “Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Roro supaya biar gendamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.
    “ Pak, Pak Parno bisa ngak mijat pundakku…?, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Roro, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau buat di pijit ma diriku.
    “Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Roro yang montok ini, menambah naik libido diriku. “Sekarang, Roro akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gendamku yang terakhir untuk dapat memiliki Roro. Sambil terus memijit pundaknya…, tangan ku mulai beraksi meraba-raba tengkuknya sambil terus memijitnya.
    “Emmhh, terus Pak.., enak sekali pijitan mu..”, kata Roro sambil matanya terpejam.
    “Kamu cantik Roro sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya yang montok. Roro tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dada sang Artis sintal ini.
    “Tubuh kamu wangi sekali Roro….!!!”, tangan ku mulai masuk lewat sebelah atas kaos merahnya…, ku gerayangi dan kuremas payudaranya.
    “Emmhh.., Pak… Enak…”, erang Roro yang sudah berada dalam pengaruh gendamku. “Roro, sudah pernah melihat kontol…?”, kataku sambil setengah berbisik di telinganya. Roro Fitria tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.
    “Roro, mau melihat kontolku…?, kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya. Roro tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu.“Sekarang, Roro buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Roro Fitria.

    Roro tampak patuh dia mulai bersimpuh didepan ku dan memplorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi. Roro tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.
    “Sekarang, raih kontolku, Roro sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”,  perintahku selanjutnya pada Roro. Roro yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gendam. Mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang sexy mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Roro tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.
    “Ayo Roro…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Roro, yang dilanjutkan dengan anggukan dari Roro. Roro Fitria mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Roro sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.
    “Ah…, ya begitu Roro sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi rambut indah milik sang artis. Roro melanjutkan mengulum penisku.
    “Sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”,erang Roro tampak menikmati oral pertamanya. Meski agak sedikit canggung.

    “Ahh…. Bagus enak sekali Roro…..”, kataku sambil menjambak jilbab rambutnya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang“, tanyaku kepada artis berdada besar itu. Roro mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Roro tampak kelabakan, karena rambutnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah cantik Roro Fitria di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya…,Roro tampak pucat. Aku menarik lagi rambutnya. Kemudian aku hentakkan kembali. Aku senggamai mulut sang artis berpayudara montok itu.
    “Srrruuuuppp…. Aacchh”rintih Roro yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oral pertamanya. Roro terus melakukan emutan di penisku.
    “Ahh… Roro sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…,kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Roro Fitria. Disertai anggukan Roro yang terus melakukan oral terhadap penisku.
    “Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”,erangku. Roro hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi sang artis tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di rambut dan kaos sang artis. Roro mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.
    “Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Roro kamu adalah lonteku, budak nafsu diriku….”kataku, memang yang telah terkena gendam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.
    “Sekarang Roro harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…”perintahku pada Roro. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Roro Fitria mulai berikrar di depan ku.
    “Saya…., Roro Fitria mulai detik ini akan menjadi budak sex tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata Roro Fitria.
    “Emmhh … Lubang apa aja yang ditubuhmu Roro…..” tanyaku kepada Roro. “Mulut, Vagina dan Dubur saya tuan….”, jawab Roro Fitria yang sudah tampak horny.
    “Mulut, Memek, sama Bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuh mu dan kamu harus bersedia di gangbang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”,kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang artis montok itu. “Iya, Mulut, Memek dan Boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Roro bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Roro bersedia untuk di gangbang tuan….,tubuh Roro seutuhnya milik tuan”, begitulah kata Roro Fitria yang sudah 100% dalam pengaruhku. Roro Fitria yang cantik, sexy, dan montok akan segera berubah menjadi wanita binal.
    “Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte binal kaya kamu…”, perintahku kepada Roro.
    “Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Roro ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Roro yang belum pernah di jamah kontol….,silahkan Tuan…”, jawab artis sintal itu dengan manja. Sambil tangannya terus mengocok penisku yang mulai tegak lagi.
    “Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang….Dan jangan sisakan apapun ”, perintahku kepada Roro.

    Roro mulai membuka semua bajunya…., hingga tidak menyisakan satu lembar benang pun. Payudara sang artis terlihat tampak montok, besar, dan sintal sangat menggairahkan, vagina sang artis montok itu tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Roro Fitria sekarang sudah tanpa busana.
    “Mendekatlah kemari lonteku…..”,perintahku kepada Roro. Roro mulai mendekatiku….., aku mulai remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara montok sang artis.
    “Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”,kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara montok sang artis. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Roro dan mulai memasuki vagina sang artis sambil mencari klitoris Roro Fitria.
    “EEmmhhh……”desah Roro ketika klitorisnya mulai ketemu olehku. Aku mulai memainkan klitoris Roro sang artis sintal. Semakin lama vagina sang artis makin basah tubuh Roro tampak melemah, dia mulai terjatuh diatas sofa.
    “Ahhh….. enakk……. Tuan….. “lenguh Roro menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku divagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina sang artis montok tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina sang artis tersebut.
    Roro makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tanganny amenekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus dijilat vagina sang artis montok tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina sang artis montok tersebut. “Srruuppp….. sruuuppppp…..”terus aku menjilati vagina Roro.
    “Acckkkhhh…… Roro pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”erang Roro yang tidak ku hiraukan ucapannya. Aku terus menyedot liang vagina sang artis montok tersebut. Dan akhirnya “Acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”lenguh Roro.
    Cairan cinta Roro yang sudah terangsang berat keluar, dan memenuhi mukaku….

    “Ackkhhh Roro…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang penisku sudah mendekati lubang vagina sang artis montok, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.
    “Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, penisku ku gesekkan diatas vagina Roro… “Emmhhh….”erang Roro tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin memerawani vagina sang artis montok ini.
    Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina Roro, aku terus berusaha…., kubuka lebar vagina Roro dan ku dorongkan penisku… setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam vagina Roro Fitria. Sulit sekali memang….
    “AAccckkhh….. sakit……!!!”teriak Roro tampak meringis ketika setengah penisku sudah masuk ke dalam Vaginanya…. “Acckkhhh…… Ampun ….. sakit…sekali….Sudah…sudah…ammpunn tuuaann!!!”rintih Roro mulai menangis.. menahan perih dan ngilu divaginanya.
    “Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”,  dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Roro…. dan amblas semua penisku kedalam vagina Roro. “Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”jerit Roro kesakitan, kepalanya terdongak kebelakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah dimasuki penis milikku.
    Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Roro yang sedang menahan sakit itu, sampai Roro Fitria meringis, kepalanya membanting-banting ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa. “Acckkkhhh…… perih….Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….” Roro terus berteriak. “Bukan kah , ini yang kau mau Roro…? Lonteku sayang….???” kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang artis montok itu.
    Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku  mencium telinga Roro yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus ditubuhku berdiri. “Bibir Roro indah..” itu yang terdengar oleh Roro sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Roro tampak  menikmat sekali rasanya dicumbui
    Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Roro.

    “Ohh.. Roro.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Roro maju dan mundur dan Roro pun semakin menikmatinya, hilanglah rasa pedih dan sakit yang tadi diraraskan Roro terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Roro mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.
    “Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..”racau Roro. Lama aku memacu birahinya dan Roro Fitria pun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Roro mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Roro, Roro pun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Roro sambil melumat bibirnya. Roro benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara rambut Roro sudah tampak tak karuan. Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak darah segar keluar dari vagina sang artis sintal itu.
    “Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”tanyaku kepada Roro dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.
    Kini kuperintahkan Roro menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penis kumemasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Roro Fitria turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap seluruhnya.
    “Mmhhh…enak Roro, memekmu legit sekali !”gumamku merasakan himpitan dinding vagina Roro terhadap penisku.

    Tanpa menghiraukan ocehanku, Roro mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnyaseperti ketika dia show sebagai penyanyi dangdut. Sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku. Dan  dibimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Roro dan tangan satunya menelusuri tubuh yang sintal milik Roro Fitria, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang sexy. Roro sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.
    “Yah…terus Roro, enak…terushh !”desahku seiring genjotan Roro yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Roro saling berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Roro tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.
    “Gimana Roro? Enak ga kontol saya ?”tanya diriku yang telah menaklukkan seorang artis bertubuh sintal tersebut. “Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!”erang Roro.
    Tidak sampai lima menit setelah itu, Roro mulai sampai ke puncak,otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah. “Oohhh !” Roro menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.
    Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Roro sudah untuk ketiga kalinya orgasme. “Roro masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “Mau kan lonte, jawab dong!” tanyaku lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.
    “Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!”rintih Roro karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Roro menjawab terengah-engah.

    Kembaliku menjejali vagina Roro dengan penisku yang masih tegak dan keras. Kali ini dengan posisi Doggy style tanganku sambil berpegangan pada pinggang Roro akupun terus menyodok-nyodokan penisku. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Roro ikut bergoncang-goncang, diatas sofa tempat tangan Roro menahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak rambutnya. Roro semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Roro akan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang artis binal ini.
    Roro terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku. . “Oohh…ayo Tuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!”erang Roro. Yang akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. Memang Roro sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

    Tubuh Roro tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Roro semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Roro mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Roro pun ambruk kesofa.
    Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Roro. “Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!”lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.

    Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Roro nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan spermaku meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Roro dengan penis masih menancap divaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Roro merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Roro.
    Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh sexy nan sintal Roro Fitria. Dan Roro pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gendamku. Karena mulai sekarang Roro sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.

     
      Posted on : Jan 6, 2023 | Comments (0)
     



    Are you sure you want to delete this blog and all it's comments?

    Please select delete reason:



    Contact us - FAQ - ASACP - DMCA - Privacy Policy - Terms of Service - 2257



    Served by site-6946cfc497-2czhw
    Generated 09:58:18