Share this picture
HTML
Forum
IM
Recommend this picture to your friends:
ImageFap usernames, separated by a comma:



Your name or username:
Your e-mail:
  • Enter Code:
  • Sending your request...

    T'nAflix network :
    ImageFap.com
    I Love DATA
    You are not signed in
    Home| Categories| Galleries| Videos| Random | Blogs| Members| Clubs| Forum| Upload | Live Sex




    cerita seks nafa urbach

    Nafa_Urbach, cewek cantik yang sudah malang melintang dunia artis selalu menunjukan kesintalan tubuhnya dengan buah dada yang besar. Lantas bagaimana mendapatkan wanita ini agar bisa kutiduri ? Hmmmm .. pertanyaan yang menggelitik. Wanita ini menyimpan magnet seksualitas tinggi. Aku tidak tahu ketika ada sebuah sms tak dikenal masuk ke hapeku. Dari klient guwe, diminta untuk datang ke kantornya. Karena tak ada pekerjaan setelah semalam suntuk bercinta dengan Andi Soraya aku sanggupi saja datang sekarang juga. Kutinggalkan Andi Soraya yang semalam kugumuli dan masih terlelap tidur dengan bertelanjang bulat, namun sebelum pergi aku sempat meminta untuk nungging dan kusodoki sampai Andi Soraya ngos ngosan.
    Bujubeneng jalan ke kantor itu lenggang tanpa ada kemacetan walau di jalan Sudirman, aku sampai di gedungnya ketika masih siang. Ketika aku masuk ke kantor temanku, aku sudah dicegat resepsionist
    “Mas ditunggu Bapak di ruangan ya “ sapa Anis ketika mencegatku ketika aku mau naik lift
    “Oke .. “ kataku singkat
    “Mas .. ada waktu nggak sih besok ?”
    “Ada ! ada perlu apa ?”
    “Biasalah ... tagihan deh”
    Anis itu merupakan seorang pegawai yang sudah bersuami dan beranak satu, sudah 3 kali aku menidurinya. Yang aku suka dari Anis adalah bentuk buah dadanya yang besar sekali, belum lagi bentuk vaginanya sangat indah jika disodok sodok dengan posisi ditindih.
    Aku masuk ke ruangan Afandi, aku mengetuk dan dipersilakan masuk. Aku terkejut ketika di situ ada Nafa Urbach
    “Selamat siang Han .. “ sapa Afandi ketika melihatku masuk
    “Siang juga .. hmmm .. ada artis cantik dimari “ celetuku dengan mengajak bersalaman
    “Iya Han . nih kenalkan Mbak Nafa Urbach “
    Aku duduk disampingnya, bau parfumnya terasa menusuk hidungku
    “Begini Han .. Mbak Nafa ini khan punya usaha sendiri, nah dalam bidang jual beli pakaian untuk teman temannya .. butik kalo nyebutnya di kalangan artis .. “
    “jadi guwe mau dijadiin salah satu target konsumen .. “ celetuku disambut tawa mereka
    “Nggak .. “ sahut Nafa Urbach
    “Begini lho ... tugasmu ngurus software accountingnya, dari pemasukan sampai pengeluaran” kata Afandi dengan serius
    “Walah .. kalo penisku keluar masuk di vagina Nafa Urbach mau deh “ pikiran kotorku muncul dalam pikiranku, bathinku dengan tersenyum
    “kapan ? “ sahutku cepat
    “Sekarang kau berangkat sama Mbak Nafa .. “
    “Sekarang ??? “ tanyaku terkejut
    “Iya .. kau jual softwaremu di perusahaanku, sedang orangku masih dalam trainingmu, belum percaya aku... “
    “Baik . kita dimulai dari mana ?”
    “Begini ... kita mulai dari butik saya satu di Thamrin dan satunya di Senayan .. lalu yang terakhir di rumah agar saya bisa mengontrolnya .. “ sahut Nafa Urbach dengan sigap.
    “Semua ongkos itu ditanggung Mbak Nafa ... yang ngurus garansi dan support biar orangku dengan bantuan dirimu Han “
    Kami berangkat bersama, keluar dari kantor Afandi, Nafa Urbach memberikan kunci mobil. Penginnya nyopir Nafa Urbach diranjang saja deh .. penisku dah kumat nih
    Di butik pertama aku agak lama juga karena pegawainya agak susah diminta menjalankan aplikasi baru, namun setelah kutraining secara singkat barulah bisa mengerti. Butik kedua juga tak masalah, hanya ada masalah error pada komputernya menjadi lebih lama, padahal dah hampir gelap.
    “Bisa lembur nih “ kataku
    “Ntar lemburnya aku hitung deh “ sahut Nafa Urbach sambil mengambil rokokku yang kuletakan di dashboard mobil
    Sesampa dirumahnya aku langsung ditunjukan laptop yang dikeluarkan dari lemari rumahnya, aku diminta duduk di ruan tengah yang sangat mewah,
    “mau minum apa Han ?” tanya Nafa Urbach
    “Teh manis saja “ kataku singkat
    “Oke .. aku buatin .. “
    Aku hanya mengangguk dan mencoba memasang aplikasi tersebut dan bisa langsung jalan, dua butik bisa terkontrol penjualannya.
    “Han .. aku mandi dulu ya .. aku gerah je “
    “Baik .. boleh ikut ?” candaku dengan tertawa
    “Boleh .. kalo berani .. ntar dikampleng sama suamiku “ balas Nafa Urbach dengan tertawa
    “Nggak takut “ ujarku sambil cuwek ke layar laptop.
    Aku mencoba meneruskan pekerjaanku membuat backup laptopnya, lalu setelah selesai aku duduk diam kecapekan bekerja dan mikir, aku terkejut ketika diberi handuk dan disampirkan di pundaku
    “Mandi dulu sana ... kalo boleh aku ikut deh “ canda Nafa Urbach dengan tertawa
    “Boleh .. “ ujarku dengan menarik tangannya
    “Idih .. nafsu amat sih lu “ ujar Nafa Urbach dengan tertawa.
    “maklum belum ada penyaluran deh “
    Aku mandi dengan membayangkan Nafa Urbach telanjang bulat, aku kembali lagis selama serempatnya dan kembali berpakaian rapi, aku sangat terkejut dan kaget, di sofa itu Nafa Urbach telah telanjang bulat memamerkan keseksian tubuhnya. Vaginanya sangat indah sekali dengan rambut yang tidak begitu lebab dan nyempluk, buah dadanya besar sekali dan merangsang. Senyumnya yang genit hendak menerkamku bulat bulat, pandangannya tertuju pada penisku.
    “Kesini Han .. “ panggilnya dengan suara mendesah
    Aku mendekat tanpa rasa takut, lalu aku langsung menindihnya dan kuarahkan bibirku ke bibir Nafa Urbach, kami berciuman sangat ganas dan benafsu, tangan Nafa Urbach meremas remas penisku yang masih bercelaa lengkap. Kuremas buah dadanya yang kenyal itu memberikan rangsangan, Nafa Urbach sampai melenguh, merintih dan mendesah menambah birahiku naik berlipat lipat. Dijepitnya kedua kakiku dengan keras sehingga aku mau tak mau hanya bisa melumat bibir Nafa Urbach dan meremas remas buah dadanya yang semakin mengeras itu
    “Kata Inez Tagor .. kau jago diranjang ya .. ? aku dah tahu kau ada main dengan dia, kalo tak mau bocor, ya aku ingin mencoba kejantananmu“
    “Kau nekat juga Mbak Nafa ?” kataku sambil meremas gemas buah dadanya
    “Ayo Han .... puasi aku, nikmati kesintalan tubuhku .. terbangkan aku ke langit “ desahnya semakin membuat diriku cepat cepat menggotong tubuh telanjang seksi ini ke kamar, kusingkirkan kakinya dan aku turun dari sofa, kupondong Nafa Urbach ke dalam kamar dan kulemparkan ke ranjang yang empuk itu, tubuhnya menggeliat dan lidahnya menjulur menjilati bibirnya.
    Kubuka pakaianku, ketika aku membuka celanaku, penisku bagian kepala sudah menyembul keluar
    “Ih ... gedhe banget penismu Han “ ujar Nafa Urbach dengan kawathir
    “Biasa saja .. “ujarku sambil melepas celana dalamku dan ngacung dengan tegak di depan Nafa Urbach. Digenggamnya penisku dan dikocok kocok, aku masih dalam posisi berdiri. Nafa Urbach menungging di ranjang dan langsung menelan penisku bulat bulat. Penisku disedot sedot dalam mulutnya sehinga aku hanya bisa meringis dan melenguh.
    “Auh ... argggg .. enak sekali Mbak Nafa .. “ desisku dengan nikmat
    Dikeluar masukan penisku dalam mulutnya, kuremasi buah dadanya dengan keras sehingga tubuh Nafa Urbach sampai oleng ke sana kemari tak tahan remasanku, bahkan sambil melepas pegangan tangan pada ranjang dan menepis tanganku, namun tak lama lagi aku pun kembali bermain di buah dadanya.
    “Hmmmmmmm ... mmmmmm ... mmmm “ hanya itu yang bisa diucapkan Nafa Urbach
    Tak lama kemudian Nafa Urbach menghentikan oral seks pada penisku dan langsung tiduran mengangkang, memamerkan vaginanya yang sudah sangat basah
    “Puasi aku Han . Oh .. besar sekali penismu Han .. “
    “Enak khan kontolku ?” godaku
    Aku langsung menyerbu ke hutan yang sangat indah itu, kujilati naik turun sehingga Nafa Urbach hanya bisa mendesis dan melenguh sampai kepalanya oleng tak tentu arah. Kumasukan lidahku ke dalam lubangnya yang sudah becek dan semakin membesar itu, aku dijepitnya pada kepalaku dan tanganku bekerja di dadanya yang membusung itu, lenguhan Nafa Urbach membahana di kamar itu dan aku menyedot vaginanya
    “Han .. auhhh ... enak Han .. aaaargggggg “ lenguh Nafa Urbach sambil menggelinjang keenakan, tangannya meremas sprei tanda merasakan sensasi oralku
    “Terus .. oh ..sayang .. terus ... aku .. aaa ku .. Oh .. Haaan “ teriak Nafa Urbach dengan tubuhku montang manting ke sana kemari melawan aksiku yang bekerja di vagina dan buah dadanya diremasinya kepalaku lalu dilepas dan kembali meremas sprei, matanya merem melek keenakan.
    “Aku nggak tahan Han .. teruskan . Oh ... aku .. aku ... “ ujar Nafa Urbach dengan terputus ketika memuncratka air orgasmenya dan langsung mengelepar dengan tubuh mengejan dan berkelojotan, kubiarkan dia menikmati orgasme dan diam dengan nafas tersengal, aku merapat pada tubuhnya dan kuarahkan penisku ke lubangnya. Nafa Urbach sangat kaget ketika aku sudah mendesak memasukan batangku
    “Sabar dulu Han .. make kondom “ pekiknya keras
    “Terlambat “ ujarku sambil menekan lebih jauh ke dalam, namun Nafa Urbach tak mencegahnya
    “Masuki Han .. lebih dalam .. aku genjot aku,sayang “ ujar Nafa Urbach menyemangati diriku
    Kumajukan mundurkan penisku dengan pelan agar bisa masuk lebih dalam.
    Penisku amblas masuk sampai pangkalnya disambut dengan pekikan kami
    “aaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh .... “
    Langsung saja kumaju mundurkan penisku menghujam, jepitan pada vaginanya sangat keras dan menyedot, meremas penisku. Terasa sangat panas.
    Tubuh kami sudah bermandi keringat, lalu aku menidh tubuh Nafa Urbach dengan memberikan lumatan pada bibirnya sambil aku naik turun di atas tubuh Nafa Urbach, tangan kananku bekerja pada buah dadanya, sehingga Nafa Urbach sangat kepayahan melayani serbuanku dan hanya bisa memelukku. kadang pelukan itu lepas dan mencari remasan di sprei.
    Tubuh seksi Nafa Urbach itu menggeliat bak cacing kepanasan di ranjang empuk itu
    “Han .. Oh .. aku suka gayamu yang membabi buta “ kata Nafa Urbach dengan gemas lalu menggigit bibirnya, kukejar bibir itu lenih jauh dan masuk dalam kulumanku
    Menit demi menit kami saling memilin memagut dan mengulum dengan batang penisku keluar masuk vaginanya. Rambut Nafa urach berantakan tak karuan
    “Aku .. aku .. aku aaah ... Han .. “
    “Iya, sayang “ ujarku melepas pagutan namun tanganku tetap saja dibuah dadanya.
    “Han .. aku mau ... sampai “ pekiknya menjepit pinggangku lebih keras
    Beberapa menit kemudian Nafa Urbach mencapi orgasmenya yang kedua, jepitan pada penisku semakin erat dan membuatku bisa muncrat namun kutahan, Nafa Urbach seksi itu menegang dengan kaku ke atas dan membuat erat dengan tindihanku
    “oooooooohhh ...aaaaaaaakkkkkkkkkuuuuuuu “ ujar Nafa Urbach dengan nafas tersengal dan tersenyum.
     

    Kami saling diam dengan memeluk penuh peluh keringat ketika terakhir kali Nafa Urbach mencapai orgasme. Ketika aku hendak mencabut penisku, tangan Nafa Urbach mencegah dengan menahan pantatku
    “Jangan cabut dulu, sayang .. “ ujar Nafa Urbach
    “Oooooouhhhhh ... jepitan vaginamu membuat aku bisa muncrat nih ... ketat banget “
    “hihihihi .. kamu jorok amat sih “ celoteh Nafa Urbach dengan genit sambil menjawil hidungku, tubuh Nafa Urbach yang kutindih dengan kedua kaki Nafa Urbach masih menjepitku, disilangkan sehingga aku tak bisa berkutik dalam posisi demikian, Nafa Urbach memandangku dengan teduh
    “Han ... keluarkan manimu ya .. di dalam saja ... puasi aku “ iba Nafa Urbach dengan memberikan ciuman mesra dibibirku, kami saling memagut, pagutannya berada dalam bibirku bawahku dan aku memagut bagian bibir atas Nafa Urbach, keberikan pagutan selembut mungkin membuat Nafa Urbach semakin hanyut dan memegang bagian kepalaku dan mengelu elus rambutku.
    “Sayang ... kau hebat .. boleh nggak kapan kapan kita main lagi?”
    “Sekarang saja aku belum muncrat, mosok mau selesai “ ujarku sambil mencoba untuk memompanya.
    “Aduh Han .. entar dulu ... beri aku istirahat .. capek deh “ protesnya dengan genit menahan pantatku yang mau naik turun.
    “kuperkosa kau Mbak Nafa kalo lama lama “ godaku dengan tertawa
    “Aku mau kok diperkosa sama kamu ... amit amit diperkosa orang lain “ ujar Nafa Urbach dengan gemas dan memberikan ciuman maut ke bibirku, ciumannya sangat ganas sekali. Kami saling menghisap dibibir dengan kuat sampai kami terengah engah.
    “Nggggg ... kita ganti gaya deh .. kau diatas “ kataku sambil menggulingkan badan kami berdua, kini Nafa Urbach menindihku.
    “Ohhh Han .. arrrggggg .... gesekannya membuatku enak banget nih “ erang Nafa Urbach sambil menekan ke dadaku untuk menaikan tubuhnya, kedua kakinya ditarik ke depan sehingga dalam posisi menuduki selakanganku, ditariknya tanganku untuk bangun, penisku serasa dibetot sangat keras, diremas remas dengan gemas, disedot sedot membuat aku menahan mataku menikmati jepitan vagina Nafa Urbach.
    “Duh .. tempekmu sangat kerasa sekali Mbak Nafa “ kataku jorok
    “Ih .. kamu sih jorok “ protes Nafa Urbach dengan memposisikan naik dikit sehingga aku bisa menggeser pantatku, kaki Nafa Urbach lalu dimajukan dan aku menaikan posisi ke duduk, ketika Nafa Urbach terangkat oleh gerakanku, gesekannya sangat hebat.
    “Kamu juga jorok Mbak Nafa .. cuma bilang, aku suka kontolmu “ godaku sambil meremas buah dadanya
    “Nggak mau “ ujar Nafa Urbach dengan melotot
    “Kalo gitu ya dah ... nggak usah diterusin “ candaku dengan cuwek dan diam
    Dipandangnya mataku lalu memajukan kepalanya dan menuju ke telinga kiriku
    “Aku suka kontolmu, sayang .. “ ujar Nafa Urbach dengan berbisik lalu tersenyum dengan memandangku, seolah olah ingin menelanku bulat bulat.
    “Kurang keras, ngapain bisik bisik “ protesku sambil menjawil punting buah dadanya dan kutarik,
    “Sakit tahu ... aku suka kontolmu “ teriak Nafa Urbach dengan keras dan membuatku tertawa. Nafa Urbach ikut tertawa juga.
    “kau ini nakal Han .. jahil mengerjai istri orang “ kata Nafa Urbach sambil tertawa cekikikan. dan merangkulkan kedua tangannya di pundaku lalu mengelus rambutku yang pendek itu
    “Lha Mbak Nafa kok mau dikerjai ?” kataku sambil meremas buah dadanya memberikan rangsangan agar mulai bergerak memompa dan menggejotku dalam posisi seperti itu.
    “Tauk ah .. “ ujar Nafa Urbach dengan cuek dan mencoba menaikan pantatnya agar bisa memberikan gesekan di alat kelamin kami.
    “Gimana kalo tiap hari aku ngajak Mbak Nafa bercinta ?”
    “Mau donk .. tapi ya nggak bisa deh ... suamiku juga punya jatah “
    “Kurangi deh jatah dia .. untukku saja tuh “ godaku sambil memberikan ciuman mesra, Nafa Urbach lalu bergerak naik turun, penisku serasa digesek gesek dengan nikmat, kulihat penisku mengkilat dengan keluar masuk ke vagina Nafa Urbach, gesekan itu membuatku mengerang.
    “uuuuh .. uuuuh uuhhhh .. “erangku disambut pagutan Nafa Urbach di bibirku, tanganku bergerilya di kedua buah dadanya yang kenyal dan keras itu.
    Kedua kaki Nafa Urbach menjpeit pinggangku dan naik turun memberikan hajaran ke penisku yang besar itu, gesekannya sangat nikmat dan membuat kedua kakiku gemetaran
    “Kau mau muncrat ya Han ?” tanya Nafa Urbach dengan nafas tersengal sengal dan bergerak terus menggenjotku
    “Ntar kalo muncrat di dalam .. kau ... eh Mbak Nafa hamil gimana ?” tanyaku dengan memberikan perlawanan dengan pantatku melawan genjotan Nafa Urbach dipangkuanku.
    “Biar . Oh .. enaknya .. enak sekali kontolmu “ erang Nafa Urbach dengan gemas, tubuhnya menggelinjang ke kanan kiri karena aku semakin aktif meremas remas kedua buah dada Nafa Urbach dengan keras
    “Iya Mbak Nafa ,,,, aauuuuh .. betapa bahenolnya kamu Mbak Nafa .. “ pekikku sambil terus memberikan remasan pada buah dadanya, jepitan pada penisku semaki keras, penisku keluar masuk vaginanya, menusuk nusuk sampai batas terdalam lubang kemaluan Nafa Urbach.
    Selepas memberikan pagutan sebentar ke bibirku, Nafa Urbach semakin liar menggenjotku, tubuhnya serasa sangat liar menghujam naik turun, hendak meluluhlantakan penisku
    “Han .. kontolmu kuat banget .. “ pekiknya sambil memegang bahuku lebih erat, kedua pinggulnya meliuk liuk sangat erotis, menari nari dengan erangan birahi yang tak tertahankan. Tubuhnya semakin deras dbanjiri keringat dan bercampur dengan keringatku, kembali berpagut ke bibirku dan mencampur air liur kami, bibirnya semakin basah dengan air liur.
    “Mbak Nafa .. Oh ... aku suka dirimu .. arggg.. enaknya dirimu “ erangku smabil terus menerus memberikan perlawanan
    “Terus Han .. iya terus ... ayo kita tuntaskan Han .. aku nggak tahan nih “ teriak Nafa Urbach dengan keras sambil mengelinjang ke kanan kiri karena aku masih saja suka meremas kedua buah dadaya bergantian
    “Iya . iya Mbak Nafa “ sahutku sambil terus melawan kebinalan dan keliaran Nafa Urbach menggenjot di atas tubuhku
    Kami saling memacu, memilin, memeluk semakin erat, lalu lepas lagi dan Nafa Urbach semakin lam lama semakin liar, rambutnya sangat acak acakan karena kepalana bergerak sangat liar.
    “Aku mau mun .... crat Han ... Han .. gi gi giii maan nnnaaa dee dee nggan kamu “ kata Nafa Urbach dengan terbata bata menahan nafas. Matanya terpejam menahan rasa sensasi birahi sangat tinggi, seklipun membuka matanya tapi hanya kelihatan warna putih saja. Bibirnya yang ranum itu sangat indah dibasahi dengan air liurnya. Rambutnya tak karuan berantakan.
    “Iya aku juga mau “ ujarku sambil memberikan lumatan di bibirnya, Nafa Urbach membalas pagutanku tak kalah ganas sehingga bibir kami bertaut cukup lama sambil terus memompaku, setelah itu kami mempercepat gerakan karena Nafa Urbach mengambil inisiatip mempercepat laju pompaannya.
    “Aku .. aku “ pekik Nafa Urbach ketika aku merasakan jepitan vaginanya semakin erat 2 kali lipat hendak meremas penisku, dan akupun merasakan tubuhku sangat panas, dari dada turun ke perut
    “Ak ..ahhhhh .. aku ..hendak sampai, sayang “ erangku sambil terus saja melayani genjotan Nafa Urbach
    beberapa detik kemudian Nafa Urbach menghujamkan pantatnya lebih keras dan dalam, dan aku memuncrat isi air maniku menembak ke rahim Nafa Urbach, detik selanjutnya Nafa Urbach menyambut orgasmeku dengan muncratkan cairan kewanitaanya pertanda mencapai orgasme yang ketiga kalinya
    “Oooooooh ... aku dapat ... aku dapat” erang Nafa Urbach dengan kembali menghujam lebih dalam menelan penisku dan memelukku erat, tubuhnya menegang kaku dipelukanku dan aku pun juga memeluknya dan isi air maniku muncrat berkali kali ke vaginanya.
    “craaaaaat .. craaaaaaat .. craattttttttt .. craaaaaaaatttttt “ begitu sangat banyak aku menumpahkan isi air maniku, sehingga membuat Nafa Urbach sampai terkejut
    Tubuhku seakan melayang sangat ringan entah kemana. merasakan kenikmatan bercinta dengan Nafa Urbach. Tubuhku kami melemas dan ambruk ke ranjang, Nafa Urbach menindihku dan memelukku untuk menikmati sisa sisa orgasme,
    “air manimu banyak sekali Han .. “ pekik Nafa Urbach
    “Aku bisa muncrat banyak kalo Mbak Nafa nyebut kontol ... semakin jorok semakin cepat aku muncrat “
    “Idih .. alasan saja ... kutunggu kontolmu besok besok ya “ ujar Nafa Urbach dengan nakal
    “Bukankah malam ini aku masih memberikan kenikmatan padamu Mbak Nafa . nggak usah nunggu besok”
    “Iya deh ..iya .. hajar aku ya .. awas kalo nggak mau ... mumpung suamiku di luar negeri “
    “Oke deh .. ntar kita make gaya doggy style ya .. “ ujarku sambil memeluknya lebih erat
    “Oke .. kutunggu .. tapi aku capek deh “
    “Tenang saja sayang .. “ hiburku sambil memejamkan mataku
    “Sudah muncrat masih saja tegang kontolmu Han ?”
    “Nggak tahu tuh .. lha sudah muncrat tempekmu saja masih menjepit keras “ candaku dengan lebih jorok mengerjainya
    “Ih ... jorok sekali “ pekik Nafa Urbach dengan gemas
    Kudorong tubuh Nafa Urbach untuk mundur dan penisku keluar dari vagina Nafa Urbach, gesekannya membuatku seakan mau ngilu karena serasa sakit, kami saling mengerang dengan mendesis, selepas penisku lepas, menetes cairan kental warna putih, cairan air mani bercampur cairan orgasme Nafa Urbach
    “Banyak banget maniku Han ... “ ujar Nafa Urbach dengan berjalan menuju kamar mandi kamar itu, masuk dan mencuci kemaluannya, setelah membawa handuk dan mengelap penisku, aku lalu keluar dari ranjang dan berdiri lalu mendorong Nafa Urbach ke meja rias itu, kubungkukan badannya dan kuremas buah dadanya
    “Ntar dulu .. nafsu amat sih kamu “ ujar Nafa Urbach dengan sangat genit tersenyum nakal.
    Kucekal tangannya dan kuletakan di meja rias, di depannya ada cermin besar, terlihat Nafa Urbach sangat kelelahan sekali.
    “Aku dah capek Han .. please .. aku ngaku kalah “ pekiknya menolak keinginanku, namun aku tak mengalah, kumajukan kakiku untuk membuka kedua kaki Nafa Urbach akan mengangkang membuat huruf V, penisku sendiri sudah kembali menegang keras. Nafa Urbach membungkuk dengan buah dadanya yang bergelantungan sangat indah, kuberikan remasan agar terangsang, bibirnya digigit dengan giginya , namun tak lama kemudian menoleh k belakang, belum sampai penuh menoleh aku sudah menghujamkan penisku, sehingga melesak masuk separo
    “Aduuuuuuuh .. bangsat kau Han ... aaauhhhhhh .. enak sekali Han “ erangnya disambut dengan nafas memburu
    Kuremas pantat bahenol yang menungging membuat nafsuku naik sampai ubun ubun, kusodokan lagi penisku agar masuk lebih dalam dan kutarik serta kuulangi, posisi ini membuat aku merasa akan muncrat lagi, jepitan vagina Nafa Urbach sangat erat, membetot sangat keras penisku.
    Aku lali memajumundurkan penisku, sedang Nafa Urbach hanya bisa memandang ke depan cermin dan melihat dirinya meringis keenakan
    “Ayo Han .. janji ya berhenti dulu nanti “
    “Iya .. iya “ kataku sambil menggenjotnya dengan mantap
    Tubuh Nafa Urbach sampai ikut menggelinjang karena sodokanku, bunyi pertemuan antara pantat bahenol Nafa Urbach dengan tubuhku membuat aku semakin bernafsu menuntaskan ronde ini.
    Tanganku semakin nakal maju ke depan dan memberikan remasan sangat keras, tubuhnya sampai menggelinjang tangannya sampai mencekal tangaku, namun dilepas lagi karena aku menyodoknya sehingga kalo tidak dilepas agar terjerembab di atas meja cermin
    Kusentakan lebih cepat pantaku maju mundur.
    “Ayo Han .. aaauuuuuh .. enaaaak ... enaaaak Han .. aku terus “ erang Nafa Urbach bertalu talu
    “Iya .. aku mau muncrat .. “ sambung Nafa Urbach tak tahan posisi doggy stile ini
    Aku semakin cepat menghujamkan penisku, sehingga tubuh Nafa Urbach terguncang guncang, buah dadanya montang manting ke sana kemari, ku elus punggungnya kurapikan rambutnya sambil terus maju mundurkan pantatku.
    “Gila Han .. oh . enak “ pekik Nafa Urbach
    Aku semakin cepat dan aku merasa akan muncrat
    “Mbak Nafa .. Ohhhh .. aku sammmm “ ujarku terputus, Nafa Urbach semakin menjepit keras penisku karena juga akan mencapi orgasem
    Kutumpahkan isi penisku dengan beberapa muncratan, tubuhku sangat letih sekali, Nafa Urbach juga mencapai orgasme bersamaan, kusangka tubuhku dengan memegang bibir meja, Nafa Urbach menahan tubuhku dengan kedua lengannya ke meja rias
    “Hebat Han .... makasih Han “ ujar Nafa Urbach dengan pelan, kutarik pantatku lalu kutarik tubuhnya dan kubarringakn di ranjang. Aku pun lalu tiduran di ranjang itu, cairan menetes dari vagina Nafa Urbach, lalu aku mengocok penisku agar ngaceng lagi, setelah ngaceng kutindih Nafa Urbach dan kumasukan penisku ke dalam.
    “Kita tidur yuk .. biarkan kontolku kau genggam di tempekmu “ ujarku menggulingkan badan Nafa Urbach.
    “Oke Han ... makasih kau memberikan pemainan seks yang keras .. sorry kalo aku marah marah tadi, tapi itu cuma pura pura “ kata Nafa Urbach dengan genit, kusodokan pantatku
    “Aduuuuuuuuuuuuuuh .. sakit tahu “ pekik Nafa Urbach
    “Itu upah pura-pura “sengitku
    “Sorry deh .. sorry .. “ ujar Nafa Urbach memelukku erat
    “Nggak apa apa, sayang “ hiburku
    “Keloni aku ya . biarkan kontolmu menancap.. aku suka kontolmu Han .. “ kata Nafa Urbach dengan memberikan ciuman ke pipiku.
     
    Kami berdua masuk ke dalam kamar kuremas pantat Nafa Urbach dengan lembut dan Nafa Urbach sangat suka dengan remasan tanganku di pantatnya yang besar itu, Nafa Urbach yang menggunakan pakaian minim tembus pandang tanpa bra dan celana dalam, sedang aku menggunakan celana kolor dan kaos oblong
    “Aku suka tubuhmu, Nafa sayangku .. aku suka dengan kemontokan dan kemolekan tubuhmu, terutama besaran buah dadamu “ pujiku sambil melepas pakaian Nafa Urbach agar telanjang. Dan Nafa Urbach juga berlawanan melepas celana kolorku, matanya membelalak ke penisku yang besar, lalu diremasnya dengan gemas, kemudian berdiri dan mencopot kaosku.
    “Trims Han .. kalo kamu mengagumi kesintalan tubuhku .. silakan genjot aku sepuasmu, silakan sodoki aku semaumu . aku milikmu, sayang .. aku menyerahkan diriku seutuhnya padamu .. berikan aku kenikmatan duniawi seperti yang telah kau lakukan padaku “
    “Nafa sayangku .. hari ini aku akan memperlakukan dirimu bukan dengan keliaran .. aku ingin memberikan kepuasan duniawi padamu bak seorang istri .. anggap saja aku suamimu dan kau istriku, akan kuberi kau kepuasan dengan penuh kelembutan .. kita akan habiskan hari hari kita memadu cinta penuh birahi “ balasku disambut senyum menggoda Nafa Urbach.
    Nafa memelukku dengan erat, kubelai belai rambutnya yang panjang sampai ke dada berwarna pirang, terasa buah dadanya yang besar dan montok itu menempel ke dadaku dan membuatku geli.
    “Nafa, istriku sayang .. aku tidak akan melakukan kekerasan padamu .. please kita akan melakukan seperti layaknya suami istri .. kita kurangin ngomong jorok, karena bagi kita .. ini merupakan ungkapan batin kita, aku tahu kamu rindu dibelai, dielus elus dan diberi kelembutan, kau tidak akan pernah melupakan hari ini sepanjang hidupmu “
    “Oh .. suamiku sayang .. hanya kamu yang bisa memuaskan aku .. suamiku sendiri .. “ ujar Nafa Urbach kupotong
    “Jangan sebut orang lain di sini .. bahkan Alice sekalipun .. sekarang ini hanya aku dan kamu saja “
    “Baik, sayangku … kau memang suamiku sekarang ini, akan kulayani dirimu bak seorang suami, aku ingin diberi kenikmatan dengan lembut, jangan keras keras menghajar seperti pada Titi” ujar Nafa dengan melepas pelukanku. Kami berdua sudah telanjang bulat, penisku sangat ngaceng, namun aku menahan diri agar tidak over acting memberikan kepuasan pada Nafa Urbach.
    Kami lalu saling bercium bibir dengan lembut penuh perasaan, Nafa Urbach membalas pagutan bibirku tak kalah dengan lembut, kurangkul pundaknya dan Nafa Urbach memelukku dengan erat dan kami saling memagut dengan pelan, terasa manis sekali bibir Nafa Urbach, pagutanku lembut dan pelan, bibirku bergerak bersamaan dengan bibir Nafa Urbach. Pelan pelan kami saling bermain bibir, menyedot dengan pelan. Bahkan kami sangat lama saling mencium bibir, penisku yang tegak itu terpepet perut Nafa Urbach dan kadang Nafa Urbach menggerakan perutnya untuk menggodaku.
    “Nafa istrriku sayang .. kau akan melihat .. penisku yang akan memberi kepuasan padamu…” ucapku selepas kami bermain bibir dan nafas kami sudah mulai memburu untuk lebih dalam saling memuaskan birahi dan cinta kami. Mata Nafa Urbach melirik ke penisku yang tegang bak tugu monas.
    “Haaan ..suamiku sayang .. kamu nakal aah “ semprot Nafa Urbach dengan tersenyum penuh arti, memandangku dengan perasaan sangat senang dan bahagia
    “Kau benar benar romantis Fa .. aku suka padamu .. akan kutanamkan benihku padamu, aku akan membuatmu hamil … “ kataku dengan berbisik ke telinga Nafa Urbach da menjilatinya membuat Nafa Urbach menjadi geli
    “Sayaaang .. lakukan sayang .. lakukan sepenuh hatimu .. aku suka akan sikapmu padaku yang mau bersikap lembut mau menghamili aku .. aku siap mengandung anakmu… jangan sungkan sungkan menggenjot dan menyodokiku jika mau muncrat .. akan kutampung spermamu dalam rahimku” balas Nafa Urbach dengan tak kalah menjilati telingaku.
    Nafa Urbach mengajak untuk ke ranjang, di ranjang aku langsung merebahkan tubuh seksi Nafa Urbach, namun aku tidak langsung menggumulinya.
    “Sayaaang … gumuli aku .. tindih aku … lakukan dengan penuh rasa cinta .. “
    “Mengapa kau terburu buru, Nafa istriku sayang .. aku ingin bermain dulu dengan tubuhmu, akan kujilati sekujur tubuhmu mili demi mili .. “
    “Oh .. cintaku .. tak mengira, ternyata kau sangat perhatian padaku .. begitu lembut dan romantismu, kurasa kamu langsung bermain dengan meremas remas buah dadaku yang montok, kali ini kau tidak bernafsu untuk meremas buah dadaku .. “ balas Nafa Urbach dengan tersenyum senang padaku.
    “Kau istriku Nafa, aku pasti akan memberikan kenikmatan luar biasa, bagiku .. dirimu bukan bangsa ayam betina yang langsung digenjot, atau kuda yang langsung disodoki .. kau wanita luar biasa Nafa, luar dalam .. andai aku bisa menikahi dulu .. aaah .. tak kusesali jika hari ini aku baru bisa memberikan kepuasan lahir batin padamu “ucapku dengan mulai menjilati kaki Nafa di tumitnya kemudian naik sampai ke lututnya dengan pelan pelan.
    “Ooooh .. suamiku sayang … nikmaaat aah .. kamu hebat .. auuuh .. geli aaaah “ erang Nafa Urbach yang mulai menggelinjang ketika kaki kirinya aku jilati pelan pelan dan membuat Nafa Urbach semakin senang dan suka.
    “Tak kusangka, sayang … kau pandai memuaskan wanita .. iyaaa .aaaah .. jilatanmu aaah .. geli aku .. Huh … “
    “Fa .. aku 3 hari lagi harus ke Australia.. aku ada urusan penting, tapi aku masih kekurangan uang saku, entah cari di mana .. “ kataku dengan tersenyum
    “Akan kuberi sayang .. berapapun kau minta .. kau tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun, simpan saja uangmu .. anggap saja itu sebagai rasa terima kasihku karena kamu sangat membuatku bahagia dengan caramu memuaskan aku .. “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum
    “Yang benar ah Fa .. “
    “Please .. percayalah padaku .. “
    Aku kini gantian menjilati kaki Nafa Urbach sebelah kanannya dan naik sampai lututnya, kujilati dengan lidahku menyelusuri sampai pahanya, kulihat di vaginanya sudah membasah termakan birahi, terkadang dengan nakal Nafa Urbach memegang kepalaku dan dihentikan tepat di selakangannya
    “Faaa .. jangan suka merusak ah .. aku ingin menjilatimu keatas .. “ dengusku dengan mata setengah marah
    “Maafin istrimu sayang .. aku nggak taaaahaaan deh .. geli ah “ erang Nafa Urbach dengan melepas pegangan di kepalaku.
    Aku tersenyum padanya
    “Jangan marah ya .. kalo kamu marah membuatku sedih lho .. “ ungkap Nafa Urbach dengan mengelus tanganku
    “Ndak ah … suamimu akan memberikan segalanya untukmu .. “ ucapku kembali menjilati pusar Nafa Urbach dan membuat Nafa Urbach mendongak, kemudian di perutnya itu aku menjilati sampai pinggang, kemudian ke pinggang satunya. Bahkan aku belum berniat meremasi buah dadanya.
    “Ijinkan aku menyupangmu nanti ya, Nafa sayangku “ pintaku dengan memandangnya
    “Lakukan saja sayang .. asal jangan sampai kelihatan dari luar .. malu aku “ ujar Nafa Urbach dengan tertawa senang.
    “Sungguh kasian kau Nafa, menikah hanya ditelantarkan saja “ ungkapku dengan naik menjilati dadanya, kedua buah dadan aku kitari dengan lidahku memutar di sebelah kiri.
    “Auuuuh .. oh ,.. nikmat sekali jilatanmu, Han suamiku sayang .. “ lenguh Nafa Urbach dengan menggelinjang. Geliat tubuh Nafa Urbach mengundang nafsuku semakin naik, namun aku tetap bertahan untuk terus menyusuri kemulusan tubuhnya yang putih itu. Pelan pelan aku mengulum puntingnya sebelah kiri, kukulum dan kusedot dengan pelan.
    “Haaan .. kulumanmu aaah ..aduuuh .. enak sekali .. nggak taaaahaan deh “ timpal Nafa Urbach meremasi kepalaku dengan pelan dan penuh rasa cinta.
    Lalu aku berpindah ke buah dada satunya, bukit kembar itu sangat montok sekali, dengan punting sedikit besar, belum pernah menyusui karena belum pernah hamil. Kemontokannya luar biasa Nafa Urbach ini di payudaranya, apalagi belahannya, setiap lelaki pasti ingin menikmati lekuk lekuk tubuhnya, kini Nafa Urbach menyerahkan dirinya total padaku.
    Kukulum puntingnya itu dan tanganku mulai nakal menempel di buah dada satunya dan kuremas pelan dengan penuh perasaan.
    “Hhhhssssssssss …. “ dengus Nafa Urbach memejamkan mata menikmati remasan tanganku dan kuluman puntingku. Badannya melengkung ke atas dan membuat remasanku sedikit keras dan Nafa Urbach menggelinjang dengan penuh erotis, kaki kirinnya diangkat dan menopang di pinggangku, namun tak berapa lama diturunkan lagi karena aku naik ke dadanya kemudian sampai pundaknya kujilat jilat, lehernya sebelah kiri yang menjadi santapan lidahku. Kemudian aku balik lagi ke bawah dan menyusuri dadanya, menuju leher sebelah kanan.
    “Balik badanmu, Nafa Urbach istriku sayang, aku ingin menjilati bagian bawah tubuh montokmu” perintahku disambut dengan senyum mesra Nafa Urbach.
    “Oke deh .. huh . geli rasanya .. aku juga akan melakukan nanti padamu, Han ..suamiku sayang “ balas Nafa Urbach dengan senang, Nafa Urbach berbalik badan, aku menjilati pahanya yang mulus dan besar serta berisi itu, sedang tangan kananku mengelu pahanya membuat Nafa Urbach sampai melenguh
    “Gilaaaa aaah … enak sekali … tak pernah kudapatkanseperti ini darimu .. kau banyak belajar rupanya .. andai tiap hari aku diginiin .. duh puasnya aku .. terbangkan aku ke langit, sayang “ ucap Nafa Urbach dengan nafas memburu, aku naik ke atas dan berhenti di pantatnya, aku menjilatinya dan tanganku juga nakal meremas pantat Nafa Urbach.
    “Huuuuh … remesanmu aaah .. duh .. gilaaa .. yaaang ..aaah .. uuuh .. “ lenguh Nafa Urbach dengan menggeleng geleng kepalanya merasakan nikmat yang luar biasa. Lalu aku berpindah ke pantat sebelahnya, gantian tanganku yag berlawanan meremas pantat sebelah Nafa Urbach.
    “Haaan .. sayang .. aaah .. uuuh .. nakal ah kamu .. bikin aku geli aah .. “ pekik Nafa Urbach dengan mengangkat pantatnya, karena aku menjilati pada belahan pantat dekat vaginanya itu. Terasa nikmat sekali, badan Nafa Urbach yang wangi serta bau kelamin menusuk ke hidungku, terlihat rambutnya yang sedikit lebat menyeruak lewat belahan bawah anusnya
    “Jangan lakukan anal seks ya “ pinta Nafa Urbach
    “Tidak sayang .. anal seks hanya aku lakukan jika yang kuajak mau saja .. bagiku nyodok di situ bisa merusak organ kita Fa .. aku ingin bercinta secara bersih saja .. “ ujarku dengan naik terus menjilati punggung Nafa Urbach, sampai ke atas pundaknya sebelah kiri
    “Taaahaan Faaa .. “ ujarku dengan menggigit pundaku Nafa Urbach sekuatku untuk memberikan cupangan
    “Haaan ..sakit aaaah .. aduuh .. “ pekik Nafa Urbach dengan menekan tangannya sekuatnya ke ranjang, bahkan kepalanya mau menggeleng tapi berhenti, gigitanku yang keras itu membuat Nafa Urbach sampai teriak histeris
    “Saaayaaang .. kamu buaaass aaah .. “ erang Nafa Urbach dengan meringis, dari gigitanku di pundaknya mengalir darah segar dan kujilati
    “Perih nih .. oooh .. makasih sayang mau menyupangku .. silakan dicupang sekujur tubuhku .. aku rela sayang .. aku milikmu .. aku siap segala galanya demi kamu .. demi kepuasan kita .. “
    “Tidak Fa .. aku hanya akan mencupang empat tempat, di pundakmu dan buah dadamu .. tapi tidak sekaligus .. waktu masih panjang, istriku sayang “ balasku dengan menindih Nafa Urbach dan menciumi pundak kananya, penisku aku benamkan di belahan bawah vaginanya dan dijepit oleh paha mulus Nafa Urbach.
    Kuelus elus rambutanya yang wangi itu, lalu aku menciumi pipi Nafa Urbach dengan gemas, menjilati telinganya berulang ulang membuat Nafa Urbach menjerit jerit. Lalu aku ke samping dan masuk di belahan tangannya menciumi ketiaknya menjadi Nafa Urbach menjerit kegelian, kuciumi dan kujilati ketiaknya itu dengan nakal, Nafa Urbach malan menahan kepalaku agar tidak lama lama bermain disitu.
    “Geli aaah yaaang .. uh .. kamu nakaaal .. “ semprot Nafa Urbach, lalu aku berpindah ke samping tubuhnya dan berhenti
    “Sudah, sayang ?” tanya Nafa Urbach yang melihat diriku diam di sampingnya dengan tersenyum
    “Yaaa .. tubuhmu benar benar montok sekali Nafa .. aku senang sekali .. hmm … aku haus sekali .. aku mau bir ya, kamu yang keluar .. “ kataku dengan menutup mataku.
    Nafa Urbach langsung keluar kamar dan menuju ke ruang tengah, melihat Nafa Urbach keluar Alice Norin terkejut, namun mengabaikan saja dan membawa nampan, botol bir, dua gelas.
    “Gimana Fa .. kamu dicupang ya .. “ tanya Alice Norin yang menonton tv melihat Nafa Urbach di pundaknya mengalir darah kecil.
    “Duh .. gila nih .. nggak liar . dia memberikan aku penuh kelembutan .. baru kali ini kurasakan indahnya cinta Lice, indahnya seks .. kau nanti juga akan diperlakukan demikian . pokoknya seumur hidup tak akan pernah kau lupakan jika hendak tidur … “
    “Hebat Fa .. “
    “Lice .. tolong kita kasih duit dan akomodasi dia ke Australia ya “
    “So pasti Fa “ ujar Alice dengan tersenyum
    “Kau tidak akan pernah menyesal disetubuhi dia .. nikmat sekali “
    Nafa Urbach lalu meninggalkan Alice Norin dengan tersenyum, Alice Norin pun membalas senyuman itu.
    “Selamat menikmati berdua memadu kasih, kawan .. “ ucap Alice Norin dengan senyum lebar
    “Makasih Lice, kau teman baikku .. “ balas Nafa Urbach dengan menaikan tangga menuju lantai atas.
     
    Nafa Urbach masuk lagi dengan membawa nampan dan dua gelas kecil, bir buatan dari luar negeri yang rasanya enak sekali, walaupun dengan kadar alkohol rendah, cara berjalan Nafa Urbach sangat merangsangku apalagi pantatnya yang besar itu membuat aku sampai terpana, melihat buah dadanya bergoyang goyang.
    “Ada apa, sayang “ tanya Nafa Urbach dengan meletakkan nampan di ranjang.
    “Luar biasa kemontokanmu .. tidak mengurangi keseksianmu .. turunin dikit ya … biar buah dadamu makin membusung .. “ saranku dengan memegan tangan Nafa Urbach naik ke ranjang lagi dan memelukku erat.
    “Kau terkagum kagum dengan tubuhku, ya sayang “ tanya Nafa Urbach dengan tersenyum padaku
    “Luar biasa Fa … aku akan mencari istri sepertimu .. “
    “Aku saja jadikan istri resmimu .. nunggu aku cerai “ balas Nafa Urbach dengan sungguh sungguh, namun aku tertawa membuat Nafa Urbach tersinggung
    “Haiyah .. jangan ketawain aku …. please .. aku sungguh sungguh “ tukas Nafa Urbach dengan serius
    Aku hanya menggeleng saja.
    “Kenapa ? apa yang kurang dariku sayang … jadikan aku sebagai istrimu kelak, aku kurang bahagia sayang, berjanjilah padaku jika diantara kita terjadi … nikahi aku ya “ ujar Nafa Urbach dengan memelukku erat sekali, dan aku membalas pelukannya.
    “Jika waktu mengijinkan “ balasku dengan mengelus elus pungung Nafa Urbach.
    “Trims .. yuk .. minum dulu … “ ajak Nafa Urbach dengan menuangkan bir itu pelan pelan ke gelas, satu gelas diberikan padaku, dan Nafa Urbach menuangkan lagi hanya sedikit dan langsung menenggaknya.
    Gelas ditanganku ditarik oleh Nafa Urbach, lalu nampan itu dipindakan ke meja dekat ranjang, lalu dengan gemas Nafa Urbach menindihku, memagut bibirku dengan gemas, kubalas pagutan itu tak kalah gemas, tanganku semakin aktif meremas buah dadanya. Kami bermain lidah di luar bibir kami, tautan lidah itu kadang masuk ke dalam mulutku kadang di mulut Nafa Urbach. Pagutan dan sedotan yang lembut dan penuh kemesraan itu membuat nafsu kami tetap terjaga. Nafa Urbach sudah tidak tergesa gesa lagi melakukan rangsangan kepadaku sehingga membuatku semakin tergoda.
    Dengan menindihku, kedua kaki Nafa Urbach ditekuknya lalu duduk di selakanganku, dengan gemas, Nafa Urbach lalu menjilati aku dari dada menuju ke leherku.
    “Duh .. enaknya jilatanmu, Nafa sayangku “ erangku dengan mengelus elus punggung Nafa Urbach.
    Nafa Urbach melakukan jilatan dengan sesekali mengerling nakal padaku, dari leherku kemudian turun lagi menuju ke dadaku dan naik ke leher satuku. Di situ bermain dengan lidahnya menjulur julur menjilati sampai telingaku menjadi aku semakin geli. Lalu Nafa Urbach turun menjilati sampai perutku, memutarkan kepalanya mengitari di pusarku. Tangannya menekan ke dadaku. Kemudian turun menuju selakangaku
    “Sayaang .. aku nggak tahan ingin mengulum penismu .. “ pinta Nafa Urbach dengan penuh harap
    “Lakukan, istriku .. lakukan Nafa istriku, sayang .. peniskulah yang akan memuaskan dirimu, sayang “ balasku dengan mesra.
    Lalu dengan pelan Nafa Urbach menjilati buah pelirku dengan tangannya memegang penisku namun tidak dikocok, di buah pelirku itu Nafa Urbach melakukan jilatan ke sana kemari membuatku menjadi sangat terangsang.
    “Oh .. Naaafaaa …duuuuh … jilatanmu … enak sekali .. “ erangku dengan menaikan kepalaku, namun Nafa Urbach menahan di dadaku dan membuatku rebah kembali
    “Jangan bangun sayang .. duh ..suamiku sayang .. mempunyai penis yang besar sekali, lebih besar dari yang pernah kurasakan dulu dengan penismu … “ puji Nafa Urbach dengan tersenyum padaku lalu kembali menjilati lagi ke buah pelirku. Di belahan penisku itu, Nafa Urbach menjilati ke sana kemari, lalu berpindah ke pahaku sebelah kanan. Lalu dengan pelan lidahnya naik menuju batangku yang besar itu. Aku menyakin besaran mulut Nafa Urbach yang tidak besar itu pastilah tak akan muat dalam mulutnya.
    Pelan pelan, batangku dijilat bak es krim oleh Nafa Urbach
    “Besar sekali sayang … akan kumasukan dalam mulutku … akan kukulum “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum menggodaku, terasa haus kenikmatan seks yang penuh dengan kelembutan bukan dengan cara keliaran. Selama kami selingkuh, kepuasan kami lakukan dengan liar dan ganas, bahkan terakhir menggumuli Nafa Urbach, aku melakukan dengan cara keras dan kasar, namun Nafa Urbach tidak marah tapi justru semakin ketagihan. Aku menyukai paha Nafa Urbach yang besar itu dan menjepit erat vaginanya itu. Waktu pertama menggumuli Nafa Urbach ketika mengurus jaringan butiknya, tubuh Nafa Urbach tidak sesintal dan semontok sekarang, apakah mungkin karena aku pernah menyemprotkan air maniku walau tidak membuat Nafa Urbach hamil sehingga menjadi makin montok. Aku tak tahu !
    Nafa Urbach masih melakukan jilatan naik turun di batangku, menyampingkan kepalanya menjilati penisku lewat sebelah kiri, lalu kembali lagi menjilati ke arah kanan
    “Auuuuh .. Aaaah ..Faa .. Naaafaaaaaa… “erangku dengan menggelinjang tak karuan merasakan jilatan lidah Nafa Urbach di penisku.
    Pelan pelan Nafa Urbach menaikan jilatannya sampai kepala penisku, hendak dimasukan, aku hanya menonton terasa gemetar akan sikap Nafa Urbach yang lembut, namun Nafa Urbach menggodaku dengan menarik bibirnya dengan menjilat turun
    “Duuuh . kamu nakal Naafaa… “ pekikku gemas dengan sikap Nafa Urbach yang mengecohku
    “Terkecok ya ?” ejek Nafa Urbach dengan tersenyum dengan menjilati batangku turun sampai buah pelirku, lalu menciumi pahaku sampai lutut sebelah kiri kemudian denga pelan berpindah ke pahaku sebelah kanan, menjilati dan mencium sampai pada pangkal pahaku.
    “Nafa .. istriku benar benar hebat .. romantis ..senang sekali akan perubahanmu yang tidak liar, sayangku “ pujiku dengan meremas kepala Nafa Urbach. Aku lalu bangun dan merapikan rambut Nafa Urbach yang berantakan ke depan. Kutatap wajahnya yang lapar dan haus akan kepuasan birahi.
    Nafa Urbach tersenyum padaku lalu memelukku dan melumat bibirku dengan gemas, lalu kembali lagi membungkuk dan menjilati batangku
    “Rasakan kulumanku ya .. “
    “Aku tak yakin mulutmu bisa dimasukin batangku yang besar .. “ rintihku dengan kawatir.
    “Jangan kawatir, sayang .. rasakan saja lidahku di dalam dan rasa gigiku menyentuh batangmu yang besar ini .. penish terbesar yang pernah aku rasakan .. dan aku tak pernah akan melupakan dirimu “ ujar Nafa Urbach dengan memandangku, lalu mengedipkan matanya dan kubalas
    “Genit juga kamu Fa .. istriku genit banget .. “ timpalku dengan mengelus punggung Nafa Urbach
    Nafa Urbach hany tersenyum saja lalu menaikan lidahnya menuju kepala penisku, dimasukan kepala penisku ke dalam mulutnya, sampai di situ lidah Nafa Urbach langsung menggerakan kepalaku penisku membuat aku langsung mendongak, kepala penisku disedot dengan gemas oleh Nafa Urbach
    “Naafaaa .. aaaah … istriku .. enaaak aah .. nikmaaat “ lenguhku dengan berteriak keras.
    Terkadang Nafa Urbach menggodaku dengan menggigit pelan kepala penisku membuat aku meringis keenakan “Gila Fa … uuuh .. gigitanmu bisa membuatku muncrat “ erangku dengan gemas dan terpancing untuk meremas buah dada Nafa Urbach, merasakan remasanku yang lembut di buah dadanya, Nafa Urbach menggelinjangkan dadanya, buah dada sebelah kirinya tergoyang dengan sangat merangsangku, kusaksikan keindahan buah dada Nafa Urbach yang montok, menggelantung, ketika tegak tidak menampakan melorot seperti wanita setengah baya, benar benar sempurna buah dada Nafa Urbach. Buah dada Nafa Urbach sangat sekal sekali, terasa kenyal bak gadis anak muda, wajahnya yang imut plus innocent itu menambah semangat untuk menggumulinya, memberikan kepuasan cinta yang terkesan seumur hidupnya.
    Lalu dengan pelan pelan penisku dimasukan dalam lubang mulutnya, terlihat pipi Nafa Urbach menggelembung dimasukin batangku, terasa sangat sesak batangku tenggelam dalam mulutnya, itupun mentok karena terlalu panjang batangku, sisa beberapa centi di bawahnya.
    “Wuiiih .. aku suka melihat dirimu ngulum penisku, sayang .. duh . indahnya kamu Fa, jika mengulum “ ejekku dengan tersenyum melihat wajah Nafa yang menjadi lucu sekali.
    Dengan pelan pelan Nafa Urbach mempermainkan batangku dengan lidahnya dengan penisku ditarik keluar separonya, sehingga aku menjadi menyeruakan kekagumanku pada Nafa Urbach yang mempermainkan batangku dengan lidahnya, di dalam mulutnya, lidahnya mengolesi batangku. Aku menjadi menggelinjang di dadaku, kepalaku sampai menggeleng geleng merasakan nikmat luar biasa
    “Duuh …. enaknyaaa .. aaah .. Nafaaaa … istriku, sayang .. enak aaah . “ erangku dengan melepas remasan pada buah dadanya dan kutekan tanganku sekuatnya ke ranjang. Lalu Nafa Urbach menyedot penisku dengan gemas membuatku sampai memejamkan mataku merasakan sedotan mulut Nafa Urbach di batangku.
    “Yaaa . kau memang pintar memuaskan lelaki Nafa sayangku .. “ pujiku dengan bangun dan duduk kembali.
    Nafa Urbach mengeluarkan penisku keluar masuk dengan pelan pelan, terasa nikmat sekali batangku yang besar itu menyentuh gigi Nafa Urbach. Aku merasa ngilu namun aku tahan, karena kuluman Nafa Urbach sangat lembut, dikeluarkan penisku dan dikocok dengan pelan membuat aku sampai menaikan kedua kakiku tidak tahan.
    Nafa Urbach memasukan lagi ke dalam mulutnya dan menyedot dengan gemas
    “Jangan sampai muncrat Faaa .. belum saatnya ya .. “ pintaku dengan mengatur rambut Nafa Urbach pelan pelan. Badannya sudah penuh keringat membanjir.
    Kemudian dengan telaten disedotnya lagi batangku, dipermainkan lagi dengan lidah dan giginya, terakhir dikeluarkan dari mulutnya, dijilati terus pelan seluruh batangku dengan memutar dan akhirnya menjilati buah zakarku, sehingga batangku terasa mengkilap penuh air liur Nafa Urbach.
    Nafa Urbach langsung merebahkan badannya di sampingku
    “Sudah, sayang .. enak khan ?” tanya Nafa Urbach dengan tersenyum
    “Terima kasih sayang .. kau memang hebat .. aku suka dirimu yang mengoral penisku .. “ pujiku dengan mengelus elus pipi Nafa Urbach
    “Nanti gantian aku dioral ya .. tapi aku kudu muncrat .. aku juga nggak mau kamu keluar di luar, khan sudah janji mau menghamili aku .. “ balas Nafa Urbach tak kalah mesra.
    “Rasanya luar bisa Fa .. tadi … bibirmu terasa sesak dengan batangku .. “
    “Iiiih .. penismu kebesaran sayang … tapi enak kok .. gimana nih kamu kok bisa besarin ..? ke Mak Erot ya ?” tanya Nafa Urbach dengan menggoda
    “Nggak ah .. alami saja .. sering dipakai buat nyodok .. “ balasku dengan tersenyum
    “Ih .. kamu ada ada saja .. rasanya beda deh .. “
    “Nafa sayang .. selepas aku pergi ke Australia .. aku ingin bersamamu selama seminggu, akan kuberi kepuasan lagi ya .. “
    “MInggu depan ? aaah .. mundurin beberapa hari ya .. aku ada job, lagian seisi rumah pergi, Zack kuliah di US .. “ kata Nafa Urbach dengan tersenyum
    “Jadi aku yang mengisi ranjangmu ya selama dia minggat ke luar negeri ya Fa .. “ godaku
    “So pasti donk .. jangan isi harimu tanpaku nanti .. usir dan kita ke villaku saja .. kita berdua sampai Zack pulang ya .. “ balas Nafa Urbach dengan tersenyum dan memberikan pagutan mesra, kupagut itu dengan gemas dan kami saling menyedot dengan sedikit cepat membuat nafsu kami naik kembali.
     
    Dengan masih memeluk erat kubisikan kata kata yang membuat Nafa Urbach langsung mendelik.
    “Aku akan menggenjotmu .. aku di atas ya … akan kulakukan remasan, sodokan dan lumatan .. aku akan menyodoki vaginamu, meremas buah dadanya dan melumat bibirmu .. “ godaku dengan tersenyum membuat Nafa Urbach sampai mendelik, karena ini yang sering menjadi tak tahannya Nafa Urbach jika bercinta denganku, palingan juga tak lebih dari sepuluh menit orgasme
    “Duuuh .. kenapa langsung begitu aaaah … please .. nanti saja .. “ rengek Nafa Urbach dengan tersenyum masam karena ketahuan letak titik lemahnya.
    “Apapun yang akan kulakukan tak akan mempengaruhi hubungan kita Fa .. aku mencintaimu Fa”
    “Tapi aaah .. aku sering nggak tahan deh .. kamu suka menyodoki sambil meremas susuku dan mengajak saling melumat .. duh .. aku sering nggak tahan … kamu nakal sekali membuatku cepat orgasme ..” rengek Nafa Urbach dengan memelas agar aku tak melakukan aksi tersebut. Aku tersenyum senang bisa membuat Nafa Urbach tersudut dan menyerah
    “Please .. jangan lakukan ah .. please .. “
    “Katanya istri khan kudu patuh sama suami .. tuh istriku sudah mulai rewel “ godaku semakin gemas
    “Aaah .. kamu tuh suka membuatku tersudut .. “ balas Nafa Urbach dengan gemas.
    “Makanya .. patuh dulu ya ?” tawarku dengan sendu
    “Oke deh .. aku siap .. “
    “Nah gitu nanti aku genjot, kuremas buah dadamu dan kita saling beradu bibir, gerakan pantatmu seiring sodokanku yaaa .. tenang saja Fa .. aku tak akan mengusirmu walau dirimu orgasme lima puluh kali .. “
    “Trims aah .. kukira aku akan dieliminasi jika aku kalah .. “ balas Nafa Urbach dengan tersenyum dan menarik tanganku agar lebih merapat, Nafa Urbach membuka pahanya lebar lebar dan memamerkan bagian paling rahasianya yang sudah merekah merah, dengan gemas ditariknya batangku dan ditempelkan ke lubangnya yang merekah itu.
    “Pelan pelan yaaa .. jangan buru buru … “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum manja padaku, aku lalu memposisikan dengan memiringkan tubuhku dengan menekan ke samping dada Nafa Urbach, sedang Nafa Urbach sendiri yang memegang batangku yang besar dan sangat ereksi, aku tak tahan ingin segera menggenjot Nafa Urbach, nafsuku tak tertahankan lagi karena sudah lama aku melakukan foreplay, kurasakan aku ingin segera menggenjotnya, memberikan kepuasan seks yang membuat kami semakin ketagihan. Pelan pelan batangku menusuk ke lubang vagina Nafa Urbach, hanya menekan saja sudah membuat Nafa Urbach menjadi histeris karena tekananku yang melesak masuk pada kepala batangku
    “Haan ..aaah … beda nih … penismu terasa besar banget .. nggak kayak dulu dulu “ ringis Nafa Urbach dengan memandangku yang juga meringis keenakan, kedutannya terasa sekali walau batangku masuk pada kepala penisku.
    “Hhssss .. sesak banget nih .. “ ringisku dengan menggigit bibiku, kedua tangan Nafa Urbach kini berpindah ke pantatku dan meremasnya, lalu mendorongnya untuk memberikan tekanan pada lesakan batangku yang pelan pelan mili demi mili menembus lubang rahasianya, yang seharusnya hanya boleh dimasukin penis suami resminya.
    “Haaan .. tarik dulu yaaa .. sakit sekali nih ..aduuh .. oucch .. hhsss .. mmm “ pekik Nafa Urbach yang kesakitan ditembus dengan batang penisku yang besar itu, lubang vagina Nafa Urbach begitu sempit, aku tak menanyakan, kutarik batangku dan kudorong lagi dengan tenaga besar namun tidak mendesak secara keras, pelan tapi menggunakan tenaga besar.
    “Yaaa .. terus Han .. dah jalan .. ayooo … yaaa … tekan terus .. aaauh ..aauucch … muuuuuaaah … hhhssss… mmmm… aaaaaaaaaauhhhh .. “ rintih Nafa Urbach dengan memejamkan matanya merasakan penisku mulai melancar masuk walau sangat kesulitan.
    Kulihat Nafa Urbach masih meringis dengan memejamkan matanya menikmati penisku yang mili demi mili masuk, walau setelah kepalaku penisku tenggelam, masih separo lebih batangku harus kutanamkan dalam dalam di vagina Nafa Urbach, terasa sekali, penisku seakan diremas mau hancur atau gepeng, belum lagi diremas juga disedot sedot dari dalam, tak beda jauh ketika Nafa Urbach mengulum penisku dengan menyedotnya.
    “Gila nih cewek .. vaginanya legit sekali .. sesak banget ..aauuuh … “ erangku dengan mencium dahi Nafa Urbach yang dirinya merem dengan rapat memejamkan matanya.
    “Hmmm ..aaah … Han, sayaaang … tarik dulu aaah .. sakit .. “ erang Nafa Urbach dengan membuka matanya
    “Gila bener Fa .. istriku secantik ini dan semlohei .. montok menggairahkan, sekal, berbuah dada besar dan padat, betisnya sangat indah … kurang apalagi ?” pujiku kepada Nafa Urbach yang hanya dijawab dengan cubitan di pinggangku, akibat cubitan itu justru aku bergerak menjadi penisku malah maju
    “Aduuuuuh … sakit tahu “ bentak Nafa Urbach
    “Itu karena dirimu yang nyubit Fa .. akibatnya pantatku malah maju .. makanya jangan asal nyubit .. lagi donk cubitannya “ godaku disambut cibiran moncong Nafa Urbach.
    “Ogaah aaah .. kamu tarik dulu …. susah ya masukin batangmu ?” goda Nafa Urbach.
    Aku hanya tertawa keras melihat Nafa Urbach yang sangat ingin dimanja, akibat aku tertawa maka Nafa Urbach menjadi gemas dengan menabok pantatku sehingga justru penisku melesak lebih dalam bukannya malah kutarik, akibatnya kami berdua langsung memekik sangat nyaring
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ jerit kami berdua sampai terdengar keluar kamar, karena kamar terbuka sedikit, membuat Alice Norin sampai geleng geleng
    “Sudah mentok tuh penis dia .. duh .. lama banget mereka .. tapi gimana lagi ya .. sudah kesepakatan, aku kudu bersabar .. “ujar Alice Norin dengan kembali melihat berita di tv.
    “Gila tuh .. kalo Nafa ceraiin Zack dan memacari dia .. repot aku .. aku sangat suka sama dia, selain pinter juga gemas sikapnya .. beruntung aku bisa mendapatkan kepuasan cinta yang luar biasa, Iiih .. penisnya yang besar itu … Riri saja cuma separo, dah gitu letoy … “ umpat Alice Norin dengan membayangkan pengalaman penisku yang mengobok obok lubangnya, sudah lebih dari 15 kali aku menggenjot Alice Norin, baik di villa, di rumahnya, di Bandung, Semarang, aku tak bisa menghitungnya. Hanya di rumahnya yang tak aman untuk melakukan hubungan gelap. Bahkan Alice Norin lama lama menjadi sangat perhatian padaku, ketika aku pinjam mobil atau uang langsung saja diberi, malah terakhir aku pinjam duit 15 juta, tapi malah nggak mau dibalikin, Alice Norin sempat marah marah ketika aku menstransfer, uang itu dibalikin lagi lewat transfer juga.
    Belum amblas juga batangku yang melesak lebih separo, terasa sekali aku sampai merem melek keenakan, dan ditertawakan Nafa Urbach.
    “Dhuh .. malah ngetawain guwe sih Fa … vaginamu bener bener menjepit keras sekali .. baru kurasakan vagina seenak begini .. sempit … legit dan sangat terasa sekali remasan dan sedotannya “ pujiku dengan menahan rasa nikmat luar biasa.
    “Enak khan ? aku sengaja menyempitkan vaginaku, kemaren khan berlima kamu juga nggak tahu punya siapa yang disodok .. kini rasain kenikmatan vaginaku sayang … hihihihi .. rasain dirimu … mau genjot malah repot sendiri “ ejek Nafa Urbach dengan gemas
    “Awas kau Fa kalo ngejek .. ntar kugenjot tahu rasa .. rasain nanti “
    “Please aaah .. jangan gitu aaah .. maafin aku sayang .. maafin “ iba Nafa Urbach dengan memelas
    “Istri tak tahu diuntung sudah dikasih kenikmatan malah protes dan ngejek suami .. kuceraiin kamu saja” umpatku dengan mencoba serius mungkin bersikap seolah marah walau sebenarnya aku mencoba untuk menggodanya. Mendengar aku bersikap marah Nafa Urbach langsung diam dan mencegahku menusukan lagi dan dipandangnya aku dengan bersikap serius juga “Maafin istrimu, sayang .. maafin aku yang membuatmu tersingung .. lakukan saja semaumu, aku milikmu, aku rela mau diapain terserah .. aku ndak protes lagi .. silakan genjot dan sodoki aku sepuasmu, akan kulayani .. kau segalanya bagiku .. aku tak mau lelaki lain selain kamu, bahkan zack pun aku sebenarnya tak rela disetubuhi .. please “ iba Nafa Urbach dengan sangat memelas
    “Nah tuh .. katanya dah rela dan menyerahkan bulat bulat masih protes “ kataku lagi dengan menggodanya tapi tak kubuat dengan tersenyum
    ‘Iya deh .. silakan sayang .. yuk masukin terus, kamu lakukan genjotan, remasan dan lumatan semaumu, tapi aku nggak yakin bisa lebih sepuluh menit “ kata Nafa Urbach dengan menarik kepalaku dan melumatku dengan rakus dan kubalas.
    “Sudah nggak marah ?” tanya Nafa Urbach dengan megap megap
    “Ndak sayang … “ kataku dengan tersenyum.
    Aku lalu kembali berkonsentrasi dengan menekan lagi, pelan pelan penisku melesak lebih dalam dan tinggal beberapa centi untuk amblas.
    “Tarik dulu Han, sayangku “ ajak Nafa Urbach dengan pelan
    Kutarik penisku dan kembali aku menekan dengan tenaga besar dan membuat Nafa Urbach kembali memekik keras
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ jerit Nafa Urbach dengan keras.
    Kembali Alice Norin hanya geleng geleng.
    “Hihihihihi .. vagina Nafa terasa sesak dimasukin penis dia .. nggak muat tuh .. kasihan Nafa kalo megap megap .. ntar digenjot juga remuk … ck ck ck ck ck ck .. cowok itu tenaganya besar dan nafsunya tinggi, lima cewek saja dihajar apalagi satu orang .. gimana nih .. aku sampai ketar ketir juga digenjot dengan keras .. sampai vaginaku sakit … tapi kalo dah genjot gitu aku kok ketagihannya , semoga Nafa bisa mendapatkan kepuasan luar biasa .. aku ingin jadi pacarnya .. tapi Nafa juga ingin jadi pacarnya.. pilihan sulit sekali .. aneh tuh sudah punya suami pengin ganti lagi yang berpenis besar…. ck ck ck ck ck“ ujar Alice Norin sambil ketawa sendiri.
    Kini penisku tinggal sedikit lagi tenggelam dalam dasar terdalam vagina Nafa Urbach, rasanya dijepit luar biasa, akibat pahanya yang montok itu membuat vagina Nafa Urbach semakin sempit, itu yang kusuka, kuelus pahanya yang mulus itu untuk memberikan rangsangan lebih membuat Nafa Urbach terasa geli
    “Aaah . yaaang .. rangsanganmu … geli aaah … ayo tinggal dikit laaagiii “ ajak Nafa Urbach lagi
    Kutekan lagi dengan tenaga yang pelan dan akhirnya penisku amblas tertanam mentok sampai pangkal penisku, luar biasa jepitannya.
    “Pelan ya nindih aku .. ngeremes buah dadaku juga jangan kasar .. lakukan dengan penuh kelembutan, trus magutku juga jangan serakah “ ujar Nafa Urbach dengan memegang tanganku, lalu aku pelan pelan menindih Nafa Urbach. Kedua kaki Nafa Urbach mulai digerakkan menjpeit pinggangku dan terasa sekali jepitannya lebih erat.
    “Faaa.. mintalah permohonan apa yang Nafa inginkan, anak laki laki atau perempuan ?” tanyaku dengan memagut pelan bibirnya

    “Hmmm .. aku ingin anak yang pinter .. sepinter kamu .. laki laki atau perempuan sama saja .. hamili aku segera .. aku ingin punya momongan .., akan kujaga rahasia ini .. aku yang bertanggung jawab jika Zack protes atau marah marah.. jika masih ngeyel aku akan minta cerai “ ujar Nafa Urbach dengan tersenyum senang

    “Oke Faaa .. .. siap yaa “
    “Pelan pelan dulu yaaa “ saran Nafa Urbach dengan memegang kepalaku dan melumat dengan gemas, aku membalas lumatannya lalu mulai menarik batangku pelan pelan lalu menusuk lagi, setiap tusukanku membuat Nafa melepaskan pagutan, begitu penisku menarik keluar kembali Nafa Urbach melayani lumatanku, demikian pula dengan tanganku yang mulai meremas buah dadanya membuat dada Nafa Urbach menggelinjang menghindari remasanku, terasa Nafa urbach tak tahan akan gaya ini.
    “Aaaauh .. Haaan ..aaah .. uuuh …aah ..aaaucch .. hhhsss. oouggggh .. aaargggg “ lenguh Nafa Urbach bertalu talu, penisku masih pelan pelan keluar masuk, belum begitu lancar untuk menggenjotnya secara cepat, satu menit kemudian penisku semakin lancar keluar masuk, aku langsung kembali menggenjot Nafa Urbach dengan lebih cepat sedikit dan membuat Nafa Urbach menarik kepalaku yang melumat, tangan kirinya menahan remasan tangan kananku yang gemas meremas buah dadanya
    “Aaa uuuh .. Nggak taahaan ..aaah .. remesanmu tuh .. aduuuh ..sodokanmu makin cepaat sial dah .. aduh .. aaauh .. hhhsss… mmmmm “ lenguh Nafa Urbach dengan keras berusaha melawan remasan dan sodokanku, pantat Nafa Urbach ingin bergerak seiring pantatku yang maju mundur, kuputar pantatku untuk memberikan kesan lain, membuat Nafa Urbach sampai merem keenakan.
    “Duuuh ..ouuuuuh ..aaaucch … Oh my God .. rasanya luar biasa .. aaah “ pekik Nafa yang terhenti ketika aku kembali melumat bibirnya agar tidak bisa melenguh dan kuremas lagi buah dadanya.
    Kusodokan pantatku kembali maju mundur kali ini lebih cepat lagi, membuat Nafa Urbach semakin menjerit jerit tak karuan, kakinya dibuka lebar memberi ruang padaku untuk menggenjotnya lebih keras, kugenjot dengan tak beraturan kadang cepat kadang pelan membuat Nafa Urbach hanya bisa merem melek, lalu Nafa Urbach memejamkan matanya, ketika membuka matanya, hanya berwarna putih, kurasakan Nafa Urbach merasakan genjotanku terasa sangat menyentuh hati dan pikirannya, kepuasan yang kuberikan tak sebanding dengan suaminya.
    “Duuh . sepuluh kali lipat dari suamiku .. “ timpal Nafa Urbach masih merem
    “Jangan sebut dia sayang .. aku suamimu .. aku cemburu “ balasku dengan menggenjot lagi dengan mantap membuat Nafa Urbach kini menjepit pinggangku dan tidak di pantatku sehingga aku tetap saja lancar menyodoknya, penisku keluar masuk dengan lancar. Semakin bersemangat untuk menggenjot. Tak disangka Nafa Urbach justru memintaku menyodoknya lebih keras
    “Sodok yang keras sayaaang .. terlalu pelan “ pekik Nafa Urbach. Aku menjadi tertawa dalam hati, apa maunya Nafa Urbach.
    Aku langsung mneghujamkan batangku keras keras membuat Nafa Irbach sampai tergoncang, buah dada sebelah kiri yang tak kuremas ikut bergerak bergoyang di dadaku dan buah dada sebelah kanan aku meremasnya dengan sekuatku membuat Nafa Urbach semakin kepayahan, akibat sodokanku yang keras itu membuat Nafa Urbach mendapatkan orgasme dengan memegang kepalaku yang melumat bibirnya.
    “Akkkuuuu aaah .. mau muncaaak “ erang Nafa Urbach dengan keras, kuhujamkan lagi dengan keras penisku menggenjot vagina Nafa Urbach dan mmebuat dirinya menegang, jepitan kakinya dipererat, tangannya mencakar ke pundakku dengan keras sehingga membuat pundakku terasa perih sekali, goresan kuku Nafa Urbach membuat cupangan di pundakku. vaginanya menyempitku dengan cepat dan batangku dijepit luar biasa, kuremas lagi buah dada sebelah kanan itu dan Nafa Urbach untuk lebih memberikan kepuasan dalam orgasme.
    Lama sekali Nafa Urbach menegang menyemburkan cairan orgasmenya, lalu dengan dilanjutkan berkelonjotan sangat lama, tak seperti yang sudah sudah. Sepertinya Nafa Urbach mendapatkan orgasme luar biasa, terbukti masih berkelonjotan bak disetrum listrik. Tangan kirinya lemas yang meremas sprei, penisku terasa panas disiram cairannya, yang biasanya hangat.
    Aku menindihnya, kuhentikan remasanku dan sodokan serta lumatanku karena Nafa Urbach menjadi diam hanya detak jantungnya yang terpacu sangat cepat ditambah nafasnya yang bak dikejar kejar orang. Matanya terpejam lama sekali sampai aku menunggu dengan gemas. Batangku masih terjepit dengan kuat dalam vaginanya.
    “Puas ya ? “ ejekku dengan menciumi ketiaknya yang tanpa rambut itu dan membuat geli Nafa Urbach
    “Aaaaah .. ntar dulu aaah … “ erang Nafa Urbach dengan masih memejamkan matanya.
    Aku menunggunya dengan setia sampai Nafa Urbach membuka matanya. Membuka matanya saja terasa berat dan berkunang kunang, namun tak lama kemudian kesadarannya pulih
    “Luar biasa, sayang .. tak kusangka kamu begitu sangat memuaskan aku … ada hadiah untukmu untuk ke Australia ya .. aku kuberi uang banyak .. “
    “Tak usah banyak .. secukupnya saja sayang .. “
    “Aku puas sekali tadi sayang .. kau benar benar hebat .. baru kali ini kurasakan seks yang luar biasa, aku tak akan pernah menyesal ditiduri kamu, digenjot kamu, disodoki kamu, diremas buah dadamu oleh kamu… duh … nikmat sekali … Oh .. sayangku .. aku menyerahkan diriku total padamu, aku pasrahkan diriku kupersembahkan untukmu, aku ketagihan sama kamu .. please .. kuberi 500 juta pun aku tak masalah kok .. uangku banyak .. “ kata kata Nafa Urbach memamerkan kekayaannya
    “Berapa sih kekayaanmu sekarang, sayang ?” tanyaku sekedar ingin tahu
    “2 digit dalam satuan M “
    “Kalo itu separonya buat aku saja .. khan berbagi kudu separo paro“ godaku nakal
    “Hmmm .. kamu mau ?” tanya Nafa Urbach dengan serius
    “Nggak aah .. “ tolakku
    “Please .. aku transferi separonya ya “ rajuk Nafa Urbach dengan gemas menabok punggungku
    “Nggak mau “
    “Kalo gitu semua saja ya .. tapi aku jadikan istrimu dan kamu hidupi aku dengan uang itu “ goda Nafa Urbach
    “Huuuuh .. wanita banyak maunya .. “ semprotku gemas
    “Aaaaah .. kamu kok gitu sih “ protes Nafa Urbach
    “Aku ingin mencari uang sendiri .. tapi kalo ndak mampu untuk membiayai ya mau tak mau minta saja Mbak Nafa saja .. “ kataku dengan kembali memanggilnya dengan Mbak.
    “Pokoknya nanti bayaranmu gedhe .. supaya kamu mau terus menggenjotku sampai tua ..sampai kita sudah tidak butuh seks lagi, sayang “
    “Satu M ya ?” godaku
    Nafa Urbach tertawa kecil dan gemas padaku
    “Sudahlah .. gampang kok .. jangan bicara uang sebelum kamu menggenjot aku sampai dirimu muncrat memberikan spermamu dan kutampung dalam rahimku, tokok ukurnya kamu harus bisa menghamili aku, itu wajib .. kalo ndak kamu sama saja mandul “ ancam Nafa Urbach
    “Enak saja .. tuh si semok Tina Talisa dah punya satu anak, aku yang bikinin .. terus Tamara Blegwisky, dan yang terakhir Sophie Navita dan Febiola.. kamu yang mandul “ protesku tak kalah
    “Duuuuh .. kamu jahat .. jahaat menghamili istri orang sembarangan .. “ semprot Nafa Urbach
    “Lho .. khan mereka yang minta sepert Nafa .. enak saja .. yang penting khan mereka jadi senang, punya kesibukan jadi ibu rumah tangga “ kataku dengan logika ngawur membenarkan caraku menghamili istri orang demi sebuah keinginan yang tidak dapat dilakukan oleh suaminya.
    “Ih .. kamu bisa aja “ ujar Nafa Urbach dengan gemas
    “Belum Nafa Urbach .. lihat saja bulan depan periksa ke dokter kandungan, kujamin hamil .. “
    “Hmmm .. dua milyar ya kalo hamil .. kudu diterima “ goda Nafa Urbach
    “Lho .. khan belum dibuktiin .. lihat saja .. aku ingin anak darimu Fa .. dalam hati kecilku Nafa hamil olehku”
    “Trims sayang .. istirahat sebentar ya .. lalu kamu genjot aku lagi “ balas Nafa Urbach dengan melebarkan tangannya mengambil gelas berisi bir dan kuambilkan lalu kuberikan dan kuangkat tubuhnya, ditenggaknya bir itu dan langsung berujar
    “Gayaaa apalagi .. aku genjot aku .. genjot aku sepuasmu … “ ajak Nafa Urbach dengan gemas dan melumat habis bibirku da kubalas tak kalah gemas.
     
    Sambil menenangkan diri Nafa Urbach dan diriku menghela nafas untuk menguatkan badan dan mengembalikan tenaga. Terasa hawa dingin di puncak Cipanas gampang kembali ke keadaan tidak lelah walau masih capek menggenjot Nafa Urbcah. Dengan gemas Nafa Urbach memeluk dan menggulingkan aku sehingga kini Nafa Urbach berada di atasku
    “Gantian aku yang menggenjotmu ya .. kalo kamu mau muncrat .. segera bilang .. benamkan dalam dalam penismu, sayang .. “ ajak Nafa Urbach dengan tersenyum nakal
    “Kamu nakal Fa … “
    “Iiiih .. kalo nggak dinakalin kamu ndak mau lagi genjot menggenjot denganku “ seloroh Nafa Urbach dengan menekan tangannya ke dadaku karena aku hendak bangun
    “Kamu tidur saja ya .. biar aku yang naik turun menggenjotmu .. “ timpal Nafa Urbach lagi ketika aku hendak menyela.
    “Pelan pelan dulu Nafa sayang “ usulku dengan memandang buah dadanya montok
    “Uuuuh .. tadi aku minta pelan tapi kamu genjotnya cepat dan keras .. aku jadi terbawa nafsumu, pinter juga kamu sayang .. “ puji Nafa Urbach tertawa kecil
    “Nafa sayang .. betismu wuih … aku senang sekali sama betismu yang gedhe dan mulus “ ujarku sambil mengelus paha Nafa Urbach dan membuat Nafa Urbach terasa geli dan menggelinjang.
    “Nikmati saja sayang .. nikmati kemulusan tubuhku, nikmati sepuasmu “ timpak Nafa Urbach semakin menggodaku dengan pula menaikan tubuhku hendak menggenjotku
    “Rasakan sayang genjotanku “ gidik Nafa Urbach dengan mendelik, Nafa Urbach menaikan badannya, terasa penisku terasa ringan ketika Nafa Urbach turun lagi terasa penisku dijepit luar biasa
    “Aduuuh Fa .. Nafaaa .. enak .. nikmaaat .. “ erangku dengan memejamkan mataku
    “Naaah .. kamu suka khan ?” ejak Nafa Urbach dengan gemas dan terus naik turun menggenjotku pelan pelan, terasa sekali selakanganku merasakan jepitan luar biasa. Nafa Urbach menarik tanganku dan diletakkan di buah dadanya
    “Remesss susuku, sayang “ pinta Nafa Urbach dengan terus bergerak pelan menggenjotku naik turun, kuremas buah dadanya yang naik turun seiring genjotan Nafa Urbach.
    “Aaaauh ..aaaauh .. hhhsss.. aaauchhh .. ouggg ..mmmm … hmmmm “ lenguh Nafa Urbach yang menggenjotku, kepalanya sampai digeleng gelengkan merasakan penisku mengoyak liang vaginanya menghujam ke atas sampai mentok
    “Gimana sayang ?” tanya Nafa Urbach di sela sela menggenjotku dengan kecepatan dua kali lipat
    “Aku nggak taaaahaan nih .. kayaknya mau muncraaat “ balasku dengan membuka mataku pelan pelan dan tersungging senyuman Nafa Urbach yang menggoda
    “Yaaa .. kita keluar bareng bareng yaaa … “ ujar Nafa Urbach dengan begerak, kini tidak hanya naik turun, tapi pantat Nafa Urbach yang gedhe dan membulat itu bergerak mengebor membuat aku sampai mendongak merasakan remasan luar biasa di penisku.
    “Uuuuuuh … “ erangku bersahutan dengan lenguhan Nafa Urbach yang menggelora.
    Nafa Urbach terus menggenjotku naik turun, sedang aku hanya bisa meremas buah dadanya bergantian, gerakan Nafa Urbach sangat erotis, rambutnya berantakan, badannya penuh dengan peluh keringat demikian pula denganku sampai megap megap merasakan genjotan Nafa Urbach.
    Elusan tangan kiriku di paha Nafa Urbach semakin membuat nafsuku naik ingin menyemprotkan air maniku ke dalam rahim Nafa Urbach.
    “Naaafaaa .. kemaren khan sudah kusemprot sperma pas bercinta bersama yang lain “ ujarku dengan membuka mataku
    “Ngggg .. itu lain sayang … nggak enak .. aku tak bisa merasakan senikmat berdua .. “ balas Nafa Urbach dengan bergerak lagi menggenjot lebih cepat
    Bunyi keciplak alat kelamin kami serta pertemuan selakanganku dengan pantat Nafa Urbach membuat suara yang nyaring
    “Naaaaaaaafaaaaaaaaaa “ teriaku dengan keras sehingga terdengar sampai di ruang tengah di mana Alice Norin menjadi terkejut
    “Tumben Nafa bisa menghajar dia .. ck ck ck ck ck .. aku harus bisa seperti itu aaah .. hhhmmm gimana ya, ntar nanti tanya Nafa saja “ batin Alice Norin dengan tersenyum
    Gerakan Nafa Urbach semakin menggila, tidak hanya naik turun secara tegak, tapi kadang miring ke kanan dan kekiri karena tak tahan remasanku yang keras di buah dadanya. Genjotan demi genjotan Nafa Urbach semakin membuat aku ingin muncrat
    Penisku terasa remuk digencet luar biasa, bahkan tak jarang aku sampai berteriak keras sampai Alice Norin bisa tersenyum
    “Rasain tuh anak .. suka menghamili istri orang .. sekarang digenjot Nafa baru tahu rasaa “ timpal Alice Norin semakin senang
    Menit demi menit kami berpacu dengan penuh gairah, aku tetap melawan gerakan Nafa Urbach dengan menaikan pantatku, apalagi ranjangnya sangat empuk, ketika Nafa Urbach naik aku menekan pantatku ke ranjang, ketika Nafa Urbach turun aku langsung menaikan pantatku
    “Aduuuuuuuuuuuuuuh ..aaaaaaaaaaauuuuuh …aaaaaaaaaaaaucccc “ teriak Nafa Urbach yang terasa sekali sodokanku menghujam dalam, sama saja teriakan Nafa Urbach terdengar sampai keluar
    “Waaah ..seru banget tuh .. gantian Nafa yang kepayahan.. “ ujar Alice Norin dengan geleng geleng dan menjilati bibirnya.
    Gerakan Nafa Urbach semakin cepat dan tak tahan
    “Sayaaaaaaaaaaaang .. gimana ? gimana ?” tanya Nafa Urbach dengan gemas
    “Iyaaa .. ntar lagi … dadaku dah panas .. mau muncaaak “ erangku dengan gemas meremas buah dada Nafa Urbach.
    “Saaamaaa .. aku nggak kuaat .. mau muncaaaaaaaaak “ teriak Nafa Urbach dengan menggenjotku lebih keras dan liar, penisku seakan merasa remuk rendam.
    Dengan terus bergerak dan memacu, menit demi menit akhirnya aku pun tak kuat dan aku sampai menegang kaku luar biasa, demikian pula dengan Nafa Urbach “Akuuu ..aaah .aaaku.. sam … “ ucap Nafa Urbach terputus dengan melengkung ke depan, kuremas buah dadanya dengan keras dan aku menegang dengan kaku, penisku kubenamkan dalam dalam ke atas, dan Nafa Urbach menekan lebih dalam ke selakanganku. Kami orgasme bersama sama.
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah” lenguhku panjang bersamaan dengan lenguhan Nafa Urbach
    “Aaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Nafa Urbach
    Badan Nafa Urbach melengkung menegang, lalu aku berkelonjotan di sambut kelonjotan Nafa Urbach, kusemburkan spermaku keras sekali menembak ke rahim Nafa Urbach
    “Creeeeeeeeet … creeeeeeeeeet … creeeeeeeeeeet “
    Aku merasa lega dan ringan, demikian pula dengan Nafa Urbach yang mengucurkan cairan panas membasahi penisku, air maniku pun ikut meleleh keluar bersamaan batangku yang menciut dengan cepat, Nafa Urbach luruh ke depan dan kutahan dengan sisa sisa tenagaku, tubuhnya berdebam menindihku, namun kepalanya berada di samping kepalaku. Nafas kami sangat berantakan, kurasakan pantatku kesakitan luar biasa, terasa pegal dan penat menggenjot dan digenjot Nafa Urbach.
    Kami diam dengan saling memeluk, tak ada suara, hanya suara deburan nafas kami yang tak teratur, kurasakan buah dadanya menekan ke dadaku keras sekali. Kami terdiam dengan pikiran masing masing, baru sepuluh menit kemudian kami sudah kembali membuka mata.
    “Sayaaang .. “ ucap Nafa Urbach dengan pelan pelan mengangkat kepalanya dan berhadapan muka dengan Nafa Urbach
    “Ya .. Nafaku sayang “
    “Trims ya Han .. aku merasakan air manimu banyak sekali .. “ puji Nafa Urbach dengan mengelap dahiku lalu memagut bibirku mesra
    “Sama sama Nafa, sayang “
    “Giliran Alice kamu genjot ya .. aku mau pulang dulu sebentar ke rumah .. ntar kalo sudah gelap aku ke sini lagi .. keloni kami berdua ya “
    “So pasti Nafa .. “
    “Han, sayang .. beri waktu sebentar ya .. merasakan penismu dalam lubangku “ rengek Nafa Urbach kembali rebah di samping kepalaku dengan memeluk erat
    “Rasakan saja Fa .. jika itu menenangkan dirimu .. “ ucapku dengan mengelus elus punggung Nafa Urbach.
    “Suamiku memang hebat .. jago ranjang dan tukang hamilin istri orang “ celetuk Nafa Urbach.
    Kami kembali hening, setengah kemudian Nafa Urbach bangun dan menarik penisku yang terjepit, sangat susah sekali dicabut
    “Nggak usah dicabut Fa.. “
    “Aaah .. tuh .. masih ada satu lubang buatmu menunggu .. sudah gatel dia “ goda Nafa Urbach
    Kami berjuang melepaskan alat kelamin kami yang lengket, pelan pelan penisku lepas dengan jeritan kecil kami, Nafa Urbach langsung menariku menuju kamar mandi dan mencuci penisku dengan gemas, terasa kami sangat kelelahan.
    Keluar dari kamar setelah mandi juga tidak mengembalikan tenagaku lagi, aku semakin loyo namun aku pantang menyerah, keluar kamar dengan menggunakan celana kolor pendek dan baju kaos, sedang Nafa Urbach menggunakan daster tanpa BH dan CD. Kemunculan kami dengan saling tersenyum membuat Alice Norin melonjak kegirangan
    “Lama sekali kalian nih .. aku sampai nggak sabaran “ seloroh Alice Norin
    “Nikmat luar biasa Lice … tak pernah kurasakan seperti tadi “ ujar Nafa Urbach dengan mendudukan aku di sofa lalu melumat bibirku dengan gemas, Alice Norin yang berada di sisi kananku tak lepas nakal dengan meremas penisku yang lembek
    “Duuuh .. aku hanya dapat sisa tenaganmu .. “ keluh Alice Norin
    “Justru itu .. itu tugasmu mengembalikan semangat dan tenaga dia .. sampai malam kok .. bolehlah ntar malam kamu berdua kelonan … “ goda Nafa Urbach
    “Okeee .. “ jawab Alice Norin dengan tersenyum.
    “Lice . kita patungan 5.000 US ya untuk uang saku dia ke Australia “ usul Nafa Urbach
    “Boleh .. tapi aku mau ngasih dia 10.000 US tuh .. “ sergah Alice Norin
    “Oke deh Lice .. kita janjian kasih 10.000 US .. “ tambah Nafa Urbach dengan tersenyum.
    Aku tak mengubris soal uang tersebut, begitu sangat mudah mereka mencari duit, sedang aku malah menggerogoti keuangan mereka, padahal aku tak ingin dibayar, tapi mau menolak justru malah membuat mereka tersinggung dan marah marah dan semakin menggejarku untuk mendapatkan kepuasan birahi. Aku diberi minuman penambah tenaga dan langsung kutenggak.
    “Kamu mau pulang Fa ?” tanyaku
    “Iyaaa .. nggak lama kok .. tapi aku mau istirahat dulu deh .. kamu istirahat sana dengan mengeloni Alice, aku mau rehat sahja di sini “
    Mendengar ucapan Nafa Urbach, Alice Norin langsung menarikku menuju kamar yang berada di pojok lantai bawah, aku terasa capek sekali dan Alice Norin menggandengku namun tidak menggodaku.
    Sampai di kamar, aku langsung rebah dan Alice Norin membuka pakaiannya telanjang bulat lalu ikut naik ke ranjang dan memelukku, memberikan ciuman mesra
    “Istirahat dulu kamu .. ntar kalo tenagamu sudah pulih genjot aku ya “ Alice Norin memberikan nasehat.
    Aku hanya tersenyum dan menutup mataku, tangan Alice Norin melingkar memelukku, buah dadanya menempel di lenganku terasa sangat kenyal dan mengeras. Kami tertidur bersama dalam beberapa jam.
     
     
     
     
     
     
      Posted on : Feb 20, 2023
     

     
    Add Comment




    Contact us - FAQ - ASACP - DMCA - Privacy Policy - Terms of Service - 2257



    Served by site-7dcbc9b7d8-nktbb
    Generated 05:44:26