“Oom Henry! Oom harus
tanggung jawab dong.. Masa hasilnya jadi kacau begini?!” teriak Sarah
dengan keras ke arah Henry Yosodiningrat, pengacaranya yang sedang
berusaha keras untuk menenangkan Sarah Azhari yang sedang kesetanan.
Mereka berdua sedang sewot menyusul hasil persidangan Sarah Azhari
yang berakhir buruk, dan Sarah sebagai terdakwa dinyatakan bersalah oleh
hakim dalam dakwaannya melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap
Navis Qustubi, seorang wartawan infotainment.
“Saya ngerti Sar.. kamu lagi kalut. Kamu harus tenang dulu, karena
saya jamin semuanya akan beres kalo kamu bisa tenang terlebih dahulu.”
ujar Henry sabar sambil berusaha menenangkan Sarah yang dari 2 jam yang
lalu tak kuasa menahan tangisnya.
“Sekarang saya musti ngapain lagi , oom! Coba jawab?! Semua
permintaan oom udah saya penuhin. Duit berpuluh-puluh juta buat bungkem
si hakim brengsek itu udah saya kasih.. Tapi masa hasilnya jadi kaya
gini..”, Sarah mulai bernada pasrah, namun masih belum juga merendahkan
nada suaranya.
Sudah dari siang ia bersembunyi di apartemen Henry Yosodiningat dan
menghilang dari kejaran wartawan infotainment yang bagai lalat ketiban
sampah, tak henti-hentinya mengelilinginya dan mengurung rumahnya
mengharap sepatah duapatah kata berharga penuh makna keluar dari
bibirnya.
Ia kini duduk lemas sambil menahan tangisnya, disampingnya Henry
Yosodiningrat duduk sambil melingkarkan tangannya ke pundak Sarah, tetap
berusaha menenangkan kliennya yang nampak makin histeris.
“Oom tahu, hasilnya agak mengecewakan. Tapi itu semua diluar kuasa
Oom. Percaya deh, oom juga tidak mengira kita bisa ditipu dengan lihay
oleh si bangsat itu.” Henry masih dengan suara beratnya memberi
penghiburan bagi Sarah, layaknya seorang bapak kepada anaknya.
“Tapi Oom.. saya ga boleh masuk penjara! Saya ga mau masuk penjara busuk itu!” Sarah mulai histeris lagi.
“Oke, oke.. gini aja. Oom masih punya satu peluru lagi. Kamu jangan
nangis terus dong.. “ Henry pun akhirnya tampak mulai kehilangan
kesabarannya menghadapi ulah Sarah yang ngga bisa tenang.
Mendengar jawaban Henry, Sarah pun mulai melunak, “maksud Oom, masih punya peluru?”
“Udah. Kamu tenang aja. Oom akan atur semuanya. Oom akan telpon
beberapa orang dulu, tapi oom mau kamu mandi dulu.. Supaya kamu segeran
dan ga keliatan kumel kaya gini. Emangnya kamu ga cape dari tadi nangis
abis 2 ember?!” ujar Henry kembali ke sifat kebapakannya.
Sarah pun mulai tersenyum menanggapi candaan Henry. “Aah, oom jahat. Gue lagi pusing, masih diledekin juga..”
“Udaah! Mandi dulu gih sana! Make up kamu udah luntur gitu, kalo oom
potret bisa seneng tuh wartawan2 temen kamu itu,” ujar Henry sambil
mendorong pantat Sarah yang montok untuk segera berdiri dan berjalan ke
arah kamar mandi.
“Iih.. pokoknya Sarah ga mau tau. Abis Sarah mandi, oom udah harus
bisa bikin Sarah ga bakal nangis lagi, janji?” dengan genit Sarah
merajuk namun ia mulai bisa melupakan kesedihannya untuk sementara.
“Kamu itu selaluuuu maen ngancem! Ga kapok apa udah ngancem si
Navis?!” dengan gemas Henry membalas ancaman Sarah dengan mengelus
dagunya lembut sambil berdiri dan melangkah ke arah ruang tamu untuk
segera mengambil telepon.
Sarah keluar dari kamar mandi sambil berbalut kimono sutra berwarna
hijau pupus. Persis seperti penampilannya di dalam iklan obat
multivitamin untuk pria yang masih dengan gencar ditayangkan di tivi
nasional.
Sesudah 30 menit ia berendam dan kemudian merasakan hangatnya air
shower menyiram tubuh seksinya, akhirnya ia bisa sedikit melepaskan
kepenatan dan kegalauan hatinya yang tak kunjung usai, selepas hakim
keparat itu mengumumkan vonis bahwa ia harus menjalani hukuman penjara
selama 4 bulan.
“4 bulan penjara?! Hhhh… enak aja! Mendingan gue entot aja si hakim
gebleg itu sekalian daripada gue nginep 4 bulan di penjara sial itu.”
pikir Sarah sambil merengutkan mukanya pertanda kesal yang muncul masih
sambil mengingat muka sang hakim ketika membacakan vonis untuknya.
Sambil mengibaskan rambutnya yang masih basah, ia berjalan keluar
dengan kimono yang tak menyembunyikan keindahan paha mulusnya. Di ruang
tamu, ia tak menjumpai Oom Henry yang tadi menemaninya duduk di sofa
tengah.
“Oom? Oom Henry?”, ia pun melangkah ke ruang kerja Oom Henry sambil
meneriakan namanya. Ia sudah tak asing lagi dengan semua ruangan di
apartemen ini, karena ia sering meminjamnya untuk sekedar bersembunyi
dan menginap dua tiga hari untuk menenangkan diri dari kejaran wartawan.
Maka dari itu, ia pun tak canggung untuk hanya berjalan mengelilingi
apartemen ini dengan hanya mengenakan kimono tidurnya yang mini, toh Oom
Henry sudah dianggap ayah olehnya, dan perilakunya selama ini juga tak
pernah menjurus ke arah hal yang bukan-bukan.
Henry Yosodiningrat dalam bayangannya adalah seorang pengacara yang
profesional dan juga seorang yang sangat sabar dalam menghadapi semua
keluhan-keluhannya.
Setelah semua ruangan Sarah kelilingi, jejak Henry Yosodiningrat
masih belum muncul juga ke hadapannya. Ia pun mencari tas tangannya
untuk mencari handphonenya untuk sekedar mencari tahu perginya Henry.
“mungkin Oom Henry turun sebentar ke bawah buat beli makanan,” pikir
Sarah tanpa curiga.
*** Cerita Dewasa – Pemerkosaan Sarah Azhari ***
Tepat ketika Sarah menemukan handphonenya, suara bel apartemen terdengar
menandakan seseorang datang. “Aah, itu dia! Pasti dia kelupaan kunci
lagi”, Sarah pun meletakkan handphonenya lalu berbalik melangkah ke arah
pintu apartemen untuk segera membukakan pintu.
“Dasar kakek-kakek pelup….” belum habis Sarah menyelesaikan
kalimatnya, pintu pun terbuka dengan keras dan ia pun terdorong
kebelakang karena kaget tak menyangka akan sambutan yang akan
diterimanya dari balik pintu yang ia buka.
Ketika ia sudah melihat dengan jelas orang yang masuk dengan paksa ke
dalam apartemen itu, dan menutup kembali pintu di belakangnya sambil
menguncinya, ia pun berteriak histeris, “Heh! Anjing lo ya?! Masih punya
nyali lo dateng ke tempat ini?!”
Di hadapannya berdiri Navis, sang wartawan yang menuntutnya dan juga
sekaligus orang yang paling Sarah benci dan ngga pengen ia liat untuk
seumur hidupnya, sekarang berdiri tegak sambil tersenyum di hadapannya.
“Masih pake senyum-senyum segala?! Belum puas lo senyum-senyum di
depan temen-temen wartawan lo yang bangsat itu, hah?” Sarah pun mulai
meracau tak keruan sambil mulai maju ke arah Navis ingin melabraknya
kembali seperti yang ia lakukan sebelumnya, yang kemudian menjadi awal
perkara Sarah Azhari yang terkenal itu.
Namun Navis dengan tenang tanpa kesulitan berarti menangkap tangan Sarah yang kali ini berusaha menamparnya dengan kencang.
“Tenang dulu neng. Gue ga akan kesini kalo gue ga diundang.” Navis
berujar pelan sambil melangkah maju perlahan ke arah ruang tamu.
“Eh, sialan lo! Yang mau ngundang lo kemari cuma setan kuburan yang
ga bisa tenang kalo belum ngeliat muka lo ketawa di balik penjara!”
teriak Sarah masih histeris sambil ia pun melayangkan tangan yang satu
lagi ke arah muka Navis.
Tanpa repot, Navis pun menangkap tangan Sarah yang satu lagi sehingga
kini kedua tangannya memegang tangan Sarah yang menggeliat-geliat penuh
tenaga dengan mata melotot penuh amarah.
“Ck ck ck.. mulut lo itu beneran kotor ya?! Gue ga bisa ngebayangin
apa teriakan lo pas si Oom Henry ngerasain memek lo.” balas Navis yang
mulai nakal melihat Sarah Azhari di hadapannya hanya berbalut kimono
sutra yang dalam geliatan tubuhnya malah semakin membuat lekuk seksi
tubuhnya semakin tampak jelas di mata Navis.
“Eh, tai kucing lo! Berani ngatain Oom Henry kaya gitu?! Tunggu aja
sampe dia datang kemari. Lo bakal dituntut masuk penjara sampe mampus
karena berani nganiaya gue kaya begini.” filmbokepjepang.com Sarah mulai
sedikit menyadari bahwa keadaan agak tidak menguntungkan baginya,
karena ia hanya sendirian di ruangan apartemen ini.
Dan matanya menangkap kilatan nakal mata Navis yang menatap belahan
dada montoknya yang terbuka lebar karena kimono yang ia kenakan memang
tak cukup tinggi untuk menyembunyikan keindahan belahan dadanya.
“Udah deh! Ga usah ngarepin si Oom. Sama gue sekarang aja, gue jamin
lo bisa kelejotan ngerasain kontol gue ngerobek memek Arab lo!” Navis
seperti makin terbuai dengan kata-kata kotor Sarah yang seakan
mengundangnya untuk semakin berani.
Masih berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Navis,
Sarah pun semakin terdorong mundur ke arah sofa tengah dimana tadi ia
duduk. Ia kini semakin yakin bahwa Navis sudah mulai tak terkendali.
Ia faham betul arti tatapan mata lelaki yang melotot penuh nafsu ke
arahnya sekarang ini, yang disebabkan kimono sutranya tak kuasa menutupi
tubuh seksi dan montok yang telah membuai jutaan pria di layar kaca. Di
benak lelaki seperti ini, hanya ada nafsu liar penuh birahi yang ia
tahu betul kemana arahnya.
Navis pun melepaskan genggaman tangannya sambil mendorong Sarah
dengan keras ke arah sofa di belakangnya. Mata wartawannya yang terlatih
sekilas melihat bayangan gelap di selangkangan Sarah Azhari yang
tersingkap sedikit ketika duduk terjatuh di atas sofa itu.
Benaknya langsung menari-menari kegirangan mengetahui Sarah tak mengenakan celana dalam di balik kimono mininya itu.
“Aauw! Oke-oke.. Ga usah maen kasar begini dong..” Sarah mulai
melunak menyadari bahwa ia berada di ujung tanduk dan ia tak bisa
mengharapkan bantuan orang lain untuk menyelamatkannya saat ini. Ia
harus berpikir keras bagaimana caranya meredam nafsu liar binatang yang
berdiri di depannya agar ia bisa mengendalikan situasi.
Melihat Sarah yang mulai melunak, Navis pun berdiri tenang di hadapan
Sarah yang duduk mencoba merapikan kimononya yang tersingkap
kemana-mana. “Ga usah dirapiin lah Sar. Bentar lagi tu baju juga udah ga
nempel lagi di badan lo!” ujarnya sambil tersenyum penuh arti.
“Nngg. Gini deh. Gue tau persis apa yang lo mau. Tapi lo ga bisa
dapetin itu dengan gratis dong. Gue mau lo urus sesuatu di pengadilan,
baru deh lo bisa puas-puasin nikmatin badan gue.. “ ujar Sarah pelan
sambil tersenyum dipaksakan..
Ia berusaha membujuk Navis agar bisa lebih tenang, dan dengan
demikian ia berharap bisa mengendalikan suasana. Toh, sebagai seorang
wanita cantik berbodi super seksi yang biasa berakting di sinetron, hal
seperti ini adalah hal biasa baginya.
Navis hanya tertawa terbahak mendengar tawaran Sarah Azhari yang kini
nampak semakin menggoda dengan senyumnya yang seakan malah mengundang
Navis untuk semakin berani melakukan apa saja terhadapnya.
“Sar.. sar, Lo bukan dalam posisi ngasi tawaran sama gue. Kalo pun
gue mau jebol lobang pantat lo sekarang, lo ga bisa apa-apa juga kan?”
Navis pun mulai berani nakal, dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh
toket Sarah yang benar-benar menantang dibalik kimono tipisnya.
Udara AC yang dingin, membuat kedua puting toket Sarah mengeras dan
membuatnya nampak terjiplak jelas dari luar kimononya, Navis pun semakin
geregetan dibuatnya.
Sarah Azhari kini sadar bahwa lelaki di hadapannya ga bisa dikuasai
dengan mudah. Ia baru ingat bahwa Navis yang mulai menggerayangi
toketnya adalah seorang wartawan. Jadi memang bukan hal sulit bagi
wartawan untuk bersilat lidah dengan seorang artis.
Otak Sarah berputar keras mencari akal bagaimana caranya ia bisa
lepas dari tangan Navis, sementara tanpa ia sadari Navis yang sudah
semakin bernapsu kini malah sudah berhasil melonggarkan tali kimono
Sarah, sehingga tangannya semakin bebas bermain-main dan meremas-remas
toket Sarah yang membusung indah.
“Eeh.. jangan kasar begini dooong.. “ ujar Sarah berusaha memainkan
suaranya dengan lihai hingga bernada merayu, walaupun sebenarnya ia
benci setengah mati dengan setan busuk yang sekarang malah mulai
menjulurkan lidahnya untuk menikmati toketnya dengan ganasnya.
“Sini aku bukain baju lo dulu deh.. biar lo lebih enak,” Sarah mulai
menjalankan strateginya dan mulai mendorong Navis perlahan untuk duduk
di sofa, dan ia mencoba untuk berdiri mengambil posisi yang lebih
menguntungkan baginya untuk mencoba melarikan diri.
Namun tanpa disangka-sangka, Navis malah melayangkan tangannya dan
menampar muka Sarah dengan kencangnya. Kontan Sarah Azhari sang artis
seksi itu pun terjatuh kembali ke sofa empuk di belakangnya, sehingga ia
kini dalam posisi tertidur. Sarah yang kaget bukan main karena Navis
malah menyerangnya tiba-tiba, tanpa bisa berkata-kata ia meraba bibirnya
yang terasa sedikit berdarah karena tamparan Navis yang sangat kencang
barusan.
Navis yang nampaknya belum puas dengan tamparannya barusan, langsung
menarik dan merobek kimono yang diapakai Sarah, sehingga kini kedua
toket Sarah yang membusung tampak terlihat jelas keindahannya.
Navis pun berada di atas angin, dengan kasar ia pun memaki Sarah, “Lo
pikir lo bisa gampang ngibulin gue hah? Perek sialan! Cewe kaya lo cuma
pantes buat diperkosa pake cara kasar.. Lo belum pernah kan diperkosa
ama orang jalanan kaya gue. Biar lo rasain bedanya laki-laki sejati ama
laki-laki bencong yang selama ini ngerasain memek lo!!” sambil
menyelesaikan makiannya, Navis pun merangsek dan mengarahkan mukanya ke
arah selangkangan Sarah.
*** Cerita Dewasa – Pemerkosaan Sarah Azhari ***
Sarah Azhari yang masih syok dengan serangan Navis yang bertubi-tubi tak
menyangka bahwa ia sudah nekat dan sekarang sedang mengancam memeknya.
photomemek.com Kedua tangannya berusaha menahan muka Navis yang sudah
demikian dekat dengan memeknya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan
kuasa nafsu binatang Navis yang sudah demikian liar.
Namun Navis memiliki tenaga yang luar biasa besar.
Walaupun Sarah menahan kepala Navis dengan kedua tangannya, ia tetap
saja mampu maju menjulurkan kepalanya hingga akhirnya mulutnya berhasil
memagut bibir memek Sarah yang masih terlipat rapi. Dengan buas dan
penuh nafsu, ia melalap memek Sarah dan memainkan klitoris Sarah yang
masih menguncup dengan lidahnya melalui gerakan naik turun yang lihay.
Sarah yang kalah tenaga, hanya bisa mengerang murka, “Aaaaahhh…
anjiiinnng. Goblok lo! Bangsat bajingan.. Gue ga rela diperkosa ama
bangsat kaya elo..!”
Dalam hatinya kini berkecamuk perasaan jijik dan terhina karena
dirinya yang artis kelas atas Indonesia bisa dipermainkan oleh pria hina
dan tak bermoral seperti Navis. Baru kali ini ia merasa dipermalukan
seperti ini.
Biasanya ia bisa mentolerir orang-orang seperti Navis yang hanya bisa
berkomentar nakal dan menggodanya ketika ia harus berhadapan dengan
mereka. Namun ketika kali ini memeknya dilumat-lumat oleh salah seorang
dari golongan wartawan yang menurutnya adalah golongan rendah, harga
dirinya terkoyak dan ia merasa murka luar biasa.
Kedua tangan Navis kini bekerja dengan giat membuka kedua kaki
jenjang Sarah lebar-lebar, sehingga ia bisa dengan lebih leluasa
menikmati harumnya memek Sarah.
Ia begitu bernafsu menjilat dan mengulum kelentit Sarah yang cukup
besar untuk ukuran wanita Indonesia. Mungkin karena Sarah Azhari
memiliki darah keturunan bangsa Arab, sehingga semua organ vitalnya juga
mengikuti leluhurnya.
Yang pasti wangi dan harum memek Sarah Azhari yang baru saja selesai
mandi seperti ini, membuat Navis lupa daratan dan menyapu semua sudut
memek Sarah dengan lidahnya dan mulai menusuk-nusuk ke bagian liang
dalam dari memek Sarah.
Dan hasilnya memang langsung kelihatan. Walaupun Sarah Azhari
meronta-ronta dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan memeknya dari
serbuan mulut Navis, namun hati kecilnya dan alam bawah sadarnya
mengatakan bahwa jilatan dan kuluman Navis di memeknya mulai membawa
rangsangan yang dengan cepat naik ke otaknya.
Mulutnya masih mengeluarkan makian-makian kotor, “Lepasin gue,
Bangsat!!! Gue ga rela!” Namun jauh di dalam hatinya, ia mengakui bahwa
memeknya menikmati semua perlakuan kasar dari lidah Navis di semua area
selangkangannya yang sudah lembab dan basah dijelajahi oleh Navis.
Tanpa sadar, Sarah malah mengeluarkan erangan nikmat tak sengaja, “Hhhhhhh… sshhhsss!”
Tangannya berusaha mendorong kepala Navis agar melepaskan lidahnya
dari penyiksaan nikmat terhadap memeknya. Namun mulutnya berkata lain,
“nggggghhhh..”
Navis pun sadar betul akan hasil emutannya terhadap memek Sarah.
Mendengar erangan dan lenguhan Sarah akan aksinya di selangkangannya,
Navis pun semakin pede lalu dengan kedua tangannya, seketika ia
mengangkat kedua kaki Sarah, sehingga terangkat ke arah mukanya sendiri.
Ia menekan lutut Sarah hingga kini menempel ke bahunya sendiri,
membuat posisi memeknya menjadi terbuka lebar sementara Navis yang
berada di depannya, kini mulai membuka celananya dan begitu ia terbebas
dari belenggu celana dalamnya, tampaklah kontolnya yang sudah tegak
berdiri pertanda ia pun sudah terangsang sempurna.
Sarah hanya bisa melongo melihat kontol Navis yang tak disangkanya
ternyata berukuran lebih besar dari kebanyakan pria yang sudah pernah
menidurinya. Sesaat ia pun lupa bahwa Navis yang berkontol besar
dihadapannya ini adalah bajingan yang sesaat lagi hendak memperkosanya.
Melihat Sarah yang dalam kondisi terpana, Navis pun tersenyum,
“Jangan takut Sar.. selama ini belum pernah ada yang kecewa kok ama
kontol gue. Gue jamin, lo pasti teriak-teriak minta dikocok lagi!”
Mendengar perkataan Navis, Sarah pun tersadar bahwa ia sudah di ujung
tanduk. Sesaat lagi ia akan diperkosa oleh Navis, wartawan pinggiran
yang sama sekali tak sepadan dengan status dirinya yang artis papan
atas. Ia pun mengerahkan segala tenaganya untuk melepaskan diri dari
Navis. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki, ia berusaha bangkit dari
kurungan Navis, “Anjiing! Lo ga akan bisa perkosa gue! Bangsaaat..”
Suara Sarah yang histeris hanya membuat Navis semakin nafsu untuk
segera memasukkan kontolnya ke memek Sarah. Ia pun menindih tubuh Sarah
yang gagal untuk melepaskan dirinya. Dengan tangannya yang memegangi
kedua betis Sarah, sekaligus mengunci tubuhnya hingga ia tak bisa
bergerak bebas, Navis pun mengarahkan ujung kontolnya yang 18 cm
panjangnya, tepat diatas lubang memek Sarah Azhari yang sudah basah
berkilat-kilat.
“AAAAAaaaahhhhh… HHHgggghhh! Taaaiiiii!!! Gobbloook!” Sarah hanya
bisa meracau tak keruan, kesal dan murka karena dirinya tak kuasa untuk
menahan Navis yang kini perlahan-lahan sudah memasukkan kontolnya hingga
ujungnya kini malah sudah menyentuh dinding dalam memek Sarah.
Navis pun membiarkan kontol panjangnya untuk beradaptasi sejenak
dengan sempitnya memek Sarah.. “Lumayan Sar.. memek lo masih bagus. Gue
kirain lo punya udah dower karena keseringan dikocok-kocok ama orang
laen” sambil kemudian Navis pun menggetarkan pantatnya sehingga
kontolnya yang berada dalam memek Sarah ikut bergoyang dan hasilnya
Sarah pun berteriak antara murka, kegelian atau keenakan, “Eehhh,
Anjiiing ngggghhhhh… ! Lo ngapain?!”
Navis pun tertawa senang melihat reaksi Sarah yang tidak menyangka
akan getaran kontolnya yang seringkali memang menjadi senjata andalannya
dalam memulai ritual permainan seksnya.
Ia sangat senang, karena biasanya ia hanya bisa mainin kontolnya di
memek cewe-cewe panti pijat murahan, namun sekarang ia seakan mendapat
rejeki nomplok. Memek Sarah Azhari artis sinetron yang jadi pujaan
banyak pria hidung belang, kini berada dalam kuasa kontolnya, dan ia
berniat untuk menikmati perkosaan ini selama mungkin.
Kini ia pun mulai mengocok kontol panjangnya, masuk keluar memek
Sarah secara perlahan, sambil ia memejamkan matanya dan menikmati betapa
sempit dan nikmatnya memek Sarah yang seakan-akan merespon gerakan
kocokan kontolnya dengan begitu pas. Memek Sarah mengedut-ngedut dan
memijat pelan setiap kali kontol Navis bergerak memasuki lorongnya.
*** Cerita Dewasa – Pemerkosaan Sarah Azhari ***
Pijatan memek Sarah terhadap kontol Navis yang sedang mengocoknya,
seakan-akan sudah berjalan otomatis, menandakan bahwa memeknya juga
menikmati perkosaan ini. Sarah yang kini mulai terpengaruh oleh
kenikmatan yang dirasakan memeknya, mulai bingung akan reaksi yang harus
ia berikan.
Ia sadar, memeknya sudah menyatakan bahwa kontol Navis memang diatas
rata-rata. Pijatan memeknya yang juga menjadi kebanggaannya, hanya
muncul secara otomatis bila ia memang juga menikmati permainan seks yang
menggebu-gebu seperti sekarang ini.
Bedanya kali ini, ia bukan bermain dengan pacar-pacarnya yang
biasanya merupakan laki-laki tampan dan wangi. Di hadapannya sekarang
ini, adalah Navis, seorang wartawan yang berpakaian kemeja flanel kumal,
dan bau. Namun, kondisi Navis sekarang ini malah membuat Sarah mulai
kehilangan konsentrasi. Mungkinkah kekontrasan Navis dibanding
pacar-pacarnya selama ini malah membuat ia terangsang hebat dengan
cepatnya?
Ia akui, biasanya nafsu seksnya ga pernah naik secepat ini. Apalagi
semua laki-laki yang biasanya mengemis-ngemis untuk bisa tidur
dengannya, pasti memperlakukannya secara lembut seperti seorang putri.
Semua lelaki akan takluk dan dengan sopan seperti kucing akan bersedia
menuruti segala kemauannya.
Namun perlakuan kasar yang ia terima sekarang dari Navis, sama sekali
belum pernah ia rasakan dari lelaki manapun. Kontrol akan lelaki yang
biasanya dengan mudah ia kendalikan kini seakan tak berlaku lagi.
Hal inilah yang membuatnya beringas sekaligus terangsang dengan
hebat. Ia sadar, memeknya sudah takluk akan kocokan kontol Navis yang
bergerak bukan saja maju mundur namun sekaligus membor memeknya dengan
gerakan berputar yang memberikan kenikmatan sempurna bagi memeknya.
Sekarang tinggal Sarah yang berjuang keras untuk tetap bisa
mengontrol dirinya dan tidak melepaskan kendali atas nafsu liar yang
sudah demikian meletup-letup didalam dirinya.
“Nnnnggggghhhhh…pp!” Ia berusaha mengendalikan lenguhannya yang
seakan memberontak atas kemauan dirinya untuk tidak menikmati
pemerkosaan ini.
“Njjing! Lo boleh berhasil perkosa gue.. tapi gue sama sekali ngga..”
sebelum Sarah berhasil menyelesaikan kalimatnya, Navis malah membungkam
bibir seksinya dengan bibirnya sendiri. Ia pun melumat gencar bibir
Sarah Azhari yang tak menyangka Navis berani meluncurkan serangan ke
mulutnya.
Dalam usahanya menghindar dari pagutan Navis, ia malah seakan
memberikan kesempatan bagi Navis untuk menikmati bukan saja mulut
seksinya, namun juga leher jenjangnya. Hal ini malah membuat Navis
semakin senang dan bersemangat menghisap, menjilat dan menciumi sekujur
muka dan leher Sarah Azhari.
Aroma Sarah Azhari yang begitu harum ia nikmati bukan saja dari
mulutnya yang wangi, namun juga dari lekukan leher Sarah yang aromanya
begitu bikin ia mabuk dengan birahinya sendiri.
“Aaaahhh… hhheeeuuuhhh..” Sarah kini mulai kehilangan konsentrasinya.
Ia mulai tak tahan akan rangsangan dan ciuman bertubi-tubi Navis di
lehernya. Ia harus mengakui, seluruh titik rangsangannya sudah dilalap
sempurna oleh Navis. Mulai dari memeknya yang biasanya tak merespon
sembarangan kontol dengan pijatan-pijatan khasnya, hingga lehernya yang
menjadi titik lemah dari kontrol birahi Sarah.
Pagutan Navis yang membuahkan bekas-bekas merah di lehernya
membuatnya mendesah keras, dan mulai menggerakkan tubuhnya seakan ia
memang berada dalam permainan seks yang nikmat, dan bukan pemerkosaan
yang brutal.
“Nngggghhh.. gue.. ga… taaaahhh… aaann…!” Sarah pun mengeluarkan
tanda menyerahnya sambil terengah-engah. Ia akhirnya harus mengakui
bahwa ia juga sepenuhnya menikmati kocokan kontol Navis di memeknya yang
sekarang sepertinya sudah sangat dekat akan ledakan orgasme pertamanya.
Navis pun sadar, bahwa Sarah sudah berada dalam genggaman birahi dan
permainan seksnya. Ia percaya, sekarang Sarah tak akan memberontak lagi,
sehingga ia pun berani melepaskan kunciannya.
“AAAAAAaaaahhhh… aaaaannnnjjjiiiinnnnggg!” teriak Sarah dengan
histeris menandakan bahwa orgasme pertamanya begitu dahsyat, sehingga ia
meracau dengan tak terkendali. Navis pun merasakan kedutan dan semburan
cairan orgasme dari memek Sarah yang membuatnya tersenyum lebar,
“Hehehe… enak kan Sar?”
Ia kini menarik tubuh Sarah untuk berdiri. Navis sendiri duduk di
sofa empuk yang tadi ia jadikan tempat pemerkosaannya. Sarah yang masih
lemas dan tak menyangka orgasme pertamanya begitu dahsyat.. mengikuti
dengan pasrah perintah Navis yang mengarahkannya untuk duduk
mengangkangi kontolnya.
Posisi Sarah yang kini menduduki Navis yang duduk di sofa, membuatnya
bebas untuk melarikan diri. Namun hal ini tak ia lakukan. Ia kini tak
bisa berpikir dengan jernih lagi. Yang ia ingin rasakan adalah
kenikmatan bertubi-tubi dari kontol Navis yang kini sedang berada di
bawah memeknya yang masih mengedut-ngedut ringan akibat pengaruh
permainan kontol Navis barusan.
Sambil memegang bahu Navis sebagai pegangan, Sarah pun mulai
menurunkan lubang memeknya hingga pas berada di ujung kontol Navis yang
masih berdiri tegak dan keras.
“Punya lo kok masih keras gini, hah? Lo pake obat ya?” ujar Sarah yang walaupun sudah tak berontak namun tetap bernada galak.
“Aahh.. udah lah. Lo entot aja kontol gue.. Ga usah banyak tanya!” jawab
Navis sambil tangannya memegang panggul Sarah dan menekannya ke bawah
sehingga kontolnya mulai memasuki memek Sarah kembali yang hangat.
“HHmmmppphh! Aaahhhhssss… “ Sarah hanya bisa memejamkan matanya,
merasakan betapa nikmatnya kontol Navis yang begitu besar mengisi lorong
memeknya dengan sempurna.
Sebagai jawabannya, ia kini mulai menggenjot kontol Navis dengan
gerakan yang begitu liar. Naik turun dan putaran pinggulnya membuat
pantatnya beradu keras dengan kedua paha Navis, hingga berbunyi “Plak..
plaks… ceplaks!” dengan kencangnya.
“Hmmmmhh.. Ternyata jago juga lo ngebor kontol ya, perek?” Navis
berbicara kotor pada Sarah, sambil merem melek keenakan merasakan
kocokan memek Sarah atas kontolnya.
Perkataan kotor Navis, malah membuat Sarah semakin bergelora. Ia
meraih salah satu toketnya, lalu menyodorkannya ke mulut Navis yang
langsung merespon dengan sigap.
*** Cerita Dewasa – Pemerkosaan Sarah Azhari ***
Puting Sarah yang memang sudah mengeras karena udara dingin dan juga
karena gelora nafsu birahi yang menguasainya, dilumat oleh bibir Navis
dengan penuh nafsu. Ia sedot dan jelajahi dengan lidahnya semua area
puting toket Sarah yang begitu kenyal dan besar.
“Aahhhhss… Enaaaak… terruusss bangsaaat!” Sarah pun menjawab dengan
perkataan yang tak kalah kotornya. Ia melemparkan kepalanya kekiri dan
kekanan, membuat rambut panjangnya berlenggak lenggok dengan indah
seperti gadis di iklan shampoo, sebagai pertanda ia begitu menikmati
permainan seks yang sudah lama tak ia rasakan dengan begitu liarnya.
Kini Navis praktis hanya duduk manis dan membiarkan Sarah menguasai
permainan dengan dahsyatnya lenggak lenggok pinggulnya mengocok kontol
yang masih dengan kuat bertahan. Ia setengah mati menahan gejolak
kontolnya agar jangan meledak terlebih dahulu. Ia masih ingin merasakan
semua kenikmatan yang bisa ia raih dari tubuh Sarah Azhari.
“Shhhiiiit! Kontoooolll Elo enaaaaaakkk bangeeeeett! Entooooooootttt
guaaaaaaa!” Sarah berteriak histeris dan ambruk merebahkan dadanya ke
tubuh Navis di depannya, bersamaan dengan ledakan orgasme kedua yang
dirasakan sangat nikmat oleh Sarah mengisi sekujur tubuhnya.
Memeknya berkedut-kedut kencang sekali, sekaligus memijat kontol
Navis dengan remasan-remasan mesra. Seluruh tubuhnya kini basah
berkeringat dan menempel lengket dengan tubuh Navis yang juga tak kalah
basah.
Masih dalam posisi Sarah menduduki kontolnya, Navis pun memeluk Sarah
dan mulai mengelus-elus punggung Sarah, lalu bagaikan kekasih yang baik
ia mengecup bahu Sarah dengan lembut.
Sarah yang masih terpejam merasakan nikmatnya orgasme keduanya,
sejenak melupakan siapa orang yang sedang mengecupnya saat ini. Yang ia
tahu, seisi relung tubuhnya sedang bergejolak merayakan perayaan besar
yang sudah lama tidak ia rasakan.
Navis pun beranjak dari atas sofa lalu berdiri sambil memegangi Sarah
yang masih lunglai lemas sambil terpejam. Ia berdiri di depan Sarah
lalu kemudian memutar tubuhnya, sehingga kini ia berada di belakang
Sarah. Kedua tangannya mengelus toket Sarah dengan lembut dari belakang,
lalu ia pun mengecup leher dan bahu Sarah dengan perlahan dan penuh
kemesraan.
Sarah yang masih terlena, pun tersenyum dan melirik sebentar ke arah
Navis yang sedang sibuk memberi kenikmatan di titik terlemah di
lehernya.
Kontol Navis yang masih juga tegang dan keras terasa menekan belahan pantatnya dari belakang dengan perlahan.
“Lo gelo juga ya? Gue udah kelejotan kaya gini, kontol lo masih belum
keluar juga!” Sarah hanya berkata lembut mengomentari gerakan kontol
Navis yang bergerak ringan menggoda belahan pantatnya.
“Hmmmm..” Navis hanya menggumam ringan, sambil memandu tubuh Sarah, sehingga kini kedua tangannya berpegangan ke sandaran sofa.
Dengan posisi yang agak menungging seperti ini, Sarah pun segera
faham bahwa Navis ingin mengocok memeknya dalam posisi doggie style
sambil berdiri, “Hehe.. anjing lo ya, tau aja kalo gue paling suka kalo
dientot dari belakang.” Sarah sudah lupa daratan.
Yang ia tahu sekarang, ia adalah budak dari Navis. Dan untuk semua
kenikmatan yang sudah ia peroleh, ia pasrah akan semua perlakuan Navis
kepada tubuh montoknya. Yang ia inginkan adalah kenikmatan demi
kenikmatan datang dan meledak di dalam tubuhnya.
“Hehe.. artis perek, lo udah siap buat gue jebol dari belakang?”
Navis pun buka suara seakan menandai serbuan kontolnya yang sebentar
lagi akan beraksi.
“Ah, rese lo! Buruan masukin kontol gede lo… Memek gue udah dingin lagi
nih..” Sarah pun menjawab ancaman Navis dengan nada gurauan.
“Siapa bilang memek lo? Gue mau jebol lobang pantat lo yang seksi
ini.. Gue yakin pasti belom ada yang merawanin lobang pantat lo kan,
Sar.. hehehe.” Navis pun mulai menggerakan kontolnya ke permukaan dubur
Sarah.
“EEEHHHH! Apaan tuh! Gue ga mau dianal!! Anjiiiiiiiing Lo!!” Seketika
Sarah pun panik ketika menyadari bahwa Navis telah menjebaknya. Namun
posisinya yang terkunci seperti ini membuatnya tak berdaya untuk
melepaskan dirinya.
Navis pun semakin beringas mendengar erangan Sarah yang panik.
Birahinya semakin naik, dan dengan cepat ia menusukkan kontolnya yang
besar ke lubang dubur Sarah yang masih sempit..
“AAAAAAAAAGGGGHHHHHH!! Sakiiit Bangsaaat!!” Sarah melotot kesakitan
akibat tekanan paksa kontol Navis di lubang duburnya yang masih kering.
Ia tak kuasa menahan air matanya yang keluar karena rasa sakit yang
teramat sangat. Sementara Navis yang baru berhasil memasukkan 2/3 kontol
panjangnya, mendiamkannya sebentar, agar lubang dubur Sarah beradaptasi
sejenak dengan batang besar di dalamnya.
“Bang.. gue mohooon, gue jangan dianal bang.. Sakit bangeeet..”
dengan memelas Sarah berusaha memohon kepada Navis, yang sekarang malah
sudah dipanggilnya abang. Harga dirinya benar-benar runtuh sekarang.
Mendengar hal ini, Navis malah tertawa terbahak-bahak.. “Alaah, udah
lah. Bentar lagi juga udah ga sakit. Ntar palingan lo minta nambah.
Dasar perek binal!” Sambil kemudian ia memasukkan sisa ujung kontolnya
ke dalam dubur Sarah.
“HHHggggghhhhhaaaaaaaaaaanjiii iiing!” Sarah pun roboh tak bertenaga
di atas sofa empuk itu karena rasa sakit yang tak terperi menderanya.
Namun Navis dengan sigap segera memegangi tubuhnya yang lunglai, kedua
tangannya langsung mendekap dan menopang toket Sarah yang tergantung
indah di balik punggungnya.
Sambil meremas-remas toket Sarah yang kenyal dan montok, Navis pun
mulai menggenjot kontolnya maju dan mundur, masuk keluar lubang dubur
Sarah yang kali ini sudah menganga lebar karena desakan paksa kontol
Navis yang sangat besar di lubang dubur Sarah yang sempit.
Sambil menggigit bibirnya, Sarah merasakan betapa ngilunya lubang
pantatnya akibat gesekan kontol Navis yang menggenjotnya tanpa belas
kasihan. Semakin dalam Navis memasukkan kontolnya, terasa semakin luar
biasa rasa sakit yang dirasakan Sarah hingga akhirnya ia meneteskan air
mata, tak tahan dengan rasa sakit yang menderanya.
Gesekan Navis mulai melukai lubang dubur Sarah hingga lecet dan mulai
mengeluarkan darah. Namun hal ini malah membuat Navis semakin panas dan
bernapsu untuk menggenjot dengan lebih cepat.
“Hmmmmmhhhhh…, gila enak bangeeeet! Pereeek, rapet bangeet!” Navis mulai
meracau dan merasakan gelombang birahi erotis di dalam tubuhnya mulai
bertalu-talu naik dengan cepat dan segera mencapai klimaksnya.
*** Cerita Dewasa – Pemerkosaan Sarah Azhari ***
Sarah sudah tak bisa lagi merasakan lubang duburnya. Rasa sakit yang
teramat sangat membuatnya kebal dan hanya bisa merasakan betapa besarnya
kontol Navis yang masih terus menggenjotnya dengan bernapsu.
Rasa sakit akibat lecet di duburnya yang mulai menghilang kini
berganti dengan rasa birahi yang perlahan mulai menguasai dirinya.
Terlebih remasan tangan Navis di kedua toketnya mulai dirasakannya
sebagai pijatan lembut yang menenangkan hatinya.
“Hhhh… baaaaangg… ampuuuun baaaang, gue ga tahan niih” Sarah pun
mulai bingung antara harus minta ampun atau minta Navis memberikannya
klimaks berikutnya. Ia merasakan bahwa gelombang orgasme di dalam
tubuhnya mulai datang dan bagai ombak yang berdebur perlahan, semakin
membuatnya terbuai.
Tanpa ia sadari, salah satu tangannya mulai meraba klitorisnya
sendiri. Lalu seirama dengan genjotan kontol Navis di lubang duburnya,
ia pun menggelitik klentitnya yang sudah menegang dan membesar akibat
rangsangan dari tangannya sendiri, “Nggghhh.. anjiiiing, enaaaak…!”
Sarah pun meringis keenakan sambil terpejam dan tersenyum, karena ia
tahu, sebentar lagi orgasme yang maha dahsyat akan segera melanda
dirinya.
“Anjjis Saaar…. bool elo kenceng banget! Pereeeeeek!!! Rasain peju
guaaaaa!”, Navis pun berteriak kencang ketika akhirnya ia meledakkan
spermanya bersamaan dengan ditariknya kontolnya dari lubang dubur Sarah
Azhari. Hasilnya, muncratan demi muncratan sperma hangat berhamburan di
punggung Sarah yang mulus.
“Hhggghh.. nnnngggghhhh… nnnggggaaaaaaaahhhhh!!!!!” muncratan sperma
Navis dipunggungnya seakan memicu ledakan orgasme maha dahsyat yang
sudah ditunggu-tunggu oleh Sarah. Memeknya seakan meledak dan
berkedut-kedut dengan liarnya, sembari tangannya masih menggesek
klentitnya secara perlahan, seakan berusaha memperpanjang dan menikmati
orgasme yang sedang membuai dan menenggelamkan dirinya.
Melihat Sarah yang sedang dimabuk orgasme, Navis pun membalikkan
tubuh Sarah dan mendudukannya di sofa. Lalu ia dekatkan kontolnya yang
masih berkedut-kedut ringan memuncratkan sisa-sisa spermanya ke muka
Sarah yang masih terpejam.
Seakan mengerti akan cipratan-cipratan hangat di mukanya, sambil
masih terpejam, Sarah pun menjulurkan lidahnya mencari sumber cipratan
yang tak lain adalah kontol Navis yang masih setengah tegang. Lidahnya
dengan telaten menjilati dan membersihkan kontol Navis dari sisa-sisa
sperma yang berlelehan di batang kontolnya.
Pemandangan yang indah ini, segera saja dimanfaatkan oleh Navis untuk dijadikan dokumentasi melalui kamera handphonenya.
Sarah yang masih keenakan merasakan orgasmenya sendiri, sembari
menjilati dan membersihkan kontol Navis dengan telaten, tak sadar akan
kamera hp Navis yang menjeprat jepret dengan jelas wajahnya yang sedang
merem melek mengulum kontol Navis.
Setelah kontolnya bersih dan mengkilat setelah dijilati lidah Sarah
Azhari yang hangat, Navis pun segera bangkit dan beranjak berdiri
mengambil pakaiannya yang berserakan.
Sarah yang masih telanjang bulat dan diceceri sperma Navis di sekujur
muka dan punggungnya kini berselonjor tiduran di sofa, sambil membuka
matanya dengan lemah, ia mulai merasakan redanya gelombang orgasme di
dalam tubuhnya, “Heeii.. bangsat, gue ga nyangka kontol lo sedahsyat
ini. Anjing lo ya!” ujarnya ringan sambil tersenyum simpul, mengakui
kehebatan kontol Navis dengan candaan bahasa kotor yang biasa ia lakukan
dengan teman-teman prianya.
Navis pun balik tersenyum lalu berkata, “Hehe.. sama lah Sar. Memek
lo juga enak. Apalagi gue bisa ngejebol bool lo untuk pertama kalinya.
Gue ga nyangka bool lo masih perawan.”
“Emang bajingan lo! Sakit banget tauu..” ujar Sarah manja, namun
seakan diingatkan, kini Sarah mulai merasakan perlahan lubang duburnya
sudah hilang rasa kebalnya dan rasa ngilu dan perih perlahan muncul
akibat luka hebat yang masih menganga di bibir duburnya.
Melihat Navis yang melangkah pergi dan menuju pintu apartemen, Sarah
pun memanggilnya, “Heh.. bangsat, maen pergi aja. Kalo gue mau dapet
orgasme dahsyat kaya gini lagi.. Gue bisa panggil elo dimana?”, dengan
nada centil dan binal yang khas dirinya. Seperti sudah melupakan apa
yang dilakukan Navis dengan paksa terhadap dirinya, kini Sarah sudah
menganggap Navis sebagai salah satu teman pria yang baru saja bermain
seks dengannya.
Namun jawaban Navis betul-betul di luar dugaan, “Haha.. sorry perek
cakep. Lo ga mungkin gue puasin lagi.. Soalnya kontrak gue cuma sekali
ini doang. Tapi gue ga nyesel kok, memek ama bool elo emang kualitas
perek kelas satu!” sambil mulai membuka pintu apartemen dan melangkah
perlahan keluar.
Sarah yang kebingungan mendengar jawaban Navis pun bangkit duduk dan berteriak, “Eh…, kontrak? Kontrak apaan bangsat?!”
“Tanya aja ama Oom Henry kesayangan elo itu.” Jawab Navis sambil
berlalu dan menutup pintu apartemen yang kemudian mengunci dengan
otomatis.
Jawaban pendek Navis yang terakhir ini seakan menjadi gledek yang
menggetarkan tubuh Sarah Azhari yang sekarang duduk terbengong tak
percaya. Kedua matanya yang bulat dan nyalang terbuka tampak kosong,
sepolos tubuhnya yang mulus yang terduduk di atas lembutnya sofa.
Perlahan ia berusaha memahami apa yang bakal terjadi pada dirinya
setelah perkosaan yang dilakukan dengan terencana oleh Navis Qurtubi dan
Oom Henry Yosodiningrat yang sangat dipercayainya itu.
|