Share this picture
HTML
Forum
IM
Recommend this picture to your friends:
ImageFap usernames, separated by a comma:



Your name or username:
Your e-mail:
  • Enter Code:
  • Sending your request...

    T'nAflix network :
    ImageFap.com
    I Love DATA
    You are not signed in
    Home| Categories| Galleries| Videos| Random | Blogs| Members| Clubs| Forum| Upload | Live Sex




    cerita seks farah quinn

    Hidup adalah peluang, demikian dikatakan oleh orang bijak, setiap peluang punya implikasi dan resikonya sendiri, jika menantang bahaya maka resikonya juga bahaya, bisa urusan polisi dan bahkan bisa digebukin massa. Demikian peruntungan hidup ini, terkadang kita mendapatkan rejeki nomplok. Kadang pula mengalami kesialan, terkadang yang menjadi incaranku gagal total, entahlah, nafsu sudah membelengguku, semakin aku menjauhkan dari nafsu birahi, gempuran keinginan menjadi semakin menggebu ebu, terkadang aku harus memilih mengambil resiko. Seks merupakan salah satu yang paling susah bahkan tidak bisa ditundukan oleh iman dan akal sehat, setinggi tingginya iman seseorang jika sudah terbuai nafsu tidak akan sadar, justru malah semakin tenggelam dalam nafsu yang semakin menggerogoti nurani. Kumpul kebo merupakan pola hidup yang sekarang ini justru sudah diadaptasi oleh para selebritis.

    Ketika aku bersama sama temanku untuk rapat soal permasalahan kantor di café dekat Thamrin siapa sangka aku bisa berkenalan dengan seorang artis dan presenter acara perkokian, ketika kami sedang sibuk sibuknya membahas tentang dunia hacking, mataku tertuju pada wanita yang kelihatan bokongnya dari tempat dudukku, kontan bentuk bokong itu luar biasa indahnya, bahkan ketika menengok ke belakang justru tepat tertumbuk pada mataku, padahal jarak dengan dudukku tak lebih dari lima meter. Alamak ! buah dadanya itu yang membuatku semakin tak karuan di selakanganku, senyumnya itu diberikan padaku, karena aku tidak percaya, maka menunjukan telunjukku ke dadaku untuk penegasan, wanita itu mengangguk dan tetap tersenyum, akupun memberikan senyum lagi, ketika wanita itu duduk kembali di depan temannya yang sama sama wanita, masih juga mengerling padaku.
     
    Aku menjadi tak konsen, naluriku jika ada wanita yang memberikan kita senyum lebih dari dua kali, maka peluang untuk mendapatkan lebih mudah, apalagi disertai dengan lirikan nakal. Maka ketika teman temanku pada bubar maka aku masih menunggu
     
    “Ndak pulang, Boss ?” tanya Arif yang merupakan anak buahku.
    “Aku masih pengin rileks, kalian pulang dulu aja .. selesaikan tugas besok “ kataku sambil tersenyum
    “Siaap Boss “ sahut Arif dengan bergegas keluar. Aku kemudian nekad langsung saja berpindah tempat duduk di samping wanita tersebut, kontan saja aku semakin terkejut karena Donna Harun yang kukenal berada di situ, wanita yang berbuah dada besar itu langsung mengenalkan diri.
    “Farah “ sahut Farah Quinn dengan menyalamiku dengan hangat, café ini merupakan café yang sering di datangi artis, sehingga aku sering nongkrong di sini. Belum sempat aku berkata Farah Quinn sudah mendahului
    “Burhan khan ?” sahut Farah Quinn dengan tersenyum.
    “Oh yaaa .. dari mana anda tahu ?” tanyaku dengan terkejut.
    “Ya dari Donna temanmu ini, tapi gue pernah mengikuti acara pesta blogger sebulan yang lalu, kebetulan kamu menjadi salah satu nominasi blogger, sayang kamu nggak menang .. cuma gue kagum sama tulisanmu itu .. memudahkan orang awam lebih mengerti bagaimana mencari informasi, awalnya gue nggak percaya itu kamu ..” aku Farah Quinn dengan tersenyum, bahkan belahan dadanya yang membusung itu sampai terlihat bongkahan kenyal dan kencang itu, luar biasa besar ukuran buah dadanya Farah Quinn ini, sampai sampai aku pengin bernafsu bermain di buah dadanya itu.
     
    Entah malam itu selepas kami menghabiskan kopi, Farah Quinn dan Donna Harun mengajakku ke rumahnya bersama Vina, untuk meneruskan ngobrol ngobrol di rumahnya, sekalian aku pengin mencicipi hasil masakan Farah Quinn jika beruntung mencicipi juga kesintalan tubuhnya, malam belum melarut, baru pukul 8 malam. Tak lama mobil kami sampai sejam kemudian di rumah Farah Quinn yang besar itu. Aku sendiri mengendarai motorku, membuntuti mobilnya. Aku langsung memasukan mobilku.
     
    Aku tak merasa aneh, artis kaya pastilah mempunyai rumah lebih dari satu, jika ingin bertemu dengan teman sering menghindar dari rumah tinggal bersama suaminya. Kami kemudian langsung berpindah ke dapur. Di ruang dapur itu aku pun diminta menunggu, tanganku merogoh obat pembuat klenger agar memudahkan aku menggarap Farah Quinn dulu, kucemplungkan ke gelas Donna harun, Donna Harun membantu Farah Quinn memasak, masakan dengan waktu singkat, saking lelahnya sehingga sisa minuman ditengguknya dengan segera.
    Lima menit kemudian reaksi obat itu mulai bereaksi
     
    “Kepala pusing nech .. aku bobok dulu yaaa “ sahut Donna Harun dengan berpamitan pada Farah Quinn dan aku, sehingga aku berdua dengan Farah Quinn dan itu merupakan yang kutunggu tunggu. Banyak obrolan tentang dunia internet dan pandanganku pada dunia selebritis. Tawa canda penuh gelegak itu sampai membuat kami semakin akrab saja, tanpa sengaja ketika kami duduk berdampingan itu, tanganku ketika habis mengusap mukaku dan kuletakan di meja menimpa tangan Farah Quinn, kontan saja Farah Quinn terkejut
     
    “Ih .. amit amit aah “ hindar Farah Quinn dengan gaya khasnya yang terkenal nakal itu. Wanita ini jinak jinak merpati.
    “Sorry nggak sengaja deeh “ kataku dengan meminta maaf. Duduk kami tidak merapat namun juga tidak jauh, cukup berdekatan sampai wangi khas tubuhnya menusuk hidungku.
    “Oke deeh “ jawab Farah Quinn dengan tersenyum dan kini malah lebih menantang dengan memajukan dadanya sehingga busungan dada itu sampai membuat mataku tak tenang, sesekali melirik ke bongkahan itu, terkadang ekor mataku tertangkat oleh mata Farah Quinn, dengan balutan pakaian baju lengan pendek dan bagian kancing atas tidak dikancingkan sehingga menambah nafsuku untuk mendapatkan wanita ini, entah aku sudah kalap dan terangsang sehingga aku langsung saja memeluknya dengan merangkulkan tanganku dan mendorong kepalanya. Aku langsung mengarahkan bibirku ke bibir Farah Quinn yang sensual itu, kontan saja Farah Quinn menjadi terkejut dan kaget, langsung berontak
     
    “Haaaaaaaaaaan .. apa apaan ini “ bentak Farah Quinn dengan marah, aku pun langsung ditampar dengan keras
    “Plaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak “
    “Jangan kurang ajar .. “ maki Farah Quinn dengan sorot kemarahan, namun aku menjadi semakin berani, kemudian aku memandangnya dengan tersenyum. Farah Quinn langsung mundur, berdiri dari duduknya hendak beranjak pergi dengan cepat, namun aku sudah mencekal tangannya. Farah Quinn kembali berontak.
     
    “Kau seksi Faraah .. nggak tahaaan aaaaaakuu “ rayuku semakin menggila. Farah Quinn terus berontak dari dekapanku yang semakin nakal itu, bodynya luar biasa ketat, apalagi buah dadanya itu sudah aku pegang sehingga Farah Quinn semakin keras berteriak, namun aku langsung membekapnya. Pemberontakan itu terus saja berlangsung, kakinya menendang nendang, belum lagi Farah Quinn menggunakan rok selutut sehingga aku semakin mudah menyelinapkan tanganku mengelus vaginanya yang tertutup celana dalam itu, saking nekadnya aku langsung menarik celana dalamnya sehingga Farah Quinn melotot dan terus berontak.
    “Sudah .. sayaaang .. nikmati sajaa .. enak kok “ rayuku semakin termakan nafsu untuk menggumuli Farah Quinn yang badannya sangat proposional dengan ukuran tubuhnya yang seksi habis. Akibat rangsanganku itu Farah Quinn semakin tak karuan berontak, aku terus membekapnya, tangannya mencakar cakar, aku langsung membekuknya tanpa ampun.
    “Aampuuun .. tolong .. jangan perkosaaa gue .. “ Farah Quinn memelas minta ampun ketika aku sudah membawanya ke kamar atas.  Aku pengin menggarap Farah Quinn duluan, wanita ini selalu membuat libidoku mengamuk, bayangan tubuhnya yang telanjang selalu menari nari dalam otakku. Kurobek bajunya
    “Breeeeeeeeeeeeeeeet “
     
    Farah Quinn langsung menutupi tubuhnya, badannya semakin tidak kuat melawanku ketika aku menindihnya dengan paksa di ranjang yang empuk itu.
    “Toolooong “ teriak Farah Quinn, namun ternyata kamar itu kedap suara, kuserbu bibirnya yang seksi itu, Farah Quinn tetap saja menolak dan berontak, sehingga aku terus semakin menyerbunya, tangan Farah Quinn kembali memukul mukul punggungku, kucekal tangannya dan aku kembali menarik roknya sampai sobek, perlawanan itu semakin melemah, mengalah dengan diam.
    “Breeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet “
     
    “Apa maumu ?” bentak Farah Quinn yang kini sudah pasrah, tak ada rona kesedihan sama sekali namun masih ada rasa marah yang pelan pelan rasa marah itu menurun. Aku langsung membuka celana panjangku, kutarik celana dalamku sehingga batangku yang ngaceng itu sama membuat Farah Quinn ketakutan luar biasa, menutup mulutnya lalu mundur ke pojokan ranjang bersender pada dinding
    “Ya Tuhaaaaaaaaaaan “ keluh Farah Quinn dengan memandang ke batangku itu.
    “Jangan Haan .. Burhaan jangaaaan .. pleasee .. jangan lakukaan .. aku sudah punya suami .. tolong Han .. toolong deeh “ Farah Quinn kembali memelas, kurasakan suara yang keluar dari bibir Farah Quinn itu tidak tulus karena matanya masih memandang ke batangku dengan mencuri curi. Aku kembali mendekati Farah Quinn yang meringkuk itu, celana dalamnya berada di lututnya, vaginanya terlihat lengkap dengan jembutnya
    “Kau benar benar membuatku lupa daratan Faraaah .. kesintalan tubuhmu yang membuatku tak tahaan .. “ rayuku semakin menggila dengan menarik dan menyobek sisa bajunya itu, kini Farah Quinn hanya berbra dan roknya juga sudah sobek.
     
    “Benar benar keterlaluan kau Haaan .. “ ucap Farah Quinn dengan menggeleng geleng. Matanya kini menatap batangku yang besar itu, Farah Quinn sampai bergetar di bibirnya, pastilah berpikir bagaimana batangku bisa masuk ke vaginanya yang sempit itu. Aku langsung menariknya dan kusumpal bibirnya dengan bibirku, kuajak untuk saling memagut, tak ada balasan sama sekali, sehingga tanganku langsung mengelus elus vaginanya, kupermainkan jari jariku mengggelitik belahan vaginanya itu. Rambutnya yang tergerai itu aku singkirkan dengan tangan kiriku. Pemberontakan kini sudah usai, tidak ada perlawanan, hanya bersikap pasif. Aku kemudian dengan nekad menjauhi Farah Quinn, kubuang celana panjang dan celana dalamku, kemudian kaosku. Farah Quinn tetap saja diam dengan memandang ke langit, bibirnya tergigit dengan kuatnya menahan antara keinginan dan penolakan, hati dan pikirannya seakan bingung memilih antara pilihan sulit. Besarnya penisku dan rangsanganku membuat Farah Quinn menjadi bingung. Kutarik celana dalamnya itu sampai lepas, namun pahanya merapat menyembunyikan segitiga emasnya itu, kutarik sisa rok itu, aku kemudian menindih kembali dan membuka kaitan branya, kulepas
    “Luar biasa buah dadamu, Faraaaaaah .. impian banyak lelaki “ kataku sambil meremas besaran buah dadanya itu. Punting buah dadanya yang tidak besar itu, Farah Quinn tetap saja diam namun kemudian mulai mendesis
    “Haaan .. jangan deeh .. jangaaan ..sssshhh sssssshhh .. hhh aaaaaah .. pleasee .. pleasee “ desah Farah Quinn dengan suara yang mulai tak karuan. Tindihanku yang mengunci tubuhnya itu membuat Farah Quinn semakin pasrah. Aku langsung bangun dan menarik tangan Farah Quinn sehingga duduk di depanku. Farah Quinn sampai melotot, tangannya menutupi buah dadanya yang besar.
     
    “Haaaaaaaan .. tolong donk .. jangan aaaaaaaah aaaaaaaaauuh .. aaaaaaaaah … duuuuh “ erang Farah Quinn ketika aku semakin nakal meremas buah dadanya, kupeluk dan kuajak untuk saling memagut, tetap tidak ada sahutan pagutanku itu, kurangsang dengan mengelus elus pahanya, rupanya Farah Quinn masih ragu ragu untuk menanggapi rangsanganku. Kembali aku memeluknya, kupegang kepalanya dan kupandang matanya, matanya langsung menunduk ke bawah, justru tundukan kepala itu terbentur batangku yang ngaceng di depannya, sehingga kemudian kepalanya memaling ke samping, namun kutahan, sehingga Farah Quinn akhirnya kembali menaikan kepalanya
     
    “Haaan … “ sapanya dengan lemah dan seperti memohon
    Kami berdua sudah bertelanjang bulat, dua insan berlawanan jenis berhadapan, tinggal bagaimana nafsu menjadi penjajah yang tanpa henti.
    “Ayolah, sayaaang .. nikmati saja kontolku .. “
    “Iiih “ sahut Farah Quinn dengan terkejut aku begitu sangat joroknya.
    “Jangan kau ingkari hatimu .. kau pengin khan ? jangan bohong “ sudutku yang disambut dengan tatapan kosong Farah Quinn.
     
    “Tunggu apalagi Faraaah .. jilatin donk kontolku ?” desakku lagi dengan menekan kepalanya ke bawah.
    Farah Quinn masih berontak dengan menahan kepalanya kemudian menggeleng geleng namun kemudian matanya menatap ke penisku lagi. Kutarik tangannya dan kuarahkan ke batangku, tangan itu menolak dengan kuat, namun tanganku lebih kuat sehingga tangan Farah Quinn langsung berada di dekat penisku, kutekan pergelangan tangannya itu, tangannya mengepal dengan kuatny.
    “Buka tanganmu, Farah sayaaaang .. rasakan kehangatannya “ bisikku semakin menggila
    Tangannya seakan akan tersihir membuka dengan ragu ragu, kuarahkan terus sehingga tangan itu akhirnya memegang batangku yang tidak terjangkau diameter jari jari tangannya.
    “Ayoo kocok donk “ ajakku dengan nakal meremas buah dadanya
    “Aaaaaaaaaw .. “ erang Farah Quinn merasakan remasan tanganku itu. Tangannya kini memegang batangku kemudian aku menarik kepalanya dan kupagut dengan pelan, anehnya tangan Farah Quinn memegang erat batangku, seolah tak mau lepas, kupagut terus, pelan pelan bibir Farah Quinn membuka dan membalas pagutanku, namun hanya dua kali, setelah itu diam kembali, kurangsang lagi dengan mengelus elus vaginanya itu, vaginanya kini sudah setengah basah. Sehingga aku langsung melumat habis, Farah Quinn terkejut namun kemudian menanggapi lumatanku, nafasnya menjadi ngos ngosan.
    “Kau benar benar kurang ajar Haaan .. aakuu jelas tak mau diperkosaaa .. jadi lebih baik aku mengalah ..” kata Farah Quinn dengan memandang kembali ke batangku yang terpegang erat di jari jarinya, namun kulihat dari samping, Farah Quinn tersenyum kecil, senyum itu tertangkap oleh mataku, menyadari bagian bibirnya aku pandang itu, Farah Quinn menjadi malu, kutarik dagunya
     
    “Apa yang membuat kau tersenyum, Faraah sayaaang .. kupanggil Tante yaaa “
    “Jangan Haaan .. anuu Haaan . itu tuuh ..“ sahut Farah Quinn dengan suara sedikit keras sambil meremas batangku lebih kuat
    “Aaaaaaaaaaaauh .. apanya ? kontolku yang gedhe ?” tanyaku dengan melenguh
    “Hhhhmmm .. iyaaa yaaaa yyaaa “ jawab Farah Quinn dengan terbata bata.
    “Belum pernah merasakan kontol gedhe yaaa .. bukankah punya suamimu orang bule juga gede”
    “Aaaaaaaaaaaah .. bukan gitu .. aaakuu cumaa maaa .. sukaa samaaa ne… nekaaadmuuu “ kata Farah Quinn dengan tak karuan
     
    “Jadi Farah mau donk kuajak bercinta, aku pengin ngontoli memekmu “ rayuku dengan kata kata jorok sampai membuat Farah Quinn terkejut. Namun bibirnya kembali kulumat, kali ini Farah Quinn tidak menolak lumatanku, kami berdua kemudian terlibat saling melumat dengan penuh nafsu. Farah Quinn sampai ngos ngosan, ditengah lumatan itu Farah Quinn mengocok batangku dengan pelan pelan.
    “nanti kita bertiga threesome sayaaang “ ajakku
    “Jangaan .. jangaaan .. kasihan Donna “ tolak Farah Quinn
    “Tenang saja .. Donna itu suka seks .. lihat saja nanti, sekarang nikmatiku kontolku duluuu..“ kataku semakin edan dan merebahkan diri, Farah Quinn memandang ke batangku yang terpegang itu.
    “Okelaaah Haaan .. aku yakin kau akan melakukan ini .. kamu benar benar nekad sekali .. padahal aku tak mau bercinta denganmu .. tapi .. sudahlah Haaan .. sekali lagi ya Haaan .. setelah ini aku tak mau lagi .. “ ucap Farah Quinn dengan menunduk dan membuka mulutnya, batangku langsung ditelannya dan dikulum dengan rakus oleh Farah Quinn. Kuelus elus rambutnya itu.

    Aku menjadi senang, Farah Quinn kini sudah mulai mengikuti naluri seksnya, gairah seksnya benar benar luar biasa, ukuran tinggi badannya yang 170 cm dan kebesaran buah dadanya menjadi impian banyak lelaki, setidaknya bisa menyenggol saja senang, apalagi meremasnya, banyak lelaki suka menonton acaranya hanya sekedar pengin melihat busungan dadanya yang over size itu. Posisinya membungkuk itu semakin menambah indahnya kebesaran buah dada Farah Quinn, puntingnya yang lumayan besar itu menjadi permainanku, sesekali kutekan punting itu. Sementara Farah Quinn masih bermain dengan batangku dengan dikulum, dipermainkan dengan lidahnya, gairah nafsu Farah Quinn semakin lama semakin menunjukan sisi nakalnya. Rambutnya kemudian aku sampirkan ke belakang dan kuelus elus bagian atas kepalanya untuk memberikan rasa senang dan semangat agar bisa melakukan hubungan seks denganku.

    Batangku masih dipermainkan oleh mulut dan bibirnya berkali kali, Farah Quinn sangat rakus mempermainkan batangku
    “Uuuuuh .. enaaak Faraaaaaah .. teruuus, sayaaaaaaaaang .. lakukaaaan .. teruuuuus sssssssshh .. sssssshh .. “ desisku dengan tetap mengelus elus punggung Farah Quinn kemudian aku menurukan tanganku ke belakang dan nemplok di pantatnya, kuremas gemas pantat Farah Quinn dan dirinya langsung mereaksi tidak tahan akan remasan di pantatnya itu.
     
    “Mmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhh ….. crooooooooop “ terdengar suara disedot keluar batangku, mulut Farah Quinn penuh dengan air liur, sungguh piawai sekali Farah Quinn bermain dengan kontol ini, lidahnya menjulur dengan cepat menjilat batangku, kerakusan dalam birahinya semakin tampak, tanpa canggung dan kaku, batangku kembali dimasukan, batangku yang sesak dalam mulutnya itu terasa nikmat sekali.
    “Faraaaaaah .. Faraaaaah aaaaaaaaahh .. aaaaaaaauh .. teruuus sayaaang .. enaaaknyaaa .. aaakuu suka sama nakaaalmuuu .. teruuus emut kontolku .. Oh no .. no .. Faraaaaah .. aaaaaah .. nakaaal kaaamuu “ lenguhku karena Farah Quinn mempermainkan batang dengan giginya sampai membuatku nyeri, Farah Quinn semakin gemas, batangku sampai disedot sangat kuat
     
    “Aaaaaaaaaduuuuuuuuuuh … sayaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaah .. kaaamuu aaaaaaaah .. sudaaah aaaaah .. sudaaaaaaaah .. giliraaan aaakuu donk .. aaakuu pengin maninin memekmuuu “ ajakku dengan menarik kepala Farah Quinn, Farah Quinn pun menurut, melepas batangku dari kulumannya, bibirnya basah penuh air liur, disekanya dengan tangan kirinya, aku langsung menghujani dengan lumatan, Farah Quinn langsung membalas lumatanku tak kalah ganas, kami seakan akan dimabuk birahi yang sangat haus sekali, lumatan Farah Quinn membuat aku semakin menaikan tempo lumatan. Tanganku memegang kebesaran buah dadanya yang tidak terjangkau telapak tanganku, hangat kenyal dan mengeras, benar benar buah dada yang sempurna. Kudorong tubuhnya
    “Sssssssssssssssshh …sssssssssshhh … Haaaaaaaaaan .. Ooh .. teruuus Haaaaaan …sssssssshh .sssssssshh “ desis Farah Quinn semakin menggila di malam durhaka ini. Kami kemudian saling bergelut dengan memeluk.
    “Haaaaaaaaan “ panggil Farah Quinn yang tidak tahan akan serbuan bibirku
     
    “Panggil dengan sayang, Faraaah “ ajakku untuk membuat Farah Quinn agar lebih menikmati intensitas persetubuhan yang akan kami lakukan. Kutarik tubuhku untuk duduk, kemudian kutarik tangan Farah Quinn dan kuajak keluar kamar
    “Sayaaaaaaang .. mau kemana ?” tanya Farah Quinn tidak mengerti
    “Kita main di dapur yuk .. aku pengin entotin kamu di meja dapur .. aku pengin kamu sambil masak aku sodokin .. ngentotin kamu sambil masak“ kataku dengan memaksa Farah Quinn yang masih bertahan ingin di tempat tidur.
    “Pleasee .. No .. No … jangan Haaaaan “ rengek Farah Quinn yang memegang batangku untuk menahan aku agar tidak meninggalkan ranjang, namun Farah Quinn akhirnya menurut, kami berdua keluar dari kamar.
    “Kamu benar benar kurang ajar sekali Han… “ rajuk Farah Quinn dengan menggandengku mesra, kami turun ke bawah dan masuk ke dapur, aku langsung menaikan Farah Quinn ke meja, Farah Quinn pun langsung rebahan membuka pahanya
     
    “Memekmu benar benar indah Faraaaaah “ pujiku dengan menjilati kaki jenjang Farah Quinn yang mulus itu.
    “Oh saaaaayaaaaaaang .. Yeeesss .. yeeeees .. jilatin .. aaaaaah .. geli .. Oh my God .. enaaak .. teruuus, baby . “ erang Farah Quinn semakin senang dengan jilatan lidahku yang menaik sampai ke pahanya, kaki kirinya malah merapatkan karena tidak tahan akan jilatanku di kaki kananya itu, kuelus paha mulus itu, membuat Farah Quinn sampai menaikan kepalanya ingin melihat kenakalanku sampai di mana, kulebarkan kedua pahanya itu, kupandang vaginanya yang basah itu, membengkak akibat permainan tanganku yang gemas akan sempitnya lubang kemaluan Farah Quinn itu. Farah Quinn melebarkan pahanya untuk memberikan ruang pada kepalaku, kubungkukan badanku, kepalaku langsung menjilati belahan daging melempit itu, rasanya asin dan amis, rasa yang sangat nikmat jika sudah dilanda birahi, luar biasa rasanya, bercampur bau wangi tubuhnya.
     
    “Haaaaan ..uuuuuuuuh .. pleaseeee .. enaaaaaak .. Oh .. Baaabyy .. “ lonjak Farah Quinn merasakan jilatanku yang semakin menggila itu, tangan Farah Quinn mencari cari tanganku
    “Remeees aaaaaaaaaaah .. reemes “ ajak Farah Quinn dengan mengarahkan tanganku untuk meremas buah dadanya. Kuremas buah dadanya itu membuat Farah Quinn menjadi menggeliat dengan menaikan kepalanya, menggeleng geleng merasakan kenikmatan dioral dan dipermainkan susunya, kuserong susunya itu sampai puntingnya berada di depan mulut Farah Quinn, Farah Quinn pun langsung menyedot sendiri puntingnya walau sangat kesulitan
    “Naaaaaaaakaaaaaaal .. pleasee .. kaaamu nakaaaaal .. but .. I like it’s “ kata Farah Quinn semakin suka dengan oralku yang nakal membuka lempitan daging di vaginanya itu, lubang kemaluannya membesar seiring lidahku masuk dan membukanya.
    Lidahku sampai menjulur masuk, lubangnya semakin memerah, kurasakan Farah Quinn semakin menggeliat, kepalanya kembali rebah ke meja. Aku terus menguntilin lubang vaginanya sampai membuat Farah Quinn kembali menggeliat
     
    “Aaaaaaaaaaaaaw .. sayaaaaaang .. Oh baby .. teruuus Haaan … yaaaaaaa .. enaaaaak .. nikmaaat .. uuuh … sayaaang .. memek guee .. oooh kaaau apakan memek gue sayaaaang “ erang Farah Quinn dengan bertanya, kepalanya naik kembali, tangannya memegang kepalaku, kuangkat kepalaku, Farah Quinn tersenyum dengan mesra
    “Jangan lama lama Haaan .. aaakuu pengin merasakan sodokin kontolmuu .. pleasee .. dikit lagi yaa .. mainin klitoriskuuu .. yaaaaaaaa “ tajuk Farah Quinn semakin suka dengan permainan seks ini.
    Aku kembali mempermainkan daging kecil di vagina Farah Quinn, Farah Quinn langsung menggeliat dengan menekan ke meja sangat kuat, kepalanya mendongak ke atas merasakan sensasi ketika klitorisnya aku jilati dan kusedot dalam mulutku
     
    “Aaaaaaaah Haaaaan aaaaaaaaaaauuh uuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Farah Quinn dengan nafas ngos ngosan itu, permainan seks yang semakin panas di meja dapur yang biasa Farah Quinn membuat resep masakan, kini meja ini menjadi saksi bisu keliaran Farah Quinn dalam urusan birahi. Nafas Farah Quinn semakin tak karuan, dadanya naik turun dengan ngos ngosan, buah dadanya masik kupermainkan dengan tanganku. Aku kemudian menaikan kepalaku dan menarik kedua kaki Farah Quinn agar bisa pas dalam posisiku menekan
    “Aaayoo Han .. segera masukin donk .. gue sudah nggak tahaaan nich .. pleasee .. “ rajuk Farah Quinn dengan dan duduk, melebar pahanya, menarik pundaku untuk maju.
     
    “Pegang kontolmuu kuaaaat, punyamu lebih besar dari pada punya Quinn .. ayoo tunggu apalagi .. pleasee .. katanya mau entotin gue .. gimana nich .. “ rajuk Farah Quinn semakin edan. Awalnya menolak kini malah semakin bernafsu ingin aku menggenjotnya. disibakan rambutnya agar tidak ke depan, kubantu merapikan rambut panjang Farah Quinn
    “Sabaaar sayaaaaang .. Faraah jangan nafsu gitu aaah .. bisa cepaat orgasme “ kataku untuk mengetes seberapa sabarnya wanita ini yang terkenal dengan gaya mesumnya ketika membawakan acara masak memasak, setiap kali berhasil memasak, piringnya pasti didekatkan ke dadanya, seolah olah lebih memamerkan buah dada dari pada masakannya sendiri. Kini wanita ini mengerang erang dalam buaian birahi yang kuawali dengan paksaan, aku sudah yakin sejak awal Farah Quinn pasti akan menolak, namun ketika sudah terbuai akan melupakan segalanya, anak, suami, pekerjaan dan sebagainya, yang ada hanyalah melampiaskan nafsunya yang ternyata gedhe juga, sebanding dengan ukuran buah dadanya yang besar untuk ukuran cewek Indonesia.
     
    Kutekan batangku ke vaginanya yang membengkak itu, Farah Quinn melihat dengan seksama, batangku pelan pelan menerobos, sangat kesulitan sekali, namun tangan Farah Quinn kemudian gantian memegang batangku
    “Kaaamuu pleasee .. tekaan aajaa .. biaaar gue yang megangin .. uuuuuuuh .. pelaaan sayaaaang .. saaa ..saaa kiit kaaaloo maksaaaa .. pelaaan taaapii kuaaat Ooh .. yaa .. Yeesss .. yeess .. teruuus pleasee .. tarik .. dorong .. yaaa .. “ erang Farah Quinn semakin suka denganku, tawanya kini selalu meluncur tanpa beban, Farah Quinn semakin menikmati permainan seks yang akan lebih heboh jika lanjutan cerita ini, ketika memasak aku menyodokinya dengan doggy style. Di tangan Farah Quinn terpegang alat alat dapur. Ketika sedang menggoreng itu, memeknya aku sodokin dari belakang.
     
    “Haaaaaan .. iyaaaaaaaaa .. teruuus .. masukin Uuuh .. punya kamu besaar Haaan .. kamu bukaan bule tapi kontolmu gedheee “ pujiku Farah Quinn dengan melepaskan batangku yang sudah masuk hampir separo, perasan di dinding vaginanya benar benar memeras batangku, kupalingkan wajahku untuk memberikan pagutan mesra, batangku masih separo belum amblas, kami berdua saling memagut dengan penuh kemesraan. Mataku kubuka, aku bahkan sempat berhenti memagut karena pintu dapur itu terbuka sedikit, kutangkap sepasang mata yang megintip kami sedang mengadu birahi, kupastikan itu Donna Harun, karena rambutnya yang tergera itu justru menjadi paling terlihat, matanya melotot tanpa berkedip melihat kami mengumbar nafsu, tangannya memegang pintu dapur yang terlihat terbuka semakin melebar. Aku kembali menikmati pagutan demi pagutan Farah Quinn, sehingga Farah Quinn langsung menahan tanganku, untung Farah Quinn tidak bisa melihat Donna Harun mengintip kami karena tepat membelakangi dirinya walau agak menyamping.
     
    Kupegang kepalanya dan kubisikan
    “Jangan palingkan wajahmuu .. Donna sedang mengintip kitaaa .. “ bisikku pelan membuat bola matanya membesar dan tersenyum.
    Farah Quinn hanya mengangguk saja tanpa berkata kata, hanya memberikan pagutan mesra kembali. Habis memagut itu, Farah Quinn memegang pundakku lagi.
    “Tenggelamkan kontolmu, sayaaang “ ajak Farah Quinn dengan suara dikeraskan untuk memancing gairahku atau mungkin gairah Donna Harun yang semakin insten mengintip kami. Apalagi ruangan dapur itu suasana agak temaram, hanya lampu pijar di sebelah pojok.
    Donna Harun sampai melotot mendengar Farah Quinn berkata sangat jorok
    “Hajar memekku sayaaang .. Oh my God .. aaaaaaaaah uuuuuuuuh .. teruuus Haaan .. enaak Haaan .. duuuh nggak nyeseel aaakuu enaaknyaaa .. “ ungkap Farah Quinn dengan megap megap.
    Kusodokan batangku keras sampai membuat Farah Quinn menjerit keras, kepalanya menggeleng geleng tak karuan, rambutnya sampai berterbangan ke sana kemari.
     
    “Haaaaaaaaaaaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ jerit Farah Quinn dengan keras sampai rebahan ke meja, tangannya mengapai bibir meja, batangku sudah hampir mentok di bagian dalam vaginanya itu. Luar biasa ketatnya vagina Farah Quinn ini, aku bisa muncrat nggak tahan akan kenakalan dinding vaginanya yang seolah olah memarut batangku. Apalagi akibat oral Farah Quinn yang buas tadi di kamar. Semoga cepat muncrat dan akan kusetubuhi Donna Harun yang sudah semakin betah berlama lama mengintip kami.
    Kutarik dan kutekan lagi sampai batangku mentok, jeritan kecil keluar dari mulut Farah Quinn.
    “Haaaaaaan ..ssssssssssshh .sssssssssshhh .. segera .. genjot yaaa .. “ ajak Farah Quinn semakin tidak tahan, kuremas buah dadanya, Donna Harun sampai menggeleng geleng, tak kusangka pintu dapur agak semakin terbuka lebar karena tegangnya Donna Harun, namun aku juga cuek saja, mataku tetap tertuju pada tubuh molek Farah Quinn di meja dapur itu.
     
    Aku langsung menggenjot vagina Farah Quinn dengan pelan pelan, luar biasa enaknya vagina chef molek ini.
    “Yaaa .. enaaak Haaan uuuh aaaaaaauh .. teruus Haaan .. teruus .. remeees susuku .. pleasee “ ajak Farah Quinn dengan menarik tanganku, batangku pelan pelan keluar masuk vaginanya, kugenjot dengan pelan pelan sampai membuat Farah Quinn ketagihan, matanya merem melek keenakan, desisan dan erangan serta lenguhannya semakin santer, apalagi kini Donna Harun semakin kelihatan bagian tangannya sedang mengusap usap vaginanya itu, gerakan tangan yang mengusap itu sangat mencolok.
     
    Kugenjot dengan pelan pelan membuat Farah Quinn semakin menggeliat bak cacing kepanasan
    “Uuuuuuuuh aaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaah uuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaah sssssssssshh ssssssshhh “ desah dan desis Farah Quinn semakin menggila di malam yang penuh kenikmatan itu, batangku semakin lancar mencoblos vagina Farah Quinn.
     
    “Cepetaan dikit, sayaaaaang “ ajak Farah Quinn dengan membuka matanya, kugenjot dengan lebih cepat.
    “Yeeesssssssss .. Yeesssssssss .. enaaaknyaaaaaaaaa “ sahut Farah Quinn dengan merem kembali, tubuhnya ikut tergoncang akibat sodokanku itu.
     
    “Sssssssssshhh sssssshh .. Faraaah .. aaah enaak bangeet memekmuuu “ sahutku dengan terus menggenjot Farah Quinn semakin cepat, sudah sepuluh menit aku menggenjot Farah Quinn dengan pelan dan kadang cepat.
    “Sayaaang teruus .. nggak taaahaan aaayoo sayaaaang .. teruus aaaaaaaaaaah .aaaauh huuh ..sssshh “ lenguh Farah Quinn dengan memegang bibir meja dengan kuatnya karena sodokanku yang semakin menggila, kedua kaki Farah Quinn merapat ke pinggangku walau tidak menjepit, luar biasa enaknya
     
    “Iyaa Faaar .. aakuu juga nggak taahaan .. keluarin di manaaa ?” tanyaku dengan terus menggenjotnya itu
    “Di dalam sayaaang . di dalam .. “ sahut Farah Quinn dengan memandangku dan kemudian menutup matanya terpejam merasakan genjotan demi genjotan, Donna Harun sampai melotot mendengar gilanya Farah Quinn itu yang pengin disembur dengan sperma, kepalanya sampai menggeleng geleng.
     
    Aku semakin cepat menggenjotnya sampai Farah Quinn meraung raung tak karuan, tangannya kini semakin kuat berpegangan di bibir meja, kugenjot terus dengan sangat cepat
    “Haaaaaaaaaaan .. aaaaaaaaaaaaaah ..aaaah uuuh .. nggaak kuaaaaaaaaaat “ teriak Farah Quinn dengan keras, vaginanya menyempit dengan cepat dan kepalanya naik merasakan genjotan yang menyodok nyodok itu. Kuhujamkan dalam dalam membuat Donna Harun sampai menutup mulutnya ketika melihat aku begitu bernafsu menggnjot Farah Quinn. Jepitan vaginanya semakin menyempit, dengan melolong Farah Quinn mendapatkan orgasme yang pertama dan malah berbarengan denganku
    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuu” erang Farah Quinn dengan menegang kaku kemudian berkelonjotan, aku pun membenamkan dalam dalam batangku untuk menyemburkan isi maniku.

    “Craaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat

     
      Posted on : Apr 10, 2023
     

     
    Add Comment




    Contact us - FAQ - ASACP - DMCA - Privacy Policy - Terms of Service - 2257



    Served by site-686bfb45f8-qtpsl
    Generated 05:47:57