Hidup adalah peluang, demikian dikatakan oleh orang bijak, setiap
peluang punya implikasi dan resikonya sendiri, jika menantang bahaya
maka resikonya juga bahaya, bisa urusan polisi dan bahkan bisa digebukin
massa. Demikian peruntungan hidup ini, terkadang kita mendapatkan
rejeki nomplok. Kadang pula mengalami kesialan, terkadang yang menjadi
incaranku gagal total, entahlah, nafsu sudah membelengguku, semakin aku
menjauhkan dari nafsu birahi, gempuran keinginan menjadi semakin
menggebu ebu, terkadang aku harus memilih mengambil resiko. Seks
merupakan salah satu yang paling susah bahkan tidak bisa ditundukan oleh
iman dan akal sehat, setinggi tingginya iman seseorang jika sudah
terbuai nafsu tidak akan sadar, justru malah semakin tenggelam dalam
nafsu yang semakin menggerogoti nurani. Kumpul kebo merupakan pola hidup
yang sekarang ini justru sudah diadaptasi oleh para selebritis.
Ketika aku bersama sama temanku untuk rapat soal permasalahan
kantor di café dekat Thamrin siapa sangka aku bisa berkenalan dengan
seorang artis dan presenter acara perkokian, ketika kami sedang sibuk
sibuknya membahas tentang dunia hacking, mataku tertuju pada wanita yang
kelihatan bokongnya dari tempat dudukku, kontan bentuk bokong itu luar
biasa indahnya, bahkan ketika menengok ke belakang justru tepat
tertumbuk pada mataku, padahal jarak dengan dudukku tak lebih dari lima
meter. Alamak ! buah dadanya itu yang membuatku semakin tak karuan di
selakanganku, senyumnya itu diberikan padaku, karena aku tidak percaya,
maka menunjukan telunjukku ke dadaku untuk penegasan, wanita itu
mengangguk dan tetap tersenyum, akupun memberikan senyum lagi, ketika
wanita itu duduk kembali di depan temannya yang sama sama wanita, masih
juga mengerling padaku.
Aku menjadi tak konsen, naluriku jika ada wanita yang memberikan
kita senyum lebih dari dua kali, maka peluang untuk mendapatkan lebih
mudah, apalagi disertai dengan lirikan nakal. Maka ketika teman temanku
pada bubar maka aku masih menunggu
“Ndak pulang, Boss ?” tanya Arif yang merupakan anak buahku.
“Aku masih pengin rileks, kalian pulang dulu aja .. selesaikan tugas besok “ kataku sambil tersenyum
“Siaap Boss “ sahut Arif dengan bergegas keluar. Aku kemudian nekad
langsung saja berpindah tempat duduk di samping wanita tersebut, kontan
saja aku semakin terkejut karena Donna Harun yang kukenal berada di
situ, wanita yang berbuah dada besar itu langsung mengenalkan diri.
“Farah “ sahut Farah Quinn dengan menyalamiku dengan hangat, café
ini merupakan café yang sering di datangi artis, sehingga aku sering
nongkrong di sini. Belum sempat aku berkata Farah Quinn sudah mendahului
“Burhan khan ?” sahut Farah Quinn dengan tersenyum.
“Oh yaaa .. dari mana anda tahu ?” tanyaku dengan terkejut.
“Ya dari Donna temanmu ini, tapi gue pernah mengikuti acara pesta
blogger sebulan yang lalu, kebetulan kamu menjadi salah satu nominasi
blogger, sayang kamu nggak menang .. cuma gue kagum sama tulisanmu itu
.. memudahkan orang awam lebih mengerti bagaimana mencari informasi,
awalnya gue nggak percaya itu kamu ..” aku Farah Quinn dengan tersenyum,
bahkan belahan dadanya yang membusung itu sampai terlihat bongkahan
kenyal dan kencang itu, luar biasa besar ukuran buah dadanya Farah Quinn
ini, sampai sampai aku pengin bernafsu bermain di buah dadanya itu.
Entah malam itu selepas kami menghabiskan kopi, Farah Quinn dan
Donna Harun mengajakku ke rumahnya bersama Vina, untuk meneruskan
ngobrol ngobrol di rumahnya, sekalian aku pengin mencicipi hasil masakan
Farah Quinn jika beruntung mencicipi juga kesintalan tubuhnya, malam
belum melarut, baru pukul 8 malam. Tak lama mobil kami sampai sejam
kemudian di rumah Farah Quinn yang besar itu. Aku sendiri mengendarai
motorku, membuntuti mobilnya. Aku langsung memasukan mobilku.
Aku tak merasa aneh, artis kaya pastilah mempunyai rumah lebih dari
satu, jika ingin bertemu dengan teman sering menghindar dari rumah
tinggal bersama suaminya. Kami kemudian langsung berpindah ke dapur. Di
ruang dapur itu aku pun diminta menunggu, tanganku merogoh obat pembuat
klenger agar memudahkan aku menggarap Farah Quinn dulu, kucemplungkan ke
gelas Donna harun, Donna Harun membantu Farah Quinn memasak, masakan
dengan waktu singkat, saking lelahnya sehingga sisa minuman ditengguknya
dengan segera.
Lima menit kemudian reaksi obat itu mulai bereaksi
“Kepala pusing nech .. aku bobok dulu yaaa “ sahut Donna Harun
dengan berpamitan pada Farah Quinn dan aku, sehingga aku berdua dengan
Farah Quinn dan itu merupakan yang kutunggu tunggu. Banyak obrolan
tentang dunia internet dan pandanganku pada dunia selebritis. Tawa canda
penuh gelegak itu sampai membuat kami semakin akrab saja, tanpa sengaja
ketika kami duduk berdampingan itu, tanganku ketika habis mengusap
mukaku dan kuletakan di meja menimpa tangan Farah Quinn, kontan saja
Farah Quinn terkejut
“Ih .. amit amit aah “ hindar Farah Quinn dengan gaya khasnya yang terkenal nakal itu. Wanita ini jinak jinak merpati.
“Sorry nggak sengaja deeh “ kataku dengan meminta maaf. Duduk kami
tidak merapat namun juga tidak jauh, cukup berdekatan sampai wangi khas
tubuhnya menusuk hidungku.
“Oke deeh “ jawab Farah Quinn dengan tersenyum dan kini malah lebih
menantang dengan memajukan dadanya sehingga busungan dada itu sampai
membuat mataku tak tenang, sesekali melirik ke bongkahan itu, terkadang
ekor mataku tertangkat oleh mata Farah Quinn, dengan balutan pakaian
baju lengan pendek dan bagian kancing atas tidak dikancingkan sehingga
menambah nafsuku untuk mendapatkan wanita ini, entah aku sudah kalap dan
terangsang sehingga aku langsung saja memeluknya dengan merangkulkan
tanganku dan mendorong kepalanya. Aku langsung mengarahkan bibirku ke
bibir Farah Quinn yang sensual itu, kontan saja Farah Quinn menjadi
terkejut dan kaget, langsung berontak
“Haaaaaaaaaaan .. apa apaan ini “ bentak Farah Quinn dengan marah, aku pun langsung ditampar dengan keras
“Plaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak “
“Jangan kurang ajar .. “ maki Farah Quinn dengan sorot kemarahan,
namun aku menjadi semakin berani, kemudian aku memandangnya dengan
tersenyum. Farah Quinn langsung mundur, berdiri dari duduknya hendak
beranjak pergi dengan cepat, namun aku sudah mencekal tangannya. Farah
Quinn kembali berontak.
“Kau seksi Faraah .. nggak tahaaan aaaaaakuu “ rayuku semakin menggila.
Farah Quinn terus berontak dari dekapanku yang semakin nakal itu,
bodynya luar biasa ketat, apalagi buah dadanya itu sudah aku pegang
sehingga Farah Quinn semakin keras berteriak, namun aku langsung
membekapnya. Pemberontakan itu terus saja berlangsung, kakinya menendang
nendang, belum lagi Farah Quinn menggunakan rok selutut sehingga aku
semakin mudah menyelinapkan tanganku mengelus vaginanya yang tertutup
celana dalam itu, saking nekadnya aku langsung menarik celana dalamnya
sehingga Farah Quinn melotot dan terus berontak.
“Sudah .. sayaaang .. nikmati sajaa .. enak kok “ rayuku semakin
termakan nafsu untuk menggumuli Farah Quinn yang badannya sangat
proposional dengan ukuran tubuhnya yang seksi habis. Akibat rangsanganku
itu Farah Quinn semakin tak karuan berontak, aku terus membekapnya,
tangannya mencakar cakar, aku langsung membekuknya tanpa ampun.
“Aampuuun .. tolong .. jangan perkosaaa gue .. “ Farah Quinn
memelas minta ampun ketika aku sudah membawanya ke kamar atas. Aku
pengin menggarap Farah Quinn duluan, wanita ini selalu membuat libidoku
mengamuk, bayangan tubuhnya yang telanjang selalu menari nari dalam
otakku. Kurobek bajunya
“Breeeeeeeeeeeeeeeet “
Farah Quinn langsung menutupi tubuhnya, badannya semakin tidak kuat
melawanku ketika aku menindihnya dengan paksa di ranjang yang empuk
itu.
“Toolooong “ teriak Farah Quinn, namun ternyata kamar itu kedap
suara, kuserbu bibirnya yang seksi itu, Farah Quinn tetap saja menolak
dan berontak, sehingga aku terus semakin menyerbunya, tangan Farah Quinn
kembali memukul mukul punggungku, kucekal tangannya dan aku kembali
menarik roknya sampai sobek, perlawanan itu semakin melemah, mengalah
dengan diam.
“Breeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet “
“Apa maumu ?” bentak Farah Quinn yang kini sudah pasrah, tak ada
rona kesedihan sama sekali namun masih ada rasa marah yang pelan pelan
rasa marah itu menurun. Aku langsung membuka celana panjangku, kutarik
celana dalamku sehingga batangku yang ngaceng itu sama membuat Farah
Quinn ketakutan luar biasa, menutup mulutnya lalu mundur ke pojokan
ranjang bersender pada dinding
“Ya Tuhaaaaaaaaaaan “ keluh Farah Quinn dengan memandang ke batangku itu.
“Jangan Haan .. Burhaan jangaaaan .. pleasee .. jangan lakukaan ..
aku sudah punya suami .. tolong Han .. toolong deeh “ Farah Quinn
kembali memelas, kurasakan suara yang keluar dari bibir Farah Quinn itu
tidak tulus karena matanya masih memandang ke batangku dengan mencuri
curi. Aku kembali mendekati Farah Quinn yang meringkuk itu, celana
dalamnya berada di lututnya, vaginanya terlihat lengkap dengan jembutnya
“Kau benar benar membuatku lupa daratan Faraaah .. kesintalan
tubuhmu yang membuatku tak tahaan .. “ rayuku semakin menggila dengan
menarik dan menyobek sisa bajunya itu, kini Farah Quinn hanya berbra dan
roknya juga sudah sobek.
“Benar benar keterlaluan kau Haaan .. “ ucap Farah Quinn dengan
menggeleng geleng. Matanya kini menatap batangku yang besar itu, Farah
Quinn sampai bergetar di bibirnya, pastilah berpikir bagaimana batangku
bisa masuk ke vaginanya yang sempit itu. Aku langsung menariknya dan
kusumpal bibirnya dengan bibirku, kuajak untuk saling memagut, tak ada
balasan sama sekali, sehingga tanganku langsung mengelus elus vaginanya,
kupermainkan jari jariku mengggelitik belahan vaginanya itu. Rambutnya
yang tergerai itu aku singkirkan dengan tangan kiriku. Pemberontakan
kini sudah usai, tidak ada perlawanan, hanya bersikap pasif. Aku
kemudian dengan nekad menjauhi Farah Quinn, kubuang celana panjang dan
celana dalamku, kemudian kaosku. Farah Quinn tetap saja diam dengan
memandang ke langit, bibirnya tergigit dengan kuatnya menahan antara
keinginan dan penolakan, hati dan pikirannya seakan bingung memilih
antara pilihan sulit. Besarnya penisku dan rangsanganku membuat Farah
Quinn menjadi bingung. Kutarik celana dalamnya itu sampai lepas, namun
pahanya merapat menyembunyikan segitiga emasnya itu, kutarik sisa rok
itu, aku kemudian menindih kembali dan membuka kaitan branya, kulepas
“Luar biasa buah dadamu, Faraaaaaah .. impian banyak lelaki “
kataku sambil meremas besaran buah dadanya itu. Punting buah dadanya
yang tidak besar itu, Farah Quinn tetap saja diam namun kemudian mulai
mendesis
“Haaan .. jangan deeh .. jangaaan ..sssshhh sssssshhh .. hhh
aaaaaah .. pleasee .. pleasee “ desah Farah Quinn dengan suara yang
mulai tak karuan. Tindihanku yang mengunci tubuhnya itu membuat Farah
Quinn semakin pasrah. Aku langsung bangun dan menarik tangan Farah Quinn
sehingga duduk di depanku. Farah Quinn sampai melotot, tangannya
menutupi buah dadanya yang besar.
“Haaaaaaaan .. tolong donk .. jangan aaaaaaaah aaaaaaaaauuh ..
aaaaaaaaah … duuuuh “ erang Farah Quinn ketika aku semakin nakal meremas
buah dadanya, kupeluk dan kuajak untuk saling memagut, tetap tidak ada
sahutan pagutanku itu, kurangsang dengan mengelus elus pahanya, rupanya
Farah Quinn masih ragu ragu untuk menanggapi rangsanganku. Kembali aku
memeluknya, kupegang kepalanya dan kupandang matanya, matanya langsung
menunduk ke bawah, justru tundukan kepala itu terbentur batangku yang
ngaceng di depannya, sehingga kemudian kepalanya memaling ke samping,
namun kutahan, sehingga Farah Quinn akhirnya kembali menaikan kepalanya
“Haaan … “ sapanya dengan lemah dan seperti memohon
Kami berdua sudah bertelanjang bulat, dua insan berlawanan jenis
berhadapan, tinggal bagaimana nafsu menjadi penjajah yang tanpa henti.
“Ayolah, sayaaang .. nikmati saja kontolku .. “
“Iiih “ sahut Farah Quinn dengan terkejut aku begitu sangat joroknya.
“Jangan kau ingkari hatimu .. kau pengin khan ? jangan bohong “ sudutku yang disambut dengan tatapan kosong Farah Quinn.
“Tunggu apalagi Faraaah .. jilatin donk kontolku ?” desakku lagi dengan menekan kepalanya ke bawah.
Farah Quinn masih berontak dengan menahan kepalanya kemudian
menggeleng geleng namun kemudian matanya menatap ke penisku lagi.
Kutarik tangannya dan kuarahkan ke batangku, tangan itu menolak dengan
kuat, namun tanganku lebih kuat sehingga tangan Farah Quinn langsung
berada di dekat penisku, kutekan pergelangan tangannya itu, tangannya
mengepal dengan kuatny.
“Buka tanganmu, Farah sayaaaang .. rasakan kehangatannya “ bisikku semakin menggila
Tangannya seakan akan tersihir membuka dengan ragu ragu, kuarahkan
terus sehingga tangan itu akhirnya memegang batangku yang tidak
terjangkau diameter jari jari tangannya.
“Ayoo kocok donk “ ajakku dengan nakal meremas buah dadanya
“Aaaaaaaaaw .. “ erang Farah Quinn merasakan remasan tanganku itu.
Tangannya kini memegang batangku kemudian aku menarik kepalanya dan
kupagut dengan pelan, anehnya tangan Farah Quinn memegang erat batangku,
seolah tak mau lepas, kupagut terus, pelan pelan bibir Farah Quinn
membuka dan membalas pagutanku, namun hanya dua kali, setelah itu diam
kembali, kurangsang lagi dengan mengelus elus vaginanya itu, vaginanya
kini sudah setengah basah. Sehingga aku langsung melumat habis, Farah
Quinn terkejut namun kemudian menanggapi lumatanku, nafasnya menjadi
ngos ngosan.
“Kau benar benar kurang ajar Haaan .. aakuu jelas tak mau
diperkosaaa .. jadi lebih baik aku mengalah ..” kata Farah Quinn dengan
memandang kembali ke batangku yang terpegang erat di jari jarinya, namun
kulihat dari samping, Farah Quinn tersenyum kecil, senyum itu
tertangkap oleh mataku, menyadari bagian bibirnya aku pandang itu, Farah
Quinn menjadi malu, kutarik dagunya
“Apa yang membuat kau tersenyum, Faraah sayaaang .. kupanggil Tante yaaa “
“Jangan Haaan .. anuu Haaan . itu tuuh ..“ sahut Farah Quinn dengan suara sedikit keras sambil meremas batangku lebih kuat
“Aaaaaaaaaaaauh .. apanya ? kontolku yang gedhe ?” tanyaku dengan melenguh
“Hhhhmmm .. iyaaa yaaaa yyaaa “ jawab Farah Quinn dengan terbata bata.
“Belum pernah merasakan kontol gedhe yaaa .. bukankah punya suamimu orang bule juga gede”
“Aaaaaaaaaaaah .. bukan gitu .. aaakuu cumaa maaa .. sukaa samaaa ne… nekaaadmuuu “ kata Farah Quinn dengan tak karuan
“Jadi
Farah mau donk kuajak bercinta, aku pengin ngontoli memekmu “ rayuku
dengan kata kata jorok sampai membuat Farah Quinn terkejut. Namun
bibirnya kembali kulumat, kali ini Farah Quinn tidak menolak lumatanku,
kami berdua kemudian terlibat saling melumat dengan penuh nafsu. Farah
Quinn sampai ngos ngosan, ditengah lumatan itu Farah Quinn mengocok
batangku dengan pelan pelan.
“nanti kita bertiga threesome sayaaang “ ajakku
“Jangaan .. jangaaan .. kasihan Donna “ tolak Farah Quinn
“Tenang saja .. Donna itu suka seks .. lihat saja nanti, sekarang
nikmatiku kontolku duluuu..“ kataku semakin edan dan merebahkan diri,
Farah Quinn memandang ke batangku yang terpegang itu.
“Okelaaah Haaan .. aku yakin kau akan melakukan ini .. kamu benar
benar nekad sekali .. padahal aku tak mau bercinta denganmu .. tapi ..
sudahlah Haaan .. sekali lagi ya Haaan .. setelah ini aku tak mau lagi
.. “ ucap Farah Quinn dengan menunduk dan membuka mulutnya, batangku
langsung ditelannya dan dikulum dengan rakus oleh Farah Quinn. Kuelus
elus rambutnya itu.
Aku menjadi senang, Farah Quinn kini sudah mulai mengikuti naluri
seksnya, gairah seksnya benar benar luar biasa, ukuran tinggi badannya
yang 170 cm dan kebesaran buah dadanya menjadi impian banyak lelaki,
setidaknya bisa menyenggol saja senang, apalagi meremasnya, banyak
lelaki suka menonton acaranya hanya sekedar pengin melihat busungan
dadanya yang over size itu. Posisinya membungkuk itu semakin menambah
indahnya kebesaran buah dada Farah Quinn, puntingnya yang lumayan besar
itu menjadi permainanku, sesekali kutekan punting itu. Sementara Farah
Quinn masih bermain dengan batangku dengan dikulum, dipermainkan dengan
lidahnya, gairah nafsu Farah Quinn semakin lama semakin menunjukan sisi
nakalnya. Rambutnya kemudian aku sampirkan ke belakang dan kuelus elus
bagian atas kepalanya untuk memberikan rasa senang dan semangat agar
bisa melakukan hubungan seks denganku.
Batangku masih dipermainkan oleh mulut dan bibirnya berkali kali, Farah Quinn sangat rakus mempermainkan batangku
“Uuuuuh .. enaaak Faraaaaaah .. teruuus, sayaaaaaaaaang ..
lakukaaaan .. teruuuuus sssssssshh .. sssssshh .. “ desisku dengan tetap
mengelus elus punggung Farah Quinn kemudian aku menurukan tanganku ke
belakang dan nemplok di pantatnya, kuremas gemas pantat Farah Quinn dan
dirinya langsung mereaksi tidak tahan akan remasan di pantatnya itu.
“Mmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhh ….. crooooooooop “ terdengar suara disedot
keluar batangku, mulut Farah Quinn penuh dengan air liur, sungguh piawai
sekali Farah Quinn bermain dengan kontol ini, lidahnya menjulur dengan
cepat menjilat batangku, kerakusan dalam birahinya semakin tampak, tanpa
canggung dan kaku, batangku kembali dimasukan, batangku yang sesak
dalam mulutnya itu terasa nikmat sekali.
“Faraaaaaah .. Faraaaaah aaaaaaaaahh .. aaaaaaaauh .. teruuus
sayaaang .. enaaaknyaaa .. aaakuu suka sama nakaaalmuuu .. teruuus emut
kontolku .. Oh no .. no .. Faraaaaah .. aaaaaah .. nakaaal kaaamuu “
lenguhku karena Farah Quinn mempermainkan batang dengan giginya sampai
membuatku nyeri, Farah Quinn semakin gemas, batangku sampai disedot
sangat kuat
“Aaaaaaaaaduuuuuuuuuuh … sayaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaah .. kaaamuu
aaaaaaaah .. sudaaah aaaaah .. sudaaaaaaaah .. giliraaan aaakuu donk ..
aaakuu pengin maninin memekmuuu “ ajakku dengan menarik kepala Farah
Quinn, Farah Quinn pun menurut, melepas batangku dari kulumannya,
bibirnya basah penuh air liur, disekanya dengan tangan kirinya, aku
langsung menghujani dengan lumatan, Farah Quinn langsung membalas
lumatanku tak kalah ganas, kami seakan akan dimabuk birahi yang sangat
haus sekali, lumatan Farah Quinn membuat aku semakin menaikan tempo
lumatan. Tanganku memegang kebesaran buah dadanya yang tidak terjangkau
telapak tanganku, hangat kenyal dan mengeras, benar benar buah dada yang
sempurna. Kudorong tubuhnya
“Sssssssssssssssshh …sssssssssshhh … Haaaaaaaaaan .. Ooh .. teruuus
Haaaaaan …sssssssshh .sssssssshh “ desis Farah Quinn semakin menggila
di malam durhaka ini. Kami kemudian saling bergelut dengan memeluk.
“Haaaaaaaaan “ panggil Farah Quinn yang tidak tahan akan serbuan bibirku
“Panggil dengan sayang, Faraaah “ ajakku untuk membuat Farah Quinn
agar lebih menikmati intensitas persetubuhan yang akan kami lakukan.
Kutarik tubuhku untuk duduk, kemudian kutarik tangan Farah Quinn dan
kuajak keluar kamar
“Sayaaaaaaang .. mau kemana ?” tanya Farah Quinn tidak mengerti
“Kita main di dapur yuk .. aku pengin entotin kamu di meja dapur ..
aku pengin kamu sambil masak aku sodokin .. ngentotin kamu sambil
masak“ kataku dengan memaksa Farah Quinn yang masih bertahan ingin di
tempat tidur.
“Pleasee .. No .. No … jangan Haaaaan “ rengek Farah Quinn yang
memegang batangku untuk menahan aku agar tidak meninggalkan ranjang,
namun Farah Quinn akhirnya menurut, kami berdua keluar dari kamar.
“Kamu benar benar kurang ajar sekali Han… “ rajuk Farah Quinn
dengan menggandengku mesra, kami turun ke bawah dan masuk ke dapur, aku
langsung menaikan Farah Quinn ke meja, Farah Quinn pun langsung rebahan
membuka pahanya
“Memekmu benar benar indah Faraaaaah “ pujiku dengan menjilati kaki jenjang Farah Quinn yang mulus itu.
“Oh saaaaayaaaaaaang .. Yeeesss .. yeeeees .. jilatin .. aaaaaah ..
geli .. Oh my God .. enaaak .. teruuus, baby . “ erang Farah Quinn
semakin senang dengan jilatan lidahku yang menaik sampai ke pahanya,
kaki kirinya malah merapatkan karena tidak tahan akan jilatanku di kaki
kananya itu, kuelus paha mulus itu, membuat Farah Quinn sampai menaikan
kepalanya ingin melihat kenakalanku sampai di mana, kulebarkan kedua
pahanya itu, kupandang vaginanya yang basah itu, membengkak akibat
permainan tanganku yang gemas akan sempitnya lubang kemaluan Farah Quinn
itu. Farah Quinn melebarkan pahanya untuk memberikan ruang pada
kepalaku, kubungkukan badanku, kepalaku langsung menjilati belahan
daging melempit itu, rasanya asin dan amis, rasa yang sangat nikmat jika
sudah dilanda birahi, luar biasa rasanya, bercampur bau wangi tubuhnya.
“Haaaaan ..uuuuuuuuh .. pleaseeee .. enaaaaaak .. Oh .. Baaabyy .. “
lonjak Farah Quinn merasakan jilatanku yang semakin menggila itu,
tangan Farah Quinn mencari cari tanganku
“Remeees aaaaaaaaaaah .. reemes “ ajak Farah Quinn dengan
mengarahkan tanganku untuk meremas buah dadanya. Kuremas buah dadanya
itu membuat Farah Quinn menjadi menggeliat dengan menaikan kepalanya,
menggeleng geleng merasakan kenikmatan dioral dan dipermainkan susunya,
kuserong susunya itu sampai puntingnya berada di depan mulut Farah
Quinn, Farah Quinn pun langsung menyedot sendiri puntingnya walau sangat
kesulitan
“Naaaaaaaakaaaaaaal .. pleasee .. kaaamu nakaaaaal .. but .. I like
it’s “ kata Farah Quinn semakin suka dengan oralku yang nakal membuka
lempitan daging di vaginanya itu, lubang kemaluannya membesar seiring
lidahku masuk dan membukanya.
Lidahku sampai menjulur masuk, lubangnya semakin memerah, kurasakan
Farah Quinn semakin menggeliat, kepalanya kembali rebah ke meja. Aku
terus menguntilin lubang vaginanya sampai membuat Farah Quinn kembali
menggeliat
“Aaaaaaaaaaaaaw .. sayaaaaaang .. Oh baby .. teruuus Haaan …
yaaaaaaa .. enaaaaak .. nikmaaat .. uuuh … sayaaang .. memek guee ..
oooh kaaau apakan memek gue sayaaaang “ erang Farah Quinn dengan
bertanya, kepalanya naik kembali, tangannya memegang kepalaku, kuangkat
kepalaku, Farah Quinn tersenyum dengan mesra
“Jangan lama lama Haaan .. aaakuu pengin merasakan sodokin
kontolmuu .. pleasee .. dikit lagi yaa .. mainin klitoriskuuu ..
yaaaaaaaa “ tajuk Farah Quinn semakin suka dengan permainan seks ini.
Aku kembali mempermainkan daging kecil di vagina Farah Quinn, Farah
Quinn langsung menggeliat dengan menekan ke meja sangat kuat, kepalanya
mendongak ke atas merasakan sensasi ketika klitorisnya aku jilati dan
kusedot dalam mulutku
“Aaaaaaaah Haaaaan aaaaaaaaaaauuh uuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh
Farah Quinn dengan nafas ngos ngosan itu, permainan seks yang semakin
panas di meja dapur yang biasa Farah Quinn membuat resep masakan, kini
meja ini menjadi saksi bisu keliaran Farah Quinn dalam urusan birahi.
Nafas Farah Quinn semakin tak karuan, dadanya naik turun dengan ngos
ngosan, buah dadanya masik kupermainkan dengan tanganku. Aku kemudian
menaikan kepalaku dan menarik kedua kaki Farah Quinn agar bisa pas dalam
posisiku menekan
“Aaayoo Han .. segera masukin donk .. gue sudah nggak tahaaan nich
.. pleasee .. “ rajuk Farah Quinn dengan dan duduk, melebar pahanya,
menarik pundaku untuk maju.
“Pegang kontolmuu kuaaaat, punyamu lebih besar dari pada punya
Quinn .. ayoo tunggu apalagi .. pleasee .. katanya mau entotin gue ..
gimana nich .. “ rajuk Farah Quinn semakin edan. Awalnya menolak kini
malah semakin bernafsu ingin aku menggenjotnya. disibakan rambutnya agar
tidak ke depan, kubantu merapikan rambut panjang Farah Quinn
“Sabaaar sayaaaaang .. Faraah jangan nafsu gitu aaah .. bisa cepaat
orgasme “ kataku untuk mengetes seberapa sabarnya wanita ini yang
terkenal dengan gaya mesumnya ketika membawakan acara masak memasak,
setiap kali berhasil memasak, piringnya pasti didekatkan ke dadanya,
seolah olah lebih memamerkan buah dada dari pada masakannya sendiri.
Kini wanita ini mengerang erang dalam buaian birahi yang kuawali dengan
paksaan, aku sudah yakin sejak awal Farah Quinn pasti akan menolak,
namun ketika sudah terbuai akan melupakan segalanya, anak, suami,
pekerjaan dan sebagainya, yang ada hanyalah melampiaskan nafsunya yang
ternyata gedhe juga, sebanding dengan ukuran buah dadanya yang besar
untuk ukuran cewek Indonesia.
Kutekan batangku ke vaginanya yang membengkak itu, Farah Quinn
melihat dengan seksama, batangku pelan pelan menerobos, sangat kesulitan
sekali, namun tangan Farah Quinn kemudian gantian memegang batangku
“Kaaamuu pleasee .. tekaan aajaa .. biaaar gue yang megangin ..
uuuuuuuh .. pelaaan sayaaaang .. saaa ..saaa kiit kaaaloo maksaaaa ..
pelaaan taaapii kuaaat Ooh .. yaa .. Yeesss .. yeess .. teruuus pleasee
.. tarik .. dorong .. yaaa .. “ erang Farah Quinn semakin suka denganku,
tawanya kini selalu meluncur tanpa beban, Farah Quinn semakin menikmati
permainan seks yang akan lebih heboh jika lanjutan cerita ini, ketika
memasak aku menyodokinya dengan doggy style. Di tangan Farah Quinn
terpegang alat alat dapur. Ketika sedang menggoreng itu, memeknya aku
sodokin dari belakang.
“Haaaaaan .. iyaaaaaaaaa .. teruuus .. masukin Uuuh .. punya kamu
besaar Haaan .. kamu bukaan bule tapi kontolmu gedheee “ pujiku Farah
Quinn dengan melepaskan batangku yang sudah masuk hampir separo, perasan
di dinding vaginanya benar benar memeras batangku, kupalingkan wajahku
untuk memberikan pagutan mesra, batangku masih separo belum amblas, kami
berdua saling memagut dengan penuh kemesraan. Mataku kubuka, aku bahkan
sempat berhenti memagut karena pintu dapur itu terbuka sedikit,
kutangkap sepasang mata yang megintip kami sedang mengadu birahi,
kupastikan itu Donna Harun, karena rambutnya yang tergera itu justru
menjadi paling terlihat, matanya melotot tanpa berkedip melihat kami
mengumbar nafsu, tangannya memegang pintu dapur yang terlihat terbuka
semakin melebar. Aku kembali menikmati pagutan demi pagutan Farah Quinn,
sehingga Farah Quinn langsung menahan tanganku, untung Farah Quinn
tidak bisa melihat Donna Harun mengintip kami karena tepat membelakangi
dirinya walau agak menyamping.
Kupegang kepalanya dan kubisikan
“Jangan palingkan wajahmuu .. Donna sedang mengintip kitaaa .. “ bisikku pelan membuat bola matanya membesar dan tersenyum.
Farah Quinn hanya mengangguk saja tanpa berkata kata, hanya
memberikan pagutan mesra kembali. Habis memagut itu, Farah Quinn
memegang pundakku lagi.
“Tenggelamkan kontolmu, sayaaang “ ajak Farah Quinn dengan suara
dikeraskan untuk memancing gairahku atau mungkin gairah Donna Harun yang
semakin insten mengintip kami. Apalagi ruangan dapur itu suasana agak
temaram, hanya lampu pijar di sebelah pojok.
Donna Harun sampai melotot mendengar Farah Quinn berkata sangat jorok
“Hajar memekku sayaaang .. Oh my God .. aaaaaaaaah uuuuuuuuh ..
teruuus Haaan .. enaak Haaan .. duuuh nggak nyeseel aaakuu enaaknyaaa ..
“ ungkap Farah Quinn dengan megap megap.
Kusodokan batangku keras sampai membuat Farah Quinn menjerit keras,
kepalanya menggeleng geleng tak karuan, rambutnya sampai berterbangan
ke sana kemari.
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaan
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ jerit Farah Quinn dengan
keras sampai rebahan ke meja, tangannya mengapai bibir meja, batangku
sudah hampir mentok di bagian dalam vaginanya itu. Luar biasa ketatnya
vagina Farah Quinn ini, aku bisa muncrat nggak tahan akan kenakalan
dinding vaginanya yang seolah olah memarut batangku. Apalagi akibat oral
Farah Quinn yang buas tadi di kamar. Semoga cepat muncrat dan akan
kusetubuhi Donna Harun yang sudah semakin betah berlama lama mengintip
kami.
Kutarik dan kutekan lagi sampai batangku mentok, jeritan kecil keluar dari mulut Farah Quinn.
“Haaaaaaan ..ssssssssssshh .sssssssssshhh .. segera .. genjot yaaa
.. “ ajak Farah Quinn semakin tidak tahan, kuremas buah dadanya, Donna
Harun sampai menggeleng geleng, tak kusangka pintu dapur agak semakin
terbuka lebar karena tegangnya Donna Harun, namun aku juga cuek saja,
mataku tetap tertuju pada tubuh molek Farah Quinn di meja dapur itu.
Aku langsung menggenjot vagina Farah Quinn dengan pelan pelan, luar biasa enaknya vagina chef molek ini.
“Yaaa .. enaaak Haaan uuuh aaaaaaauh .. teruus Haaan .. teruus ..
remeees susuku .. pleasee “ ajak Farah Quinn dengan menarik tanganku,
batangku pelan pelan keluar masuk vaginanya, kugenjot dengan pelan pelan
sampai membuat Farah Quinn ketagihan, matanya merem melek keenakan,
desisan dan erangan serta lenguhannya semakin santer, apalagi kini Donna
Harun semakin kelihatan bagian tangannya sedang mengusap usap vaginanya
itu, gerakan tangan yang mengusap itu sangat mencolok.
Kugenjot dengan pelan pelan membuat Farah Quinn semakin menggeliat bak cacing kepanasan
“Uuuuuuuuh aaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaah uuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaah
sssssssssshh ssssssshhh “ desah dan desis Farah Quinn semakin menggila
di malam yang penuh kenikmatan itu, batangku semakin lancar mencoblos
vagina Farah Quinn.
“Cepetaan dikit, sayaaaaang “ ajak Farah Quinn dengan membuka matanya, kugenjot dengan lebih cepat.
“Yeeesssssssss .. Yeesssssssss .. enaaaknyaaaaaaaaa “ sahut Farah
Quinn dengan merem kembali, tubuhnya ikut tergoncang akibat sodokanku
itu.
“Sssssssssshhh sssssshh .. Faraaah .. aaah enaak bangeet memekmuuu “
sahutku dengan terus menggenjot Farah Quinn semakin cepat, sudah
sepuluh menit aku menggenjot Farah Quinn dengan pelan dan kadang cepat.
“Sayaaang teruus .. nggak taaahaan aaayoo sayaaaang .. teruus
aaaaaaaaaaah .aaaauh huuh ..sssshh “ lenguh Farah Quinn dengan memegang
bibir meja dengan kuatnya karena sodokanku yang semakin menggila, kedua
kaki Farah Quinn merapat ke pinggangku walau tidak menjepit, luar biasa
enaknya
“Iyaa Faaar .. aakuu juga nggak taahaan .. keluarin di manaaa ?” tanyaku dengan terus menggenjotnya itu
“Di dalam sayaaang . di dalam .. “ sahut Farah Quinn dengan
memandangku dan kemudian menutup matanya terpejam merasakan genjotan
demi genjotan, Donna Harun sampai melotot mendengar gilanya Farah Quinn
itu yang pengin disembur dengan sperma, kepalanya sampai menggeleng
geleng.
Aku semakin cepat menggenjotnya sampai Farah Quinn meraung raung
tak karuan, tangannya kini semakin kuat berpegangan di bibir meja,
kugenjot terus dengan sangat cepat
“Haaaaaaaaaaan .. aaaaaaaaaaaaaah ..aaaah uuuh .. nggaak
kuaaaaaaaaaat “ teriak Farah Quinn dengan keras, vaginanya menyempit
dengan cepat dan kepalanya naik merasakan genjotan yang menyodok nyodok
itu. Kuhujamkan dalam dalam membuat Donna Harun sampai menutup mulutnya
ketika melihat aku begitu bernafsu menggnjot Farah Quinn. Jepitan
vaginanya semakin menyempit, dengan melolong Farah Quinn mendapatkan
orgasme yang pertama dan malah berbarengan denganku
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuu”
erang Farah Quinn dengan menegang kaku kemudian berkelonjotan, aku pun
membenamkan dalam dalam batangku untuk menyemburkan isi maniku.
“Craaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat
|