Kisah ini terjadi ketika aku duduk di kelas 2 SMA. Aku bersekolah
di salah satu SMA swasta yang terbaik di kotaku. Setiap hari sabtu, kami
diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pramuka. Pertama kali mengikuti
kegiatan pramuka, aku dan beberapa teman sempat melihat ada seorang
kakak pembina yang menarik. Wajahnya sih memang tidak terlalu cakep.
Tapi tubuhnya yang tinggi dan atletis itu sering kali membuat kami
berdecak kagum bahkan tak jarang menelan ludah.
Kebetulan aku menjadi ketua regu, dan setiap kali usai latihan aku harus
melaporkan atau pun membantu kakak pembina untuk membereskan segala
sesuatunya. Karena reguku sering mengikuti perlombaan Pramuka antar
sekolah maka secara tidak langsung hubunganku dengan kakak-kakak pembina
pun semakin dekat. Namun kakak yang satu itu sebut saja namanya Andre,
dia adalah orang yang sangat cuek Setiap selesai latihan aku selalu ikut
bergabung dengan kakak-kakak pembina yang lain untuk sekedar bersendau
gurau ataupun untuk mempersiapkan materi atau menyusun acara.Aku seirng
mencuri-curi pandang pada Kak Andre yang selalu diam seolah tidak pernah
merasakan sikapku yang selalu diam-diam memperhatikannya. Dalam hatiku
mulai tumbuh perasaan yang lain terhadap Kak Andre. Sampai aku berjanji
dalam hati, aku harus bisa menaklukannya. Memang untuk menaklukan hati
cowok di sekolahku bukan suatu masalah buatku. Karena aku termasuk
memiliki wajah dan body yang di atas rata-rata. Selain itu aku di kenal
sebagai siswi yang aktif dan memiliki banyak kelebihan.
Tak terasa sudah satu semester berlalu. Setiap kali usai kegiatan
Pramuka aku selalu memperhatikan Kak Andre. Tapi dia tidak menunjukan
adanya perubahan sikap. Aku semakin penasaran tentunya. Sehabis
penerimaan raport semeter satu. Sekolah mengadakan perkemahan selama 4
hari 2 malam di bumi perkemahan Pacet, Mojokerto. Dan kegiatan ini
adalah kegiatan wajib yang harus diikuti semua siswa tanpa
terkecuali.Pada hari yang di tentukan, kami semua berkumpul di sekolah
dan berangkat ke perkemahan dengan mengendarai bus-bus yang sudah di
sediakan oleh pihak sekolah. Sesampainya di sana, kami langsung
menempati lokasi sesuai dengan denah lokasi yang ditentukan.
Masing-masing regu mendapat 1 tenda besar dan 1 tenda sedang. Sedangkan
di POSKO terdapat tenda super besar 2 buah yang di gunakan untuk berjaga
oleh kakak-kakak pembina. Selain itu di beberapa sektor juga terdapat
tenda-tenda kecil untuk tempat kakak-kakak pembina berjaga sehingga
tidak ada yang bisa melintas dari perkemahan putra ke perkemahan putri
dan sebaliknya.Hari pertama acara berlangsung dengan lancar.
Semua
sesuai dengan jadwal dan yang direncanakan.Hari kedua juga demikian. Di
setiap acara aku juga selalu memperhatikan Kak Andre. Aku juga masih
tidak merasakan adanya perubahan dari sikapnya. Pada hari ketiga aku
kebagian jadwal mencuci. Sore itu aku turun membawa semua yang perlu
dicuci, aku berjalan ke sungai dekat situ.Ditemani salah seorang anggota
reguku aku pun mencuci. Sore itu tiba-tiba mendung gelap sekali. Aku
langsung menyuruh anak buahku untuk kembali ke tenda karena aku ingat
tenda dalam keadaan setengah terbuka habis dibersihkan dan anak buah
yang lain sedang mengikuti kegiatan. Aku bilang pada Dian, “Sudah, kamu
kembali ke tenda saja dan tunggu aku di sana.. keliatannya akan hujan.”
Sementara Dian berlari-lari kecil meninggalkanku, aku melanjutkan
mencuci yang tinggal sedikit lagi.
Tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda,
hujan langsung turun dengan derasnya. Aku pun berlari hendak menuju ke
tenda. Karena terburu-buru dan jalanan menjadi licin karena hujan, aku
terpeleset. Spontan aku berteriak. Tiba-tiba ada cahaya senter menerpa
wajahku. Aku tidak dapat melihat siapa yang berada tepat di depanku, aku
jadi takut. Tiba-tiba kudengar suara, “Sedang apa kamu Ria?” suara itu
begitu kukenal. Sebelum aku ingat suara itu milik siapa, pria itu
mendekatiku. Lalu dia membantuku berdiri. Karena kakiku terkilir aku
berteriak kesakitan, “Aduh..” sambil terduduk lagi. Pria itu pun
berjongkok di sebelahku baru aku sadar ternyata dia Kak Andre. Aku
tercengang dan jadi salah tingkah.Kemudian kami saling bertatapan
sejenak. Begitu dekat wajah kami. Kami saling berpandangan. Mata kami
saling menatap begitu dalamnya, sementara hujan deras tetap membasahi
kami berdua. Tiba-tiba aku merasakan ada tangan mengusap lembut pipiku.
Menyibakan rambutku yang basah dan menutupi sebagian wajahku. Usapannya
begitu lembut. Aku benar-benar tak menyangka. Kak Andre yang selama ini
kulihat begitu cuek dan seolah tak peduli dengan keadaan sekitarnya bisa
begitu lembut. Dan tanpa banyak bicara dia menggendongku. Sambil
berlari menerobos hujan dan kegelapan malam. Kami sampai di tenda posko.
Rupanya Kak Andre sedang berjaga di posko dekat dengan tempatku
mencuci. Dia membawaku masuk ke dalam tenda.
Aku terduduk di sana dan
sedikit menangis, aku merintih karena kakiku kurasakan sangat sakit.
Kemudian Kak Andre mengambil minyak dari dalam tas yang ada di sana. Dia
menggosok kakiku yang terkilir sambil dipijat-pijat. Aku sempat memekik
beberapa kali. Tapi kemudian kurasakan sakitnya berkurang. Aku pun
mengatakan, “Sudah Kak.. sudah mendingan,” suaraku memecah kesunyian
berbaur bersama suara hujan yang makin deras dan kilat yang
bersautan.Kemudian Kak Andre duduk di sebelahku. Kami saling bercerita.
Aku benar-benar tidak menyangka pria yang selama ini sangat cuek dan
tidak peduli itu bisa bercerita panjang lebar. Tiba-tiba dia memegang
tanganku. Sambil menatapku dalam-dalam, dia mengatakan kalau dia suka
dan sayang padaku. Bagaikan disambar petir yang begitu dahsyat mendengar
perkataannya. Aku sangat terkejut juga sangat senang mendengarnya.
Apalagi ketika Kak Andre mengatakan bahwa dia ternyata sudah cukup lama
suka padaku hanya saja karena pengalamannya sering ditolak maka dia
tidak berani mengungkapkannya.
Aku beranikan diri bersandar di pundaknya.
Ternyata Kak Andre pun memelukku. Aku tak sadar apa yang terjadi sampai
ketika aku sadar mulut kami telah saling berciuman dengan dahsyat.
French kiss yang begitu lembut tapi penuh dengan gelora. Belum pernah
kurasakan sebelumnya. Sementara tangan Kak Andre mengusap-usap rambutku
yang basah. Lalu turun ke pipiku. Dan lidah kami saling berpagutan. Aku
merasakan bibir Kak Andre merambat turun. Dia menciumi leherku. Tubuhku
merinding seketika saat kurasakan hangat nafasnya mengalir di leherku
begitu kontras dengan dinginnya udara malam itu. Tangan Kak Andre
kurasakan menyentuh bahuku. Lalu perlahan turun dan memegang kedua
bukitku, diusapnya kedua bukitku yang bersembunyi di balik baju
pramukaku. Perlahan di lepasnya kancing bajuku satu persatu. Kemudian
direbahkannya aku. Aku sadar, kutahan tangan Kak Andre yang
mendorongku.”Jangan Kak nanti ada yang lihat..” kataku. Tapi Kak Andre
menggeleng, “Tenang.. tidak ada yang kemari kok, aku jamin.” Lalu Kak
Andre mencium bibirku, sambil tangannya bergerilya di dadaku. Diusap,
diremasnya dengan mesra kemudian dia mencium leherku. Aku mendesah,
ciumannya turun ke dadaku, dikulumnya dan dihisap, “Uhhmm.. benar-benar
nikmat..” rasa hangat mengalir dalam tubuhku. Sambil tangannya
meremas-remas buah dadaku, Kak Andre terus mengisap dan menjilat buah
dadaku bergantian yang kanan dan kiri.Kemudian dia melepaskan bajunya.
Aku sungguh tercengang melihat tubuhnya yang kekar itu. Tangannya yang
kekar, bahunya yang bidang, dadanya yang berotot, perutnya yang sixpack,
tak sanggup aku menahan air ludahku untuk tak mengalir saat melihatnya.
Kemudian dia melepaskan celana panjangnya sehingga sekarang hanya
memakai celana dalam saja.Kak Andre kembali mengisap kedua bukitku.
Sambil tangannya bergerilya, makin lama makin turun, mengusap pahaku.
Tangannya bisa bergerilya dengan bebas karena aku masih menggunakan rok
Pramuka. Perlahan kurasakan tangannya naik, berusaha menyentuh celana
dalamku dan melalui sela-selanya dia mengusap kemaluanku. “Aahh..”
sungguh sensasi yang luar biasa, dia mengusap-usap klitorisku, karena
tangannya terhambat kemudian dia menarik dan melepaskan celana dan
rokku.
Tangannya terus bermain-main di dalam kemaluanku yang kurasakan
sudah sangat basah. “Uhhmm..” rasanya aku sudah tak mampu menahan gelora
nafsuku lagi. Kak Andre menarik tanganku, mendekati kemaluannya yang
sudah berdiri dengan tegak hingga menyembul dari celana dalamnya. Aku
benar-benar terbelalak dan terpesona melihatnya. Langsung saja
kuusap-usap dan kupermainkan kemaluan Kak Andre.Tiba-tiba kurasakan ada
barang basah di kemaluanku. Ternyata Kak Andre memainkan lidahnya.
Dijilatnya kemaluanku dan diisap sambil sesekali dia menusuk-nusukan
lidahnya bergantian dengan tangannya ke dalam lubang vaginaku. Nafsuku
telah bergelora. Aku jadi teringat blue film yang pernah kutonton.
Perlahan namun pasti kumasukan kemaluan Kak Andre ke dalam mulutku.
“Uhhmm..” Kak Andre mengerang. Aku jilat kepala penis Kak Andre sambil
kukocok-kocok batang kemaluannya kuhisap sesekali, sementara Kak Andre
tetap mempermainkan kemaluanku dengan lidahnya.Kami mengambil posisi 69,
berdampingan. Kocokanku dan hisapanku makin kuat. “Uhhmm.. nikmat
sekali Sayang..” Kak Andre mendesah. Aku pun merasakan nikmat yang luar
biasa. Kak Andre mengeluar-masukan jarinya bergantian dengan lidahnya ke
dalam kemaluanku. “Uhh Kak.. aku tak tahan lagi.. aku mau sampai Kak..”
kurasakan ada sesuatu membasahi kemaluanku dan Kak Andre mengisapnya
kuat-kuat kemudian ditelan semuanya. Lalu Kak Andre memutar badan, dia
mencium bibirku dengan ganas. Dia menindihku. Kakiku dibukanya dan dia
mempermainkan kepala kemaluannya di klitorisku sambil tetap berciuman
denganku. Aku merasakan di bawah sana sudah semakin basah.Tiba-tiba,
“Bless..” dan, “Aacchh..” aku memekik, badanku menegang merasakan nikmat
yang luar biasa. Kak Andre membiarkan kemaluannya tetap tertancap di
dalam tanpa bergerak sedikit pun sampai badanku melemas. Kupeluk erat
Kak Andre sambil meneteskan air mata. Kak Andre mengusap air mataku dan
menciumiku. Dia bertanya apakah sakit? Aku hanya mengangguk kemudian
menggeleng. Aku benar-benar tidak tahu apakah itu sakit atau kenikmatan
yang luar biasa. Kak Andre kembali mencium sambil memelukku.Tiba-tiba
nafsuku bergelora kembali setelah sempat terhenti. Kuciumi Kak Andre
makin ganas. Perlahan namun pasti Kak Andre menggoyangkan badannya maju
mundur dan kemaluannya bergerak keluar masuk. Pertama, perlahan-lahan,
makin lama gerakan makin cepat. “Uhh..” aku benar-benar tidak tahan,
kemaluan Kak Andre yang begitu panjang, keras dan besar benar-benar
membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
“Uhhm Kak.. aku tak
tahann.. aku mau keluar Kak..” Kak Andre bergoyang makin cepat lalu
kurasakan kembali kemaluanku basah. 2-0 sudah untuk Kak Andre.Kemudian
aku bangun, aku membalikkan badanku. Sekarang Kak Andre memasukan
kemaluannya dari belakang. Aku melihat di dalam tenda bayangan tubuhku
dengan Kak Andre sangat indah, hal ini membuatku makin terangsang. Aku
memutar kepalaku dan mencium Kak Andre sambil Kak Andre meremas bukitku.
Sementara kemaluannya masih terjepit di dalam kemaluanku, begitu luar
biasa sensasi yang kurasakan.Lalu Kak Andre bergoyang dengan cepat.
“Uhhmm..” nikmat sekali kurasakan, seolah kemaluan Kak Andre begitu
terjepit di dalam kemaluanku. Kak Andre bergoyang makin cepat, makin
cepat. Kemaluannya serasa menyodok-nyodok rahimku. “Ohh God..” aku tak
tahan lagi, kepalaku bergeleng ke kanan ke kiri tak kuasa menahan nikmat
yang luar biasa. Goyangan Kak Andre makin cepat, keluar masuk, keluar
masuk, kepala terasa mulai pusing. Aku mencengkeram besi yang menopang
tenda. “Ah.. Aku tak tahan Kak.. keluarkan cepat,” kataku.Tiba-tiba
kurasakan tubuhku mengejang dengan dahsyat. “Kakk..” rintihku. Dan,
“Crott.. crott..” Air mani Kak Andre kurasakan menembak rahimku begitu
hangat mengalir deras dalam rahimku. Tubuhku lunglai lemas. Kak Andre
menciumku dan mengatakan kalau dia sangat sayang padaku. Aku pun
tertidur sampai kemudian Kak Andre membangunkanku ketika hujan sudah
berhenti, maka aku pun kembali ke tendaku sendiri dengan membawa
kenangan yang tak terlupakan.Hubungan mesum kami terus berlanjut sejak
saat itu. Begitu selesai kuliahnya, Kak Andre melamarku untuk menjadi
istrinya. Kini kami hidup bahagia dengan 2 orang anak balita yang tampan
dan lucu-lucu.